Cinta Yang Dalam - Bab 292 Penjahat Mutlak

Sekarang setelah semua hal sudah terbongkar tetapi Shinta masih belum membuat keputusan.

Lexi tahu ia harus lebih memanaskan suasana lagi, agar dapat langsung menyingkirkan Neva.

Dia berkata dengan raut wajah penuh duka: “Hah…anak perempuan tidak di didik dengan baik semua ini adalah salahku, karena setelah kepergian abang dan kakak ipar, kami menyayangi Neva dan terlalu memanjakannya, sehingga dia membuat masalah…Nyonya, kalau ingin marah, marahi saja aku! Dia masih kecil…”

Shinta terus menunggu jawaban dari Neva, hanya dengan ucapan darinya baru dapat membuat dia menyerah.

Dia merasa dirinya seperti sedang bermimpi, apakah Neva adalah orang yang seperti itu? Tidak.

Dia biasanya lembut, anggun dan bijaksana, dia adalah seorang menantu yang tidak mempunyai kesalahan di mata mertua manapun.

Dia terus menatap Neva dan berkata: “Neva, apakah tidak ada yang ingin kamu katakan kepadaku?”

Hati Neva begitu sakit, bingkai matanya sudah penuh dengan kabut air.

Dia tahu apabila dirinya salah mengatakan satu kata saja, maka Lexi akan menjalankan tindakan jahatnya.

Dia berkata dengan suara pelan: “Ma, maaf….iya, aku memang seperti itu. Aku tidak pantas untuk menjadi istri Gandi….”

“Kamu….kamu….” Kondisi jantung Shinta memang tidak baik, ia tidak boleh terlalu emosional.

Akan tetapi masalah hari ini sungguh diluar perkiraannya.

Neva melihat kondisi nafas Shinta yang terengah-engah langsung mengerti dan mengambil obat dari bawah meja, lalu membungkuk untuk membantu Shinta berbaring di atas sofa.

Sebelumnya dia telah mempelajari tindakan pertolongan pertama pada orang yang sakit jantung ini untuk berjaga-jaga.

Akan tetapi Shinta menepisnya dan gelas yang berada di tangan Neva menjadi jatuh ke lantai hingga pecah berkeping-keping.

Ini seperti hatinya yang hancur saat ini.

“Pergi!”

Shinta kelihatan lebih tua dua puluh tahun, wajahnya terlihat pucat, dirinya yang selama ini sangat tenang, tetapi sekarang bingkai matanya terlihat memerah.

Nevi dengan segera bangkit dari tempat duduknya dan memapah Shinta untuk memakan obat, dengan tampang cemas dan suara bergetar ia berkata: “Nyonya, nyonya, apakah kamu baik-baik saja? Kamu jangan menyalahkan kakak, dia hanya serakah sesaat saja, dia akan menjadi baik…”

Di satu sisi Lexi juga menghela napas dan berkata: “Hah…..semua salahku, semua salahku…mendambakan barang milik Keluarga Tirta, jika tidak aku sejak awal sudah seharusnya menghalangi pernikahan ini!”

Neva sekarang telah menjadi penjahat mutlak.

Selanjutnya ia tinggal menunggu untuk di usir keluar dari rumah.

Saat ini Nevi terlihat sangat senang.

Setelah istirahat beberapa saat, Shinta sudah lebih membaik, dengan perlahan namun pasti ia mendorong Nevi yang sedang menangis di sampingnya, entah mengapa gadis ini yang begitu emosional membuatnya merasa sangat menjengkelkan.

Dia berkata: “Semua orang di Kota Z telah menjadi saksi akan pernikahan ini. Sebelum menikah kalian tidak mengatakan apapun dan sekarang malah membawa begitu banyak barang untuk diperlihatkan kepadaku, apakah kalian menganggap Keluarga Tirta sebagai pasar bebas? Mau diletakkan dimana muka keluarga kami apabila mereka berdua bercerai?”

Sorotan mata Shinta tertuju kepada Neva sejenak, di dalam sorotan mata tersebut Neva melihat terdapat amarah dan kekecewaan.

Terdapat lebih banyak kekecewaan dibandingkan amarah yang hampir tidak dirasakannya.

Sangat jelas dalam hatinya, Neva bukanlah wanita yang seperti itu.

Hati Neva seperti tertusuk sebuah pisau sampai bagian yang sangat dalam yang membuatnya merasakan sakit hingga sulit bernapas.

Dia sangat menyukai Keluarga Tirta, Shinta menganggapnya seperti anak sendiri dan bersikap sangat baik kepadanya.

Akan tetapi dia malah melukai hatinya.

Dia menundukkan kepala, hanya bisa menggunakan sikap seperti ini untuk mengungkapkan rasa bersalahnya.

Dia sangat ingin berteriak dan berkata kepada Shinta bahwa semua ini adalah palsu.

Akan tetapi apabila kata-kata tersebut keluar dari mulutnya maka dia akan kehilangan putrinya.

Dia boleh mati akan tetapi putrinya tidak bersalah!

Melihat pertanggungjawaban Shinta membuat Nevi terbungkam. Lexi berkata: “Besan, bagaimana kalau aku membawa Neva pulang dan membiarkan Nevi menjadi istri Gandi. Dia berbudi luhur juga lembut…”

Perkataannya belum selesai namun sudah langsung di potong oleh Shinta.

“Perhitunganmu sangat bagus, kamu kira semua ini dapat diselesaikan dengan mudah hanya dengan sepatah dua kata darimu?”

“Untuk masalah ini aku meminta sebuah pertanggungjawaban!”

Selesai berkata, Shinta langsung melambaikan tangan tanda meminta tamunya untuk pergi.

Lexi masih ingin mengatakan sesuatu namun Neva sudah berjalan keluar.

Shinta melihat punggung Neva yang sudah berjalan pergi, dia merasa sangat sakit hati.

Setelah keluar dari rumah Keluarga Tirta, Neva menunggu di halaman luar.

Lexi dan beberapa orang lainnya yang di usir keluar oleh pembantu dihalangi oleh Neva di tengah jalan.

“Aku sudah melakukan segalanya sesuai dengan kemauanmu, sekarang lepaskan putriku.” Neva berkata dengan suara dan ekspresi yang sangat dingin.

Nevi yang marah karena mengira dengan mengkambing hitamkan Neva maka Keluarga Tirta akan membiarkannya menggantikan posisi Neva.

Akan tetapi hasilnya sekarang sangat jauh berbeda dengan perkiraannya sehingga membuat dia sangat marah.

Dia menatap Neva dengan tidak puas dan berkata: “Untuk apa berteriak? Bukankah hanya seorang anak haram? Mainan yang tidak tahu siapa ayahnya! Barang seperti ini sama sekali tidak pantas untuk hidup di dunia ini, sudah seharusnya dibunuh agar kelak sudah besar nanti tidak menjadi momok bagi orang-orang!”

Lexi tidak berkata apa-apa, dia sedang berpikir apakah harus melepaskan gadis kecil tersebut.

Bagaimanapun juga apabila dinilai dari kondisi saat ini, mereka sudah mendapatkan kemenangan.

Apabila demi masalah ini sampai membunuh orang dan berhubungan dengan hukum, sungguh tidak perlu mengambil resiko ini.

Neva sama sekali tidak menatap Nevi, tanpa ekspresi dia melihat ke arah Lexi dan berkata: “Lepaskan anakku!”

Lexi mengatupkan bibirnya lalu berkata: “Neva, sekarang masalah ini masih belum…”

“Lepaskan anakku sekarang atau aku akan pergi mencari Nyonya Tirta dan mengatakan hal yang sebenarnya!” Neva berkata dengan dingin.

“Kamu berani!”

“Menurutmu aku berani atau tidak!”

Neva dan Lexi bertatapan sengit, Lexi ingin menemukan kelemahan dari sorotan mata Neva namun sedikitpun tidak ia temukan.

Dalam matanya hanya terlihat tekad yang kuat.

“Hah, lihatlah dirimu Neva, kita semua adalah keluarga, kenapa harus bergelut seperti ini. Aku akan menelepon sekarang juga agar mereka melepaskan anakmu.”

Sebelumnya Lexi mengancam Neva itu sudah merupakan tindakan yang melanggar hukum.

Sekarang tujuannya sudah tercapai, jadi dia tidak perlu memperparah keadaan lagi.

Dia menelepon di depan Neva agar orang-orang tersebut melepaskan anaknya.

Nevi tentu saja tidak setuju, dia mengulurkan tangan ingin merebut ponsel Lexi dan berteriak: “Ma, langsung bunuh saja anak haram itu, tidak boleh dilepaskan!”

Membasmi hingga ke akar adalah motonya.

Akan tetapi detik berikutnya Nevi merasakan kekuatan yang besar mengarah kepadanya sehingga membuat dirinya terjatuh ke lantai dengan keras.

Nevi menoleh dengan wajah tidak percaya dan menatap Neva.

“Kamu, dasar sialan, berani mendorongku?”

Neva tertawa dingin dan berkata: “ Memangnya kenapa dengan mendorongmu? Apabila kamu semakin menjadi-jadi maka aku akan memukulmu!”

Sambil berkata dia mengeluarkan sebuah pena perekam dari kantongnya dan menekan tombol memutar rekaman, dengan sangat cepat kata-kata yang terekam tadi terputar keluar.

Wajah Lexi menjadi pucat, dia sama sekali tidak menyangka kalau Neva akan mempunyai trik seperti ini.

Apabila pena perekam ini sampai ke tangan Shinta, maka mereka bertiga akan celaka.

Dia mengulurkan tangan untuk merebut pena perekam yang berada di tangan Neva.

Akan tetapi Neva menghindarinya dengan cepat.

Dia berkata: “ Pena perekam ini terhubung ke cadangan cloud, apabila kalian merebutnya, aku akan tetap memiliki rekaman kalian.”

Melihat usahanya yang sudah akan berhasil tetapi malah menjadi kondisi yang berbalik membuat Lexi seperti ingin membunuh orang.

Akan tetapi sekarang dia tahu bahwa dirinya tidak boleh gegabah, dan ternyata Neva menyimpan trik ini dan tidak mengeluarkannya tadi.

Itu artinya Neva masih takut kepadanya dan masih ada kemungkinan bagi mereka untuk terus berdiskusi.

“Neva, katakan saja apa tujuanmu?” Lexi berkata.

Neva tertawa pelan, dari suara tawanya terdengar kesedihan yang sangat mendalam: “Aku masih bisa memiliki tujuan apa? Lexi Ramdan, sejak awal hingga sekarang kalianlah yang terus membuat rencana untuk mencelakaiku, apakah aku pernah membalasnya? Kamu tenang saja, aku akan meninggalkan Keluarga Tirta . Dan juga apabila kamu tidak menganggu kehidupanku lagi maka aku akan menganggap rekaman ini tidak pernah ada.”

Selesai berkata, Neva memutar badan menaiki mobil dan pergi.

Tali jodoh dengan Keluarga Tirta hanya sampai disini saja.

Akan tetapi setelah kejadian seperti ini, tidak tahu kelak Gandi akan bagaimana mengenangnya?

Dia kembali ke vila dan Mbok Ting sedang keluar untuk membeli barang keperluan harian, dia meninggalkan sebuah catatan kecil kalau dirinya telah menyiapkan makan siang untuk Neva.

Melihat lingkungan vila yang familiar membuat hati Neva terasa sakit.

Dia tidak ingin pergi, dia ingin tinggal.

Akan tetapi apabila dia tidak pergi, maka Nana akan melewati hari-hari yang sulit.

Dia tidak berani juga tidak ingin begitu.

Jadi meninggalkan tempat ini adalah pilihan satu-satunya bagi dia.

Anjing dapat merasakan perasaan manusia, Meko seperti dapat merasakan perasaan sedih Neva.

Dia berbaring tenang di samping kaki Neva dan tidak meminta untuk di elus.

Neva menunduk dan menggendong Meko dengan lembut.

Meko sudah besar, kebutuhan gizinya juga sangat seimbang di bawah penjagaan Mbok Ting, dia menjadi gemuk sehingga saat Neva menggendongnya memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

“Sayang, aku sudah akan meninggalkan tempat ini, apakah kamu akan merindukanku?”

Meko menggonggong beberapa kali dengan sorotan mata yang tegas, seperti sedang berkata kepada Neva kalau ia akan ikut kemanapun Neva pergi.

Neva tersenyum pahit, ia mengelus-elus kepala Meko dan membiarkannya bermain di satu sisi.

Dia tidak dapat menjaga Meko dengan baik, kalau di vila Keluarga Tirta setidaknya ada Mbok Ting yang merawatnya, kehidupan seperti ini akan lebih bahagia untuknya.

Saat ini ponselnya berbunyi, tante Chen telah kembali dan memberitahunya bahwa Nana telah kembali.

Di tubuhnya terdapat luka ringan, kondisi mentalnya juga buruk seperti mengalami ketakutan yang dalam dan tante Chen sedang terus menenangkannya.

Sebagai seorang ibu hati Neva saat ini sangat kacau dan cemas.

Ia menyalahkan dirinya sendiri, apabila sejak awal dia menuruti apa yang diminta oleh Lexi maka Nana tidak perlu menerima siksaan seperti ini.

Dia membuat panggilan video dengan Nana, setelah melihat ibunya, dia akhirnya merasa aman.

Dia berteriak dan terus berkata kepada ibunya kalau ada paman yang terus memukulnya dan sangat galak.

Neva berusaha untuk tetap tegar namun sesaat air matanya mengalir deras.

Dia berkata: “Maaf…sayang, aku akan segera kembali dan menemanimu tumbuh besar, tidak akan pergi kemanapun lagi.”

Mendengar perkataan Neva, sesaat Nana menjadi gembira dan raut wajahnya menjadi lebih baik.

Setelah berbincang beberapa lama, tante Chen mengambil ponselnya dan berkata kepada Neva: “Apakah kamu sudah bisa pergi?”

Tante Chen telah menyadari kalau suasana hati Neva sedang tidak baik dan Nana yang diculik tanpa alasan, setelah suaminya Charli kembali dan mengatakan kepadanya bahwa pihak penculik pernah menghubungi Neva.

Hal ini menjelaskan bahwa aksi penculikan ini menargetkan Neva.

Neva mengangkat-angkat sudut bibirnya dan berpura-pura memperlihatkan tampang lega kemudian berkata: “Ya, sudah terselesaikan dan dia bersedia membiarkanku pergi.”

Tante Chen sedikit menghibur Neva yang terlihat pura-pura tegar.

Bagaimanapun juga dia adalah saksi hidup dari kehidupan Neva beberapa tahun ini di kota W, seorang wanita yang seorang diri membesarkan seorang anak dengan memikul beban yang berat.

Tetapi Neva kemudian berkata: “Tante Chen, merepotkanmu untuk menjaga Nana. Sudah ya, aku pergi membereskan barang-barang dulu.”

Sebenarnya tidak ada yang perlu dibereskannya, dia kembali memesan tiket pesawat untuk jam dua belas malam ini.

Dia duduk di kamar tidur seorang diri dan melihat kendaraan Mbok Ting telah kembali.

Kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Neva tidak menjawab, ia hanya menutup mata dan ingin menenangkan diri, dia ingin menikmati waktu luang terakhirnya, mengenang momennya bersama Gandi.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu