Cinta Yang Dalam - Bab 292 Penjahat Mutlak
Sekarang setelah semua hal sudah terbongkar tetapi Shinta masih belum membuat keputusan.
Lexi tahu ia harus lebih memanaskan suasana lagi, agar dapat langsung menyingkirkan Neva.
Dia berkata dengan raut wajah penuh duka: “Hah…anak perempuan tidak di didik dengan baik semua ini adalah salahku, karena setelah kepergian abang dan kakak ipar, kami menyayangi Neva dan terlalu memanjakannya, sehingga dia membuat masalah…Nyonya, kalau ingin marah, marahi saja aku! Dia masih kecil…”
Shinta terus menunggu jawaban dari Neva, hanya dengan ucapan darinya baru dapat membuat dia menyerah.
Dia merasa dirinya seperti sedang bermimpi, apakah Neva adalah orang yang seperti itu? Tidak.
Dia biasanya lembut, anggun dan bijaksana, dia adalah seorang menantu yang tidak mempunyai kesalahan di mata mertua manapun.
Dia terus menatap Neva dan berkata: “Neva, apakah tidak ada yang ingin kamu katakan kepadaku?”
Hati Neva begitu sakit, bingkai matanya sudah penuh dengan kabut air.
Dia tahu apabila dirinya salah mengatakan satu kata saja, maka Lexi akan menjalankan tindakan jahatnya.
Dia berkata dengan suara pelan: “Ma, maaf….iya, aku memang seperti itu. Aku tidak pantas untuk menjadi istri Gandi….”
“Kamu….kamu….” Kondisi jantung Shinta memang tidak baik, ia tidak boleh terlalu emosional.
Akan tetapi masalah hari ini sungguh diluar perkiraannya.
Neva melihat kondisi nafas Shinta yang terengah-engah langsung mengerti dan mengambil obat dari bawah meja, lalu membungkuk untuk membantu Shinta berbaring di atas sofa.
Sebelumnya dia telah mempelajari tindakan pertolongan pertama pada orang yang sakit jantung ini untuk berjaga-jaga.
Akan tetapi Shinta menepisnya dan gelas yang berada di tangan Neva menjadi jatuh ke lantai hingga pecah berkeping-keping.
Ini seperti hatinya yang hancur saat ini.
“Pergi!”
Shinta kelihatan lebih tua dua puluh tahun, wajahnya terlihat pucat, dirinya yang selama ini sangat tenang, tetapi sekarang bingkai matanya terlihat memerah.
Nevi dengan segera bangkit dari tempat duduknya dan memapah Shinta untuk memakan obat, dengan tampang cemas dan suara bergetar ia berkata: “Nyonya, nyonya, apakah kamu baik-baik saja? Kamu jangan menyalahkan kakak, dia hanya serakah sesaat saja, dia akan menjadi baik…”
Di satu sisi Lexi juga menghela napas dan berkata: “Hah…..semua salahku, semua salahku…mendambakan barang milik Keluarga Tirta, jika tidak aku sejak awal sudah seharusnya menghalangi pernikahan ini!”
Neva sekarang telah menjadi penjahat mutlak.
Selanjutnya ia tinggal menunggu untuk di usir keluar dari rumah.
Saat ini Nevi terlihat sangat senang.
Setelah istirahat beberapa saat, Shinta sudah lebih membaik, dengan perlahan namun pasti ia mendorong Nevi yang sedang menangis di sampingnya, entah mengapa gadis ini yang begitu emosional membuatnya merasa sangat menjengkelkan.
Dia berkata: “Semua orang di Kota Z telah menjadi saksi akan pernikahan ini. Sebelum menikah kalian tidak mengatakan apapun dan sekarang malah membawa begitu banyak barang untuk diperlihatkan kepadaku, apakah kalian menganggap Keluarga Tirta sebagai pasar bebas? Mau diletakkan dimana muka keluarga kami apabila mereka berdua bercerai?”
Sorotan mata Shinta tertuju kepada Neva sejenak, di dalam sorotan mata tersebut Neva melihat terdapat amarah dan kekecewaan.
Terdapat lebih banyak kekecewaan dibandingkan amarah yang hampir tidak dirasakannya.
Sangat jelas dalam hatinya, Neva bukanlah wanita yang seperti itu.
Hati Neva seperti tertusuk sebuah pisau sampai bagian yang sangat dalam yang membuatnya merasakan sakit hingga sulit bernapas.
Dia sangat menyukai Keluarga Tirta, Shinta menganggapnya seperti anak sendiri dan bersikap sangat baik kepadanya.
Akan tetapi dia malah melukai hatinya.
Dia menundukkan kepala, hanya bisa menggunakan sikap seperti ini untuk mengungkapkan rasa bersalahnya.
Dia sangat ingin berteriak dan berkata kepada Shinta bahwa semua ini adalah palsu.
Akan tetapi apabila kata-kata tersebut keluar dari mulutnya maka dia akan kehilangan putrinya.
Dia boleh mati akan tetapi putrinya tidak bersalah!
Melihat pertanggungjawaban Shinta membuat Nevi terbungkam. Lexi berkata: “Besan, bagaimana kalau aku membawa Neva pulang dan membiarkan Nevi menjadi istri Gandi. Dia berbudi luhur juga lembut…”
Perkataannya belum selesai namun sudah langsung di potong oleh Shinta.
“Perhitunganmu sangat bagus, kamu kira semua ini dapat diselesaikan dengan mudah hanya dengan sepatah dua kata darimu?”
“Untuk masalah ini aku meminta sebuah pertanggungjawaban!”
Selesai berkata, Shinta langsung melambaikan tangan tanda meminta tamunya untuk pergi.
Lexi masih ingin mengatakan sesuatu namun Neva sudah berjalan keluar.
Shinta melihat punggung Neva yang sudah berjalan pergi, dia merasa sangat sakit hati.
Setelah keluar dari rumah Keluarga Tirta, Neva menunggu di halaman luar.
Lexi dan beberapa orang lainnya yang di usir keluar oleh pembantu dihalangi oleh Neva di tengah jalan.
“Aku sudah melakukan segalanya sesuai dengan kemauanmu, sekarang lepaskan putriku.” Neva berkata dengan suara dan ekspresi yang sangat dingin.
Nevi yang marah karena mengira dengan mengkambing hitamkan Neva maka Keluarga Tirta akan membiarkannya menggantikan posisi Neva.
Akan tetapi hasilnya sekarang sangat jauh berbeda dengan perkiraannya sehingga membuat dia sangat marah.
Dia menatap Neva dengan tidak puas dan berkata: “Untuk apa berteriak? Bukankah hanya seorang anak haram? Mainan yang tidak tahu siapa ayahnya! Barang seperti ini sama sekali tidak pantas untuk hidup di dunia ini, sudah seharusnya dibunuh agar kelak sudah besar nanti tidak menjadi momok bagi orang-orang!”
Lexi tidak berkata apa-apa, dia sedang berpikir apakah harus melepaskan gadis kecil tersebut.
Bagaimanapun juga apabila dinilai dari kondisi saat ini, mereka sudah mendapatkan kemenangan.
Apabila demi masalah ini sampai membunuh orang dan berhubungan dengan hukum, sungguh tidak perlu mengambil resiko ini.
Neva sama sekali tidak menatap Nevi, tanpa ekspresi dia melihat ke arah Lexi dan berkata: “Lepaskan anakku!”
Lexi mengatupkan bibirnya lalu berkata: “Neva, sekarang masalah ini masih belum…”
“Lepaskan anakku sekarang atau aku akan pergi mencari Nyonya Tirta dan mengatakan hal yang sebenarnya!” Neva berkata dengan dingin.
“Kamu berani!”
“Menurutmu aku berani atau tidak!”
Neva dan Lexi bertatapan sengit, Lexi ingin menemukan kelemahan dari sorotan mata Neva namun sedikitpun tidak ia temukan.
Dalam matanya hanya terlihat tekad yang kuat.
“Hah, lihatlah dirimu Neva, kita semua adalah keluarga, kenapa harus bergelut seperti ini. Aku akan menelepon sekarang juga agar mereka melepaskan anakmu.”
Sebelumnya Lexi mengancam Neva itu sudah merupakan tindakan yang melanggar hukum.
Sekarang tujuannya sudah tercapai, jadi dia tidak perlu memperparah keadaan lagi.
Dia menelepon di depan Neva agar orang-orang tersebut melepaskan anaknya.
Nevi tentu saja tidak setuju, dia mengulurkan tangan ingin merebut ponsel Lexi dan berteriak: “Ma, langsung bunuh saja anak haram itu, tidak boleh dilepaskan!”
Membasmi hingga ke akar adalah motonya.
Akan tetapi detik berikutnya Nevi merasakan kekuatan yang besar mengarah kepadanya sehingga membuat dirinya terjatuh ke lantai dengan keras.
Nevi menoleh dengan wajah tidak percaya dan menatap Neva.
“Kamu, dasar sialan, berani mendorongku?”
Neva tertawa dingin dan berkata: “ Memangnya kenapa dengan mendorongmu? Apabila kamu semakin menjadi-jadi maka aku akan memukulmu!”
Sambil berkata dia mengeluarkan sebuah pena perekam dari kantongnya dan menekan tombol memutar rekaman, dengan sangat cepat kata-kata yang terekam tadi terputar keluar.
Wajah Lexi menjadi pucat, dia sama sekali tidak menyangka kalau Neva akan mempunyai trik seperti ini.
Apabila pena perekam ini sampai ke tangan Shinta, maka mereka bertiga akan celaka.
Dia mengulurkan tangan untuk merebut pena perekam yang berada di tangan Neva.
Akan tetapi Neva menghindarinya dengan cepat.
Dia berkata: “ Pena perekam ini terhubung ke cadangan cloud, apabila kalian merebutnya, aku akan tetap memiliki rekaman kalian.”
Melihat usahanya yang sudah akan berhasil tetapi malah menjadi kondisi yang berbalik membuat Lexi seperti ingin membunuh orang.
Akan tetapi sekarang dia tahu bahwa dirinya tidak boleh gegabah, dan ternyata Neva menyimpan trik ini dan tidak mengeluarkannya tadi.
Itu artinya Neva masih takut kepadanya dan masih ada kemungkinan bagi mereka untuk terus berdiskusi.
“Neva, katakan saja apa tujuanmu?” Lexi berkata.
Neva tertawa pelan, dari suara tawanya terdengar kesedihan yang sangat mendalam: “Aku masih bisa memiliki tujuan apa? Lexi Ramdan, sejak awal hingga sekarang kalianlah yang terus membuat rencana untuk mencelakaiku, apakah aku pernah membalasnya? Kamu tenang saja, aku akan meninggalkan Keluarga Tirta . Dan juga apabila kamu tidak menganggu kehidupanku lagi maka aku akan menganggap rekaman ini tidak pernah ada.”
Selesai berkata, Neva memutar badan menaiki mobil dan pergi.
Tali jodoh dengan Keluarga Tirta hanya sampai disini saja.
Akan tetapi setelah kejadian seperti ini, tidak tahu kelak Gandi akan bagaimana mengenangnya?
Dia kembali ke vila dan Mbok Ting sedang keluar untuk membeli barang keperluan harian, dia meninggalkan sebuah catatan kecil kalau dirinya telah menyiapkan makan siang untuk Neva.
Melihat lingkungan vila yang familiar membuat hati Neva terasa sakit.
Dia tidak ingin pergi, dia ingin tinggal.
Akan tetapi apabila dia tidak pergi, maka Nana akan melewati hari-hari yang sulit.
Dia tidak berani juga tidak ingin begitu.
Jadi meninggalkan tempat ini adalah pilihan satu-satunya bagi dia.
Anjing dapat merasakan perasaan manusia, Meko seperti dapat merasakan perasaan sedih Neva.
Dia berbaring tenang di samping kaki Neva dan tidak meminta untuk di elus.
Neva menunduk dan menggendong Meko dengan lembut.
Meko sudah besar, kebutuhan gizinya juga sangat seimbang di bawah penjagaan Mbok Ting, dia menjadi gemuk sehingga saat Neva menggendongnya memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
“Sayang, aku sudah akan meninggalkan tempat ini, apakah kamu akan merindukanku?”
Meko menggonggong beberapa kali dengan sorotan mata yang tegas, seperti sedang berkata kepada Neva kalau ia akan ikut kemanapun Neva pergi.
Neva tersenyum pahit, ia mengelus-elus kepala Meko dan membiarkannya bermain di satu sisi.
Dia tidak dapat menjaga Meko dengan baik, kalau di vila Keluarga Tirta setidaknya ada Mbok Ting yang merawatnya, kehidupan seperti ini akan lebih bahagia untuknya.
Saat ini ponselnya berbunyi, tante Chen telah kembali dan memberitahunya bahwa Nana telah kembali.
Di tubuhnya terdapat luka ringan, kondisi mentalnya juga buruk seperti mengalami ketakutan yang dalam dan tante Chen sedang terus menenangkannya.
Sebagai seorang ibu hati Neva saat ini sangat kacau dan cemas.
Ia menyalahkan dirinya sendiri, apabila sejak awal dia menuruti apa yang diminta oleh Lexi maka Nana tidak perlu menerima siksaan seperti ini.
Dia membuat panggilan video dengan Nana, setelah melihat ibunya, dia akhirnya merasa aman.
Dia berteriak dan terus berkata kepada ibunya kalau ada paman yang terus memukulnya dan sangat galak.
Neva berusaha untuk tetap tegar namun sesaat air matanya mengalir deras.
Dia berkata: “Maaf…sayang, aku akan segera kembali dan menemanimu tumbuh besar, tidak akan pergi kemanapun lagi.”
Mendengar perkataan Neva, sesaat Nana menjadi gembira dan raut wajahnya menjadi lebih baik.
Setelah berbincang beberapa lama, tante Chen mengambil ponselnya dan berkata kepada Neva: “Apakah kamu sudah bisa pergi?”
Tante Chen telah menyadari kalau suasana hati Neva sedang tidak baik dan Nana yang diculik tanpa alasan, setelah suaminya Charli kembali dan mengatakan kepadanya bahwa pihak penculik pernah menghubungi Neva.
Hal ini menjelaskan bahwa aksi penculikan ini menargetkan Neva.
Neva mengangkat-angkat sudut bibirnya dan berpura-pura memperlihatkan tampang lega kemudian berkata: “Ya, sudah terselesaikan dan dia bersedia membiarkanku pergi.”
Tante Chen sedikit menghibur Neva yang terlihat pura-pura tegar.
Bagaimanapun juga dia adalah saksi hidup dari kehidupan Neva beberapa tahun ini di kota W, seorang wanita yang seorang diri membesarkan seorang anak dengan memikul beban yang berat.
Tetapi Neva kemudian berkata: “Tante Chen, merepotkanmu untuk menjaga Nana. Sudah ya, aku pergi membereskan barang-barang dulu.”
Sebenarnya tidak ada yang perlu dibereskannya, dia kembali memesan tiket pesawat untuk jam dua belas malam ini.
Dia duduk di kamar tidur seorang diri dan melihat kendaraan Mbok Ting telah kembali.
Kemudian terdengar suara ketukan pintu.
Neva tidak menjawab, ia hanya menutup mata dan ingin menenangkan diri, dia ingin menikmati waktu luang terakhirnya, mengenang momennya bersama Gandi.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangMarriage Journey
Hyon SongKembali Dari Kematian
Yeon KyeongIstri kontrakku
RasudinLove at First Sight
Laura VanessaAfter Met You
AmardaSang Pendosa
DoniCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip