Cinta Yang Dalam - Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia

Hati Neva menjadi panik dan langsung menggelengkan kepala sambil berkata:” Bukan, Tuan Gandi, aku….”

Neva berkata dengan tidak lancar karena kegugupannya, di bawah pandangan Gandi yang seakan mau tersenyum itu, dia pun akhirnya menundukkan kepalanya.

Kali ini dia lebih menjaga dirinya, dengan hati-hati menyelesaikan tarian dansa ini.

Setelah tarian dansa ini selesai, ada waktu selama beberapa menit untuk beristirahat, Neva segera menuruni lantai dansa dan mengambil sebuah jus dan meneguknya.

Hanya dalam sebuah tarian dansa ini, dia berkeringat banyak karena gugup, seakan seluruh cairan di tubuhnya sudah keluar.

Dan Gandi melihat kearah Neva dengan sedikit mengerutkan kening.

Wanita ini, apakah dia tidak tahu harus pergi meninggalkan lantai dansa dengan pasangannya.

Apakah dirinya semenakutkan itu? Membuatnya kabur sendiri terlebih dahulu?

Waktu beberapa menit pun dengan cepat berlalu, sebuah lagu lambat pun kembali terdengar.

Neva meletakkan gelas di tangannya dan langsung kembali ke lantai dansa.

Namun ketika dia sampai di sisi lantai dansa dia melihat Gandi yang sedang memeluk pinggang Dindah,kedua nya menari mengikuti irama music dengan penuh perasaan.

Terlihat jelas bahwa Neva berada disini terlalu berlebihan.

Dia pun menyembunyikan kesedihan di dalam hatinya, membalikkan badan berencana untuk mencari tempat untuk menunggu.

Namun kemudian sebuah aroma pria masuk ke dalam pelukannya.

Dan Gandi melihat Neva tepat ketika dia sedang bertemu dengan Andrew.

Ini membuatnya yang awalnya ingin memberi rasa tidak tentram kepada Neva, wajahnya kali ini langsung menjadi gelap.

Neva menaikan kepala melihat wajah yang akrab itu dan baru tersadar setelah beberapa saat kemudian.

Bagaimana bisa Andrew?

“ Sepertinya Tuan Gandi sudah mendapatkan pasangan, Nona Neva, apakah anda mau menari denganku?”

Menghadapi undangan dari Andrew ini, Neva secara tidak sadar langsung melihat ke sekeliling.

Andrew mengerti maksud dari Neva, sambil sedikit tersenyum berkata Gwen sedang tidak enak badan dan sedang beristirahat di rumah.”

Neva menanggapi singkat, dalam hatinya dia sudah mengerti apa maksudnya.

Yang dibilang tidak enak badan, kemungkinan besar adalah karena Gwen tidak ingin muncul di bersama dengan Andrew.

Sementara Andrew sudah menjulurkan tangannya, Neva pada akhirnya meraih tangannya.

Kali ini dia akan menari dengan orang asing, dia pun menjadi lebih berhati-hati dalam berdansa.

Pada awalnya menari adalah sebuah aktivitas yang dipenuhi dengan perasaan, namun bagi Neva menjadi sebuah pekerjaan yang sangat melelahkan.

Dengan pandangan yang misterius ditambah dengan wajah Neva yang sangat indah. Dengan karakter yang anggun dan lembut membuat Andrew yang melihatnya sesaat tidak bisa menahan diri untuk kembali melihatnya.

Aura yang keluar dari tubuh Neva ini jauh lebih murni dari Gwen.

Sensitivitas pandangan wanita ke wanita, yang sama dirasakan bagi para pria.

Andrew menaikkan kepalanya dan tersenyum kepada orang yang berada di tempat yang ajak jauh itu.

Pandangan Gandi selalu dengan tidak sengaja mengarah kembali ke arah Neva.

Wajahnya terpampang senyuman yang sopan namun pandangannya dingin, sementara suasana hatinya hari ini tidak setenang dengan apa yang terlihat dari penampilannya.

Keluarga Garfid sebagai keluarga yang setara dengannya, dia tidak membenci keluarga Tirta.

Masalah yang sebelumnya terjadi hanya demi kompetisi saja.

Neva menari dengan berkonsentrasi dan tidak merasakan perubahan irama dari music.

Namun Andrew yang sedang bersaing dengan Gandi, membuat kesalahan langkah dan dengan tidak sengaja menginjak kaki Neva.

Walaupun Andrew langsung menarik kakinya namun Neva masih kesakitan dan mengerutkan keningnya.

“ Maaf, Nona Neva, apakah anda baik-baik saja?”

Sambil mengatakannya, Andrew menundukkan kepala melihat kondisi kaki Neva.

Tidak ada yang masalah dengan menari, bagaimanapun dengan acara seperti ini, mengajak orang untuk menari adalah hal yang normal.

Namun di bawah banyak orang ini, perlakuan hangat dan perhatian dari Andrew akan dilihat oleh orang lain dan dapat menimbulkan gossip.

Neva segera menarik lengan baju dari Andrew, sambil menggelengkan kepala berkata:” Tuan Andrew, aku tidak apa-apa, ayo kita menari saja!”

Di tempat yang jauh, Tangan Gandi sedang memeluk pinggang Dindah, walaupun pelukannya palsu dan dia sama sekali tidak memeluknya.

Langkahnya terlihat sangat terampil walaupun pandangannya terus berada ke arah Neva namun tidak ada kesalahan yang dia lakukan dalam langkahnya.

Seluruh tubuh dan hatinya seakan-akan sudah terbang ke tubuh Neva disana.

Sementara Dindah saat ini menaruh semua hati dan tubuhnya ke tubuh Gandi.

Dindah seringkali mengajak Gandi berbicara, mulai dari hal menarik di luar negeri hingga pemikirannya terhadap Gandi dalam beberapa tahun ini.

Pada awalnya Gandi masih menganggukan kepala dengan serius, bahkan sesekali masih menjawabnya dengan singkat, hal ini sudah membuat Dindah bahagia.

Namun dengan cepat, dia merasakan Gandi yang sudah tidak peduli dengannya, dia pun menolehkan kepala melihat ke arah pandangan yang dituju oleh Gandi dan ternyata melihat wanita yang menyebalkan itu!”

Api di dalam hatinya pun kembali membara, namun dia juga mengerti ada beberapa hal yang tidak bisa langsung dibuka dengan jelas.

Dindah kali ini dengan lembut meletakkan kepalanya di dada Gandi, dengan ringan berkata:” Kak Gandi, apakah masih ingat saat kita pergi bersama ke Seluruh Penjuru Dunia?

Tindakan dari Dindah ini sebenarnya sudah keterlaluan.

Bagaimanapun Gandi adalah orang yang sudah menikah, dari nama baik dan etika, kedua orang ini tidak boleh memiliki pendekatan yang hangat seperti ini.

Namun Dindah seakan tidak menyadarinya, ketika Gandi menggerakkan dadanya, dia menjadi memeluknya dengan lebih erat.

Dengan tidak berdaya, Gandi hanya bisa menjawab singkat:” Ya”

“ Saat itu anda memberitahuku, bisa membuat permintaan. Asalkan membuat permintaan, pasti akan terpenuhi!”

Dindah menaikkan kepalanya, matanya yang cemerlang ini menatap Gandi.

Gandi kembali menganggukan kepala dan berkata:” Ya”

Dia dengan samar mengingat, saat itu karena masih kecil, dia selalu menganggap Dindah sebagai adiknya.

Namun setelah dia dewasa ternyata dia menyadari perasaan yang dia miliki kepada Gandi sama sekali berbeda dengan yang ada di bayangannya.

“ Pada saat itu apa yang anda inginkan?” Dindah kembali bertanya.

Gandi sedikit mengerutkan kening, sebelum dia menjawab, dia melihat Dindah langsung menjawab:” Sudahlah, Kak Gandi tidak perlu menjawabnya. Aku tahu pasti kamu akan mengatakan bahwa aku terlalu banyak bicara lagi. Lebih baik aku yang mengatakan apa impianku ya?”

Hati Gandi terketuk, dia seakan sudah tahu di dalam hati apa yang diinginkan oleh Dindah.

Dia pun dengan tidak sadar menjawab, pada awalnya dia ingin berkata:” Jika mengatakan tidak akan terlaksana" untuk menghentikannya bicara.

Dindah mempercepat ucapannya dan berkata: “Kak Gandi, aku ingin menikah denganmu!”

Pada saat itu, Gandi langsung menghentikan langkahnya dan Dindah yang masih bergerak pun akhirnya menginjak kakinya.

Suasana kedua orang saat ini sangatlah canggung.

Sementara ketika Dindah mengucapkan ini, dia tidak mengatakannya dengan suara yang berbisik dan pasangan yang menari di sekitar mereka berdua pun mendengarnya.

Gandi sudah mendengar suara orang yang terkaget di sekitarnya, kemarahan pun muncul dari dalam hatinya, namun ketika melihat mata Dindah yang dipenuhi air mata ini, membuatnya tidak bisa untuk menyalahkannya.

Kebetulan pada saat yang sama, lagunya pun sudah berhenti.

Gandi melepaskan Dindah, mundur beberapa langkah dan menjaga jarak dengannya:” Dindah, kamu istirahat dulu saja!”

Mata dari Dindah terlihat agak kemerahan, air mata di sudut matanya pun akan jatuh, dia melangkah ke depan, mendekat ke arah Gandi, dengan pandangan yang terus melihatnya dan berkata:” Kak Gandi, apakah kamu mau membuangku?“

Presdir Tirta yang sebelumnya selalu dingin, kali ini tidak tega untuk berkata-kata.

Namun di dalam dunia orang dewasa, tidak ada kata yang bernama bercanda ini.

Dia menjilat bibirnya dan berkata:’ Aku sudah menikah!”

“ Menikah?” Dindah seakan mendengar sebuah lelucon yang hebat, sambil melihat ke arah Neva yang sudah meninggalkan lantai dansa dengan penuh ejekan berkata dengan dalam:” Kak Gandi, apakah anda tidak merasa sangat lucu jika anda menggunakan alasan ini untuk mengusirku? Wanita macam dia apakah bisa cocok denganmu?”

Penilaian Dindah terhadap Neva membuat emosi di dalam hati Gandi menjadi lebih kuat.

Dia tidak peduli dengan perkataan lancang dari Dindah, bagaimanapun dia masih kecil, bisa menggunakan alasan masih kecil dan tidak mengerti.

Namun Neva adalah istrinya.

Hanya dia saja yang memiliki hal untuk menyalahkannya!

Wajah Gandi menjadi dingin, dia dengan dingin menatap Dindah : ” Dindah, jaga ucapanmu.”

Mendengar Gandi yang berkata dengannya dengan nada seperti itu, air mata di mata itu tidak bisa ditahan dan akhirnya jatuh.

“ Kak Gandi, kamu sangat sayang kepadaku ketika aku masih kecil! Namun mengapa saat ini kamu sangat dingin terhadapku? Apakah kamu masih tidak cukup melukaiku?”

Masih kecil? Melukai?

Gandi pun tersenyum dan berkata:” Dindah, sekarang kamu sudah besar, ada beberapa hal yang kamu seharusnya mengerti, hal yang dipaksakan itu tidak baik.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu