Cinta Yang Dalam - Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
Hati Neva menjadi panik dan langsung menggelengkan kepala sambil berkata:” Bukan, Tuan Gandi, aku….”
Neva berkata dengan tidak lancar karena kegugupannya, di bawah pandangan Gandi yang seakan mau tersenyum itu, dia pun akhirnya menundukkan kepalanya.
Kali ini dia lebih menjaga dirinya, dengan hati-hati menyelesaikan tarian dansa ini.
Setelah tarian dansa ini selesai, ada waktu selama beberapa menit untuk beristirahat, Neva segera menuruni lantai dansa dan mengambil sebuah jus dan meneguknya.
Hanya dalam sebuah tarian dansa ini, dia berkeringat banyak karena gugup, seakan seluruh cairan di tubuhnya sudah keluar.
Dan Gandi melihat kearah Neva dengan sedikit mengerutkan kening.
Wanita ini, apakah dia tidak tahu harus pergi meninggalkan lantai dansa dengan pasangannya.
Apakah dirinya semenakutkan itu? Membuatnya kabur sendiri terlebih dahulu?
Waktu beberapa menit pun dengan cepat berlalu, sebuah lagu lambat pun kembali terdengar.
Neva meletakkan gelas di tangannya dan langsung kembali ke lantai dansa.
Namun ketika dia sampai di sisi lantai dansa dia melihat Gandi yang sedang memeluk pinggang Dindah,kedua nya menari mengikuti irama music dengan penuh perasaan.
Terlihat jelas bahwa Neva berada disini terlalu berlebihan.
Dia pun menyembunyikan kesedihan di dalam hatinya, membalikkan badan berencana untuk mencari tempat untuk menunggu.
Namun kemudian sebuah aroma pria masuk ke dalam pelukannya.
Dan Gandi melihat Neva tepat ketika dia sedang bertemu dengan Andrew.
Ini membuatnya yang awalnya ingin memberi rasa tidak tentram kepada Neva, wajahnya kali ini langsung menjadi gelap.
Neva menaikan kepala melihat wajah yang akrab itu dan baru tersadar setelah beberapa saat kemudian.
Bagaimana bisa Andrew?
“ Sepertinya Tuan Gandi sudah mendapatkan pasangan, Nona Neva, apakah anda mau menari denganku?”
Menghadapi undangan dari Andrew ini, Neva secara tidak sadar langsung melihat ke sekeliling.
Andrew mengerti maksud dari Neva, sambil sedikit tersenyum berkata Gwen sedang tidak enak badan dan sedang beristirahat di rumah.”
Neva menanggapi singkat, dalam hatinya dia sudah mengerti apa maksudnya.
Yang dibilang tidak enak badan, kemungkinan besar adalah karena Gwen tidak ingin muncul di bersama dengan Andrew.
Sementara Andrew sudah menjulurkan tangannya, Neva pada akhirnya meraih tangannya.
Kali ini dia akan menari dengan orang asing, dia pun menjadi lebih berhati-hati dalam berdansa.
Pada awalnya menari adalah sebuah aktivitas yang dipenuhi dengan perasaan, namun bagi Neva menjadi sebuah pekerjaan yang sangat melelahkan.
Dengan pandangan yang misterius ditambah dengan wajah Neva yang sangat indah. Dengan karakter yang anggun dan lembut membuat Andrew yang melihatnya sesaat tidak bisa menahan diri untuk kembali melihatnya.
Aura yang keluar dari tubuh Neva ini jauh lebih murni dari Gwen.
Sensitivitas pandangan wanita ke wanita, yang sama dirasakan bagi para pria.
Andrew menaikkan kepalanya dan tersenyum kepada orang yang berada di tempat yang ajak jauh itu.
Pandangan Gandi selalu dengan tidak sengaja mengarah kembali ke arah Neva.
Wajahnya terpampang senyuman yang sopan namun pandangannya dingin, sementara suasana hatinya hari ini tidak setenang dengan apa yang terlihat dari penampilannya.
Keluarga Garfid sebagai keluarga yang setara dengannya, dia tidak membenci keluarga Tirta.
Masalah yang sebelumnya terjadi hanya demi kompetisi saja.
Neva menari dengan berkonsentrasi dan tidak merasakan perubahan irama dari music.
Namun Andrew yang sedang bersaing dengan Gandi, membuat kesalahan langkah dan dengan tidak sengaja menginjak kaki Neva.
Walaupun Andrew langsung menarik kakinya namun Neva masih kesakitan dan mengerutkan keningnya.
“ Maaf, Nona Neva, apakah anda baik-baik saja?”
Sambil mengatakannya, Andrew menundukkan kepala melihat kondisi kaki Neva.
Tidak ada yang masalah dengan menari, bagaimanapun dengan acara seperti ini, mengajak orang untuk menari adalah hal yang normal.
Namun di bawah banyak orang ini, perlakuan hangat dan perhatian dari Andrew akan dilihat oleh orang lain dan dapat menimbulkan gossip.
Neva segera menarik lengan baju dari Andrew, sambil menggelengkan kepala berkata:” Tuan Andrew, aku tidak apa-apa, ayo kita menari saja!”
Di tempat yang jauh, Tangan Gandi sedang memeluk pinggang Dindah, walaupun pelukannya palsu dan dia sama sekali tidak memeluknya.
Langkahnya terlihat sangat terampil walaupun pandangannya terus berada ke arah Neva namun tidak ada kesalahan yang dia lakukan dalam langkahnya.
Seluruh tubuh dan hatinya seakan-akan sudah terbang ke tubuh Neva disana.
Sementara Dindah saat ini menaruh semua hati dan tubuhnya ke tubuh Gandi.
Dindah seringkali mengajak Gandi berbicara, mulai dari hal menarik di luar negeri hingga pemikirannya terhadap Gandi dalam beberapa tahun ini.
Pada awalnya Gandi masih menganggukan kepala dengan serius, bahkan sesekali masih menjawabnya dengan singkat, hal ini sudah membuat Dindah bahagia.
Namun dengan cepat, dia merasakan Gandi yang sudah tidak peduli dengannya, dia pun menolehkan kepala melihat ke arah pandangan yang dituju oleh Gandi dan ternyata melihat wanita yang menyebalkan itu!”
Api di dalam hatinya pun kembali membara, namun dia juga mengerti ada beberapa hal yang tidak bisa langsung dibuka dengan jelas.
Dindah kali ini dengan lembut meletakkan kepalanya di dada Gandi, dengan ringan berkata:” Kak Gandi, apakah masih ingat saat kita pergi bersama ke Seluruh Penjuru Dunia?
Tindakan dari Dindah ini sebenarnya sudah keterlaluan.
Bagaimanapun Gandi adalah orang yang sudah menikah, dari nama baik dan etika, kedua orang ini tidak boleh memiliki pendekatan yang hangat seperti ini.
Namun Dindah seakan tidak menyadarinya, ketika Gandi menggerakkan dadanya, dia menjadi memeluknya dengan lebih erat.
Dengan tidak berdaya, Gandi hanya bisa menjawab singkat:” Ya”
“ Saat itu anda memberitahuku, bisa membuat permintaan. Asalkan membuat permintaan, pasti akan terpenuhi!”
Dindah menaikkan kepalanya, matanya yang cemerlang ini menatap Gandi.
Gandi kembali menganggukan kepala dan berkata:” Ya”
Dia dengan samar mengingat, saat itu karena masih kecil, dia selalu menganggap Dindah sebagai adiknya.
Namun setelah dia dewasa ternyata dia menyadari perasaan yang dia miliki kepada Gandi sama sekali berbeda dengan yang ada di bayangannya.
“ Pada saat itu apa yang anda inginkan?” Dindah kembali bertanya.
Gandi sedikit mengerutkan kening, sebelum dia menjawab, dia melihat Dindah langsung menjawab:” Sudahlah, Kak Gandi tidak perlu menjawabnya. Aku tahu pasti kamu akan mengatakan bahwa aku terlalu banyak bicara lagi. Lebih baik aku yang mengatakan apa impianku ya?”
Hati Gandi terketuk, dia seakan sudah tahu di dalam hati apa yang diinginkan oleh Dindah.
Dia pun dengan tidak sadar menjawab, pada awalnya dia ingin berkata:” Jika mengatakan tidak akan terlaksana" untuk menghentikannya bicara.
Dindah mempercepat ucapannya dan berkata: “Kak Gandi, aku ingin menikah denganmu!”
Pada saat itu, Gandi langsung menghentikan langkahnya dan Dindah yang masih bergerak pun akhirnya menginjak kakinya.
Suasana kedua orang saat ini sangatlah canggung.
Sementara ketika Dindah mengucapkan ini, dia tidak mengatakannya dengan suara yang berbisik dan pasangan yang menari di sekitar mereka berdua pun mendengarnya.
Gandi sudah mendengar suara orang yang terkaget di sekitarnya, kemarahan pun muncul dari dalam hatinya, namun ketika melihat mata Dindah yang dipenuhi air mata ini, membuatnya tidak bisa untuk menyalahkannya.
Kebetulan pada saat yang sama, lagunya pun sudah berhenti.
Gandi melepaskan Dindah, mundur beberapa langkah dan menjaga jarak dengannya:” Dindah, kamu istirahat dulu saja!”
Mata dari Dindah terlihat agak kemerahan, air mata di sudut matanya pun akan jatuh, dia melangkah ke depan, mendekat ke arah Gandi, dengan pandangan yang terus melihatnya dan berkata:” Kak Gandi, apakah kamu mau membuangku?“
Presdir Tirta yang sebelumnya selalu dingin, kali ini tidak tega untuk berkata-kata.
Namun di dalam dunia orang dewasa, tidak ada kata yang bernama bercanda ini.
Dia menjilat bibirnya dan berkata:’ Aku sudah menikah!”
“ Menikah?” Dindah seakan mendengar sebuah lelucon yang hebat, sambil melihat ke arah Neva yang sudah meninggalkan lantai dansa dengan penuh ejekan berkata dengan dalam:” Kak Gandi, apakah anda tidak merasa sangat lucu jika anda menggunakan alasan ini untuk mengusirku? Wanita macam dia apakah bisa cocok denganmu?”
Penilaian Dindah terhadap Neva membuat emosi di dalam hati Gandi menjadi lebih kuat.
Dia tidak peduli dengan perkataan lancang dari Dindah, bagaimanapun dia masih kecil, bisa menggunakan alasan masih kecil dan tidak mengerti.
Namun Neva adalah istrinya.
Hanya dia saja yang memiliki hal untuk menyalahkannya!
Wajah Gandi menjadi dingin, dia dengan dingin menatap Dindah : ” Dindah, jaga ucapanmu.”
Mendengar Gandi yang berkata dengannya dengan nada seperti itu, air mata di mata itu tidak bisa ditahan dan akhirnya jatuh.
“ Kak Gandi, kamu sangat sayang kepadaku ketika aku masih kecil! Namun mengapa saat ini kamu sangat dingin terhadapku? Apakah kamu masih tidak cukup melukaiku?”
Masih kecil? Melukai?
Gandi pun tersenyum dan berkata:” Dindah, sekarang kamu sudah besar, ada beberapa hal yang kamu seharusnya mengerti, hal yang dipaksakan itu tidak baik.
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuSang Pendosa
DoniThick Wallet
TessaVillain's Giving Up
Axe AshciellySomeday Unexpected Love
AlexanderTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniEverything i know about love
Shinta CharityCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip