Cinta Yang Dalam - Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
Saat ini, terdengar suara keras dari luar, diiringi pintu ruang interogasi didobrak terbuka.
Gandi melangkah masuk, ketika melihat Fandi juga ada di sini, matanya tiba-tiba menjadi dingin.
“Siapa yang menyuruhmu kemari?”tanya Gandi dengan serius.
Fandi ketakutan melihat tatapan tajam Gandi, segera berkata: “Kak, aku merasa ada kesalahpahaman pada masalah ini, pasti ada banyak hal yang tidak kita ketahui……”
“Keluar!” ucap Gandi.
Suhu di udara turun lebih dari sepuluh derajat.
Rey memberi isyarat kepada Fandi untuk tidak terus mengatakannya, kalau tidak hanya akan menambah masalah.
Setelah keduanya keluar, tatapan Gandi beralih ke Mili yang menyusut di sudut ruangan, Gandi perlahan-lahan berjongkok, menatap Mili dan berkata: “Ulangi apa yang baru saja kamu katakan. Kalau kamu berbohong, akan aku bunuh seluruh keluargamu!”
Sikap Gandi sedikit lembut, tapi kalimat terakhirnya membuat Mili tercengang.
Mengapa satu per satu dari mereka sangat kejam!
Kehidupan masyarkat sekarang sudah diatur oleh hukum, mengapa mereka masih memukul dan membunuh sesuka hati.
Mili mengulangi apa yang baru saja dia katakan, setelah Gandi mengambil kartu dari tangan Fandi, dia menatap kartu itu lama sekali.
Hingga akhirnya, sekuat tenaga menghancurkan kartu itu.
Palsu, semuanya palsu!
Kelemahan itu palsu, perhatian itu palsu, kasih sayang itu palsu, semuanya palsu!
Wanita ini mempermainkannya!
Fandi menunggu cukup lama di luar, melihat ada yang keluar, dia segera bertanya.
Dia itu tuan muda ketiga, selama dia yang turun tangan, orang itu pasti akan menjadi jujur.
Mendengar Gandi menghancurkan kartu itu, Fandi tahu masalah ini cukup rumit.
Dia tidak bisa duduk diam, dia harus mencari kakak iparnya.
Bukti saat ini hanya berdasarkan pada kata-kata Mili dan kartu bank.
Mili bisa saja berbohong dan kartu ATM itu bisa saja dicuri.
Sampai saat ini Fandi merasa Neva bukan orang seperti itu.
Neva keluar menemui Shivas.
Negara W dalam perselisihan, jadi Gandi dan dia pulang lebih dulu.
Setelah itu, Fandi menangani sisanya dan pulang bersama dengan Shivas.
Ketika wanita kumpul bersama, yang bisa dilakukan tidak lain hanya mengobrol, minum kopi dan berbelanja.
Jalan bersama akan membuat mood menjadi lebih nyaman.
Ketika Neva duduk di kursi pijat di pojokan mall, Shivas memberikan Neva sebuah hadiah.
Neva membuka matanya, melihat sebuah gelang.
Gelang emas dua belas Shio, terlihat biasa, hanya seharga beberapa ratus ribu saja.
Dia memakainya di tangannya, kebetulan terlihat sangat pas.
Hanya saja tangannya sudah memakai gelang giok, kalau memakai ini lagi terlalu berlebihan.
Dia baru ingin melepasnya, Shivas menahannya, berkata: “Kenapa? Merasa terlalu murah? Tidak cocok dengan identitasmu?”
Mendengar Shivas berkata seperti itu, Neva menggelengkan kepala, berkata: “Tidak, aku lihat di tanganku sudah ada gelang, niat baikmu sudah aku terima……”
Shivas berbisik ke samping telinga Neva, berkata: “Pakailah dengan baik, gelang ini dipasang GPS, kalau kamu hilang, aku bisa langsung menemukanmu!”
Kejadian di negera W membuat Shivas panik.
Kepala Neva dipukul sampai berlumuran darah dan hampir saja meninggal.
Keesokan harinya setelah mendengar kejadian ini, Shivas menghubungi seseorang untuk membeli chip GPS pertahanan nasional negara M, kemudian memesan gelang ini.
Di antara teman-temannya, Neva benar-benar sial, setiap saat selalu sial berada di sisi Gandi.
Banyak orang mencoba yang terbaik untuk mendapatkan posisinya.
Shivas merasa membantunya seperti ini juga termasuk semacam penghiburan psikologis.
Mendengar Shivas berkata begitu, Neva hanya bisa terus memakainya, bagaimanapun keselamatan lebih penting.
Setelah keduanya duduk di kursi pijat, mereka pergi membeli pakaian.
Shivas melihat sebuah dress cantik, lalu mencobanya di ruang ganti.
Neva melihat dari depan rak baju, model baju tahun ini lebih simpel, modelnya pernah populer di beberapa tahun sebelumnya.
Tepat saat ini, dia mendengar seseorang memanggil namanya, dan suara ini sangat familiar.
“Neva!”
Neva berbalik, menatap wanita sombong di depannya dengan ekspresi rumit.
Karena masalah pernikahan sebelumnya, Nevi dikirim keluar negeri, katanya kuliah di perguruan tinggi yang sangat bagus.
“Nevi, kamu sudah pulang.”ucap Neva dengan santai.
Nevi melihat baju, gelang giok yang ada di tangan Neva dan kalung yang menggantung di lehernya.
Wanita ini dulunya miskin, sekarang malah memancarkan keanggunan dirinya.
Ini membuat api kecemburuan di hati Nevi menyala.
“Heh, langsung berbeda ya setelah menjadi Ny Tirta, bahkan tidak memanggil adik sendiri?”ucap Nevi dengan aneh.
Neva tersenyum santai, berkata: “Aku yang memanggilmu adik, apakah kamu pernah menjawabnya?”
Nevi yang melihat Neva seperti ini membuat amarahnya membakar kewarasannya, dalam hatinya dia merasa Neva terlalu sombong.
Neva yang menghadapi dirinya, bukankah seharusnya gugup?
Nevi melangkah, seolah tangannya ingin menyentuh wajah Neva, lalu berbisik: “Jalang, jangan pikir dirimu yang sudah menjadi Ny Tirta bisa begitu sombong dan bangga pada diri sendiri. Posisi itu milikku seorang, tidak peduli dulu maupun sekarang!”
Neva mengulurkan tangan, menyingkirkan tangan Nevi, berkata: “Aku tunggu kamu merebutnya.”
Saat ini, Shivas sudah selesai mengganti baju, dia melihat Neva berbicara dengan seseorang dan suasananya tampak tidak beres.
Shivas menghampiri, bertanya dari samping: “Nev, ini siapa?”
Melihat ada yang menghampiri, Nevi segera berbalik, ketika melihat Shivas, wajahnya tiba-tiba berubah.
Apakah Nevi takut kepada Shivas?
Takut, benar-benar sangat takut!
Shivas itu wanita tomboy, begitu melihat ada yang tidak pas, dia akan memarahimu.
Dulu Nevi sering menindas Neva, tak ayal ia pun sering dipukul Shivas.
Bukannya dia tidak pernah berpikir untuk menggunakan kekuatan keluarganya menghabisi Shivas.
Hanya saja keluarga Shivas sangat kuat, dan keluarga Aska yang pernah mengalami pertumpahan darah tidak bisa bangkit kembali.
Setelah melihat Nevi, Shivas segera mengepalkan tinjunya, berkata: “Yo! Wanita jalang, tidak ku sangka bisa bertemu denganmu di sini. Kenapa? Mau menindas kakakmu lagi? Lihat saja aku bisa membunuhmu tidak!”
Melihat Shivas sudah menyingsingkan lengan bajunya, Nevi berpikir dalam hatinya wanita tomboy ini tidak akan langsung memberinya pelajaran, kan? Dia menatap Shivas dengan tajam dan pergi begitu saja.
Shivas berjalan ke hadapan Neva, melihatnya dari atas ke bawah, lalu menarik napas panjang dan berkata: “Tidak apa-apa, kan?”
Neva menggelengkan kepala, melihat ke arah Nevi pergi, berbisik: “Kak Shivas, aku sedikit khawatir.”
Shivas mengerti apa yang dikhawatirkan Neva, terlebih Nevi adalah anggota keluarganya.
Namun, Neva yang sekarang sangat disayangi Gandi, seharusnya keluarga mereka tidak akan ada yang berani bertindak kurang ajar, kan?
“Tidak apa-apa, kamu hanya perlu meminta bantuan dari tuan muda kedua, mereka tidak akan berani berbuat apa-apa!”
Meskipun Shivas berkata begitu, Neva tidak begitu yakin.
Mood memilih baju juga sudah hilang, melihat Neva sedikit kecewa, Shivas membawa pergi ke toko dessert.
Keduanya sangat menyukai toko ini, semua dessert di dalam toko selalu baru. Dessert mereka sangat cantik dan enak.
Dessert yang biasanya disukai Neva, setelah habis dimakan dia merasa tidak ada rasa.
Kegelisahan di hatinya semakin kuat.
Setelah Nevi pulang, dia kembali hanya untuk satu tujuan yaitu posisi Ny Tirta.
Dia menggunakan segala macam cara untuk mendapatkan posisi ini!
Setelah Nevi meninggalkan mall, dia mengemudikan mobil ke kiri lalu ke kanan, di tengah-tengah itu dia mengganti mobil dua kali.
Di jalan buntu, dia melihat Julia.
Julia dan Nevi, keduanya saling mengetahui dan saling memahami.
Nevi memandang rendah aktris seperti Julia.
Dia tidak turun dari mobil, hanya menurunkan jendela, berkata: “Setelah mengganti begitu banyak mobil, lalu mengajakku kemari, ada apa? cepat katakan!”
Nevi memandang rendah Julia, begitu juga dengan Julia yang memandang rendah Nevi.
Satu keluarga ini, tidak lain hanya karena beruntung terlahir di keluarga Aska.
Julia menghampiri, bersandar di depan jendela Nevi, berkata: “Aku tahu tujuan kepulanganmu kali ini.”
Nevi tersenyum dingin, berkata: ‘Memangnya kenapa kalau tahu?’
Melihat ikan besar terpancing, Julia mengeluarkan beberapa dokumen dari tas dan menyerahkannya ke Nevi: “Kita memiliki musuh yang sama, selama bisa mengusir musuh ini, kita baru memiliki kesempatan.”
Julia tahu tujuan Nevi, Nevi juga tahu identitas Julia.
Niat keduanya tertulis jelas di wajah mereka.
Nevi membelalakkan mata melihat dokumen yang ada di tangannya.
Dia menggengam tangan Julia, berkata: “Apakah ini benar?”
Dia memegang tangan Julia sedikit kuat sampai membuatnya kesakitan.
Julia mengulurkan tangan lainnya, melepaskan genggaman Nevi, berkata: “Benar atau tidak, itu tidak penting, selama ada orang yang percaya, bukankah itu sudah benar?”
Ketika dia mengatakan ini, Nevi tidak bisa menahan untuk mengerutkan kening.
Keduanya wanita yang licik, sangat melelahkan kalau saling menebak, jadi Nevi langsung bertanya: “Kamu datang mencariku, tidak lain hanya karena ingin bekerja sama denganku, kan?”
Julia tersenyum, berbisik di telinga Nevi, mengatakan sesuatu.
Nevi membelalakkan mata, terheran: “Ini juga bisa?”
Julia menganggukkan kepala, berkata: “Selama kamu mengira itu bisa, maka pasti bisa!”
Bola mata Nevi berputar melihat ke seliling, dirinya tidak langsung menyetujui, selang beberapa saat, berkata: “Sudah sejak lama kamu ingin melibatkanku bukan? Bagaimana kamu tahu kapan aku pulang?”
Kabar kepulangan Nevi hanya diketahui oleh beberapa orang dari keluarga Aska.
Takutnya setelah memberitahu pada orang licik, kepulangannya yang diam-diam menjadi tidak berguna.
Sekarang Julia sudah tahu, itu artinya ada pengkhianat di dalam keluarga Aska.
Julia tersenyum tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap Nevi.
Nevi ragu-ragu sejenak, lalu memutar balik setir mobilnya, membunyikan klakson dengan keras, seolah melambangkan tekadnya.
“Ok, lakukan seperti yang kamu katakan!”
Setelah melepaskan Mili, Gandi pergi ke club ditemani oleh Rey.
Dia memesan banyak alkohol dan juga memanggil hostes.
Di sampingnya duduk banyak wanita cantik, tapi dia tidak membolehkan mereka menyentuhnya.
Dia minum terus tanpa henti, segelas, dua gelas, tiga gelas……
Dengan cepat, alkohol di atas meja kosong.
Rey melihat Gandi minum terlalu banyak, lalu berkata di sampingnya: “Direktur Gandi, jangan minum lagi……”
Gandi mengangkat kepalanya memandang Rey, bawahan yang paling dipercayai.
Tidak, bawahan yang pernah dipercayainya.
“Kenapa kamu tidak memberitahuku masalah ini?”
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeGet Back To You
LexyCinta Yang Dalam
Kim YongyiWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMy Charming Lady Boss
AndikaEternal Love
Regina WangCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip