Cinta Yang Dalam - Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya

Saat ini, terdengar suara keras dari luar, diiringi pintu ruang interogasi didobrak terbuka.

Gandi melangkah masuk, ketika melihat Fandi juga ada di sini, matanya tiba-tiba menjadi dingin.

“Siapa yang menyuruhmu kemari?”tanya Gandi dengan serius.

Fandi ketakutan melihat tatapan tajam Gandi, segera berkata: “Kak, aku merasa ada kesalahpahaman pada masalah ini, pasti ada banyak hal yang tidak kita ketahui……”

“Keluar!” ucap Gandi.

Suhu di udara turun lebih dari sepuluh derajat.

Rey memberi isyarat kepada Fandi untuk tidak terus mengatakannya, kalau tidak hanya akan menambah masalah.

Setelah keduanya keluar, tatapan Gandi beralih ke Mili yang menyusut di sudut ruangan, Gandi perlahan-lahan berjongkok, menatap Mili dan berkata: “Ulangi apa yang baru saja kamu katakan. Kalau kamu berbohong, akan aku bunuh seluruh keluargamu!”

Sikap Gandi sedikit lembut, tapi kalimat terakhirnya membuat Mili tercengang.

Mengapa satu per satu dari mereka sangat kejam!

Kehidupan masyarkat sekarang sudah diatur oleh hukum, mengapa mereka masih memukul dan membunuh sesuka hati.

Mili mengulangi apa yang baru saja dia katakan, setelah Gandi mengambil kartu dari tangan Fandi, dia menatap kartu itu lama sekali.

Hingga akhirnya, sekuat tenaga menghancurkan kartu itu.

Palsu, semuanya palsu!

Kelemahan itu palsu, perhatian itu palsu, kasih sayang itu palsu, semuanya palsu!

Wanita ini mempermainkannya!

Fandi menunggu cukup lama di luar, melihat ada yang keluar, dia segera bertanya.

Dia itu tuan muda ketiga, selama dia yang turun tangan, orang itu pasti akan menjadi jujur.

Mendengar Gandi menghancurkan kartu itu, Fandi tahu masalah ini cukup rumit.

Dia tidak bisa duduk diam, dia harus mencari kakak iparnya.

Bukti saat ini hanya berdasarkan pada kata-kata Mili dan kartu bank.

Mili bisa saja berbohong dan kartu ATM itu bisa saja dicuri.

Sampai saat ini Fandi merasa Neva bukan orang seperti itu.

Neva keluar menemui Shivas.

Negara W dalam perselisihan, jadi Gandi dan dia pulang lebih dulu.

Setelah itu, Fandi menangani sisanya dan pulang bersama dengan Shivas.

Ketika wanita kumpul bersama, yang bisa dilakukan tidak lain hanya mengobrol, minum kopi dan berbelanja.

Jalan bersama akan membuat mood menjadi lebih nyaman.

Ketika Neva duduk di kursi pijat di pojokan mall, Shivas memberikan Neva sebuah hadiah.

Neva membuka matanya, melihat sebuah gelang.

Gelang emas dua belas Shio, terlihat biasa, hanya seharga beberapa ratus ribu saja.

Dia memakainya di tangannya, kebetulan terlihat sangat pas.

Hanya saja tangannya sudah memakai gelang giok, kalau memakai ini lagi terlalu berlebihan.

Dia baru ingin melepasnya, Shivas menahannya, berkata: “Kenapa? Merasa terlalu murah? Tidak cocok dengan identitasmu?”

Mendengar Shivas berkata seperti itu, Neva menggelengkan kepala, berkata: “Tidak, aku lihat di tanganku sudah ada gelang, niat baikmu sudah aku terima……”

Shivas berbisik ke samping telinga Neva, berkata: “Pakailah dengan baik, gelang ini dipasang GPS, kalau kamu hilang, aku bisa langsung menemukanmu!”

Kejadian di negera W membuat Shivas panik.

Kepala Neva dipukul sampai berlumuran darah dan hampir saja meninggal.

Keesokan harinya setelah mendengar kejadian ini, Shivas menghubungi seseorang untuk membeli chip GPS pertahanan nasional negara M, kemudian memesan gelang ini.

Di antara teman-temannya, Neva benar-benar sial, setiap saat selalu sial berada di sisi Gandi.

Banyak orang mencoba yang terbaik untuk mendapatkan posisinya.

Shivas merasa membantunya seperti ini juga termasuk semacam penghiburan psikologis.

Mendengar Shivas berkata begitu, Neva hanya bisa terus memakainya, bagaimanapun keselamatan lebih penting.

Setelah keduanya duduk di kursi pijat, mereka pergi membeli pakaian.

Shivas melihat sebuah dress cantik, lalu mencobanya di ruang ganti.

Neva melihat dari depan rak baju, model baju tahun ini lebih simpel, modelnya pernah populer di beberapa tahun sebelumnya.

Tepat saat ini, dia mendengar seseorang memanggil namanya, dan suara ini sangat familiar.

“Neva!”

Neva berbalik, menatap wanita sombong di depannya dengan ekspresi rumit.

Karena masalah pernikahan sebelumnya, Nevi dikirim keluar negeri, katanya kuliah di perguruan tinggi yang sangat bagus.

“Nevi, kamu sudah pulang.”ucap Neva dengan santai.

Nevi melihat baju, gelang giok yang ada di tangan Neva dan kalung yang menggantung di lehernya.

Wanita ini dulunya miskin, sekarang malah memancarkan keanggunan dirinya.

Ini membuat api kecemburuan di hati Nevi menyala.

“Heh, langsung berbeda ya setelah menjadi Ny Tirta, bahkan tidak memanggil adik sendiri?”ucap Nevi dengan aneh.

Neva tersenyum santai, berkata: “Aku yang memanggilmu adik, apakah kamu pernah menjawabnya?”

Nevi yang melihat Neva seperti ini membuat amarahnya membakar kewarasannya, dalam hatinya dia merasa Neva terlalu sombong.

Neva yang menghadapi dirinya, bukankah seharusnya gugup?

Nevi melangkah, seolah tangannya ingin menyentuh wajah Neva, lalu berbisik: “Jalang, jangan pikir dirimu yang sudah menjadi Ny Tirta bisa begitu sombong dan bangga pada diri sendiri. Posisi itu milikku seorang, tidak peduli dulu maupun sekarang!”

Neva mengulurkan tangan, menyingkirkan tangan Nevi, berkata: “Aku tunggu kamu merebutnya.”

Saat ini, Shivas sudah selesai mengganti baju, dia melihat Neva berbicara dengan seseorang dan suasananya tampak tidak beres.

Shivas menghampiri, bertanya dari samping: “Nev, ini siapa?”

Melihat ada yang menghampiri, Nevi segera berbalik, ketika melihat Shivas, wajahnya tiba-tiba berubah.

Apakah Nevi takut kepada Shivas?

Takut, benar-benar sangat takut!

Shivas itu wanita tomboy, begitu melihat ada yang tidak pas, dia akan memarahimu.

Dulu Nevi sering menindas Neva, tak ayal ia pun sering dipukul Shivas.

Bukannya dia tidak pernah berpikir untuk menggunakan kekuatan keluarganya menghabisi Shivas.

Hanya saja keluarga Shivas sangat kuat, dan keluarga Aska yang pernah mengalami pertumpahan darah tidak bisa bangkit kembali.

Setelah melihat Nevi, Shivas segera mengepalkan tinjunya, berkata: “Yo! Wanita jalang, tidak ku sangka bisa bertemu denganmu di sini. Kenapa? Mau menindas kakakmu lagi? Lihat saja aku bisa membunuhmu tidak!”

Melihat Shivas sudah menyingsingkan lengan bajunya, Nevi berpikir dalam hatinya wanita tomboy ini tidak akan langsung memberinya pelajaran, kan? Dia menatap Shivas dengan tajam dan pergi begitu saja.

Shivas berjalan ke hadapan Neva, melihatnya dari atas ke bawah, lalu menarik napas panjang dan berkata: “Tidak apa-apa, kan?”

Neva menggelengkan kepala, melihat ke arah Nevi pergi, berbisik: “Kak Shivas, aku sedikit khawatir.”

Shivas mengerti apa yang dikhawatirkan Neva, terlebih Nevi adalah anggota keluarganya.

Namun, Neva yang sekarang sangat disayangi Gandi, seharusnya keluarga mereka tidak akan ada yang berani bertindak kurang ajar, kan?

“Tidak apa-apa, kamu hanya perlu meminta bantuan dari tuan muda kedua, mereka tidak akan berani berbuat apa-apa!”

Meskipun Shivas berkata begitu, Neva tidak begitu yakin.

Mood memilih baju juga sudah hilang, melihat Neva sedikit kecewa, Shivas membawa pergi ke toko dessert.

Keduanya sangat menyukai toko ini, semua dessert di dalam toko selalu baru. Dessert mereka sangat cantik dan enak.

Dessert yang biasanya disukai Neva, setelah habis dimakan dia merasa tidak ada rasa.

Kegelisahan di hatinya semakin kuat.

Setelah Nevi pulang, dia kembali hanya untuk satu tujuan yaitu posisi Ny Tirta.

Dia menggunakan segala macam cara untuk mendapatkan posisi ini!

Setelah Nevi meninggalkan mall, dia mengemudikan mobil ke kiri lalu ke kanan, di tengah-tengah itu dia mengganti mobil dua kali.

Di jalan buntu, dia melihat Julia.

Julia dan Nevi, keduanya saling mengetahui dan saling memahami.

Nevi memandang rendah aktris seperti Julia.

Dia tidak turun dari mobil, hanya menurunkan jendela, berkata: “Setelah mengganti begitu banyak mobil, lalu mengajakku kemari, ada apa? cepat katakan!”

Nevi memandang rendah Julia, begitu juga dengan Julia yang memandang rendah Nevi.

Satu keluarga ini, tidak lain hanya karena beruntung terlahir di keluarga Aska.

Julia menghampiri, bersandar di depan jendela Nevi, berkata: “Aku tahu tujuan kepulanganmu kali ini.”

Nevi tersenyum dingin, berkata: ‘Memangnya kenapa kalau tahu?’

Melihat ikan besar terpancing, Julia mengeluarkan beberapa dokumen dari tas dan menyerahkannya ke Nevi: “Kita memiliki musuh yang sama, selama bisa mengusir musuh ini, kita baru memiliki kesempatan.”

Julia tahu tujuan Nevi, Nevi juga tahu identitas Julia.

Niat keduanya tertulis jelas di wajah mereka.

Nevi membelalakkan mata melihat dokumen yang ada di tangannya.

Dia menggengam tangan Julia, berkata: “Apakah ini benar?”

Dia memegang tangan Julia sedikit kuat sampai membuatnya kesakitan.

Julia mengulurkan tangan lainnya, melepaskan genggaman Nevi, berkata: “Benar atau tidak, itu tidak penting, selama ada orang yang percaya, bukankah itu sudah benar?”

Ketika dia mengatakan ini, Nevi tidak bisa menahan untuk mengerutkan kening.

Keduanya wanita yang licik, sangat melelahkan kalau saling menebak, jadi Nevi langsung bertanya: “Kamu datang mencariku, tidak lain hanya karena ingin bekerja sama denganku, kan?”

Julia tersenyum, berbisik di telinga Nevi, mengatakan sesuatu.

Nevi membelalakkan mata, terheran: “Ini juga bisa?”

Julia menganggukkan kepala, berkata: “Selama kamu mengira itu bisa, maka pasti bisa!”

Bola mata Nevi berputar melihat ke seliling, dirinya tidak langsung menyetujui, selang beberapa saat, berkata: “Sudah sejak lama kamu ingin melibatkanku bukan? Bagaimana kamu tahu kapan aku pulang?”

Kabar kepulangan Nevi hanya diketahui oleh beberapa orang dari keluarga Aska.

Takutnya setelah memberitahu pada orang licik, kepulangannya yang diam-diam menjadi tidak berguna.

Sekarang Julia sudah tahu, itu artinya ada pengkhianat di dalam keluarga Aska.

Julia tersenyum tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap Nevi.

Nevi ragu-ragu sejenak, lalu memutar balik setir mobilnya, membunyikan klakson dengan keras, seolah melambangkan tekadnya.

“Ok, lakukan seperti yang kamu katakan!”

Setelah melepaskan Mili, Gandi pergi ke club ditemani oleh Rey.

Dia memesan banyak alkohol dan juga memanggil hostes.

Di sampingnya duduk banyak wanita cantik, tapi dia tidak membolehkan mereka menyentuhnya.

Dia minum terus tanpa henti, segelas, dua gelas, tiga gelas……

Dengan cepat, alkohol di atas meja kosong.

Rey melihat Gandi minum terlalu banyak, lalu berkata di sampingnya: “Direktur Gandi, jangan minum lagi……”

Gandi mengangkat kepalanya memandang Rey, bawahan yang paling dipercayai.

Tidak, bawahan yang pernah dipercayainya.

“Kenapa kamu tidak memberitahuku masalah ini?”

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu