Cinta Yang Dalam - Bab 205 Burung Unta

Setelah selesai bicara, Gandi melalui tubuh Dindah dan terus berjalan ke arah Neva.

Dindah menatap arah kepergian Gandi, lalu buru-buru mengejarnya dan ingin menarik baju Gandi.

Namun dalam menghadapi tatapan semua orang, Dindah menyadari bahwa dirinya telah menjadi pusat perhatian di tempat ini.

Apabila ayah dan kakeknya mengetahui bahwa dirinya bahkan terus mengganggu suami orang dan mempermalukan nama keluarga, pastinya akan membawa masalah besar kepada dirinya.

Meskipun Dindah sangat ceroboh dan emosional, namun orang yang dapat membangun bisnis, pastinya juga bisa mengendalikan emosional diri.

Antara anak muda yang melakukan kesalahan kecil, atau mempermalukan nama keluarga karena emosional, kedua hal tersebut sifatnya telah berbeda.

Pada akhirnya, Dindah tetap saja melepaskan tangannya dan menatap Gandi yang pergi menjauh dari dirinya.

Dua bayangan kecil yang pernah berdoa bersama pada saat matahari terbenam, perlahan-lahan runtuh dan berpisah di hatinya.

Neva sudah terbiasa dalam menjadi seekor burung unta, sejak berpisah dengan Andrew, dia mengambil sedikit makanan, lalu bersembunyi di sudut ruangan sambil menyantap makanan lezat.

Namun kadang kalanya ketika kita ingin melarikan diri dari permasalahan, permasalahan selalu akan datang mencari.

“Neva, lama tidak ketemu !”

Setelah mendengar suara yang sangat tidak asing ini, Neva mengangkat kepala dan melihat orang yang menghampiri, setelah itu kepalanya mulai merasa pusing.

Tamara, mengapa dia bisa datang ke sini ?

Tamara jelasnya datang untuk mencari masalah, di belakang tubuhnya masih mengikuti berbagai nona orang kaya.

Mereka selalu membanggakan diri sebagai orang berkedudukan, sama sekali tidak acuh untuk duduk atau berinteraksi dengan Neva, biasanya mereka hanya berdiri di tingkatan atas sambil merendahkan Neva.

Neva mengangguk dan tidak berbicara. Dia berpikir seandainya Tamara telah datang kemari, maka Dunhil pastinya juga akan ikut kemari.

Demi menghindari keterlibatan dengan Dunhil, sepertinya solusi yang terbaik adalah menyembunyikan diri di sisi Gandi.

Pada saat Neva berdiri dan ingin meninggalkan tempat, seorang nona berkedudukan langsung menghalang di hadapannya.

“Jadi harus menyebut kamu dengan sebuah nyonya Tirta ? Atau wanita yang paling berbakat ?”

Wanita yang paling berbakat adalah sebutan untuk Neva ketika keluarga Aska masih berkedudukan, saat itu Neva dapat dikatakan sebagai wanita yang paling membanggakan.

Namun apabila diungkit kembali oleh nona tersebut di saat ini, kesannya bukan memuji orang lagi, malahan sedang menghina bahwa Neva hanya sekedar wanita yang jatuh dari kedudukannya.

Neva sedikit mengerut alis, lalu menatap nona tersebut dengan tatapan datar dan berkata :”Minggir !”

“Aduh ! Bukannya wanita berbakat selalu bersikap lembut ya ? Kenapa gaya bicaranya begitu kasar !” Seorang nona di sampingnya ikut menghasut.

Dalam pandangan para nona berkedudukan ini, menginjak harga diri Neva adalah sebuah kejadian yang sangat membanggakan.

Namun Neva hanya tersenyum sinis dan berkata :”Kalau begitu kedudukan wanita yang paling berbakat, tentu saja tidak dapat tergoyahkan oleh kalian semua !”

Setelah selesai berkata, Neva mendorong nona yang menghalanginya dengan bersikap paksa, lalu pergi meninggalkan tempat.

Tujuan dari kedatangan Tamara adalah ingin menghina Neva, namun tidak menyangka kalau Neva akan begitu keras kepala dan sama sekali tidak terpengaruh dengan mereka.

Tamara menatap arah kepergian Neva dengan tatapan kejam, lalu berkata pada nona yang menghalangi Neva dengan nada yang seram :”Benar-benar tidak berguna !”

Kedudukan nona ini tergolong menengah, akan tetapi dikarenakan berpacaran dengan anak orang kaya, sehingga mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara hari ini.

Setelah dimaki oleh Tamara, tatapan matanya membawa jejak emosi, namun tetap saja menunduk kepala dan meminta maaf.

Pada saat Neva melihat keberadaan Gandi, di sisi Gandi telah dikepung oleh berbagai nona cantik.

Bagaimanapun sisi lelaki unggul tidak akan pernah kekurangan wanita cantik.

Neva tentu saja tidak akan menghampiri untuk mencari masalah sendiri, sehingga dia berbalik badan untuk pergi ke ruang tunggu.

Saat sekarang adalah waktu terbaik dalam bersosialisasi, sehingga hanya dirinya saja yang berada di dalam ruang tunggu.

Masa yang begitu sunyi dan santai, Neva mengangkat kepala dan duduk di atas sofa paling berkelas, lalu mengambil sebuah majalah wanita di samping dengan hati yang sangat puas.

Pada saat ini, ponselnya bergetar.

Neva membuka aplikasi wechat, lalu membaca pesan yang dikirim oleh Gandi :” ?”

Isi pesannya sangat singkat, namun dikarenakan telah lama berinteraksi dengan Gandi, sehingga Neva langsung mengerti maksud pertanyaannya.

Neva membalasnya :”Aku di ruang tunggu.”

Saat ini Gandi baru saja meloloskan diri dari rombongan nona cantik, dia melirik sekilas pada jarak ruang tunggu, lalu mengirimkan pesannya :”Ke sini !”

Neva mengeluh nafas setelah membaca perintah di pesan wechat, benar-benar tidak berharga diri sekali !

Dia berdiri dan berjalan keluar dari ruang tunggu.

Namun ketika baru saja berjalan beberapa langkah, sisi samping tubuhnya sudah ditabrak oleh seseorang.

Neva langsung menyadari bahwa gaun dirinya yang telah basah, dia menoleh kepala untuk memperhatikannya, ternyata orang yang menabraknya adalah seorang nona yang tidak dikenalnya.

“Ei, nyonya Tirta, maaf, maaf…. Aku melamun saat berjalan ~”

Saat ini gaun Neva telah basah karena anggur, gaun yang berwarna muda terkesan sangat kotor.

Neva melirik Dindah yang berdiri tidak jauh dari nona tersebut, saat ini Dindah sedang menatapnya dengan tatapan menantang, kesannya sangat arogan.

Neva mengetahui kalau nona ini hanya sekedar anjingnya Dindah , sehingga hanya menggeleng kepala dan berkata :”Kamu pergi saja !”

Berkelahi dengan anjing atau berkelahi dengan majikan anjing adalah dua hal yang bersifat berbeda, lagi pula Neva juga mengetahui bahwa Dindah memang sengaja menantangnya.

Namun nona tersebut malah tidak bergerak sama sekali, setelah itu dia berkata :”Maaf, nyonya Tirta, berapa harga baju ini, aku menggantikannya saja.”

Setelah selesai bicara, nona tersebut sudah mengeluarkan sebuah kartu ATM dan menyumbat ke dalam tangan Neva.

Gerakan tersebut sudah termasuk penghinaan secara terang-terangan, hadirin di sekeliling juga mulai merasakan kejanggalan di tempat Neva.

Neva tidak menerimanya dan membiarkan kartu tersebut jatuh ke lantai.

Reaksi wajah nona tersebut menjadi sedikit malu, saat ini Dindah maju secara inisiatif dan berkata :” Sansan , kalau nyonya Tirta tidak mau terima, kamu simpan saja ! Tidak akan berhasil kesenangan juga apabila dengan cara memaksa.”

Kata-kata yang dilontarkan Gandi kepada dirinya, dia mengembalikan semuanya kepada Neva.

Neva menatap sekilas pada wajah Dindah dengan tatapan dalam, ketika sedang bersiap-siap untuk meninggalkan mereka, langsung terdengar suara dingin yang muncul di sisinya :”Ulah siapa ?”

Neva mengangkat kepala dan menatap wajah Gandi yang dingin, dalam hatinya merasa sedikit kaget, jadi sekarang Gandi ingin membela dirinya ya ?

Saat ini Dindah malah menggandeng satu lengannya Gandi, lalu berkata dengan nada manja :”Abang Gandi, dia temanku, dia juga bukan sengaja !”

Gandi menarik lengannya secara paksa, sekalian memindahkan satu langkahnya.

Gerakan ini membuat Dindah yang sedang menyandar di tubuhnya hampir terjatuh begitu saja.

Tatapan Gandi yang dingin terus berpindah-pindah dari tubuh Dindah dan nona yang berada di belakangnya.

Sebenarnya dia masih memiliki sedikit perasaan persaudaraan terhadap Dindah , namun syarat utamanya adalah Dindah jangan banyak berulah.

Kadang kalanya Dindah mengganggu dirinya dan bermanja-manja, sebenarnya Gandi masih sanggup menahannya.

Namun pada saat ini, Dindah bahkan memerintahkan kepada anak buahnya untuk menumpahkan anggur pada tubuh Neva, memang tidak patut dimaafkan lagi.

Saat ini Neva menghampiri sisi Gandi dan berkata :”Gandi, sudahlah, dia juga bukan sengaja, begitu banyak hadirin yang sedang memperhatikan…”

Kesabaran Neva pada setiap kalinya selalu berhasil memancing amarah Gandi.

Dalam persepsi Gandi, Neva adalah nyonya muda di keluarga Tirta, dan juga istri dirinya, sementara orang yang menantangnya hanya sekumpulan anak buah tidak seberapa, mengapa Neva harus merasa takut ?

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu