Cinta Yang Dalam - Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir

Dia dengan panik segera membuka berita itu:

Pacar Gandi ternyata adalah bunga kota baru, Julia Morez!

Berikutnya adalah foto paparazzi mereka berdua yang sedang keluar dari Twilight.

Jari-jari Neva Aska mulai bergemetaran tak terkendali.

Dia akhirnya tahu kenapa wanita yang ditemuinya kemarin terlihat familiar.

Sebelum dia meninggalkan rumah, Julia adalah sahabat terbaiknya.

Neva memandang ke depan, tapi dia tidak fokus pada pemandangan depan. Seperti ada sesuatu yang penting di hatinya hancur… …

Nasib memberikan Neva lelucon yang begitu besar. Dia menemukan dirinya hamil saat melakukan pemeriksaan fisik rutin di perusahaan.

Neva belum menikah, dia juga tidak segan untuk menolak setiap rekan pria yang menaksirnya.

Di bawah kendali beberapa rekan pria yang ditolaknya, berita Neva tiba-tiba memanas: mengatakan bahwa sikapnya berbeda dengan penampilannya, dia adalah barang rendahan yang genit, gaya hidupnya tidak beraturan.

Tetapi siapa ayah dari anak ini, Neva mengetahui dengan jelas.

Dia berjalan bolak balik di depan pintu kebidanan. Akhirnya, dia tetap tidak tega untuk menggugurkannya.

Ini adalah nyawa kecil yang merupakan ‘hadiah’ yang ditinggalkan oleh pria itu.

Neva memutuskan untuk mengundurkan diri dan pergi ke bagian selatan.

Pada tahun kelima di Kota W, Bibinya, Lexi Ramdan yang merebut Perusahaan Aska dan mengambil ahli keluarga Aska, serta mengusir dirinya dan Nardi, tiba-tiba menghubungi Neva, katanya dia memperkenalkan Neva kepada keluarga yang baik.

Neva sangat mengenal wanita ini, dia sekedar mencari tahu apa niat wanita ini. Ternyata dia menjadikan Neva sebagai pengganti Nevi Aska untuk menikah secara komersial.

Neva langsung menolak tanpa berpikir banyak, sampai pada saat dia menerima sebuah pesan dari Lexi:

“Neva, jika kamu tidak pulang, aku akan menaburkan abu jenazah orang tuamu di toilet umum!”

Kali ini, Neva tahu bahwa dia tidak bisa menghindar lagi, dia langsung pulang ke kota Z di hari yang sama.

Ketika tiba di kuburan, kebetulan melihat seorang pelayan memegang dua guci abu jenazah dan memasukkannya ke dalam kantong plastik sampah. Lokasi pemakaman kedua orang tuanya, sekarang sudah menjadi tempat yang terbengkalai.

Mata Neva lekas merah.

Dia seperti menggila menyerbu pelayan itu, merebut kantong sampah yang ada di tangannya, pelayan secara naluriah menggenggam semakin erat, dengan bingung menoleh ke Lexi

“Jangan hiraukan dia!” Lexi berkata dengan dingin, matanya mengisyaratkan sekelompok pria berpakaian hitam untuk mengikat Neva.

Neva berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri, tapi dirinya semakin ditahan kuat oleh parapria berpakaian baju hitam.

Lexi melangkah maju dan menendang kantong sampah. Dia tidak peduli dengan kebencian mata Neva, mencemooh: “hei, siapa ini? Neva Aska, masih hidup? Bukankah menghilang? Kenapa tiba-tiba muncul lagi? Aku kira ini adalah kuburan yang tidak memiliki pemilik! keluarga Aska kami sudah membeli tanah ini, waktu tiga hari yang diberikan untuk memindahkan barang-barang sudah lewat, jadi aku berhak untuk membongkar semua yang ada di sini! Tentu juga berhak untuk membersihkan sampah-sampah ini!”

Selesai berbicara, Lexi mengabaikan teriakan Neva dan memerintah pelayan dengan nada tinggi: “buang ke toilet.”

Pembantu tampaknya sedikit gugup, mereka mengangguk. Ketika melewati Lexi, pelayan terjatuh, guci pun ikut terlempar di lantai dengan keras, abu yang putih bertaburan di lantai

Lexi tersenyum dan menarik kembali kakinya.

Neva agak sesak dan mengeluarkan suara seperti binatang yang sekarat dan pasrah, menatap abu yang bertaburan, matanya memerah hingga akan meneteskan darah: “berhenti, aku setuju”

Lexi melambaikan tangannya, pelayan yang tidak tahu harus berbuat apa langsung lari. Sebelum pelayan itu pergi, dia melihat Neva dengan tatapan maaf.

Lexi yang bersosok pemenang berjalan ke hadapan Neva, berkata dengan dingin: “sepertinya aku telah melebih-lebihkan batas kesabaranmu.”