Cinta Yang Dalam - Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
Gandi memutar badanny dan meninggalkan, tidak memperdulikan histeris dari orang-orang dibelakangnya.
Kemudian memberi perintah kepada penanggung jawab Grup Tirta kota W untuk lanjut beroperasi.
Setelah Gandi meninggalkan tempat itu, tim pemeriksa itu berganti memberikan pandangan, pemimpin tim kecil melihat kearah pemimpin tim, pemimpin tim melihat kearah penanggung jawab, penanggung jawab melihat kearah ketua penanggung jawab.
Semuanya tidak menyangka, Gandi berkata tidak peduli dan ternyata benar-benar tidak memperdulikannya.
Perjuangan seketika berubah menjadi sebuah pertandingan senjata, jika permasalahan ini merambat, ini akan menjadi sesuatu yang tidak dapat ditanggung oleh mereka orang-orang berkelass bawah ini.
Akhirnya, ketua penanggung jawab seolah-olah menggunakan seluruh kekuatan yang ada padanya, berkata: “Ambil. Ambil semua segel yang ada!”
Setelah berkata, ketua penanggung jawab terjatuh keatas kursi, seakan-akan seluruh tulang yang ada ditubuhnya telah ditarik keluar.
Ia tahu, habislah dirinya, seumur hidup ini tidak akan lagi harapan untuk maju selangkah lebih tinggi.
World Trade akan kembali mulai beroperasi, tentu saja ada banyak proses yang harus dilalui, termasuk pemberitahuan stok barang juga haruss diselesaikan.
Orang-orang cabang Grup Tirta sudah diperintahkan oleh Gandi untuk sibuk menyelesaikan urusan mereka masing-masing.
Ia sendiri menyetir mobil ke Kota Nanjiang yang terkenal sebagai tempat wisata, berputar-putar mengelilingi kota.
Gandi sebenarnya bukanlah seorang pria yang dipermukaan wajahnya hanya memikirkan pekerjaan saja, jika waktu mengijinkannya, ia juga ingin setiap tahunnya keluar berputar-putar.
Meletakkan pekerjaannya untuk sementara, tidak ada beban, lebih baik lagi jika ada orang yang paling dicintainya menemani.
Berpikir tentang hal ini, ia teringat akan dua wanita yang ada disampingnya.
Neva, Julia.
Dua orang ini baginya, sebenarnya siapa yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi?
Secara tidak disadari ia hilang dialam pikirnya hingga mobil tiba-tiba mengerem secara mendadak, ditambah dengan suara ban bergesekan yang melengking masuk kedalam telinga, seketika menarik kembali alam pikirnya.
Gandi mengerutkan keningnya, baru menyadari dirinya saat memikirkan hal ini ternyata tidak sedikitpun mengurangi kecepatan mobilnya bahkan saat sudah mencapai trotoar.
Untung saja system rem otomatis dimobil menyala, menghindarkannya dari terjadinya sebuah kecelakaan.
Ia melihat diatas jalanan terdapat barang tas berwarna pink yang berserakan, tetapi tidak melihat seorangpun didepan mobil.
Ia segera turun dari mobil, melihat kebelakang mobil baru kemudian menghembuskan napas lega yang panjang.
Untung saja, tidak terjadi apa-apa. Didepan mobil ada seorang anak gadis kecil yang sedang meniarap diatas jalan.
Ia terjatuh diatas tanah, terlihat jelas ia mengalami shock, lengannya juga terlihat sedikit kemerahan karena terluka saat bergesekan dengan tanah.
Gandi menjongkokkan badannya, dengan perhatian bertanya: “Adik kecil, apakah kamu tidak apa-apa?”
Anak gadis itu dengan mata kemerahan mendongak keatas, tetapi tidak menangis, pandangan matanya terdapat amarah karena terkejut, dengan suara kanak-kanaknya ia berkata: “Paman, ini adalah tempat orang berjalan, anda seharusnya memberikan jalan untuk orang berjalan kaki lewat terlebih dahulu.”
Gandi yang menerima ajaran seperti ini dari seorang gadis kecil, sedikit memerah, prinsip memberikan kesempatan untuk pejalan berjalan lebih dahulu tentu saja ia mengetahuinya dengan jelas.
Tetapi karena dirinya didalam hati sedang memikirkan suatu hal yang kemudian tidak sengaja membuatnya kehilangan fokus kemudian terjadi sesuatu diluar kontrolnya.
Untung saja, tidak terjadi suatu kejadian yang buruk.
Jika tidak, ia mencelakai seorang gadis kecil yang sebegitu lucunya, ia bisa-bisa merasa bersalah untuk seumur hidupnya.
“Maaf, semua adalah kesalahan paman, paman menyesal tidak berhati-hati. Kita pergi kerumah sakit untuk memeriksakan kamu!” Gandi berkata sambil melihat gadis kecil yang sangat lucu didepan ini, ia agak sedikit mengagumi anak ini.
Jika adalah seorang anak biasa, pada umunya pasti sudah menangis sambil berteriak ibu.
Tetapi anak gadis kecil ini malah sangat tenang, dengan pemikiran yang jelas dan tenang berbicara dengannya.
“Tidak perlu paman, aku baik-baik saja. Ibu berkata, jika tidak terluka maka harus berdiri, jika tidak ada seorang penipu!”
Setelah gadis kecil itu berbicara, ia langsung berusaha untuk berdiri dari atas tanah.
Tetapi baru saja berdiri Gandi langsung memapahnya berdiri, salah satu kakinya tidak dapat berdiri tegak, kemudian langsung terjatuh diatas tanah lagi.
Salah satu pergelangan kakinya dapat terlihat jelas membengkak.
Gandi sangat sedih melihat gadis kecil yang lucu ini.
Tetapi anehnya, ia merasa garis wajah gadis kecil ini seakan-akan sangat mirip dengan seseorang.
Lagipula anak ini terluka, ia anehnya merasa sedih karena itu.
Ia segera menggendong gadis kecil itu masuk kedalam mobil, mengenakan sabuk pengaman kepadanya kemudian membawanya kerumah sakit untuk mengobati tulangnya.
Kali ini ia menyetir dengan serius, hingga sesampainya dirumah sakit, ia membawa gadis kecil itu ke dokter ortopedi.
Dalam kekosongan menunggu anak itu, ia seakan-akan mengerti suatu hal.
Gadis kecil ini, jika benar-benar dibandingkan, bukankah itu adalah alis Neva dan garis wajahnya?
Saat pemikiran ini keluar, Gandi langsung sekuat tenaga menggelengkan kepalanya, membuang jauh-jauh pemikiran ini dari otaknya.
Konyol sekali, hubungan diantaranya dan Neva, bahkan perutnya tidak sedikitpun menonjol, bagaimana mungkin sudah memiliki anak sebesar ini?
Atau mungkin karena otaknya akhir-akhir ini terlalu berantakan, membuatnya berpikir yang bermacam-macam? Gandi secara tidak sadar menenangkan dirinya sendiri, tetapi di alam pikirnya, pemikiran ini seakan-akan telah tertempel dengan jelas.
Tante Chen sekarang sedang gelisah, Nana menghilang.
Karena hari ini ada acara berkumpul bersama teman sekolahnya, ia minum sedikit anggur merah kemudian dalam keadaan sedikit mabuk perbincangannya menjadi sedikit lebih lama, karena itu saat dirinya pergi ke taman bermain untuk menjemput Nana sudah telat setengah jam.
Tetapi saat dirinya telah sampai ditaman bermain, ia menyadari bahwa Nana sudah tidak ada ditaman bermain itu.
Berdasarkan cctv yang dilihatnya, setelah pulang sekolah, Nana menunggu sebentar, beberapa saat kemudian ia membawa tasnya sendiri dan meninggalkan tempat itu.
Arahnya berjalan kebetulan searah dengan jalan pulang.
Tetapi Tante Chen menggerakkan seluruh orang dirumahnya untuk mencari Nana diseluruh tempat perjalanan mereka, bertanya kepada banyak sekali penjual disepanjang jalan ini, ada orang yang melihat Nana membawa tasnya sambil berjalan melewati jalanan ini, tetapi setelah sampai diarea rumah, tidak ada orang yang pernah melihatnya.
Nana sangat imut dan sangat mengerti, mulutnya sangat manis, suara panggilan paman dan bibi terdengar sangat dekat, karena itu semua orang disekitar sini menyukainya, orang-orang disepanjang jalan ini juga seluruhnya mengenalinya.
Anak itu menghilang, hati Tante Chen seketika menjadi berantakan.
Disaat Neva pergi, ia telah meminta tolong kepadanya untuk menjaga Nana dengan baik.
Dirinya pun telah berkali-kali berjanji kepadanya, tidak masalah, pasti tidak ada masalah, dirinya menjamin akan merawat Nana dengan baik.
Tetapi sekarang, Nana menghilang, ia harus bagaimana.
Ia hanya berharap dapat dengan segera menemukan Nana, dengan begitu ia tidak perlu memberitahukannya kepada Neva, jika Nevamengetahuinya, pasti akan hancur.
Saat Gandi menunggu Nana mengobati tulangnya, telepon dari Julia masuk.
“ Gandi , apakah kamu sibukmu sudah selesai?” Suara Julia sangat manis, tidak ada sedikitpun suara lamban dari mabuknya.
Gandi berkata En sekata, teringat sikapnya terhadap Julia tadi sore membuatnya sedikit merasa kejam, karenanya ia berkata: “En, mala mini mari makan malam bersama!”
Julia tercengang, sedetik kemudian hatinya langsung melonjak bahagia.
Ini adalah kesempatan, obat dari asistennya baru saja dikirimkan dan Gandi sendiri yang mengirimkan dirinya.
Ia berkata dirinya yang akan memilih tempat, kemudian setelah menutup telepon ia memilih restaurant dan menunggu asistennya mengirimkan obatnya, malam ini, seluruhnya akan sukses.
Julia menantikan sambil menggosok tangannya, membuatnya membayangkan dirinya setelah semuanya telah berhasil, semua orang yang berpapasan dengannya akan memanggilnya nyonya Tirta.
Dimalam harinya, restaurant Cinta Enak , Julia duduk diatas kursi menunggu kedatangan Gandi.
Sepanjang sore hari ia sama sekali tidak dapat duduk tenang, tidak sabaran ingin segera terbang kemari, karena itu ia datang 1 jam lebih awal kemari.
Disaat ia melihat munculnya sosok Gandi, ia langsung berdiri dan berteriak: “ Gandi , disini.”
Orand didalam restaurant ini tidak sedikit, mendengar suara panggilan seperti ini, seketika ia langsung melihat kearah kemari.
Ketenaran Julia sekarang cukup tinggi, seketika langsung dikenali oleh orang-orang disekitarnya, segera ada orang dengan suara rendah berkata: “Itu bukannya Julia?”
“Sepertinya iya, aku benar-benar menyukai dramanya, wah aku ingin pergi meminta tanda tangannya!”
“Orang yang berjalan kemari itu, sepertinya Gandi kan?”
“Siapa itu Gandi? Ah? Jangan-jangan grup Grup Tirta itu? Mereka berdua dulu dengar-dengar adalah sepasang kekasih, sekarang dilihat-lihat sepertinya……”
Pujian-pujian ini membuat Julia membusungkan dadanya, menunjukkan badannya yang mempesona dan seketika menarik udara dingin dari suara orang-orang disekitar.
Gandi menggandeng tangan Nana kemudian menyuruh pelayan menambahkan sebuah kursi menyuruh Nana untuk duduk disampingnya.
Julia mulanya sudah menunggu saat untuk menikmati dunia milik berdua, tetapi setelah melihat obat nyamuk kecil yang diperhatikan ini, raut wajahnya seketika langsung berubah.
Tetapi didepan Gandi ia tetap dapat berpura-pura, dengan lembut berkata: “ Gadis kecil yang cantik……”
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineLelaki Greget
Rudy GoldSee You Next Time
Cherry BlossomSuami Misterius
LauraPrecious Moment
Louise LeeCinta Dan Rahasia
JesslynHis Second Chance
Derick HoCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip