Cinta Yang Dalam - Bab 99 Rindu

Setiap ucapan Gandi, membuat hati Neva bergidik.

Dia hanya bisa berbisik pelan: “Maaf, tuan Gandi……”

“Maaf, hanya tahu minta maaf! Apa gunanya minta maaf? Lihat dirimu sendiri, jangan melihat pria lain langsung menyukainya, setiap hari hanya tahu menggoda, mengerti?”

Kata-kata jahat Gandi, diganti dengan anggukan Neva.

Gandi menarik nafas dalam-dalam, menenangkan dirinya tidak boleh marah, tidak boleh marah, ibu ada di sini, lalu mengabaikan Neva.

Setelah Shinta membeli pakaian, dia meminta semuanya pulang, Neva menghela nafas lega, akhirnya berakhir juga.

Keluarga Tirta saat ini penuh dengan sukacita.

Karena mengetahui nona Tirta akan pulang, Shinta sangat senang, wajahnya tersenyum sumringah sepanjang hari.

Tapi pagi hari ini, Gandi menerima sebuah telepon.

Telepon dari Rey, investasi ekspor dan impor Grup Tirta di daerah paling selatan, menghadapi beberapa masalah, dan harus menghentikan bisnis.

Masalah ini bisa besar bisa juga kecil, kota z sedikit jauh, tapi kalau diulur tetap bisa menanganinya, namun kerugian yang disebabkan tidak sedikit. Dan, tim inspeksi kota W, menunjuk Grup Tirta bertanggung jawab menangani masalah ini.

Awalnya Gandi berencana beberapa hari ini tidak keluar rumah, terlebih adiknya akan pulang.

Tapi sekarang menghadapi masalah seperti ini, meskipun dia yang tidak ingin keluar, juga tidak bisa.

Dia memberitahu ibunya, lalu memperingatkan Neva dengan tegas, selama dirinya tidak ada beberapa waktu ini, harus tahu statusnya, jangan keluar menggoda pria lain.

Neva sudah terbiasa dengan kata-kata kasar Gandi, dia hanya bisa menganggukkan kepala seperti ayam mematuk makanan, dan hampir saja bersumpah kepada Gandi, kalau dia keluar rumah, langit akan bergemuruh.

Gandi naik pesawat pagi, siang hari dia sudah tiba di bandara kota W.

Dan Tirta Studio di kota W sedang syuting drama pahlawan wanita.

Pemeran utama wanitanya adalah Julia.

Kedatangan Gandi kali ini, bukan demi Julia.

Begitu dia turun pesawat, dia langsung mengurusi masalah perusahaan.

Setelah berdiskusi sepanjang hari, sikap lawan santai terhadap tindakan keras dan lembut Gandi.

Gandi tahu betul, sikap lawan seperti ini, pasti ada orang yang memerintahkan mereka dari belakang.

Kalau tidak, dengan mengandalkan tim inspeksi dari kota W, tidak ada yang berani memberi instruksi mengusik bisnis Grup Tirta .

Namun, orang yang berada di bawah atap rendah, harus menundukkan kepala, Gandi sudah melakukan sikap ini.

Dia baru saja kembali ke hotel tempat dia tinggal. Di pintu masuk kamar VVIP lantai atas, dia melihat seorang wanita langsing berdiri di pintu masuk menunggu dengan cemas.

Gandi hanya meliriknya sekilas dan tahu itu adalah Julia.

Dia mengerutkan kening, masalah dirinya datang ke kota w, hanya di ketahui oleh beberapa orang.

Meskipun Rey akan memberitahu ke Shinta, tapi dia sangat tahu batasan, tidak mungkin memberitahu Julia dirinya berada di kota w.

Singkatnya, di dalam Grup Tirta ada mata-mata Julia.

Gandi membenci senyum yang mengandung makna ada udang dibalik batu, dia segera menyingkirkan ketidaksabaran di wajahnya dan berjalan maju dengan tenang.

Julia sudah sangat lama menunggu kedatangan Gandi, ada mata-mata yang memberitahunya, setelah Gandi datang di kota w, dia merasa ini kesempatan yang sangat langka.

Bagaimana pun Gandi datang untuk dinas, kebetulan dirinya berada di sini, tidak ada mata-mata, tidak peduli bagaimana memikirkannya, ini adalah kesempatan bagus.

Mendengar suara sepatu kulit, Julia memandang ke samping melihat Gandi,lalu segera menghampiri dirinya, dan berteriak: “Gandi……”

Panggilan ini penuh dengan dendam dan rindu.

Hati Gandi sedikit tergerak, tidak disangka baru berpisah beberapa hari, Julia sudah sangat merindukannya.

Julia melompat dalam pelukan Gandi, bagaimana pun tidak ingin melepaskannya.

Gandi dengan lembut membelai rambut Julia dan berkata, “Bagaimana kamu tahu aku datang?”

Pertanyaan ini sedikit menjebak.

Hati Julia gugup, tapi dia pura-pura tenang dan berkata: “Kemana pun kamu pergi, bukankah seharusnya aku mengetahuinya?”

Gandi tersenyum dan tidak terus bertanya pada masalah ini.

“Aku ingat hari ini kamu ada syuting!”ucap Gandi.

Julia mengangkat kepalanya, menatap Gandi penuh dengan kasih, berkata: “Pagi hari ini sudah selesai syuting, kru memberiku cuti.”

Julia yang berkata begitu, membuat Gandi tidak percaya.

Tirta Studio didirikan olehnya, semua karyawan yang bekerja di dalamnya sangat pekerja keras dan berdedikasi, pagi hari sudah selesai syuting untuk seharian?

Julia tahu Gandi tidak begitu mudah untuk dibohongi, terlebih hari ini dia bersikap sombong seperti nona besar, bagaimana pun tidak bersedia syuting. Sutradara mempertimbangkan identitasnya yang spesial baru menghapus adegan hari ini.

Dia mengguncang Gandi, dan bermanja: “Gandi, aku merindukanmu, kamu datang kemari, apakah datang untuk melihatku!”

Gandi awalnya ingin mengatakan dirinya datang untuk dinas, tapi kata-kata ini sampai diujung mulutnya, melihat Julia yang bermanja, mulutnya tersenyum, berkata: “Ehn, pintar sekali!”

Gandi membawa Julia masuk ke kamar, lalu memesan makanan, dengan cepat pelayan menyajikan western food yang lezat, dan dua botol Lafite 1982 yang diletakkan di atas meja.

Julia melepaskan jaketnya, menunjukkan tubuhnya yang molek, dia melihat tatapan Gandi pura-pura sengaja tidak melihat, tapi sebenarnya tatapannya berhenti di tubuhnya, tiba-tiba dia merasa bangga.

Neva yang tidak memiliki tubuh yang indah, hanya bisa mengandalkan kelembutannya, bagaimana bisa menarik pria?

Tidak ada pria yang tidak hidung belang, Julia selalu percaya dengan prinsip ini.

Julia mengangkat gelas anggur merah dan dengan lembut menyentuh Gandi, lidahnya yang harum menjilat bibir merahnya, dengan sangat menawan berkata: “Gandi, kita berdua sudah sangat lama tidak menikmati makan malam romantis……”

Ketika dia berbicara, dia mengangkat gelas anggur merah dan meminumnya.

Gandi hanya menyesapnya sedikit, dia masih ada banyak pekerjaan di sore hari, jadi tidak bisa minum terlalu banyak.

Tapi bisa menemani Julia.

Hari ini Julia menggertakkan giginya, Gandi hanya meminum sedikit, dua botol Lafite tahun 1982, sisanya diberikan kepada Julia.

Julia merasa suasananya sudah sampai, meskipun dia tidak minum terlalu banyak, tapi wajahnya sudah merah mabuk.

Kalau menggunakan anggur merah melakukan hal mabuk juga tidak aneh.

Dia bangkit, mengitari meja, berbaring di tubuh Gandi, menggunakan tubuhnya yang molek, menggosok punggung Gandi.

Dengan terengah-engah berbisik di samping telinga Gandi: “Sayang, kita sudah lama tidak……”

Ketika mengatakan ini, dia mendekat ke daun telinga Gandi.

Wanita ini sangat inisiatif, kalau mengatakan hati Gandi tidak tergoda, itu bohong.

Gandi perlahan-lahan bangkit, berbalik dan memeluk Julia masuk dalam pelukannya.

Julia senang, Gandi masuk dalam perangkapnya!

Dia segera menjinjit, ingin mencium bibir Gandi.

Tidak disangka Gandi mendorong Julia, berkata: “Julia, kamu mabuk.”

Julia menunjukkan sikap mabuk, dan menghela nafas, berkata: “Gandi, aku tidak mabuk, aku ingin bersama denganmu.”

Satu tangannya sudah turun ke bawah celana menyentuh tubuh bagian bawah Gandi.

Julia si wanita yang inisiatif, dengan mengandalkan wajahnya yang cantik, tidak mungkin tidak bisa menjadi artis papan atas.

Gandi mengerutkan kening, memegang tangan Julia yang gelisah.

Melihat wajah Julia yang memerah, dia menghela nafas, berkata: “Julia, aku akan meminta supir mengantarmu pulang.”

Julia yang mendengar Gandi ingin mengusirnya pergi, matanya tiba-tiba memerah, tubuhnya dengan gelisah tidak ingin lepas dari pelukan Gandi, berteriak: “Aku tidak mau, Gandi, aku tidak pergi kemana pun, aku ingin tinggal di sisimu!”

Ketika Julia mengatakan ini, matanya memerah.

Gandi yang melihat Julia seperti ini, mengingat dia adalah wanitanya, dirinya hanya bisa menghela nafas, berkata: “Kalau begitu kamu tinggallah di sini!”

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu