Cinta Yang Dalam - Bab 202 Kehangatannya

Julia sambil berkata melihat kaki Neva yang sudah terangkat, kali ini kaki yang terangkat di udara cukup lama dan belum turun.

Dia pun tertawa bangga ternyata ekspresi Neva tidak setenang seperti di wajahnya. Ketika dia baru ingin berbicara, dia sudah mendengar suara Neva yang berkata:” Ternyata Nona Julia memiliki pemikiran seperti itu! Kebetulan sekali, perkataan yang anda bicarakan tadi telah kurekam dengan tidak sengaja. Tidak tahu jika diperdengarkan kepada Kak Gandi, kepolosan Nona Julia ini masih bisa dipertahankan tidak ya!”

Mendengar perkataan Neva ini membuat seluruh tubuh Julia gemetar karena marah.

Namun dia mempertimbangkan senjata dari Neva, kebalikannya kesalahan dirinya yang sekarang dipegang olehnya.

Apakah harus bergerak? Namun jika melihat ekspresi Neva saat ini, sangat jelas dia sedang menunggu apa yang akan dia lakukan.

Senyuman di wajah Julia pun membeku, akhirnya dia berusaha dan mengeluarkan senyuman:” Neva, kamu lihat dirimu, apakah yang kamu lakukan ini? Kita adalah teman yang sudah lama tidak bertemu, bukankah hanya minum teh dan sambil mengobrol, mengapa harus bertengkar seperti ini?”

“Nona Julia, jangan pernah anda memanggil dengan terlalu akrab, kita berdua sama sekali tidak akrab. Jika kamu ingin memanggilku, kamu bisa memanggilku Nona Tirta.

Perkataan Neva ini membuat Julia terpana di tempatnya

Dengan cepat timbul rasa marah di wajahnya, kedua tangannya mengepal dengan erat seakan dia ingin melahap Neva dan menatapnya dengan benci.

Neva pun sudah lupa bagaimana dia bisa keluar dari tempat itu.

Dia hanya ingat dibawah pandangan marah dari Julia, menggunakan masalah rekaman itu memaksa Julia untuk tidak melakukan apapun.

Setelah membiarkannya keluar dari tempat itu, gigi Julia sudah terasa ingin putus.

Mengenai alasan memanggil Neva kesini pada akhirnya tidak mendapatkan hasil apapun.

Neva membawa mobilnya kembali ke villa.

Pada sore hari, dia menerima telepon dari Gandi yang mengatakan bahwa malam ini dia akan membawanya ke sebuah acara.

Gandi menginformasikannya, tidak menanyakan pendapat darinya.

Acara malam ini diorganisir oleh kelompok bisnis di Kota Z.

Acara malam ini diorganisasikan oleh keluarga Darmoko dan Keluarga Garfid, mereka termasuk perusahaan besar di Kota Z, karena itu cukup banyak orang yang datang kesana untuk menjaga wajah.

Neva berdiri di samping Gandi, melihat semua orang dengan mempertahankan senyuman yang sama.

Dengan cepat, bibirnya menjadi kaku karena terlalu banyak tersenyum.

Akhirnya mendapatkan waktu kosong, Neva mengambil segelas jus dari pelayan, menghabiskan dalam satu tegukan dan kemudian menghela nafas dan kemudian terdengar suara manja yang berkata:” Kak Gandi…“

Neva sedikit mengerutkan kening sambil melihat ke sumber suara berasal, ternyata Nona besar Dindah dari keluarga Darmoko.

Dindah mengenakan gaun putih yang mewah, kedua tangannya memegang gaunnya sambil berlari kecil ke depan Gandi, dengan gembira berkata:” Aku sudah tahu , kamu pasti akan hadir hari ini!”

Acara perjamuan bisnis ini akan berlangsung sebentar lagi.

Sementara hasil yang dikumpulkan pada acara ini, sebagian akan didonasikan kepada organisasi amal untuk membantu anak yang miskin dan kesulitan.

Sementara keluarga Tirta sudah menghabiskan banyak uang dalam acara seperti ini.

Orang yang melakukan hal besar semua sangat penting!”

Gandi menjilat bibirnya dan sambil tersenyum berkata:” Gadis kecil , dimanapun tidak akan kekurangan kamu!”

Ketika dia baru mengucapkannya langsung terdengar Dindah yang tidak menerima berkata:” Aku sudah bukan anak kecil lagi, aku sudah besar, Kak Gandi, jika tidak percaya bisa melihatnya!”

Sambil mengatakannya, Dindah langsung membusungkan dadanya di hadapan Gandi.

Pandangan Neva untuk sesaat terpaku, Dindah dengan umurnya seperti itu sudah berkembang dengan cukup baik.

Setidaknya lebih baik jika dibandingkan dengan dirinya.

Gandi tersenyum dengan kaku, dengan menggunakan tangannya menahan kepala Dindah dan memutarnya ke arah yang lain dan mendorongnya ke sana.

Dindah masih tidak rela dan masih mendekatkan diri kearah Gandi.

Namun Gandi mengerutkan kening dan menyuruh Dindah untuk berhenti.

Bagaimanapun dengan temperamen Gandi, dia juga tergolong sudah berinteraksi dengannya sejak kecil, sudah mengerti kapan harus menurut dan kapan bisa membangkang.

Setelah Dindah sudah pergi, Neva masih melihat ke arah Dindah pergi, masih nampak ekspresi sedang berpikir yang aneh di wajahnya.

Wanita yang berpikir dan memikirkan sesuatu selalu terlihat sangat menarik.

Pandangan Gandi terhenti pada tubuh Neva, dengan aneh tertarik oleh ekspresinya yang seperti ini.

Melihatnya yang karena berpikir, bibirnya yang merah bergerak dengan ringan, kali ini Gandi merasa dia ingin mendekat untuk mencium bibirnya.

Dia menaikkan tangannya dan membelai ringan wajah Neva.

Neva yang sedang berpikir pun akhirnya tersadar.

Neva dengan sedikit gugup memandang Gandi, menggigit bibirnya karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan , kebalikannya membuat api di dalam hati Gandi menjadi lebih membara.

Sementara Dindah yang saat ini sedang bercengkrama dengan istri dari keluarga kaya lainnya masih kadang kala menatap pasangan dari Neva dan Gandi ini.

Melihat Gandi yang membelai wajah Neva, pandangan dari Dindah pun menjadi dingin.

Pada saat berita Gandi menikah, Dindah sudah mendapatkan info ini langsung dari teman dekatnya di Kota Z.

Pada saat yang saat data mengenai Neva pun langsung dikirimkan ke tangan Dindah .

Terhadap Neva dan Gandi, Dindah berpikir bahwa ini hanyalah sebuah drama, kedua orang ini tidak mungkin ada perasaan di antara mereka,.

Kemungkinan paling buruk adalah Neva yang jatuh cinta pada Gandi, namun Gandi sama sekali tidak merasakan apapun terhadapnya.

Namun karena jarak umur mereka yang dekat, Dindah sejak kecil terus menempeli Gandi, selalu merasa bahwa lawan asmarannya adalah orang dengan standar sekelas Julia.

Namun tidak pernah disangka, lawan yang dia pikirkan ternyata adalah Neva yang berasal dari dunia biasa memaksanya dengan panik dan pada akhirnya posisinya pun hilang begitu saja.

Sebelum dia berpikir lagi, terdengar suara suara batuk dari atas panggung.

Pembawa acara naik ke atas panggung, setelah mengatakan beberapa kalimat pembuka, dilanjutkan pidato yang diberikan oleh Ketua Organisasi Bisnis dari Kota Z dan kemudian lelang pun dimulai.

Karena ini adalah lelang dunia bisnis, pesertanya pun adalah konglomerat, Sehingga barang yang dilelang pun adalah barang yang lebih berharga beberapa level.

Karena itu barang pertama yang dilelang adalah sebuah Batu tinta kuno.

Batu tinta kuno ini sangat terkenal, tergolong digunakan oleh seorang artis kaligrafi, saat ini sudah memiliki sejarah senilai seribu tahun.

Karena status dari Gandi, Neva pun bisa mendapat tempat duduk di deretan kursi pertama.

Keluarga Darmoko dan Garfid sebagai organisator juga duduk di deretan pertama.

Batu tinta kuno dilelang dengan harga awal senilai 10 miliar, namun setelah beberapa penawaran, terhenti di harga akhir senilai100 miliar.

Harga ini dikeluarkan oleh Gandi dan Neva bertanggung jawab menaikkan papan.

Setelah pembawa acara memastikan harga, ketika palu emas akan jatuh tiba-tiba terlihat sebuah papan naik dari deretan pertama.

“140 miliar! Keluarga Darmoko mengeluarkan harga 140 miliar!”

“140 miliar satu kali, dua kali….”

Neva tidak bisa menahan diri dan melihat ke arah Dindah ,bahkan orang yang lembut sepertinya merasa harga yang disebutkan olehnya memiliki niat tertentu.

Apalagi orang cerdas seperti Gandi?

Namun Gandi tidak melihat ke arahnya hanya terdiam sambil minum teh.

Dia menggelengkan kepalanya singkat, seperti sedang mengingatkan Neva untuk berpartisipasi dilelang ini dengan serius.

Kemudian kembali datang beberapa barang berharga, dari perhiasan yang terbatas, dan berbagai barang kuno, paling tinggi ada yang menawar hingga 800 miliar.

Hal ini membuat lidah Neva terpaku, walaupun dia dulu adalah Nona besar dari Keluarga Aska, bagaimanapun sudah pernah melihat banyak hal di dunia ini.

Nama Keluarga Aska pada saat itu dengan perkembangan kota Z belasan tahun kemudian sangat jauh berbeda.

Kali ini dia akhirnya bisa melihat konglomerat utama dari Kota Z.

Semua barang lelangan menembus harga ratus miliar dan semua dibeli oleh konglomerat dari barisan pertama.

Kemudian di atas panggung datang sebuah perhiasan yang menarik perhatian dari Neva.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu