Cinta Yang Dalam - Bab 190 Merasa Bersalah

Gandi menggandeng tangan Julia naik ke mobil, dan Mili juga ikut naik, namun Julia mengedipkan matanya.

Gandi menyalakan mobil dan menyetir ke Villa Mawar, Julia duduk di samping pengemudi, ketika lampu merah, dia dengan tenang menyandarkan kepalanya di bahu Gandi dan berkata dengan manja: “Gandi, hari ini untung kamu datang, kalau tidak……”

Julia ragu untuk mengatakan kalimat berikutnya, terlihat jelas dia sedang mengeluh.

Gandi berkata dengan santai: “Masalah ini, selesai sampai di sini, kamu tidak perlu mengkhawatirkan kehilangan pekerjaan, aku akan menghidupimu.”

Hati wanita sedalam lautan, pepatah ini sangat cocok untuk Julia.

Gandi tahu jelas, Julia sedang berakting menjebak semua orang.

Tapi kalau ingin menghukum Julia atau meninggalkannya, Gandi tidak bisa melakukan itu.

Bagaimana pun, Julia telah memberikan keperawanannya kepada Gandi.

Kalau tidak ada kemunculan Neva, posisi Nyonya Tirta seharusnya menjadi milik Julia.

Itu sangat wajar, Julia tidak ikhlas.

Sebelumnya Gandi tidak mempermasalahkan trik kecil yang dilakukan Julia, itu juga ada hubungannya dengan ini.

Gandi adalah pria yang bertanggung jawab, setelah meniduri harus bertanggung jawab.

Tepat satu bulan, Gandi tidak pulang lagi ke villa.

Neva mengira dia berada di tempat Julia, namun siang hari Gandi akan bertemu dengan Julia, dan malamnya dia akan pulang.

Gandi membeli sebuah vila di puncak gunung, akhir-akhir ini dia sedang mengintropeksi diri memikirkan masa depan.

Tidak ada yang bisa menemukannya, kalau dia ingin bersembunyi.

Selama itu, Shinta sering meneleponnya, tapi kali ini Gandi benar-benar berhati besi, bersikeras tidak mengangkatnya.

Tengah malam, telepon Neva berdering.

Dia melihatnya dan menyadari telepon dari Shinta. Tujuan Shinta sangat jelas, setelah dijawab, Neva langsung memanggil bu, lalu berkata: “Gandi tidak pernah pulang. Bu, kamu jangan khawatir, dia pasti bisa menjaga dirinya.”

Suara Shinta terdengar sedikit kesepian, dan berkata dengan marah: “Kenapa dia seperti anak kecil! Apakah sedang bertengkar denganku?”

“Bagaimana mungkin? Sebenarnya Gandi……”awalnya Neva ingin memuji Gandi, seperti mengatakan tempremennya bagus dan penurut. Tapi ketika hendak mengatakan ini, pikirannya kosong, seolah Gandi bukan orang seperti itu.

“Sudahlah, kamu tidak perlu membelanya. Dalam waktu ini yang bisa dicari semua sudah dicari, tidak tahu dia bersembunyi dimana. Bahkan perusahaan juga dikendalikan dari jauh. Setelah dia pulang, segera beritahukan dia untuk menjumpaiku.”

Neva tidak tahu ada apa Shinta tiba-tiba mencari Gandi, tapi Neva tetap menjawab iya.

Sebenarnya Neva juga penasaran kemana Gandi pergi, sampai bisa bersembunyi dengan begitu baik.

Hari ini Neva janjian bertemu dengan Gwen, karena waktunya hampir tiba, dia segera berbenah.

Begitu keluar rumah, Neva melihat sebuah mobil Maybach berhenti di depannya dengan suara pengereman yang keras membawa debu tebal.

Neva mengerutkan kening, tidak mengatakan apa-apa, lalu jendela mobil diturunkan: “Naik!”

Suara dan wajah familiar ini, membuat Neva terkejut, ternyata Gandi, kenapa dia pulang?

“Tuan Gandi, Nyonya tadi menelepon mencarimu.” Neva tidak segera naik ke mobil, melainkan mengatakan hal penting ini lebih dulu.

Ekspresi Gandi berubah menjadi suram, mulanya suasana hatinya hari ini memang tidak baik, ditambah dengan Neva yang beraninya tidak mendengar perkataannya.

Gandi membuka pintu dan mendorong Neva masuk ke tempat duduk belakang dengan kasar.

Neva belum sempat memakai sabuk pengaman, punggungnya sudah terdorong dengan keras ke belakang, mobil Maybach ini melaju dengan kecepatan 100km.

“Kamu gila ya!” ucap Neva tidak tahan karena kepalanya hampir terbentur.

Gandi mengangkat kepalanya, melirik Neva dari kaca spion, dan berkata: “Ada waktu mengatakan ini, lebih baik kamu manfaatkan untuk memakai sabuk pengaman.”

Setelah itu, Gandi menambah kecepatan, Neva menyaksikan pemandangan di luar jendela dengan cepat, dan akhirnya pandangannya kabur.

Mobil melaju dengan kencang, Neva sama sekali tidak tahu Gandi hendak pergi kemana.

Hingga akhirnya mobil Maybach kembali rem mendadak.

Neva sudah tidak bisa menahannya, dia segera membuka pintu mobil, dan bergegas turun, lalu muntah di samping, dan dirinya hampir saja memuntahkan semua isi perutnya.

Neva mendengar suara pintu terbuka dari belakang, tapi dia tidak mempedulikannya.

Setelah dia merasa baikan dan menghela nafas lega, ketika hendak menoleh, dia menyadari Gandi membawanya ke puncak gunung.

Dari sudut ini, kamu bisa melihat sungai panjang berliku di bawah gunung.

Dekat dengan pengunungan?

Neva memikirkan hal ini di dalam hatinya, lalu berbalik dan melihat sebuah makam yang tidak jauh dari sana.

Untuk apa Gandi membawanya kemari?

Neva samar-samar bisa menebak dalam hatinya, dia tidak takut ketika pergi ke pemakaman keluarganya, tapi begitu sampai ke pemakaman keluarga Tirta, Neva merasa bulu kuduknya merinding.

Dia segera berlari mengikuti Gandi.

Neva diam-diam melirik ekspresi Gandi yang dipenuhi dengan kesedihan dan rasa bersalah yang dalam, yang belum pernah dilihat Neva.

Setelah melewati batu nisan di depan, Neva melirik sedikit dan melihat ternyata yang terkubur di dalamnya adalah leluhur keluarga Tirta.

Gandi berjalan ke batu nisan yang terlihat baru dan terdengar suara ‘Pong” Gandi berlutut dengan keras.

Neva tertegun sejenak, melihat Gandi berlutut di depan batu nisan, setelah itu Neva melihat sebuah nama yang familiar, dan juga ikut berlutut.

Gandi berlutut cukup lama di depan batu nisan, lalu Neva mengangkat kepalanya dan melihat mulut Gandi terbuka lebar.

Meskipun tidak mengucapkan sepatah kata pun, tapi tampak jelas ada keheningan tanpa suara ingin mengungkapkan semua yang ingin dikatakan.

Batu kerikil di tanah sedikit melukai kakinya, Neva berusaha menahannya dan terus berlutut.

Neva mengangkat kepalanya memandang batu nisan, foto di batu nisan seharusnya diganti setiap tahun. Pria di foto itu sangat tampan, Neva diam-diam membandingkannya dengan Gandi, Neva merasa Gandi seharusnya lebih baik dari leluhurnya.

Setelah sesaat Gandi bangkit dan ketika Neva bangkit, kakinya kesemutan.

Neva yang tidak bisa berdiri dengan stabil, tersungkur jatuh ke batu nisan.

Gandi baru saja hendak berjalan ke sisi lain, namun tertarik oleh gerakan Neva.

Gandi kesal, kenapa wanita ini selalu merepotkan dirinya kemana pun dia pergi.

Gandi mengulurkan tangan, menarik Neva berdiri.

Kaki Neva yang kebas, membuatnya langsung bersandar dalam dekapan Gandi, selang sesaat baru terasa lebih nyaman.

“Kamu berencana bersandar berapa lama?” ucap Gandi dengan suara dingin, seperti ledakan guntur tiba-tiba terdengar di telinga Neva.

Neva dengan cepat keluar dari pelukannya, dan berkata dengan malu: “Ma-maaf, tuan Gandi……”

Gandi memandang Neva dengan acuh tidaak acuh, dan berkata: “Apakah ada gunanya meminta maaf? Selain merepotkan apa lagi yang bisa kamu lakukan?”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu