Cinta Yang Dalam - Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu

Meko mulai menjalani hidup bahagia lagi, Nana yang penuh semangat akan membawanya berkeliling setiap hari sepulang sekolah.

"Meko, ambil bolanya kembali!"

"Meko, cepat datang dan gali lubang di sini!"

"Meko, bisakah kamu memanjat pohon?"

"Meko, bolehkah aku memandikanmu ……"

Meko yang kelelahan, terbaring di tanah dengan terengah-engah.

Tuan kecilku, apakah kamu tidak lelah?

Setelah Perusahaan aska dilebur Grup Tirta, Grup Tirta mengakuisisi beberapa perusahaan secara berurutan.

Perusahaan-perusahaan ini semua memiliki hubungan yang baik dengan keluarga aska, setelah Grup Tirta memberi pukulan berat satu demi satu, mereka runtuh seperti Perusahaan aska.

Melihat tata letak komersial yang sengit dari kakak kedua, Fandi merasa sedikit tidak tenang, dia mencoba membujuk beberapa patah kata secara pribadi. Lagipula, pusat pembelanjaan itu seperti medan pertempuran, dan musuh yang terlalu banyak akan takut diboikot oleh persekutuan orang.

Dan Gandi tidak tahu kapan dia telah jatuh cinta pada rokok, dengan cerutu di mulutnya, dia berkata dengan ringan: "Itu hanya sekelompok sampah ….. aku dulu terlalu berhati lembut dan menuruti kehendak para bajingan itu yang mengakibatkan kehilangan Neva. "

Hingga saat ini, dia masih menolak untuk menerima kenyataan bahwa Neva telah pergi.

Dia bekerja siang dan malam dan bekerja keras untuk mengembangkan dan membangkitkan kembali Perusahaan aska. Dia hanya ingin menunggu Neva kembali dan melihat Perusahaan aska yang telah berkembang kembali, Neva pasti akan sangat bahagia, bukan?

Ada alasan lain yang hanya dia sendiri ketahui, sebenarnya dia hanya bisa mengontrol dirinya ketika sedang sibuk dan berusaha untuk tidak memikirkan Neva.

Tetapi kerinduan, seberapa sibuk baru bisa mengendalikannya?

Takutya pada saat dia istirahat makan siang, dia akan bermimpi bahwa Neva ada di sisinya.

Dia mengulurkan tangan untuk meraih tangan Neva, tidak ingin dia pergi.

Tetapi Neva menggelengkan kepalanya dan melangkah semakin jauh!

Gandi tiba-tiba bangun dari meja dan menggelengkan kepalanya, baru menyadari bahwa dia tertidur sambil tanda tangan.

Setelah Neva pergi, kerinduan menjadi penyakitan, dan dia menjadi sedikit sakit jiwa.

Dia tidak bisa tidur nyenyak di malam hari, dan pada siang hari dia tertidur pada saat beristirahat serta bermimpi, kali ini mata pandanya tampak jauh lebih jelas.

Nyonya Tirta mencari psikiater beberapa kali dan ingin merawat Gandi, tetapi dia menolak.

Dia tidak sakit, mengapa harus mencari dokter?

Ada ketukan di pintu, dan Fandi masuk.

Dia melirik sekilas penampilan kuyu kakak keduanya, dan hatinya merasa sedikit tidak nyaman.

Dahulu kala, kakak kedua adalah seorang pria yang sangat tampan.

"Kakak kedua, hari ini kak Yosi mengadakan acara, dia mengajak kita pergi untuk bernyanyi dan bersenang-senang bersama, apakah kamu ingin ikut?"

Yosi baru saja kembali dari mengikuti forum di luar negeri, hal pertama yang dia lakukan adalah mengajak teman baiknya untuk minum dan bernyanyi bersama, dan juga bermain dengan wanita, Fandi tidak berani menyebutkannya.

Dia takut dirinya akan secara tidak sengaja mengucapkan kata-kata yang kurang baik, dan membuat kakak kedua memikirkan kakak iparnya.

Gandi mengangkat matanya, melirik sekilas Fandi, dan berkata dengan lemah: "Akhir-akhir ini sangat santai?

Fandi mengerang, firasat buruk segera menghantui pikirannya.

"Tidak, tidak …… aku terpikir masih banyak dokumen yang harus ditangani, kakak kedua, kamu lanjut sibuk, aku akan pergi dulu!"

Usai bicara, Fandi ingin menyelinap pergi.

Takutnya jika dia tinggal sebentar lagi, kakak kedua akan menjadikannya sebagai target untuk memberikan banyak tugas.

Tetapi ketika dia baru saja membuka pintu, batuk lemah Gandi datang dari belakang.

"Kamu pergi saja sepulang kerja, urusan perusahaan biarkan aku saja, aku masih harus kembali menemani Nana pada malam hari, jadi aku tidak bisa pergi."

Fandi tahu Nana, gadis kecil ini unik, imut, dan menyenangkan.

Jelas dia adalah putri dari kakak kedua, tetapi kakak kedua malah menutupi berita tersebut, dan mengatakan bawha itu hanya anak dari temannya yang datang untuk bermain selama beberapa hari.

Dan dia juga tidak memberitahu kepada ibu.

Fandi tidak mengerti mengapa kakak kedua melakukan ini, lagipula, sejak Neva pergi, kondisi tubuh ibu menjadi lebih buruk.

Jika memiliki seorang cucu menemaninya, ibu pasti akan sangat bahagia, jika dia merasa lebih bahagia, tubuhnya juga akan jauh lebih baik, bukan?

Jam enam pulang kerja, Gandi menyetir kembali ke vila.

Begitu masuk, dia melihat Nana duduk dengan tenang di ruang tamu, Meko juga duduk di sampingnya, satu orang dan satu anjing sedang membangun kastil.

Melihat Gandi kembali, Nana melompat dengan gembira dan bergegas menuju Gandi.

"Paman! Lihat, kastil yang dibangun Nana."

Nana meraih tangan Gandi, meskipun Gandi sedikit lelah, tetapi dia tidak tega untuk menghilangkan semangat tinggi Nana.

Kastil putih itu sangat indah, Nana menunjuk ke ruangan terbesar di dalam dan berkata: "Ini milik ibu, ini milik Nana, ini milik paman ……"

Tiga kamar di dalam kastil, kamar Nana dekat dengan Neva, sedangkan Gandi ada diseberang mereka.

“Mengapa kamar Paman tidak dekat dengan Nana?” Gandi tersenyum.

"Paman harus melindungi Nana dan ibu, kamar paman di tengah, jadi paman bisa menahan orang-orang jahat!" Kata Nana dengan polos.

Ekspresi Gandi terkesima, dia menggerakkan sudut mulutnya dan berkata, "Iya, paman akan menjaga Nana hingga tumbuh besar."

Mengenai topik ibu Nana, dia tidak ingin menyebutkannya, dan dia juga sedang tidak berminat untuk menyebutkannya.

Nana melompat dengan gembira, tetapi setelah beberapa saat, suasana hatinya jatuh.

Anak-anak selalu seperti ini, emosi datang dan pergi dengan cepat.

Gandi sedikit terkejut, dia bertanya, "Apakah sayangku tidak bahagia?"

Nana mengangguk dengan cepat, dan berkata, "Paman, aku merindukan ibuku!"

Ini adalah topik yang abadi dan tak terpecahkan, senyum di wajah Gandi tiba-tiba menegang.

Untungnya, kemunculan Mbok Ting memecah kebuntuan ini.

"Waktunya makan malam, cuci tangan dan makan!"

Nana menjawab, melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan itu, dan bergegas ke kamar mandi.

Instruksi Mbok Ting datang dari belakang: "Cuci bersih, pakai sabun, jangan berasal-asalan!"

Bagaimanapun juga, kertas tidak akan bisa menahan api, masalah Gandi membawa kembali seorang gadis kecil masih tersebar sampai ke telinga Shinta.

Dia menelepon Mbok Ting, Mbok Ting membeku untuk waktu yang lama, dan akhirnya mengakui bahwa Nana adalah anak Gandi dan Neva.

Menganai kapan mereka melahirkan anak itu, dia tidak tahu.

Sore hari itu, Gandi menerima telepon dari ibunya.

"Bawa seseorang pulang untuk makan malam!"

Perintahnya sederhana dan menakutkan, dan tidak ada negosiasi yang diperbolehkan.

Gandi tercengang, bawa orang? Bawa siapa? Apakah Fandi?

"Bu, Fandi sedang dalam perjalanan bisnis akhir-akhir ini ……"

Sebelum dia selesai berbicara, Shinta langsung memotongnya.

"Orang yang aku bilang, kamu tidak tahu? Atau masih bermain bodoh denganku?"

Sikap Shinta telah membuat Gandi mengerti, identitas Nana mungkin telah terbongkar.

Tetapi dia telah mengantisipasikan ini sebelumnya, dia tidak menjelaskannya lagi, hanya bilang dia akan kembali pada malam hari.

Pukul empat sore, Gandi kembali ke vila.

Baru saja memasuki rumah, Mbok Ting yang sudah menunggu melangkah maju dan berkata, "Gandi, maafkan aku, ini ..."

Gandi melambaikan tangannya dan berkata, "Mbok Ting, apakah ibuku mencarimu?"

Mbok Ting menjawab iya, menghadapi Shinta, dia tidak bisa merahasiakan hal tentang Nana.

"Meski agak tergesa-gesa, tetapi juga sudah waktunya untuk membiarkan Nana pergi menemui neneknya."

Gandi naik ke atas untuk berganti pakaian, tetapi setelah berganti pakaian, terjadi sedikit maslaah.

Mbok Ting membawa Nana untuk mandi, tetapi Nana tidak mau bekerja sama dan terus meminta pamannya untuk memandikanya.

Gandi terkesima sesaat, pergi ke kamar mandi, dan dengan sabar berjongkok di depan Nana, berkata, "Mengapa kamu ingin paman yang memandikanmu?"

"Karena Nana menyukai paman! Dulu adalah ibu dan nenek Chen yang bantu Nana mandi, dan Nana juga menyukai mereka!"

Suara anak yang tidak dewasa dan nada yang polos membuat Gandi seketika tidak dapat menolak.

"Apakah Nana tidak menyukai Nenek Ting?"

"Aku suka …… tapi Nana lebih menyukai paman!" Kata Nana dengan suara lembut.

Gandi mengerutkan kening, dan dengan sabar menjelaskan: "Nana adalah wanita kecil yang cantik, dan pamannya adalah pria yang besar. Apakah guru sekolah tidak mengajari Nana, bahwa pria dan wanita harus menjaga jarak tertentu?"

Nana mengerang, mengerutkan alisnya yang imut, dan menggelengkan kepalanya setelah berpikir sejenak: "Guru tidak pernah mengajari ini, tetapi ibu pernah ……"

"Nah, bukankah Nana harus mendengarkan apa yang ibu katakan? Bukankah seharusnya Nana pergi mandi dengan Nenek Ting dengan patuh sekarang?"

"Baik!"

Pada saat ini, Nana tidak punya alasan untuk tidak menolak lagi, dan setuju dengan senang hati.

Setelah mandi, Gandi mengeringkan rambut Nana, sementara Mbok Ting mencarikan gaun untuknya.

Ini adalah pertama kalinya Gandi melakukan hal seperti ini, jadi dia sangat kaku.

Dia hampir meniup rambut Nana menjadi kembang, tetapi untungnya, Mbok Ting membawa pakaiannya datang tepat waktu dan mengambil alih pekerjaan Gandi.

Setelah berdandan, peri kecil yang imut dan unik muncul di depan mereka.

Gandi menggendong Nana, lalu keluar dan naik mobil yang sudah lama menunggu.

Nana sedang duduk di kursi belakang, setelah mobil mulai melaju, dia terus melihat keluar, pertanyaan di mulutnya tidak pernah berhenti.

"Paman, kita akan pergi kemana?"

"Pergi ke rumah ibu paman."

"Mengapa harus pergi ke rumah ibu paman?"

"Karena ibu paman menyukai Nana."

"Tapi mengapa ibu paman menyukai Nana? Dia belum pernah melihat Nana."

……

"Paman, kenapa mobilnya bergerak?"

"Karena pembakaran bensin, menghasilkan dorongan yang cukup kuat."

"Apa itu pembakaran bensin? Apakah itu penyalaan api? Apa itu dorongan ……"

Pertanyaan satu demi satu terus datang, membuat Gandi sedikit pusing.

Dia tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pertanyaan-pertanyaan ini ke Rey, memintanya untuk segera menemukan jawaban kepadanya.

"Paman, lihat, ini pesawat besar, bagaimana mereka bisa terbang!"

Gandi menopang dahinya, dia memutuskan bahwa ketika dia kembali dari rumah kali ini, dia harus mencari beberapa guru lagi untuk Nana.

Adalah hal yang baik bagi anak-anak untuk memiliki pertanyaan, bagaimanapun, dunia ini dibuat oleh beberapa orang yang suka bertanya, agar ada inovasi dan pengembangan.

Jaraknya hanya dua ratus meter untuk mencapai rumah Keluarga Tirta, Gandi sudah melihat ibunya berdiri di luar, menunggu mereka dengan penuh semangat.

Tidak, harusnya dia hanya menunggu Nana.

Bagaimanapun, Gandi menjadi tidak penting lagi setelah adanya keberadaan Nana.

Setelah mobilnya berhenti, Nana langsung digendong oleh Shinta begitu keluar dari mobil.

"Hei, Sayangku tampak sangat cantik, benar-benar mirip dengan ayahmu ketika dia masih kecil ……"

“Ayah?” Nana awalnya sedikit khawatir karena dia tiba-tiba digendong oleh orang lain, tetapi setelah melihat nenek yang baik dan cantik, dia segera tenang.

Namun, dia dengan tajam menangkap panggilan yang dikatakan Shinta.

Ayah, ini adalah panggilan yang dia impikan sejak lama.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu