Cinta Yang Dalam - Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan

“Ayah, bisakah kamu berjanji kepadaku agar tidak pernah menyerah untuk mencari ibu?”

Walaupun Nana masih kecil namun karena dia tumbuh di lingkungan seperti itu membuat dirinya lebih bijak dari anak seumurnya.

Dia samar-samar pernah mendengar berita bahwa ibunya telah tiada dari nenek, Nenek Ting, Nenek Chen dan dari mulut banyak orang.

Dengan umurnya yang masih kecil namun terhadap kematian dia telah memiliki pemikirannya sendiri.

Akan tetapi dia sama seperti Gandi yang merasa kalau ibunya tidak mati, tapi sedang berada di sebuah tempat, diam-diam menyaksikannya tumbuh besar.

Seperti permainan petak umpet yang sering mereka mainkan bersama, setiap kali Nana bersembunyi pasti akan ditemukan oleh ibunya.

Akan tetapi setiap kali ibunya yang bersembunyi, Nana tidak dapat menemukannya.

Gandi mengulurkan tangan dengan pelan menyeka air mata Nana, dengan suara pelan namun pasti berkata “Ayah berjanji pada Nana, bisa menemukan ibu, pasti akan menemukannya!”

Mendengar janji Gandi membuat Nana mengedip-ngedipkan matanya dan tampak sedikit senyuman di wajahnya kemudian ia tertidur karena capek.

Nana terbaring seminggu di rumah sakit dan terdapat perubahan pada dirinya, dia sudah mau sedikit berbicara dengan orang rumah dan selera makannya juga telah mulai membaik.

Walaupun hanya perubahan yang kecil, namun membuat semua anggota keluarga merasa sangat gembira.

Saat keluar dari rumah sakit, Gandi mengantarkan Nana ke rumah tante Chen.

Ia menyetir sendiri dan pergi ke pemakaman keluarga Aska.

Di depan kuburan Neva terdapat dua pohon pinus kecil yang sudah tumbuh, di bagian depannya Gandi telah menatanya dengan sehamparan bunga lavender.

Ini adalah bunga kesukaan Neva, walaupun Neva tidak pernah mengatakannya, namun di setiap karya yang dirancangnya sering terdapat unsur bunga lavender.

Gandi bersandar pada batu nisan Neva, batu nisan yang dingin mengingatkannya kalau itu sudah bukan orang yang memiliki kehangatan itu lagi.

“Neva, Nana sudah akan memasuki sekolah dasar, aku sudah mengatur sekolah yang terbaik untuknya agar dia mendapatkan pendidikan yang paling baik.”

“Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan membiarkannya menjadi korban dari pendidikan yang berorientasi pada ujian. Apa yang ingin dia pelajari, apa yang ingin dia lakukan, aku akan memberikannya kebebasan untuk memilih. Asalkan putri kita senang itulah yang terpenting…”

“Menurutmu mengapa waktu berlalu dengan begitu cepat, aku merasa diri sendiri seperti sudah bertambah tua. Ibuku sudah terus mendesak Fandi agar segera menikah, coba kamu tebak siapa wanita yang paling disukai Fandi itu? Dia adalah Shivas sahabatmu! Mereka berdua sudah akan mempunyai akhir yang bahagia, apakah kamu senang mendengarnya?”

“Kamu berkata kepadaku saat Nana menikah nanti, kamu akan membiarkanku menghadiri acara pernikahannya. Akan tetapi Nana sekarang tumbuh besar di sisiku, saat dia menikah nanti apakah kamu akan kembali?”

“Apabila kamu tidak kembali, maka aku akan pergi untuk mencarimu. Kalau aku menemukanmu maka aku akan menghukummu dengan berat, walaupun hukuman yang paling ringan, kamu juga pasti tidak akan mampu turun dari ranjang!”

……

Gandi sedang mengobrol dengan Neva membicarakan hal-hal antara mereka berdua.

Setelah itu ada yang mengantarkan air dan makan siang namun ia tidak menyentuhnya sama sekali.

Gandi berdiri setelah tubuhnya terasa kaku karena duduk terlalu lama, ia menggambarkan pemandangan di kejauhan kepada Neva setelah itu mengulurkan tangan memegang batu nisan dengan erat seperti sedang mendekap Neva dalam pelukannya.

Hingga matahari terbenam ia baru pergi.

Bulan Agustus, Nana sudah memasuki SD kelas satu.

Gandi memegang tangan Nana dan mengantarkannya ke sekolah.

Dia seperti orang tua pada umumnya, berdiri di samping kerumunan orang-orang sambil melihat Nana yang duduk dengan rapi di dalam kelas.

Ini adalah sekolah orang ningrat, yang bersekolah di sini pasti memiliki status yang tidak biasa.

Saat melihat Gandi, ada beberapa orang tua murid yang mengantarkan anaknya secara pribadi ingin menyapanya.

Akan tetapi aura dari Gandi yang seperti mengatakan orang asing dilarang mendekat membuat mereka menghentikan langkah kakinya saat berada pada kejauhan satu meter.

Masyarakat kalangan atas di kota Z semua mengetahui bahwa tuan muda kedua dari grup Tirta beberapa waktu yang lalu sepenuhnya mengendalikan grup Tirta.

Dia dingin dan tidak berperasaan serta tidak pandai berpura-pura.

Masalah apapun diselesaikan secara langsung tanpa kompromi.

Ini adalah pantangan di dunia bisnis, akan tetapi grup Tirta mempunyai kekuatan untuk melakukannya.

Tidak sedikit wanita yang mengandalkan paras dan anggota keluarga untuk menaiki ranjangnya, akan tetapi semuanya gagal.

Oleh karena itu, ada yang diam-diam menggosipkan bahwa CEO dari grup Tirta yaitu Gandi tidak menyukai wanita akan tetapi menyukai pria.

Untuk menambah kebenaran dari informasi ini, ada yang sengaja menyebarkan foto Gandi dan Rey yang terlihat sangat dekat.

Akan tetapi sehari setelah rumor tersebut keluar, orang yang menyebarkannya mengalami kecelakaan hingga cacat seumur hidup.

Gandi terus menunggu diluar hingga kelas dimulai, guru sedang mengabsen dan setiap murid memperkenalkan diri mereka masing-masing.

Nana berdiri dan duduk kembali dengan biasa, dia baru tenang dan meninggalkan sekolah.

Tiga hari kemudian, sebuah undangan dari Australia terletak di atas meja Gandi.

Setengah tahun yang lalu grup Tirta mengembangkan sayapnya ke Australia, menjalin kerja sama dengan grup lokal disana dan mengembangkan belasan proyek dan semuanya berhasil dijalankan.

Undangan kali ini untuk membahas tender terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia untuk meningkatkan proyek infrastruktur nasional.

Di bidang infrastruktur ini, di seluruh dunia tidak ada yang lebih kompeten dan lebih cepat dari perusahaan partai pemerintah.

Gandi melihat sekilas daftar nama peserta dan ia melihat terdapat nama grup Amazon.

Berbeda dengan grup Tirta, grup Amazon telah berkembang selama belasan tahun di Australia, bahkan tempat penampungan grup Amazon terletak di salah satu tempat yang indah di Australia yaitu Kota Pesisir, Orton.

Awalnya ia hanya perlu mengutus Rey untuk mengurus proyek ini.

Akan tetapi setelah melihat nama grup Amazon, ia menjadi teringat kepada gadis kecil aneh yang bernama Sabrina.

Saat dia memanggil ibu ataupun ayahnya…

Orton, Manor Pinggiran Kota.

Makan malam bisnis malam ini diselenggarakan oleh keluarga Yang dari grup Amazon.

Tempat mereka berada sekarang adalah sebuah rumah besar yang memiliki sejarah yang panjang dengan luas tanah hingga ratusan hektar.

Orang-orang berlalu lalang di atas hamparan rumput hijau dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi dan bintang yang bersinar.

Banyak orang-orang sukses yang menikmati pesta yang meriah ini dan para wanita terhormat sedang bercanda dan tertawa lepas.

Di satu sisi ada seorang wanita berwajah lembut dengan hati-hati melihat sekeliling dan setelah mengetahui tidak ada orang yang menyadari keberadaannya, ia mengeluarkan sebuah piring kecil dari bawah meja dan piring tersebut berisi kue-kue yang enak.

Saat dia baru menusuk salah satu kue dengan garpu dan belum sempat memasukkannya ke dalam mulut kemudian ada sebuah tangan yang menghalanginya dan dengan suara manja berkata dari sampingnya “Kata dokter gula darahmu tinggi, apakah kamu lupa lagi?”

Winda Yang mengangkat kepala dan menatap wajah pria tampan di depannya dengan tatapan sedih dan dengan semangat berkata “Abang kedua, aku makan sesuap saja, sesuap saja!”

Arya tetap menggeleng-gelengkan kepalanya, ia mengambil garpu yang berada di tangan Winda dan seperti sedang memainkan sulap ia mengeluarkan sepiring timun dari balik badannya.

“Boleh makan ini, juga ada sedikit rasa manisnya.”

Wajah Winda terlihat tidak senang, minggu lalu hasil pemeriksaan kesehataannya menunjukkan bahwa gula darahnya agak tinggi.

Setelah itu semua anggota keluarganya menjadi panik, selain buah ia tidak diperbolehkan untuk memakan makanan manis lainnya.

Dan untuk buah-buahanpun tidak boleh memakan yang mengandung gula tinggi.

Akan tetapi hal ini sangat menyiksanya karena ia adalah pecinta makanan manis, hanya saat sedang bersama dengan putrinya ia baru bisa diam-diam memakannya sedikit.

“Sudahlah, aku tidak selera…” Dia sengaja memperlihatkan sikap marah dan mendorong piring tersebut.

Arya yang melihat Winda menggunakan trik kecilnya lagi, dengan tidak berdaya ia menggeleng-gelengkan kepala dan berkata “Kamu ini ya, makanlah satu suap dan tidak boleh lebih. Jika tidak, saat kakak pertama keluar nanti, kamu sesuap pun tidak dapat memakannya.”

Setelah mendengar kakak keduanya menyetujuinya, wajah Winda langsung tersenyum lebar.

Dia tidak mempedulikan penampilannya lagi dengan segera mengambil sepotong kue dan memasukkannya ke dalam mulut, wajahnya terlihat sangat puas.

Melihat adiknya yang sudah puas begitu saja, Arya merasa marah juga lucu.

Apabila dunia luar tahu bahwa nona besar keluarga Yang ini bisa disogok dengan sebuah kue tar, mungkin gudang kue keluarga Yang sudah akan tidak muat lagi.

Saat ini datang pengurus rumah dan berbisik kepada Arya.

Arya menganggukkan kepala dan berkata “Aku segara kesana.”

Setelah mengingatkan Winda untuk tidak berkeliaran, Arya kemudian berjalan pergi.

Tamu kehormatan malam ini telah tiba, kakak pertama sedang melayani tamu lainnya dan hanya dia yang bisa menerima tamu tersebut.

Saat baru sampai di aula terdengar suara teriakan.

Suara teriakan wanita, suara sapaan pria, di depan terasa sangat ramai.

Dan hanya ada satu orang yang bisa menimbulkan keributan ini.

Itu adalah Gandi, pengusaha paling bergengsi di kalangan generasi muda partai pemerintah.

Dua pelayan membuka jalan, Arya muncul dari balik kerumunan orang dan ia melihat seorang pria yang memiliki senyum hangat di wajahnya, lalu berkata “Presdir Tirta, setelah perpisahan saat itu, tidak disangka dapat bertemu kembali setelah sekian lama.”

Gandi tersenyum kecil “Tetapi tuan Yang masih tetap kelihatan tampan.”

Di puji oleh orang lain apalagi oleh Gandi yang memiliki status tidak biasa ini membuat Arya tersenyum lebar.

Dia mengulurkan tangan dan mempersilahkan “Selamat datang Presdir Tirta !”

Setelah Gandi memasuki aula, di belakangnya terdapat beberapa wanita yang menggemarinya.

“Dengar-dengar tuan Tirta ini masih lajang?”

“Sepertinya begitu, dia sangat tampan dan aku sangat ingin menikahinya!”

“Jangan berharap lagi, aku dengar dari temanku di partai pemerintah kalau dia menyukai pria….”

“Hah, apakah benar? Astaga, bukankah sangat menjijikkan? Tidak tahu apakah dia akan suka dengan pria sepertiku ini?”

……

Kata-kata di belakangnya tersebut membuat raut wajah Gandi menjadi berubah.

Saat ini Arya mengangkat gelas anggur dan bersulang dengannya, dia juga mendengar perkataan-perkataan itu, dengan tersenyum berkata “Pesona Presdir Tirta sangatlah besar, tidak peduli kemanapun dapat menarik perhatian baik pria maupun wanita!”

Gandi mengerutkan alis, saat akan berbicara perhatiannya tertuju kepada bayangan seseorang yang sedang berjalan kemari dari kejauhan.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu