Cinta Yang Dalam - Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak

Gandi Tirta menjadi canggung dalam seketika, barusan dia hanya sibuk untuk melampiaskan emosional sendiri, sehingga juga tidak terlalu memperhatikan suara orang tersebut.

Setelah mendengar Nana berkata demikian, sepertinya suara wanita pada barusan memang hanya suara wanita lanjut usia.

Mobil berbelok di ujung jalan dan tiba di halte bus, sekeluarga Tante Chen sudah menanti di sana.

Sementara Neva Aska pada saat ini sedang bersembunyi di belakang papan halte bus, dia mengingat berkali-kali kepada Tante Chen agar jangan keceplosan tentang identitas dirinya.

Tante chen merasa bahwa Neva pasti kenal dengan lelaki tersebut.

Akan tetapi apabila Neva telah berjanji untuk menjelaskan kepada dirinya, maka urusan terpenting bagi dirinya pada saat ini adalah harus menjemput Nana.

Setelah melihat sebuah mobil Mercedes Benz G yang berhenti di hadapannya, Tingwang yang berdiri di samping juga berkata dengan nada kaget :”Dia yang menelepon ya ? Ibu, mobil ini seharga empat miliar ke atas !”

Bagi keluarga biasa seperti mereka, gaji seumur hidup mereka juga tidak sanggup untuk membeli mobil yang berharga empat miliar ke atas ini.

Gandi turun dari mobilnya, setelah itu dia juga memeluk Nana untuk turun dari mobil.

Setelah melihat Tante Chen, Nana langsung menghampiri dengan penuh kesenangan, mulutnya menjerit dengan nada manis :”Nenek Chen….”

Tante Chen juga merasa senang setelah melihat Nana, sehingga langsung memeluk Nana ke dalam pelukannya.

“Sayangku, nenek kangen sekali…” Tante Chen memeluk Nana dengan erat, dia menjadi panik dan hampir menangis karena dapat menemukan Nana yang telah kehilangan.

Charli Wang adalah seorang tentara yang telah pensiun, sifatnya sedikit polos, namun dia tetap berkata dengan reaksi yang bersemangat :”Terima kasih, terima kasih tuan, Nana masih kecil, maaf merepotkan Anda.”

Gandi tersenyum menatapnya, lalu menyerahkan tas sekolah Nana kepada mereka dan bertanya :”Ibu Nana tidak ada di Kota W ?”

Charli terbengong sejenak, dia tidak kepikiran bahwa tuan ini akan menanyakan pertanyaan tersebut, dia baru saja ingin menjawabnya, Tante Chen yang telah kepikiran dengan pesanan Neva pada barusan langsung memotong pembicaraannya :”Ibunya Nana sedang perjalanan dinas di luar, hanya akan pulang pada hari besar atau hari raya.”

Gandi mengangguk dengan tampang merenung, sementara Nana sedang merasa tidak setuju dengan kata-kata Tante Chen, Nana merasa ibunya selalu menemani dirinya sejak kecil, hanya saja pada tahun ini ibunya ada urusan penting, sehingga harus meninggalkannya untuk sementara waktu, apakah ini yang dikatakan dengan perjalanan dinas ?

Oleh sebab itu, Nana berkata :”Paman, Mama aku…”

Tante Chen menyadari bahwa anak kecil ini pasti akan berkata jujur, sehingga dia menutupi mulut Nana dengan tanpa jejak dan berkata :”Nana, ibumu sedang perjalanan dinas, kamu harus baik-baik.”

Nana baru memutar kedua matanya yang besar, sepertinya dia mulai mengerti sesuatu, oleh sebab itu dia langsung tersenyum manis kepada Gandi dan berkata :”Terima kasih paman yang sudah antar Nana, setelah Mama pulang, aku minta Mama mentraktir paman makan makanan yang semalam ya.”

Gandi kepikiran dengan makanan barat pada semalam, Nana mengetahui bahwa dirinya tidak sanggup membayar makanan tersebut, sehingga dia jug melontarkan kata-kata yang jujur dan masuk akal, benar-benar anak yang baik.

Gandi mengelus ringan pada pipi kecil Nana, lalu berkata :”Iya, Nana baik-baik ya, lain kali paman datang ke Kota W, paman membawa kamu pergi makan yang enak dan main yang seru.”

Nana juga berjanji padanya dengan nada manis, dia terus menarik tangan Gandi, sepertinya merasa sedikit tidak tega dan enggan melepaskannya.

Gandi merasa dirinya sudah harus pulang, bagaimanapun besok masih ada urusan yang mesti diselesaikan olehnya.

Dia menjawab dengan sungkan mengenai ucapan terima kasih dari Charli dan Tante Chen, lalu dia sedikit menarik kembali tangannya yang sedang ditarik Nana, dia tidak tega menatap mata Nana yang telah kemerahan, akhirnya dia langsung masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan tempat.

Mobil berkendara stabil di permukaan jalan, setelah melihat bayangan sekeluarga Nana yang hilang di dalam kaca spion, Gandi menarik nafas dalam dan menghela dengan kuat.

Sebenarnya aneh sekali, dia bahkan merasa tidak tega dan enggan berpisah dengan anak tersebut, seolah-olah mereka memiliki sebuah hubungan yang saling berkaitan.

Tante Chen melepaskan Nana, lalu menunjuk arah belakang papan halte dan berkata :”Nana, cepat lihat, nenek ada menyiapkan sebuah kejutan untukmu !”

Nana memiringkan kepalanya, sebenarnya dia telah menyadari sepasang kaki yang berada di bawah papan.

Dia mengetahui bahwa ada seseorang yang berdiri di belakang, namun siapakah yang akan membawakan kejutan untuk dirinya ?

Nana tiba-tiba melotot besar kedua matanya, dia langsung mengerti dalam seketika.

Nana menjerit kuat dan langsung melepaskan pelukan Tante Chen, setelah itu dia berlarian ke arah belakang papan halte.

Neva yang berdiri di belakang papan halte telah menangis tersedu-sedu, dia memeluk Nana dan mengangkat tubuhnya dengan tinggi.

Nana sedang bertumbuh, berat badannya sedang bertambah, Neva bahkan sedikit tidak sanggup memeluknya lagi.

Namun setelah kepikiran dengan rasa ketakutan setelah kehilangan anaknya, dia tetap memeluk Nana ke dalam pelukannya dengan erat, takutnya Nana akan hilang di hadapannya lagi.

Nana terus mendekatkan wajahnya ke dalam pelukan ibunya, lalu mulutnya berkata :”Mama, Mama… Nana kangen denganmu, Nana kangen sekali denganmu…”

Neva merasa sepertinya dirinya sedang bermimpi, dia menerima kabar bahwa anak perempuannya hilang menyasar.

Namun pada belakangnya, anaknya telah berhasil ditemukan, sementara orang yang menemukan dan mengantar anaknya, ternyata adalah ayah kandung dari anak perempuannya sendiri.

Dalam semua seluk beluk ini, bagaikan sebuah candaan dari Tuhan terhadap dirinya.

Neva memeluk Nana dan menangis drastis :”Sayang…sayang… semua salah Mama, seandainya Mama bisa terus menemanimu, kamu juga tidak akan hilang !”

Tingwang melihat Neva yang masih bertelanjang kaki, dia buru-buru memesan sebuah taksi, setelah itu mereka langsung pulang bersamaan.

Setelah tiba di rumah sewaan mereka yang berada di Kota W, Tante Chen terus menemani di sisi Neva, setelah melihat emosional Neva yang kembali mereda, dia juga pergi meninggalkan tempat.

Neva membawa Nana pergi mandi terlebih dahulu, setelah itu menggantikan baju tidur yang bersih untuk dirinya.

Setelah itu dia mengambil tugas sekolah yang telah diselesaikan Neva, lalu mulai memeriksa dengan serius.

Sementara pada saat ini Nana sedang berbaring di sisi Neva, dia menatap wajah ibunya, matanya sama sekali tidak berkedip, seolah-olah merasa takut kalau ibunya akan menghilang lagi setelah dirinya mulai ketiduran.

Neva membaca sejenak, lalu menutup buku di tangannya dengan rasa puas, setelah menoleh kepalanya, dia baru menyadari ternyata Nana masih sedang berbaring di sisinya, sehingga dia berkata dengan rasa sakit hati :”Sayang, kenapa masih belum tidur ?”

Nana menggeleng kepala, lalu berkata dengan nada ketakutan :”Tidak mau tidur, Nana tidak mau tidur, Nana tidak mau meninggalkan Mama, Mama tidak ada di sini, Nana sangat takut….”

Banyak sekali perasaan yang berpadu di dalam hati Neva, kata-kata Nana pada barusan membuat dirinya menjadi ingin menangis lagi.

Nana sangat kangen dengan dirinya, sementara dirinya juga sangat berharap untuk terus menemani Nana, akan tetapi, terlalu banyak hal tidak berdaya yang harus dialami oleh dirinya.

Setelah melihat Nana yang telah bersiap-siap untuk tidur, Neva membacakan dongeng sebelum tidur untuk Nana, setelah Nana mulai ketiduran, Neva baru kembali ke ruang tamu.

Neva merasa ragu untuk beberapa lama, akhirnya dia tetap mengetuk pintu kamar Tante Chen yang berada di lantai bawah.

Sebenarnya Tante Chen sudah ketiduran, namun dirinya terbangun lagi karena suara ketukan pintu tersebut, pada akhirnya dia tetap bangun untuk membukakan pintu.

Dia kaget sejenak setelah melihat kedatangan Neva, sehingga bertanya :”Neva, ada perlu ?”

Neva menjadi ragu sejenak lagi, lalu membuka mulut dan berkata :”Tante Chen, aku mau memberitahukan sesuatu padamu.”

Tante Chen adalah orang yang pintar, dia juga sangat perhatian dan teliti dalam menilai keadaan, setelah berpikir sejenak, dia menyuruh Neva masuk ke dalam kamarnya, lalu menuangkan air untuk Neva dan bertanya “Neva, kamu ke sini karena tuan yang datang pada hari ini kan ?”

Neva terbengong langsung, bagaimana Tante Chen mengetahuinya ?

Setelah keraguan sejenak, Neva tetap mengangguk kepalanya.

Tante Chen merenung lagi mengenai bentuk wajah tuan yang datang pada hari ini, saat itu dia hanya merasa sangat tidak asing dengan wajahnya, namun apabila dipikirkan lagi, tiba-tiba dalam hatinya muncul sebuah pemikiran yang mengagetkan.

Tante Chen tidak bisa menahan rasa penasarannya, sehingga langsung berkata :”Sebenarnya dalam hatiku ada sebuah pertanyaan, pada saat aku melihat tuan itu di hari ini, aku tiba-tiba merasa bahwa Nana dan tuan itu, sangat mirip sekali…”

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu