Cinta Yang Dalam - Bab 187 Membeberkan

Dalam hati Neva berguncang, dia segera mematikan layar ponselnya secara refleks.

Begitu mendongak, dia melihat tatapan Gandi sedang tertuju kepada ponselnya.

“Tirta, Tuan Tirta....”

Saat ini suara Neva pun bergetar, dia tidak tahu apakah Gandi menyadari tampang Nana, mirip dengan gadis kecil yang dia lihat di kota W.

Samar-samar, dia bahkan sedikit menantikan.

Tatapan Gandi menyapu atas bawah pada Neva, membawa makna yang tak terbaca oleh Neva.

Karena gelisah, wajah Neva sedikit pucat, Gandi berkata “Kamu takut?”

“Tidak, tidak ada….” Neva berusaha membuat dirinya menjawab dengan tenang, tetapi perkataan yang dia ucapkan, justru semakin bergetar.

“Oh.” Gandi menjawab dengan datar. Baru saja hati Neva terasa lega, dia mendengar Gandi bertanya “Gadis kecil itu terlihat familier!”

Gandi memiliki ingatan fotografis, dia merasa dirinya pasti pernah bertemu dengan gadis kecil ini. Tetapi lebih tepatnya melihat di mana, dia tidak bisa mengingatnya sekarang.

Seketika Neva merasa gelisah lagi, dia berkata dengan suara bergetar “Itu, itu… dari Tiktok!”

Akhirnya dia bereaksi kembali, dan segera menggunakan video pendek sebagai tamengnya.

Gandi tidak mendalami topik pembicaraan ini, dia duduk di sofa di sebelah sana, berhadapan dengan Neva, dan berkata “Kamu sangat suka anak kecil?”

Neva mengangguk secara tidak sadar, lalu dia bergegas bergeleng.

“Suka sedikit, orang lain punya, juga lumayan… punya sendiri, terlalu ribut….” Neva menjawab terbata-bata.

Gandi bergumam mengiyakan, dan berkata “Kalau begitu lahirkan satu saja!”

“Melahirkan anak?” Neva tidak tahan untuk bertanya balik dengan kaget.

Tatapan Gandi yang bermakna berhenti di wajah Neva, membuat wajah Neva memerah dengan cepat.

Tetapi Gandi tidak berhenti terlalu lama dalam topik pembicaraan ini, dia bertanya “Hari itu Julia datang ke vila, mencarimu untuk apa?”

Neva mendongak terkejut, setelah bertemu dengan tatapan Gandi, dia bergegas memalingkan pergi.

“Tidak, tidak ada apa-apa, hanya….”

Neva ingin menjelaskan, tetapi begitu terucap, dia juga tidak ingin mengatakannya lagi.

Sebelumnya dia juga sudah menjelaskan kepadanya, tetapi Gandi berkata bahwa dia melihat dengan mata sendiri, dirinya adalah pelaku yang mendorong Julia terjatuh.

Karena dalam hatinya pun sudah ada pemikiran, kali ini mengungkit lagi masalah ini, adalah untuk menghinanya bukan?

Awalnya Gandi sedang menunggu sisa perkataan dari Neva, tetapi setelah dia mengatakan hanya, tidak ada lanjutannya lagi.

Seketika dia mengernyit, dan berkata “Hanya apa?”

Sikapnya yang seperti itu, sebaliknya semakin memperkuat niat Neva untuk tidak menjelaskan.

Dia bergeleng, dan berkata “Tidak ada apa-apa….”

Dalam hatia Neva tahu, sebanyak apapun penjelasannya, Gandi juga sudah cinta mati kepada Julia, tidak ada yang bisa dikatakan.

“Aku suruh kamu katakan, fakta!”

Gandi bangkit berdiri, dia melangkah maju, dan mengangkat dagu Neva.

Dia menggunakan sedikit tenaga, Neva merasa sedikit sakit.

Mbok Ting yang di samping melihat mereka berdua seperti ini, ingin datang untuk merelai.

Tetapi tidak menunggu dia berjalan beberapa langkah, terdengar Gandi berkata dengan suara yang tak terbantahkan “Mbok Ting, kamu pergi istirahat sebentar!”

Mbok Ting membuka mulut, tetapi dia tahu batas antara tuan rumah dan pembantu, ada hal yang tidak bisa terlalu dia ikut campur.

Maka dia pergi ke ruang tamu, dia berpikir sejenak, lalu pergi menelepon Shinta.

Dalam hati Gandi sudah tergoyahkan sedikit, terkait masalah Neva adalah pelaku.

Waktu itu dirinya memandang dengan prasangka negatif, secara intuitif merasa Neva terlalu berpikiran dalam.

Namun, sekarang setelah dicerahkan oleh Fandi, dalam hatinya paham bahwa dirinya mungkin benar-benar telah mengkambinghitamkan Neva.

“Faktanya yaitu, aku adalah kambing hitam, Tuan Tirta !”

Neva mengulurkan tangan, langsung mengentakkan tangan Gandi dengan kaku, dalam suaranya membawa hawa dingin.

Manusia tanah liat pun memiliki sedikit emosi, apalagi Neva yang adalah orang yang sangat keras kepala dan kuat dalam tulangnya.

“Hari itu dia datang, menyuruhku menyerahkan posisi Nyonya Muda. Aku tidak mau, maka dia mangancamku. Aku mempersilahkan dia pergi, dia berkata bahwa aku akan menyesal. Kejadian setelahnya, kamu juga sudah lihat, dia sendiri yang menyerbu dari ambang pintu, sama sekali tidak ada hubungannya denganku!”

Semua hal ini sudah lama tertekan di dalam hari Neva, akhirnya memiliki titik pelampiasan, seketika dia membeberkan semuanya karena marah.

Dia sudah tidak peduli apakah Gandi percaya dengan dia atau tidak, lagi pula perasaan mereka ini sudah berjalan sampai ujungnya.

Jika bisa kabur, dia sekarang pun ingin naik pesawat terbang kembali ke kota W.

Kota Z adalah kota tempat kesedihannya, dia tidak ingin kembali lagi untuk selamanya.

Dia dan Gandi, pada akhirnya tidak ada hasil.

“Begitukah?” Dalam mata Gandi melintas akan renungan, dalam hatinya sebenarnya sudah mempercayai perkataan Neva.

Tetapi nada pertanyaan ini, melukai harga diri Neva, dia berkata dengan suara berat “ Tuan Tirta, kamu percaya padaku atau tidak, sudah tidak masalah. Aku tahu aku hanya peran pendamping di antara kamu dan dia, sebuah barang pengganti yang bisa dibuang kapan saja. Aku sudah mengenali diriku sendiri dengan baik, juga tidak menaruh perasaan apapun lagi terhadapmu. Satu-satunya yang aku harapkan sekarang, adalah perjanjian di antara kita, bisa segera dibatalkan. Aku akan pergi dari Kota Z, dan selamanya tidak akan kembali untuk mengganggumu.”

Mata Neva memerah, dan berair, tetapi dia keras kepala untuk tidak meneteskannya.

Akhirnya dia mengeluarkan semua perkataan dalam hatinya, meskipun banyak yang tidak ingin dia katakan.

Tetapi berkutat bersama tanpa perasaan cinta hanya akan menderita, kalau begitu untuk apa saling menyiksa?

Wajah Gandi tiba-tiba memerah, dia yang jarang sekali marah, kali ini benar-benar marah.

Apa yang dia katakan? Tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya? Jangan-jangan selama ini, semua yang dia perbuat, hanyalah berpura-pura?

Wanita yang sangat berpikiran dalam ini, membuat Gandi hanya ingin menjarahnya dengan brutal, membuatnya meminta ampun di bawah badannya.

“Neva, besar sekali nyalimu!”

Dalam suara Gandi, membawa kedinginan es yang sangat pekat, seolah-olah detik berikutnya akan membekukan orang.

“Aku tidak bernyali besar, Tuan Tirta, karena sudah berkata sampai sini, maka kita terus terang saja. Terserah kamu ingin katakan aku kotor, ataupun wanita matre, aku mengaku aku bukan wanita yang baik. Tetapi meskipun begitu, Tuan Tirta, pernikahan kita awalnya, aku juga dipaksa oleh Keluarga Aska untuk menikah denganmu! Jika aku memiliki pilihan, aku rela untuk hidup sendirian untuk seumur hidup, juga tidak ingin melihat mukamu lagi!”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu