Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 100 Rela Diselingkuhi
Cahaya di tempat itu sangat redup. Ada kamera pun tidak bisa dilihat dengan jelas, makanya Cheng Ziang memiliki keberanian yang begitu besar.
Aku tidak ingin terus melihat adegan itu lagi. Ada satu tangan yang merebut ponselku dan menekan tombol hapus ketika aku mau menekan tombol kirim.
Kemudian orang itu melempar ponselku kembali padaku.
Aku melirik dia dengan kaget, Mo Ziqian. Dia malah berkata tanpa ekspresi, "Dia adalah ibu Sisi"
Hanya karena wanita itu adalah ibu Sisi, dia memilih untuk menghapus video yang menjijikan itu? Aku melihat dia dengan wajah tidak percaya, "Jadi kamu rela diselingkuhi?"
Kata-kataku cukup menghina tetapi Mo Ziqian sama sekali tidak marah, "Itu adalah dua masalah yang berbeda. Kamu cepat pergi, jangan biarkan mereka melihat kamu"
Setelah itu, Mo Ziqian pun pergi. Sambil berjalan dia mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya.
Emosiku membuat aku ingin membunuh orang.
Akhirnya aku menelan emosi itu dan pulang ke ruangan.
Melihat ekspresi wajahku yang tidak baik, Tuan Kelima bertanya dengan suara kecil, "Kamu kenapa?"
"Tidak apa-apa"
Aku menggelengkan kepalaku dan minum habis setengah gelas bir yang berada di depanku. Setelah itu aku mulai batuk.
Suara Tuan Kelima berkata, "Kamu minum birku"
Aku hampir memuntahkan bir tadi. Aku minum bir Tuan Kelima?
Tuan Kelima pura-pura biasa dan berkata, "Lupakan saja, yang penting bukan minum bir orang lain"
Hu Yeming tertawa, "Tuan Kelima dan Nona Lin benar-benar sangat mesra"
"Tentu saja"
Tuan Kelima mengambil gelas birku dan menghabiskan bir yang berada di dalamnya.
Bukankah Tuan Kelima ini mysophobia? Mengapa dia minum bir yang sudah aku minum? Melihat aku mengangkat alis kepadanya, Tuan Kelima mengangkat alisnya dan mengelus kepalaku seperti anak anak, "Kita berdua mana perlu membedakan milikmu dan aku, iya kan?"
************(mysophobia=sangat menyukai kebersihan dan higienis)*****************
Aku memberikan sebuah senyuman kepadanya. Tetapi hatiku merasa aneh. Manusia ini seharusnya tidak akan minum bir yang sudah di minum orang lain. Kecuali dia sengaja agar Hu Yeming bisa mengira kami berdua benar-benar sangat dekat.
Berpikir sampai sini, aku merasa bahagia dan menuangkan bir untuk Tuan Kelima pakai gelas yang sudah aku pakai. Aku tidak suka membuat hal yang melebih-lebihkan, tetapi kalau mau akting, harus akting dengan baik dan penuh penghayatan.
Pintu ruangan terbuka dan Mo Ziqian masuk ke dalam. Aku memberikan gelas birku kepada Tuan Kelima, "Ini, untukmu"
Tuan Kelima memberikan aku sebuah tatapan yang penuh dengan kasih sayang, "Tunggu saja. Sekarang aku minum birmu, nanti malam aku akan makan tubuhmu"
Tatapan Tuan Kelima itu membuat wajahku memerah. Aku menundukkan kepalaku dengan malu dan Hu Yeming tertawa dengan kuat, "Orang muda harus seperti Tuan Kelima, ayo, kita minum bersama"
Mo Ziqian juga ikut mengangkat gelasnya dengan wajahnya yang gelap. Tidak tahu dia sedang berpikir apa, dia rela diselingkuhi begitu saja.
Setelah makan malam mau berakhir, Chen Liyan baru kembali. Di wajahnya sudah tidak bisa di lihat bekas kesenangan tadi karena ditutupi oleh riasan yang tebal. Hu Yeming bertanya dengan tidak senang, "Kamu pergi kemana? Mengangkat telepon sampai begitu lama. Apakah kamu tidak tahu Tuan Kelima masih berada di sini?"
Chen Liyan menjawab,"Perutku tidak enak tadi. Aku pergi ke kamar mandi"
Hu Yeming hanya meliriknya. Seolah olah tidak tahu apa-apa, Mo Ziqian hanya diam dan terus minum birnya,
"Ziqian, jangan minum begitu banyak. Apakah kamu lupa kita mau memberikan Sisi adik?"
Chen Liyan mengulurkan tangannya dan mengambil gelas bir yang berada di tangan Mo Ziqian. Siapa bisa berpikir wanita yang begitu peduli dengan suaminya baru saja melakukan hal yang melanggar moral bersama pria lain dalam waktu 10 menit lalu.
Mo Ziqian tersenyum, "Oh iya, aku lupa"
Tuan Kelima tertawa dengan tampan, "Ternyata kalian sedang bersiap-siap untuk membuat anak, kalau begitu kalian harus menjaga kesehatan dengan baik. Ziqian jangan minum lagi. Aku minum lebih banyak saja, aku sudah ada satu anak, tidak buru buru ingin menambah anak lagi"
Tuan Kelima berkata sambil senyum kemudian menghabiskan segelas birnya. Tatapan Mo Ziqian terlihat gelap sesaat. Tetapi hanya sesaat.
Dia tertawa dan menuangkan dirinya segelas, "Tuan Kelima benar-benar berbaik hati. Bisa mengasuh anak orang lain dengan hati yang tulus"
Kalimat ini jelas sedang menghina Tuan Kelima.
"Tuan Kelima mengasuh anak orang lain tanpa disembunyikan. Tidak seperti orang lain yang bahkan tidak tahu dia sedang mengasuh anak siapa"
Aku menghina kembali. Tingkah laku Mo Ziqian membuat aku merasa malu. Apakah dunia ini benar-benar ada pria yang rela diselingkuhi oleh istrinya?
Alis Mo Ziqian mengerut. Pegangan tangannya mengerat dan eksprei Chen Liyan berubah.
Dia adalah wanita yang pintar, sehingga dia pasti mengerti maksudku. Jarinya yang memegang gaunya mengerat dan dia melihat aku dengan tatapan yang meragukan.
Mo Ziqian tertawa dengan santai dan memeluk Chen Liyan, "Anak yang dilahirkan istriku tentu saja adalah anakku. Atau nona Lin sedang berkata dirimu? Kamu melahirkan anak orang lain?"
Alis Mo Ziqian terangkat dan dia memberikan aku sebuah tatapan yang penuh dengan tantangan. Maksudnya adalah anak yang aku lahirkan itu milik orang lain, bukan milik dia.
Chen Liyan mulai tertawa dengan kuat.
Tubuhku mulai bergetar. Dia jelas tahu Qiang Qiang adalah anak kandungnya tetapi dia malah sengaja mengejekku menggunakan itu. Aku berdiri dan menunjuknya, "Mo Ziqian, kamu jangan memaksa aku untuk membunuhmu. Aku sudah bersabar sangat lama!"
Aku memiliki keinginan untuk langsung merobek mulut pria itu dan memotong dadanya untuk melihat apakah dia benar-benar memiliki hati?
Apakah dia tidak takut karma?
Tuan Kelima menarikku dengan senyum. Dia mengelus rambutku dengan tatapan yang penuh dengan kasih sayang, " Xiao Xiao, kamu sedang bilang apa? Qiang Qiang itu anakku. Apakah kamu lupa? Kamu benar-benar sudah mabuk"
Jari Tuan Kelima menyentuh hidungku, "Sudah. Waktu juga sudah larut, kami harus pulang. Kakak Hu, hari ini sampai sini saja. Lain hari saya yang mentraktir kalian"
Tuan Kelima tersenyum dengan mempesona. Hu Yeming berdiri dan mengantar tamu, "Kalau begitu kita bertemu lagi di lain hari"
Hu Yeming juga tahu kalau kita terus di sini, kerja keras dia untuk mendekati Tuan Kelima akan hancur lagi.
"Apakah kalian berdua sengaja melawan aku?!"
Pada saat pintu tertutup, aku mendengar suara marah Hu Yeming.
Di tengah jalan pulang, aku terus berpikir tentang masalah tadi, "Mengapa seorang pria bisa bertingkah seolah-olah tidak apa-apa yang terjadi ketika dia melihat istrinya sendiri melakukan hal seperti itu di depan matanya? Bahkan dia masih mau membuat anak bersama istrinya ketika mereka pulang?"
Tuan Kelima melihat aku, "Apakah itu tidak jelas? Kalau bukan karena pria itu sama sekali tidak mencintai wanita itu, berarti dia terlalu mencintainya sampai rela diselingkuhi"
"Ada pria yang menyetujui istrinya menjadi pelacur. Mereka rela diselingkuhi dan bahkan setiap hari mengantar istri mereka ke tempat mereka menjadi pelacur. Setelah itu, mereka akan menjemput istri mereka lagi dari tempat itu"
"Mengapa? Karena uang. Pria mengingkan uang tetapi tidak bisa mendapatkannya. Jadi mereka rela diselingkuhi"
Kata-kata Tuan Kelima membuat aku kaget.
Aku menggelengkan kepalaku, "Mengapa dunia ini ada manusia seperti itu?"
"Mo Ziqian adalah contoh"
Chen Liyan dan Cheng Ziang memang ada sesuatu dari dulu. Melihat mereka berdua membuat hal seperti itu, Mo Ziqian malah bertingkah seolah-olah tidak melihatnya. Jika dia benar-benar mencintai istrinya, bukankah dia akan merasa marah sampai ingin membunuh mereka?
Tetapi Mo Ziqian tidak begitu. Aku benar-benar tidak menyangka mengapa aku bisa mencintai orang seperti itu.
Aku merasa sangat mual dan melambaikan tanganku kepada Tuan Kelima, "Berhenti dulu, aku mau muntah"
Tuan Kelima memparkir mobilnya di tepi jalan. Aku bergegas turun dari mobil dan muntah dengan kuat.
Tuan Kelima duduk di dalam mobil dan menyalakan sebatang rokok. Kemudian melihat aku muntah dengan asyik.
"Begitu saja kamu tidak bisa tahan? Dunia ini terlalu banyak hal yang menjijikkan. Bahkan ada pria yang memiliki hobi melihat wanitanya sendiri melakukan hal seperti itu dengan pria lain. Bisa jadi Mo Ziqian memiliki hobi tersebut......"
Aku mulai muntah lagi dengan kuat.
Tuan Kelima benar-benar tahu menangkap selera orang lain. Dia menceritakan semua hal-hal yang menjijikkan dan membuat aku muntah sampai lambungku menjadi kering.
Aku muntah sangat lama baru merasa agak lega. Tuan Kelima bersiul dengan santai di dalam mobilnya.
Dia bersiul dengan senang tetapi aku yang mendengar merasa jijik.
Aku mengangkat kakiku dan menendang mobilnya. Suara siulnya pun berhenti, Tuan Kelima menoleh kepadaku, "Kenapa? Kamu ingin berkata sesuatu?"
"Kamu sudah boleh pergi"
Tuan Kelima mengangkat alisnya dan pergi begitu saja dengan mobil mewahnya.
Setelah itu, sebuah mobil mendekati aku dengan diam-diam. Orang itu menurunkan jendelanya.
"Masuk ke sini, aku ingin berbicara dengan kamu"
Melihat wajah yang tidak asing itu, aku merasa kaget dan marah. Lambungku merasa mual lagi
"Mo Ziqian, kamu jangan membuat aku ingin muntah. Cepat pulang sana mengasuh anak orang lain!"
Mo Ziqian menoleh ke arahku, "Kalau aku bilang kata-kataku hanya untuk telinga mereka, apa kamu percaya?”
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangThe Winner Of Your Heart
ShintaCinta Seorang CEO Arogan
MedellinePejuang Hati
Marry SuIstri Yang Sombong
JessicaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)