Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 93 Potong Perutnya
Sayangnya aku tidak memiliki kakak laki-laki.
Aku menghela nafas, aku bukan hanya tidak memiliki kakak, aku sama sekali tidak tahu siapa orang tuaku.
Setelah selesai sarapan, aku meninggalkan rumah dengan tongkat kesayanganku dan berjalan tertatih-tatih keluar dari komplek, sebuah mobil sport putih berhenti di depanku. Orang di dalam mobil mengenakan kacamata hitam yang keren dan mengatakan dua kata yang dingin: “Masuk mobil!”
Aku menggerakan bibirku, bagaimana Tuan muda ini datang?
Meskipun hatiku enggan, aku tetap saja memasuki mobil Tuan Kelima, tetapi tongkat ku menjadi masalah, aku tidak tahu harus meletakkannya dimana.
Tepat ketika aku tidak tahu bagaimana meletakkan tongkatku, mobil Tuan Kelima mendadak melaju keluar, aku teriak ketakutan, tongkat di tanganku terlepas.
Dasar sialan, aku sangat marah, aku meletakkan kedua tanganku di pinggang menatap pada Tuan Kelima, “Kakiku!”
Tongkat adalah kakiku, Bagaimana orang ini bisa membuang tongkatku? Kali ini, tidak ada Min Min yang menyimpan untukku. Ketika aku kembali, tongkat ini pasti telah diambil oleh petugas kebersihan.
Tuan Kelima melirik ke arahku. Melalui kacamata hitam, aku melihat matanya berkedip kebanggaan, “Semalam kau menaiki mobil Chen Hui jadi memberimu sedikit hukuman.”
“Kalau ada lain kali, aku langsung mengambil kakimu!”
Chey....
Aku sangat marah, sangat kesal, “Kalian kakak beradik saling bertengkar, jangan menjepitku bagai sandwich!”
Tuan Kelima melirikku, “Chen Hui yang bertekad memiliki perasaan padamu. Bocah itu, aku belum pernah melihat dia begitu peduli pada gadis manapun.”
Aku tidak berkata, Chen Hui benar-benar terlalu memberi perhatian padaku, perhatian sejenis ini, terlalu kelihatan, itu akan membawa masalah padaku.
“Hey, kamu akan membawaku kemana, aku harus berangkat kerja!” Aku tiba-tiba menyadari, pemandangan di sekeliling semakin asing.
Angin yang berhembus melambaikan rambut hitam Tuan Kelima, menampakkan dahinya yang halus dan penuh. Dia memiliki penampilan yang keren dan tampan. “Pergi ke pesta.”
“Tidak, aku harus pergi bekerja!” Aku mulai cemas. “Kamu segera mengantarku kembali. Aku sangat sulit mendapatkan pekerjaan ini!”
Suara Tuan Kelima yang merdu bertiup di atas angin musim gugur, “Palingan aku yang menafkahimu.”
Singkatnya, Tuan Kelima tidak berhenti, malah mempercepat kecepatan, dan aku tidak peduli tentang maknanya “Aku menafkahimu”, Karena Tuan muda besar ini yang tidak serius, meskipun hari ini dia mengatakan akan menafkahimu, besok mungkin ketika dia tidak senang dia akan mengusirmu pergi.
Kecepatan mobil semakin kencang, kecepatannya seperti angin, dan aku juga tidak dapat turun dari mobil, jadi hanya bisa menelepon mengambil cuti dengan atasan. Semenjak aku bekerja di Kaiwelz, tidak tahu seberapa banyak cuti yang telah kuminta, tidak ada yang tahu bagaimana aku membuka mulut mengatakan ini.
Atasan mendengus, tetapi juga setuju, dan aku benar-benar merasa sangat malu.
Atasan pasti melapor pada Wen Yiru.
Sebuah vila bergaya Romawi segera muncul di depan mata, vilanya dibangun di sekitar gunung.
Ada beberapa mobil mewah yang diparkir di luar vila, dan Tuan Kelima mengendarai mobil ke halaman vila.
“Tempat apa ini?”
Aku bertanya dengan bingung, tidak tahu mengapa, aku terasa tidak asing.
Tuan Kelima berkata dengan polos: “Apartemen Hu Yeming.”
“Apa?”
Aku menyangka aku salah mendengar. Kali itu diikat dan dibawa oleh Hu Yeming pada malam hari, aku tidak dapat melihat jelas apapun, perkataan Hu Yeming mengejutkanku.
Tuan Kelima berkata dengan malas: “Jangan khawatir, dia tidak berani melakukan apapun padamu, percaya tidak, dia bahkan akan menyenangkanmu.”
Tuan Kelima telah memarkirkan mobil, satu kakinya sudah melangkah keluar mobil.
Aku duduk di dalam mobil, dalam hati berpikir, bagaimana aku turun? “Kaki” ku hilang, aku memasuki dengan tertatih-tatih?
Tuan Kelima memutarkan kepalanya menatapku, tiba-tiba tersenyum senang, “Aku lupa kamu tidak memiliki kaki.”
Dia berjalan mendekatiku, menggulurkan lengan kirinya padaku, “Nah, menjadi tongkatmu.”
Aku meliriknya, memegang lengannya turun dari mobil, Beban setengah tubuhku dipercayakan kepadanya, selangkah demi selangkah aku mengikuti Tuan Kelima memasuki villa Hu Yeming.
Hu Yeming berdiri di aula yang megah dan sedang berbicara dengan dua lelaki setengah baya. Ketika dia melihat Tuan Kelima membawaku masuk, dia berjalan sambil tersenyum. “Kedatangan Tuan Kelima, benar-benar suatu kehormatan.” Tatapannya bagai mata elang menatap padaku, dan melihat ke kakiku, “Nona Lin, apakah tubuhmu terasa lebih baik?”
Tuan Kelima tersenyum dengan penuh makna, “Berkat kakak Hu, dia sangat baik. Hari ini aku membawanya kesini, untuk memperkenalkan pada kakak Hu, jangan nanti terjadi air besar membanjirkan kuil raja naga, itu kan tidak baik.”
Hu Yeming segera tersenyum berkata: “Bagaimana bisa, Nona Lin adalah wanita Tuan Kelima, Aku Hu Yeming, meskipun tidak mengenal siapapun, aku tidak mungkin tidak mengenal Tuan Kelima, Lagipula, aku yang bermarga Hu masih memerlukan bantuan dari Tuan Kelima, ya kan?”
Wajah Hu Yeming dipenuhi senyuman, wajah Tuan Kelima yang tampan juga tersenyum, tetapi senyuman mereka berdua tidak ada seorangpun yang mencapai ke dalam mata.
Aku baru mengerti, ternyata Tuan Kelima membawaku datang untuk memberiku kuasa. Dengan jelas memberitahu Hu Yeming, jangan mencoba menyentuhku.
“Ayo, ambilkan mutiara yang aku terima semalam.” Hu Yeming memerintah.
Seorang pembantu menjawab dan pergi.
Setelah beberapa saat, pembantu itu memegang sebuah kotak di tangannya, Hu Yeming berkata: “Berikan pada Nona Lin.”
Pembantu itu menyerahkan kotak itu padaku dengan hormat.
Aku melihat pada Tuan Kelima dan melihat kotak itu. Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan Hu Yeming.
Hu Yeming mengulurkan tangan dan membuka kotak berbingkai emas dan kayu yang indah, sebuah mutiara gading gajah putih seperti cahaya bulan muncul di depan mata.
Aku tidak mengerti perhiasan, selain gelang perak di pergelangan tangan, dan cincin pernikahan bersama Mo Ziqian yang aku buang di parit penjara, dan satunya lagi cincin berlian yang pernah dipakai oleh Tuan Kelima ke jariku dan sekarang aku menyimpannya di dalam laci. Mutiara ini, aku tidak tahu dari bahan apa, itu sebesar ukuran telur merpati, bulat dan kristal, dan seluruh tubuhnya bersinar cemerlang.
Hu Yeming tersenyum berkata: “Mutiara ini dikatakan pernah dipakai oleh Permaisuri Dinasti Wei, dan aku akan memberikannya pada Nona Lin sebagai hadiah pertemuan pertama.”
Tiba-tiba aku terkejut, mutiara yang pernah dipakai Permaisuri Dinasti Wei, itu barang antik, Hu Yeming memberikannya padaku, ini mengejutkanku sejenak.
Tuan Kelima mengambil mutiara itu, menatapnya dengan penuh semangat, “Benar-benar mirip barang antik, dan membawa bau kuburan.”
Dia memutarkan kepala bertanya padaku, “Apakah kamu takut?”
Aku segera menggelengkan kepala, barang ini membuatku merinding, apalagi ini diberikan oleh Hu Yeming, aku sama sekali tidak menginginkanya.
Tuan Kelima tersenyum pada Hu Yeming, “Wanitaku tidak memiliki keberanian, tetapi barang ini aku membantunya terima.”
Hu Yeming langsung tertawa terbahak-bahak, “Aku suka bergaul dengan orang seperti Tuan Kelima, sangat senang.”
“Nona, Tuan.” Pada saat ini, terdengar suara pembantu memanggil dengan hormat. Telingaku tiba-tiba tertegun, Mo Ziqian dan Chen Liyan telah datang.
Tuan Kelima menggerutkan alisnya, tidak lama kemudian melegakan, tersenyum menatap pada kedua orang yang bergandeng tangan memasuki. Wajah Mo Ziqian yang lembut bagai cahaya bulan, alami dan bersinar. Chen Liyan seperti seorang wanita kecil yang pemalu dan tersenyum manis.
“Ternyata Tuan Kelima juga berada di sini.”
Chen Liyan tersenyum manis, matanya yang indah menatap Tuan Kelima dan mengalihkannya ke wajahku, lengkungan sudut bibirnya semakin besar, melirik pada kakiku, tersenyum berkata: “Kak, mengapa membiarkan Nona Lin berdiri? Kakinya tidak terlalu nyaman!”
Hu Yeming seperti baru saja kembali sadar, tersenyum berkata: “Benar juga, aku benar-benar pikun, Ayo cepat.... sediakan tempat duduk untuk nona Lin.”
“Bagaimana kalau pergi duduk ke aula bunga bersamaku, kalian pria berkumpul, kami wanita berada disini tidak nyaman.”
Chen Liyan tersenyum manis, berkata dengan penuh kebaikan.
Hu Yeming tersenyum berkata: “Benar juga, kamu bawa Nona Lin pergi duduk di aula bunga, jangan mengabaikan Nona Lin.”
“Ya, tentu.”
Chen Liyan tersenyum dengan penuh makna. Berkata padaku: “Ayo?”
Aku tahu, Chen Liyan tidak mungkin begitu baik hati ingin duduk bersamaku, mungkin dia sedang merencanakan sesuatu, aku tidak ingin pergi bersama dia, tetapi Tuan Kelima menepuk bahuku, dan berkata: “Ayo pergilah, nanti aku pergi mencarimu.”
Aku mengikuti Chen Liyan pergi ke aula bunga, tampaknya ada tatapan tajam yang menatapku dari belakang.
Aula bunga Hu Yeming penuh dengan barang-barang antik. Setiap barang tampak seperti bertahun-tahun. Ada seekor monyet berjongkok di sofa berukir di aula bunga. Chen Liyan mengangkat tangannya, aku melihat dia sepertinya memberi makan sesuatu untuk monyet. Monyet itu tiba-tiba menggaruk rambutnya, melompat dari sofa dan menyerbu ke arahku.
Aku tidak sempat menghindar, dan wajahku dicakar oleh monyet itu.
Aku berteriak di saat itu, wajahku terasa sakit bagai terbakar, aku mengulurkan tangan menyentuh dan ternyata berdarah.
“Apa yang terjadi?”
Tuan Kelima bergegas masuk, di belakangnya diikuti Hu Yeming mereka, Mo Ziqian juga di dalam.
Melihat bekas cakar berdarah yang jelas di wajahku, wajah Tuan Kelima yang tampan tiba-tiba dipenuhi keganasan, “Hu Yeming, kamu harus memberiku penjelasan!”
Hu Yeming menatap Chen Liyan dan menatap pada monyet yang berwajah waspada dan jongkok di sofa saat ini. Dia bertanya dengan suara keras, “Apa yang sedang terjadi!”
Pembantu itu langsung berlutut, “Tuan, aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tuan keempat tiba-tiba menjadi marah, siapa pun dari kami tidak ada yang mengetahui dia akan menyerang untuk mencakar wajah Nona Lin.”
Pembantu itu berkata sambil melirik ke arah Chen Liyan, yang sedang memainkan kukunya yang indah.
“Tuan keempat sangat sangat peka dengan orang, mungkin saja dia tidak menyukai Nona Lin.”
Chen Liyan berkata dengan lambat sambil memainkan kukunya.
“Benar-benar.” Pembantu itu segera menambahkan.
Hu Yeming dengan suara keras memerintah pada pria yang mengenakan pakaian hitam di sampingnya, “Bunuh monyet ini dan makankan untuk Tuan ketiga!”
“Tunggu sebentar!”
Aku dengan satu tangan menutup wajahku yang sakit, sambil mengatakan dengan nada dingin: “Aku tidak percaya monyet ini menyerangku karena tidak menyukaiku, aku lebih percaya, ada seseorang yang memerintahkannya untuk melakukan ini.”
Aku mengatakan ini pada Hu Yeming, tetapi aku menatap dengan dingin pada Chen Liyan, kalau aku tidak salah melihat, tadi ketika masuk, dia benar-benar memasuki sesuatu ke mulut monyet.
Chen Liyan adalah adiknya Hu Yeming, dia pasti akrab dengan monyet ini, dia memberi makan pada monyet, lalu memerintahnya dengan nada rendah untuk mencakar wajahku, ini bukan tidak mungkin.
“Apa yang dikatakan wanitaku benar, kakak Hu seharusnya memanggil orang memotong perut monyet ini, untuk melihat apa yang tidak seharusnya dia makan.”
Wajah Tuan Kelima yang tegang, dan berusaha menekan kemarahan, monyet tidak akan menyerang orang tanpa alasan, kecuali ada yang memerintahnya. Monyet ini mencakar wajahku, berarti sedang membanting wajah Tuan Kelima, kemarahan Tuan Kelima bisa dibayangkan
Hu Yeming juga sangat marah, dia baru saja memberikan mutiara yang berharga pada “wanita Tuan Kelima” untuk menyenangkan Tuan Kelima, tetapi sekarang monyet ini malah mencakar wajahku.
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiThe Richest man
AfradenPengantin Baruku
FebiHanya Kamu Hidupku
RenataInnocent Kid
FellaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)