Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)

Di saat Nyonya Wu berbicara, sebuah tangan, melepaskan kacamata hitam dari wajah Lan Ke, benar, memang tidak salah lihat, benar-benar dilepaskan.

Aku melihat adegan tersebut sampai tercengang, dalam hati berkata, ternyata Nyonya Wu yang aku temui bukanlah yang paling tidak masuk akal, ia masih bisa lebih tidak masuk akal lagi.

Wajah putih nan tampan Lan Ke itu nampak terlihat, sepasang mata Aisha terbuka lebar-lebar, “wah, tampan sekali.”

Nyonya Wu:“ya lumayan tampan, hai, anak muda, sudah punya pacar belum?”

Lan Ke dari awal wajahnya sudah kesal, benar-benar terisi amarah, tangannya merebut kembali kacamata hitam dari Nyonya Wu, memakainya kembali,“kamu perempuan yang tidak ada kerjaan ya. Aku punya pacar atau tidak sama sekali bukan urusanmu.”

Selesai Lan Ke bicara, dengan marah ia menarik tanganku, “ayo pergi!”

Sambil jalan sambil menggerutu penuh emosi, “di bumi ini kenapa banyak sekali orang yang tidak waras sih?”

Aku malah berpikir, untung saja wanita ini bukan Yang Zilan, kalau ia Yang Zilan, bisa saja ia ibuku, aku tidak ingin ibu yang sebegitu unik dan tak dapat dijelaskan itu.

“iya iya, aku pergi kerja dulu, anak muda, kamu pergi urus urusanmu sana, ya.”

aku yang mendengar panggilan Nyonya Wu untuk Lan Ke, mengangkat tangan dan menepuk-nepuk pundak Lan Ke, mengabaikan raut wajahnya yang terlihat sangat buruk, kemudian pergi.

Terdengar suara makian Lan Ke dari belakang:“Siluman rubah”

Dengan cepat sudah waktunya pulang kantor, aku menjeput Qiang Qiang, bersama-sama pulang ke kediaman baruku, jari Qiang Qiang menunjuk ke unit di depan dan berkata: “mama, lihat, disana ada seorang kakek.”

aku melihat ke arah depan, sekali lihat langsung menghembuskan nafas dingin, karena kakek itu bukan orang lain kebetulan itu ayah dari Tuan Kelima.

Kepala Komandan terus melihat ke arahku yang membawa Qiang Qiang berjalan mendekat, baru dengan suara berat bicara:“pasti anak Tuan Kelima yang bawa kamu ke sini ya?idiot itu, membawa istri dan anak orang lain masuk ke area militer, benar-benar mencurigakan!”

Selesai Kepala Komandan berbicara, tidak mempedulikan kami lagi, pergi dengan marah sendiri.

Untung saja, ia tidak mempersulit kami, kalau tidak aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus menghadapinya.

Setelah masuk ke rumah, aku mengirimkan pesan ke Tuan Kelima,“aku sepertinya melakukan kesalahan lagi.”

Tuan Kelima:“kesalahan apa?”

aku:“aku tidak seharusnya membawa Qiang Qiang tinggal di area militer ini,bukankah ini di depan kediaman ayahmu?”

Tuan Kelima mengirimkan stiker emoticon tertawa, kemudian berkata: “dia pergi mencarimu?”

aku:“tidak juga, hanya marah saja karena kamu mencurigakan, membawa istri dan anak orang lain ke rumah.”

Tuan Kelima:“biarkan dia berkata sesuka hatinya, apa mungkin mengusir kalian?”

aku:“baiklah.”

Bertanya padanya:“kamu mau dimasakkan sesuatu? aku siapkan pangsit isi sayur campur daging ya.”

Tuan Kelima:“tidak mau sayurnya, mau daging saja”

aku:……

“baiklah.”

Tuan muda itu tidak suka makan kalau tidak ada daging, terutama paling suka makanan yang sepenuhnya daging.

Maka dari itu pergi lagi membeli daging, membungkus sendiri pangsit daging.

Saat Tuan Kelima datang, pangsitnya sudah dibungkus semua, tinggal dimasak saja.

Tuan Kelima masuk ke rumah, main mahjong sebentar,aku pergi ke dapur untuk masak pangsit,aku mendengar telepon genggam Tuan Kelima di ruang tamu berbunyi, setelah beberapa saat, ia baru menjawab, tidak tahu siapa yang menelepon,aku mendengar suara Tuan Kelima yang sangat tidak sabaran。

“apa?aku lagi-lagi mempermalukanmu? sudah umur berapa, sudah berapa tahun, aku membuatmu malu sebanyak itu, kenapa belum terbiasa juga, tidak bisa terbiasa? Kalau tidak bisa, anggap saja angin!”

Tuan Kelima mematikan telepon tersebut begitu saja.

aku menebak telepon ini pasti dari ayahnya, tapi kata-kata yang dilontarkan Tuan Kelima pada ayahnya tentang tidak bisa terbiasa dipermalukan itu membuatku malu.

aku keluar dari dapur sambil membawa pangsit, Tuan Kelima sudah berjalan mendekat seperti tidak ada masalah apapun, hidungnya yang mancung itu mencium-cium, “ya, dari wanginya sih sepertinya enak.”

Dengan sumpit ia mengambil sebuah pangsit dan mengambil satu gigit, “boleh juga, seperti itu juga bagus.”

“seperti itu apanya?”aku bertanya merasa aneh.

Tuan Kelima:“sudah tampak seperti ibu rumah tangga muda.”

aku:……

Mengangkat sumpit dan mengetukkannya di punggung tangan dia, “apanya yang ibu rumah tangga muda, jangan berpikir sembarangan!”

Tuan Kelima mengernyitkan alisnya, “ini aku sedang memujimu, tidak paham ya! Wanita yang mandiri, bekerja sendiri.”

aku:……

Setelah menyantap makan malam,Tuan Kelima menemani Qiang Qiang main mahjong lagi sebentar, kemudian pergi, tentu saja, karena aku usir.

Ia mau tidur di sini, kediaman ini total ada 2 kamar dan 1 ruang tamu, Qiang Qiang dan aku masing-masing tidur di kamar terpisah, kalau ia menginap, mau tidur di mana?

aku tentu tidak ingin bicara di hadapan Qiang Qiang, akan tinggal bersamanya.

Tuan Kelima pergi dengan sangat tidak rela. Sesaat sebelum pergi, ia dengan galak bicara di telingaku:“cepat atau lambat akan memakkanmu!”

Semalam telah berlalu, sudah sampai lagi pada waktunya mengantar Qiang Qiang ke TK, yang jaraknya sekitar 300 meter dari kediaman, aku menggenggam tangan Qiang Qiang turun, malah melihat ayah Tuan Kelima berjalan mendekat.

Qiang Qiang:“mama, kakek itu lagi.”

Anak kecil tidak tahu siapa kakek ini, tapi karena ia selalu sangat sensitif, ia malah tahu, kakek ini pasti datang mencari kami.

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu