Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
Aku mencibir, Pada titik ini, hujan turun begitu deras, di mana aku bisa pergi mencari mobil lain!
Tetapi Mo Ziqian mengambil payung dan keluar dari mobil, aku hanya bisa mengikutinya turun.
Aku tidak memiliki payung, jadi menggunakan tas melindungi kepala, aku melihat ke sekeliling, sebuah payung kotak biru memayungkan di atas kepalaku, Tetesan air hujan terhalang, dan aku memandang pria itu dengan tatapan curiga. Dia berdiri di sampingku, menatapku dengan tatapan yang lembut, dan payung di tangannya dengan jelas lebih condong ke arahku.
Tetesan air hujan jatuh di bahu kanannya yang tak terlindung oleh payung, jas baru dan mahal itu langsung menjadi basah.
Aku mengerutkan kening dan menggerakkan tubuhku ke sebelah, “Kita sudah tidak memiliki hubungan, kamu tidak perlu lakukan ini.”
Setelah berkata, aku merentangkan kaki dan berlari ke sebaris toko di seberang, berlari sambil menutupi kepalaku dengan tas.
Aku berlari berdiri di teras toko, punggungku hampir menempel di pintu toko, aku melihat Mo Ziqian mengambil payung sedang berjalan ke arahku.
Dia mendekatiku, menutup payungnya, berdiri berdampingan bersamaku, hampir bahu-membahu.
Hujan sangat deras, dan aku sangat dingin, kedua lengan berpelukan di depan dada,, gigiku gemetaran, tetapi tetap mengatakan: “Mengapa kamu mengikutiku kesini, cepat pergi!”
“Aku tidak dapat pergi, kamu juga bisa lihat, mobil di jalan semakin berkurang, aku tidak mungkin mendapatkan taksi.”
Mo Ziqian mulai menundukkan kepalanya dan menyalakan rokok.
Aku berkata: “Kamu bisa memanggil supir datang menjemputmu, pokoknya kamu jangan berdiri denganku, sangat menjijikkan.”
Mo Ziqian melihat padaku dengan tatapannya yang mendalam, tetapi dia tidak marah, dia mematikan api pemantik, simpan kedalam sakunya, menghirup rokok dan berkata: “Beberapa tahun ini, aku tidak pernah tidur dengannya, jadi kamu tidak perlu merasa jijik.”
Aku merasa kaget dengan perkataan Mo Ziqian, sudah tiga tahun, apakah dia benar tidak pernah menyentuh Chen Liyan? Siapa yang akan percaya, wanita secantik Chen Liyan, sepasang matanya yang memesona, dan perkataan-perkataan yang dikatakan dia beberapa tahun yang lalu, sudah dapat dilihat seberapa “menggoda” dirinya di ranjang.
Bisakah Mo Ziqian mengabaikannya.
Namun, Mo Ziqian tidak mempedulikan kekagetan dan keraguanku, dia menghisap rokok, sambil menghisap sambil melihat di sekeliling, “Pada saat seperti ini, benar-benar sangat cocok dengan orang seperti kita.”
Aku merasa menjijikkan dan mencibir, dan ketika bahunya dengan tidak sengaja mendekatiku, aku menyandarkan tubuhku ke sebelah.
“Mo Ziqian, aku tidak ingin karena kamu, sekali lagi menyinggung Chen Liyan ataupun kakaknya, aku baru berusia dua puluh enam tahun, masih memiliki waktu banyak tahun belum kunikmati, belum mendapatkan seorang pria yang benar-benar mencintaiku, aku belum mau mati.”
Wajah Mo Ziqian yang menatapku, membawa sedikit kesuraman, tetapi hanya dalam waktu sesaat, dia berubah kembali, dia menghisap rokok dan berkata: “Akankah ada pria yang benar-benar mencintaimu, aku tidak bisa pastikan, tetapi kalau Hu Yeming atau anggotanya melihat kita bersama, maka kamu tidak akan memiliki jalan hidup.”
Aku menjerit marah, “Mo Ziqian, tutup mulutmu!”
Aku merasa dia sedang mengutukku.
Sudut bibir Mo Ziqian terangkat, senyumannya tercampur sedikit perasaan mencelakan dirinya sendiri, “Jangan khawatir, kalau kamu mati, aku akan menemanimu, kita tidak bisa bersama di masa hidup, kalau mati kita bisa dikuburkan bersama, itu juga hal yang menyenangkan.
“Kamu.........”
Aku terdiam.
Aku memutar kepala dengan penuh kebencian, dengan tidak mudah akhirnya terlihat sebuah taksi datang, aku segera berlari mendekati, “Hey, berhenti! Berhenti!”
Tetapi mobil itu sepertinya tidak mendengar, tanpa berhenti melaju melewatiku, dan air dari roda mobil membasahi diriku.
Aku sangat marah berteriak marah orang yang mengemudi mobil tadi, dan berlari kembali ke teras toko.
Mo Ziqian melepaskan jasnya dan menutup di tubuhku, aku terkejut dan di detik kemudian, aku merasa sangat menjijikkan dan ingin melepaskannya, “Jangan menyentuhku, itu sangat menjijikkan!”
Mo Ziqian seperti tidak terdengar, “Kalau tidak pakai, kamu akan kedinginan, pakaianmu sudah basah kuyup.”
Aku benar-benar kedinginan, kedua lengan berpelukan di depan dada, tak henti menghentakkan kaki, seluruh tubuhku hampir membentuk sebuah gumpalan . Namun, pakaian Mo Ziqian pasti telah ternoda oleh suhu tubuh Chen Liyan. Dan aku membencinya dari dalam hati. Aku tidak ragu-ragu ingin membuang pakaian itu. Mo Ziqian berkata, "Jangan khawatir, jas ini baru pertama kali aku pakai pada hari ini. Dia tidak pernah menyentuhnya.”
Semua penolakanku berakhir dengan tiba-tiba.
Aku terlalu kedinginan, jadi tidak mempedulikannya lagi.
Aku tidak mengakui, bahwa kata-kata Mo Ziqian memang berfungsi, Semua barang dari dia, seharusnya aku membenci.
Mo Ziqian mengancingkan kancing untukku, seperti disaat kami berpergian pada malam musim dingin bertahun-tahun yang lalu. Ketika aku kedinginan, dia melakukan hal yang sama.
“Dengan begitu akan lebih baik.”
Dia berkata sambil mengancing.
Aku mengerutkan keningku, tetapi aku tidak menolak lagi, aku harus mengakui bahwa dalam kesadaranku masih memiliki suatu perasaan terhadap Mo Ziqian yang bahkan diriku sendiri pun tidak berani mengakuinya.
Aku mencintai pria ini, meskipun aku sangat membencinya sekarang.
Hujan belum juga reda, Jalan telah menumpuk air bagai sungai. Tidak terlihat sebuah mobil pun. Aku merasa semakin cemas di hatiku. Apakah malam ini akan berdiri seperti ini? Aku masih memiliki begitu banyak buku yang belum kubaca. Dua bulan kemudian, aku harus mengikuti tes.
Aku ingin menelepon Jiayu, memberitahu dia bahwa aku dihalangi hujan di tengah jalan. Tetapi ketika aku mengeluarkan ponsel, baru mengetahui bahwa ponselku telah mati secara otomatis karena baterainya habis.
FUCK, aku menjerit bahasa kotor.
Aku hanya bisa panik dan tak berdaya terus berdiri di teras menunggu hujan berhenti.
Mo Ziqian batuk, dia sepertinya kedinginan, aku meliriknya, dia menutup mulut dengan tangannya dan terus batuk.
Tubuhnya selalu kuat, tidak akan masuk angin hanya karena terkena hujan seperti ini, aku berpikir.
Waktu berlalu, aku sudah terasa sedetik lamanya bagai setahun, setiap detik seperti merebus dalam panci panas. Aku tidak tahu sudah jam berapa sekarang. Nanti kembali pulang benar-benar tidak dapat membaca buku apapun lagi.
Mo Ziqian mulai menelepon, “Bawa mobil keluar, lebih bagus membawa mobil jeep, disini sedang banjir.”
Aku hampir lupa, pria sampah ini memiliki supir, dia sama sekali tidak perlu gemetar di malam hujan seperti diriku, dia bisa memanggil supirnya membawa mobil untuk menjemputnya.
“Masih ingatkah pernah sekali, juga hujan deras seperti ini, jalannya menumpuk air bagaikan sungai, kamu sendirian berdiri di luar kantor hukum, dan tidak membawa payung, Aku yang menggendongmu dan berjalan sepanjang jalan, hingga tiba di depan mobil kita.”
Mo Ziqian memikirkan masa lalu dan berkata, “Alangkah baiknya saat itu......”
Aku tidak mempedulikan Mo Ziqian, bagi diriku yang sudah bercerai selama tiga tahun, tidak ada gunanya mengingatkan hal-hal dulu, tetapi dalam hati tetap terasa sedih, aku yang berada di punggungnya saat itu, berpikir akan selalu terus bersama, perasaan manisnya masih terasa seperti dulu.
Ada mobil yang berhenti di jalan, itu adalah sebuah mobil jeep, Dalam cuaca seperti ini, hanyalah mobil ini bisa bergerak dengan lancar.
Mo Ziqian berkata, “Ayo.”
Dia akan mulai melangkah tetapi tiba-tiba membalikkan kepala, “kenapa kamu tidak bergerak? Apakah kamu ingin berdiri di sini selama satu malam?”
“Itu sangat kotor.”
Aku berkata tanpa ampun.
Mobil itu pasti memiliki suhu Chen Liyan, dan ada jejak-jejak duduknya. Pada saat ini, aku mengabaikan suatu fakta bahwa Mo Ziqian juga pernah digunakan Chen Liyan, dan di tubuhku masih mengenakan pakaian Mo Ziqian.
“Ini mobil Gao Le.”
Mo Ziqian tidak marah karena kata-kataku, malah mengatakannya dengan tenang.
Aku menatap Mo Ziqian dengan tatapan aneh, lalu berjalan kearah mobil.
Orang yang mengemudi benar-benar adalah Gao Le, aku membuka pintu mobil yang di depan, sebelum naik aku melemparkan jas Mo Ziqian ke dia, “Aku kembalikan.”
Lalu aku masuk ke dalam mobil.
Dikarenakan duduk di depan, karena aku tidak ingin memberi Mo Ziqian kesempatan untuk duduk denganku. Melihat aku langsung masuk di depan, Mo Ziqian mengerutkan alisnya, tetapi tidak mengatakan apapun, mengambil jas basah yang baru aku lemparkan ke dadanya, masuk duduk di deretan belakang.
Gao Le melihat aku dan Mo Ziqian memasuki mobil bersama, tatapannya menjadi aneh, melihat padaku dan melihat lagi ke Mo Ziqian. Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi, tancapan gas berbunyi, mobil jeep langsung melaju di malam hujan yang sepi ini.
Dengan cepat, Gao Le langsung mengantarku tiba di lantai bawah. Ketika aku turun dari mobil, aku mengucapkan terima kasih, lalu masuk ke gedung, dan dari belakang, terasa ada tatapan yang menatap dalam waktu yang lama.
Ketika aku memasuki rumah, itu sudah lewat tengah malam. Jiayu belum tidur. Dia sedang memegang secangkir kopi dan melihat beberapa informasi produk. Aku tahu bahwa Jiayu sebenarnya sedang menungguku kembali.
“Hari ini menaiki taksi, dan mobil itu mogok di tengah jalan, aku hanya bisa menunggu di tepi jalan dan akhirnya aku kembali.”
Aku menjelaskan tetapi aku tidak menyebut Mo Ziqian.
Jiayu juga tidak banyak bertanya, dia mungkin sudah tidak aneh lagi melihatku kembali pulang malam ataupun tidak pulang, “Cepat pergi mandi, aku sudah siapkan air panas.”
Aku keluar setelah mandi, Jiayu sudah masuk ke kamar.
Aku mendorong masuk pintu kamar Jiayu, dia sudah berbaring, tetapi meminum begitu banyak kopi, jelas, tidak akan tidur dengan cepat.
“Sebenarnya, aku bertemu Mo Ziqian. Kami menaiki taksi yang sama, dan kemudian mobil mogok. Kami berdua berteduh bersama di tepi jalan. Aku tidak bisa mendapatkan mobil. Tidak ada mobil satupun di jalan. Aku ingin meneleponmu, tetapi telepoku mati tidak memiliki baterai, akhirnya Mo Ziqian memanggil Gao Le datang membawa jeep dan mengantarku kembali.”
Aku mengatakan yang sejujurnya.
Jiayu berkata: “Kamu tidak membencinya lagi?”
Aku mengerutkan alis, “benci, tetapi sepertinya sudah berkurang.”
Aku juga tidak memahaminya karena aku memutuskan untuk melepaskan kebencian, menjalani kehidupan yang baru, atau karena kata-kata yang diucapkannya. Pokoknya, aku sepertinya tiba-tiba tidak begitu membencinya lagi.
Hari ini bahkan mengenakan jasnya.
Jiayu berkata: “bagus juga kalau berkurang, sehingga kamu dapat memulai hidup baru.”
Aku dan Jiayu terus berbicara, hingga aku terus menguap, Jiayu berkata: “Hari ini kamu sudah tidak memiliki waktu untuk belajar, cepat tidurlah.”
Aku kembali ke kamarku, berbaring di tempat tidur, tetapi tidak segera menutup mata, aku memikirkan kembali kata-kata Mo Ziqian. Dia mengatakan bahwa dia tidak pernah tidur dengan Chen Liyan selama bertahun-tahun. Perkataan ini bisa di percayakah? Berapa persen bisa aku percaya?
Ketika berada di teras bersama dia, aku memikirkan banyak hal yang dulu bersamanya, dan ingatan itu tersimpan di bagian terdalam hatiku.
Meskipun aku terasa ngantuk, tetapi aku masih saja membolak balikkan tubuhku untuk waktu yang lama baru tertidur.
Di pagi hari, aku mengalami hidung tersumbat dan sedikit sakit kepala. Aku keluar dari rumah dan melihat mobil Gao Le berhenti di lantai bawah, dan pria itu bersandar miring pada mobil dan melihat sekeliling tanpa melakukan apapun.
Aku berjalan mendekati dan bertanya: “Apa yang kamu lakukan disini?”
“Menunggu kamu lah. Kemarin bilang ingin mentraktirmu, tetapi tidak jadi, malam ini aku ingin mengundangmu kerumahku, Gao Xing selalu menantikanmu.”
Gao Le sambil berkata, sambil membuka pintu mobil.
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohWonderful Son-in-Law
EdrickUangku Ya Milikku
Raditya DikaMore Than Words
HannyCinta Seorang CEO Arogan
MedellineCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)