Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
Tuan kelima memiringkan kepalanya, “Aku mungkin berutang budi padamu dalam hidup ini.”
Aku menatap pada pria yang terlihat moody dan bersifat kasar ini, kemudian aku tiba-tiba menggulurkan kedua tanganku merangkul lehernya, aku memeluknya dan mencium bibir Tuan kelima.
Mulai dari sekarang aku ingin menjadi wanita Tuan kelima di sisa hidupku, selama dia sudi.
Tuan kelima tertegun, tubuhnya yang kencang sedikit kaku, kemudian tangannya segera merangkul pinggangku, dan satu tangannya lagi memegang belakang kepalaku, dan berciuman mesra denganku.
Mo Ziqian dan Chen Liyan keluar dari KFC, melihat kami berdua yang sedang berciuman di dalam mobil sport, aku terdengar Chen Liyan berkata, “Benar-benar tidak tahu malu!”
Tuan kelima sambil berciuman denganku sambil berbisik di telingaku, “Wajah Mo Ziqian menjadi pucat, menurutmu, apa yang dia pikirkan?”
Aku tidak peduli apa yang dia pikir, didalam hatiku dia adalah pria sampah, Aku menghukum Tuan kelima yang tidak konsen dengan menggigit di sudut mulutnya.
Tangan Tuan kelima yang merangkul di pinggangku tiba-tiba menjadi kuat, tubuhku jadinya menempel ke otot-otot dada Tuan kelima yang kuat, dan tiba-tiba mendorongku terbaring ke kursi duduk. Dia tidak mempedulikan lokasi,dengan sekuat tenaganya menyita pernapasanku, dan memainkan bibirku, aku merasakan hukuman dari menyinggung pria ini, dia akan membuatmu tidak memiliki tenaga untuk melawan, terus-terusan dirampas olehnya bagai ikan yang mati tenggelam.
Tiba-tiba membuka mata, aku melihat Mo Ziqian. Dia masih berdiri di depan KFC, Wajah tampannya memucat bagaikan mayat.
Chen Liyan marah dan kesal,dia sudah memanggilnya beberapa kali tetapi pria ini sama sekali tidak memberi respon. Dia menggulurkan tangannya ke telapak tangan pria, aku berpikir pada saat itu, didalam perutnya pasti memiliki banyak perkataan kasar yang ingin berteriak padaku, tetapi didepan Mo Ziqian, dia selalu ingin mempertahankan keanggunan dan intelektual. Jadi betapa dia membenciku, ingin membunuhku dengan pisau, dia pun akan menahannya dan dengan kasihan berkata: “Ziqian, Sisi masih berada di rumah sakit.”
Mo Ziqian tiba-tiba sadar, tanpa berkata apapun,dia memulai langkahnya menuruni tangga, dengan langkahnya yang besar menuju mobil hitam mewah yang tidak jauh, Chen Liyan memelototiku dan dengan tergesa-gesa pergi mengikuti Mo Ziqian.
Kedua orang itu sudah pergi mengendarai mobilnya, aku pelan-pelan memejamkan mataku, terasa capek yang tidak dapat dikatakan, Tuan kelima melepaskanku, sudut matanya penuh ironis, “Jika benar berterima kasih padaku, keluarin ketulusanmu, aku tidak suka dipergunakan. Pergi!”
Ini adalah Tuan kelima, tadinya yang masih berakting denganku, didetik kemudian langsung mengusirmu pergi.
Aku diusir keluar dari mobil oleh Tuan kelima, melihat mobil sport putih yang mempesona itu pergi, aku menggelengkan kepala, berjalan kedepan sendirian.
Satu jam kemudian, aku berjalan kaki tiba di depan tokoku. Tidak tahu sejak kapan, rumah milikku ini menjadi tempat penyembuhan bagiku.
Aku baru saja membeli meja dan kursi kayu yang minimalis, untuk kenyamanan pelanggan mencicipi kue-kue di masa depan. Ketika aku duduk di kursi, ponselku berbunyi notif pesan, gajiku di KFC telah dibayar.
Manajer itu akhirnya tidak berani menyinggung orang seperti Tuan kelima.
Pintu kaca didorong dan seseorang masuk dengan tubuhnya yang penuh aura dingin.
Aku menjadi tegang,aku menatap sosok tinggi besar itu dengan tatapan serius. Mo Ziqian, dia datang lagi.
“Buat apa kamu datang lagi? Tidak berani menyinggung Tuan kelima di depannya, jadi diam-diam datang mencari masalah?”
Aku memelototi pria ini dengan tatapan bermusuhan dan benci.
Mo Ziqian berdiri di depan pintu, menghela nafas, menatapku dengan mata jernihnya, “Aku tahu bukan kamu yang melakukannya.”
Aku tertegun, dia tahu aku tidak bersalah, jadi mengapa dia mau melapor polisi untuk menangkapku?
Mo Ziqian mengabaikan keraguanku, melangkah memasuki ruangan, sosok yang tinggi berdiri di depan lukisan dinding, menatap sejenak, baru berkata: “Ketika kamu mengantar makanan, aku bisa melihat bahwa kamu tidak mengetahui kamilah yang memesan makanan.”
“Kamu!”
Aku tidak dapat mengungkapkan perasaan sekarang, tidak dapat menjelaskan kemarahan yang disebabkan pria ini.
Dia tahu aku tidak bersalah, tetapi dia masih dengan kejam membawa Chen Liyan datang menyerangku,ya tentu, dia adalah suami Chen Liyan, sebagai apa diriku?
Aku tertawa ironis, dalam hati terasa dingin, sepertinya dituangkan air es yang dingin.
Aku berkata: “Mo Ziqian, aku merasa aku tidak pernah mengenal sifatmu. Mungkin saja, kamu yang pernah kucintai hanyalah kepura-puraanmu.”
Mata Mo Ziqian yang jernih menatapku, dengan tenang mengatakan, “Tidak berpura-pura, diriku yang pernah bersamamu adalah aku yang sebenarnya.”
“Oh... Hahaha......”
Aku tiba-tiba tertawa, hingga air mataku berlinang dan tubuhku membungkuk di meja, “Mo Ziqian, apakah kamu tahu malu? Kalau aku bisa begitu tidak tahu malu sepertimu, aku sudah mati bunuh diri.”
“Apa yang kamu katakan benar, pada saat itu aku benar-benar ingin membunuh diri.”
Mo Ziqian mengatakannya dengan lembut.
Aku membalikkan kepala, menatap pada pria yang semakin tidak aku mengerti, Mo Ziqian menundukkan kepalanya,sepatu kulit hitam yang modis mengenakan di kakinya yang ramping dan indah.
“Jadi kenapa kamu belum mati?”
Aku bertanya dengan dingin, aku sama sekali tidak peduli mengapa dia berpikiran ingin mati membunuh diri, segala sesuatu tentang pria ini, tidak ada hubungannya denganku.
“Aku tidak tega padamu.”
Aku menarik napas dalam-dalam, mata yang jernih menatapku lagi.
Aku tidak dapat menahan lagi, aku mengambil kursi disampingku, berteriak marah pada Mo Ziqian: “Maukah kamu pergi? Kalau tidak pergi, jangan salahkan aku bersikap tidak sopan padamu!”
Pria ini, aku benar-benar tidak ingin melihatnya lagi, tidak ingin mendengar dia berkata apapun, pria ini telah melanggar semua batasan dalam hatiku. Aku tidak tahan lagi dengan omong kosongnya.
Mo Ziqian juga tampaknya mengerti bahwa jika dia tidak pergi, kursi di tanganku akan benar-benar aku lemparkan kepadanya tanpa ampun.
Mo Ziqian menggelengkan kepalanya, sepertinya tidak berdaya, Dia menggerakkan kakinya dan pergi meninggalkan rumahku.
Aku meletakkan kursi itu dengan seluruh tenaga di tubuhku, dan akupun jatuh terduduk di lantai.
Aku duduk sendiri selama satu jam, sampai malam tiba, kepalaku sakit, tapi aku masih memikirkan anak yang terkunci di dalam rumah, aku ingin melihat apakah dia adalah anakku, tetapi aku tidak memiliki keberanian, untuk mengetuk pintu rumah itu.
Jadi, aku memanfaatkan kegelapan yang menyembunyikan diriku untuk datang ke kompleks tua ini, aku sendirian naik ke lantai tiga, berdiri di depan pintu rumah itu, sekitar sepuluh menitan, barulah aku mengetuk pintu.
Aku tidak peduli apakah ada anakku didalam, aku harus mengambil keberanian untuk mencobanya.
Pintu terbuka, dan seorang wanita dengan wajah cemberut muncul di hadapanku, dia melihat aku yang berdiri di luar, langsung ingin menutup pintunya, tetapi di hentikan olehku. Aku sudah mengenali wanita ini adalah ibu angkat dari putraku.
“Tunggu sebentar!”
Wanita itu menatapku dengan penuh kewaspadaan, “Apa yang ingin kamu lakukan! Kita sudah berjanji untuk saling tidak mengenali sesama, apakah kamu menyesal?”
“Tidak, aku hanya ingin melihatnya.”
Tanganku memegang pintu itu dengan erat, untuk mewaspadai wanita itu menutup pintunya tiba-tiba.
“Kamu janganlah bermimpi!”
Wanita itu tiba-tiba ingin menutup pintu, tetapi aku mati-matian menahan pintunya, “Tidak, aku harus melihatnya. Aku mendengar dia menangis sendirian, kamu selalu menguncinya sendirian dirumah,kamu tidak boleh seperti ini!”
“Kamu jangan sembarang berkata, cepat pergi!”Wajah wanita itu tiba-tiba berubah , dan langsung ingin menutup pintunya.
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara “dong” dari dalam ruangan, kemudian terdengar tangisan keras, wanita segera menjadi panik dan membalikkan badannya, dan berteriak, “Qiang Qiang!”
Aku baru terlihat, dahi anakku terbentur di sudut meja, dan darahnya mengalir keluar.
Pada saat itu, tatapanku menjadi gelap, dan terasa pusing, aku tiba-tiba hampir pingsan, dan wanita itu dengan panik memeluk anak itu, “Qiang Qiang! Qiang Qiang!
“Cepat mengantarnya ke rumah sakit!” Aku berteriak seperti orang gila.
Wanita itu baru sadar, tetapi dia sepertinya menjadi lebih panik, memeluk anak, dan mengomel dimulutnya, “Uang, itu harus memerlukan banyak uang, pergi kerumah sakit harus menggunakan banyak uang.”
Aku merebut anak didalam pelukannya yang sudah tidak sadar diri, “Uang ini aku yang bayar!”
Aku menggendong putraku, bergegas keluar dari rumah wanita itu. Wanita itu terkejut melihat aku menggendong pergi putraku, dan dia mengambil tasnya berlari mengikutiku.
Aku menggendong putraku berlari di sepanjang jalan, dengan cepat aku berlari keluar dari komplek ini, aku menggendong putraku sambil melambaikan tangan pada mobil yang melewati, akhirnya ada taksi yang berhenti di depanku, dan aku segera memasuki taksi itu.
“Kamu tunggu sebentar, kamu jangan berpikir ingin membawanya pergi!”
Wanita itu berteriak dengan suaranya yang keras, aku menahan amarah dalam hatiku, menunggu dia memasuki taksi, baru membiarkan sopir taksi mulai berjalan.
Putraku masih dalam kondisi koma di pelukanku, darah yang segar memenuhi wajahnya semakin kurus dibanding ketika pertama kali pertemuan di dalam mall, hampir tidak kelihatan wajahnya.
Hatiku terasa tidak nyaman, tenggorokanku seolah-olah akan meledak, air mataku sepertinya ingin mengalir keluar.
Nak, anakku, akhirnya aku memelukmu didalam pelukanku, tetapi....tetapi mengapa kamu jadi begini?
“Hey, kamu jangan sembarang berpikir, setelah menyembuhkan lukanya, kamu harus mengembalikkannya kepadaku!” Wanita berkata.
Aku menahan keinginan untuk menangis, “Kamu jangan khawatir, aku hanya ingin membawanya untuk menyembuhkan lukanya, kalau lukanya sudah sembuh, aku tentu akan mengembalikannya padamu. Tetapi kamu harus ingat, kalau aku terdengar dia menangis sendirian di rumah lagi, dan tidak ada yang menjaganya, aku akan merebut kembali anakku!”
Wanita itu tertegun, suaranya semakin mengecil dan berkata dengan sedih, “Ayah Qiang Qiang sudah meninggal, terkena kanker dan banyak berhutang, aku harus bekerja untuk menghasilkan uang, hanya bisa membiarkannya sendirian dirumah.”
Aku tidak berkata apapun, tetapi dalam hatiku sudah mengambil keputusan, aku ingin merawat putraku, meskipun tanpa hak asuh.
Taksi berjalan di sepanjang jalan, dan segera tiba di Rumah Sakit Anak-Anak. Aku segera membayar uang taksi, menggendong Qiang Qiang turun dari taksi dan berlari menuju arah ruang gawat darurat. Wanita mengikuti di belakangku.
Aku berlari menggendong Qiang Qiang tiba di ruang gawat darurat, ada seseorang berjalan dari lawan arah, dia adalah Mo Ziqian, dalam pelukannya adalah Sisi, Tangan kecil sisi merangkul leher Mo Ziqian, wajah kecilnya menempel di wajah Mo Ziqian, sambil berkata: “Ayah, sakit.”
Wajah anak itu agak kekuningan, sepertinya disebabkan oleh muntaber. Mo Ziqian berjalan sambil mencium wajah Sisi, “ayo, tidak akan sakit lagi jika sudah sampai dirumah.”
Aku menggendong Qiang Qiang kebetulan saling bertatapan dengan Mo Ziqian dan anaknya.
Novel Terkait
Love and Trouble
Mimi XuDoctor Stranger
Kevin WongTakdir Raja Perang
Brama aditioHarmless Lie
BaigeCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMy Greget Husband
Dio ZhengCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)