Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan

Tuan kelima memiringkan kepalanya, “Aku mungkin berutang budi padamu dalam hidup ini.”

Aku menatap pada pria yang terlihat moody dan bersifat kasar ini, kemudian aku tiba-tiba menggulurkan kedua tanganku merangkul lehernya, aku memeluknya dan mencium bibir Tuan kelima.

Mulai dari sekarang aku ingin menjadi wanita Tuan kelima di sisa hidupku, selama dia sudi.

Tuan kelima tertegun, tubuhnya yang kencang sedikit kaku, kemudian tangannya segera merangkul pinggangku, dan satu tangannya lagi memegang belakang kepalaku, dan berciuman mesra denganku.

Mo Ziqian dan Chen Liyan keluar dari KFC, melihat kami berdua yang sedang berciuman di dalam mobil sport, aku terdengar Chen Liyan berkata, “Benar-benar tidak tahu malu!”

Tuan kelima sambil berciuman denganku sambil berbisik di telingaku, “Wajah Mo Ziqian menjadi pucat, menurutmu, apa yang dia pikirkan?”

Aku tidak peduli apa yang dia pikir, didalam hatiku dia adalah pria sampah, Aku menghukum Tuan kelima yang tidak konsen dengan menggigit di sudut mulutnya.

Tangan Tuan kelima yang merangkul di pinggangku tiba-tiba menjadi kuat, tubuhku jadinya menempel ke otot-otot dada Tuan kelima yang kuat, dan tiba-tiba mendorongku terbaring ke kursi duduk. Dia tidak mempedulikan lokasi,dengan sekuat tenaganya menyita pernapasanku, dan memainkan bibirku, aku merasakan hukuman dari menyinggung pria ini, dia akan membuatmu tidak memiliki tenaga untuk melawan, terus-terusan dirampas olehnya bagai ikan yang mati tenggelam.

Tiba-tiba membuka mata, aku melihat Mo Ziqian. Dia masih berdiri di depan KFC, Wajah tampannya memucat bagaikan mayat.

Chen Liyan marah dan kesal,dia sudah memanggilnya beberapa kali tetapi pria ini sama sekali tidak memberi respon. Dia menggulurkan tangannya ke telapak tangan pria, aku berpikir pada saat itu, didalam perutnya pasti memiliki banyak perkataan kasar yang ingin berteriak padaku, tetapi didepan Mo Ziqian, dia selalu ingin mempertahankan keanggunan dan intelektual. Jadi betapa dia membenciku, ingin membunuhku dengan pisau, dia pun akan menahannya dan dengan kasihan berkata: “Ziqian, Sisi masih berada di rumah sakit.”

Mo Ziqian tiba-tiba sadar, tanpa berkata apapun,dia memulai langkahnya menuruni tangga, dengan langkahnya yang besar menuju mobil hitam mewah yang tidak jauh, Chen Liyan memelototiku dan dengan tergesa-gesa pergi mengikuti Mo Ziqian.

Kedua orang itu sudah pergi mengendarai mobilnya, aku pelan-pelan memejamkan mataku, terasa capek yang tidak dapat dikatakan, Tuan kelima melepaskanku, sudut matanya penuh ironis, “Jika benar berterima kasih padaku, keluarin ketulusanmu, aku tidak suka dipergunakan. Pergi!”

Ini adalah Tuan kelima, tadinya yang masih berakting denganku, didetik kemudian langsung mengusirmu pergi.

Aku diusir keluar dari mobil oleh Tuan kelima, melihat mobil sport putih yang mempesona itu pergi, aku menggelengkan kepala, berjalan kedepan sendirian.

Satu jam kemudian, aku berjalan kaki tiba di depan tokoku. Tidak tahu sejak kapan, rumah milikku ini menjadi tempat penyembuhan bagiku.

Aku baru saja membeli meja dan kursi kayu yang minimalis, untuk kenyamanan pelanggan mencicipi kue-kue di masa depan. Ketika aku duduk di kursi, ponselku berbunyi notif pesan, gajiku di KFC telah dibayar.

Manajer itu akhirnya tidak berani menyinggung orang seperti Tuan kelima.

Pintu kaca didorong dan seseorang masuk dengan tubuhnya yang penuh aura dingin.

Aku menjadi tegang,aku menatap sosok tinggi besar itu dengan tatapan serius. Mo Ziqian, dia datang lagi.

“Buat apa kamu datang lagi? Tidak berani menyinggung Tuan kelima di depannya, jadi diam-diam datang mencari masalah?”

Aku memelototi pria ini dengan tatapan bermusuhan dan benci.

Mo Ziqian berdiri di depan pintu, menghela nafas, menatapku dengan mata jernihnya, “Aku tahu bukan kamu yang melakukannya.”

Aku tertegun, dia tahu aku tidak bersalah, jadi mengapa dia mau melapor polisi untuk menangkapku?

Mo Ziqian mengabaikan keraguanku, melangkah memasuki ruangan, sosok yang tinggi berdiri di depan lukisan dinding, menatap sejenak, baru berkata: “Ketika kamu mengantar makanan, aku bisa melihat bahwa kamu tidak mengetahui kamilah yang memesan makanan.”

“Kamu!”

Aku tidak dapat mengungkapkan perasaan sekarang, tidak dapat menjelaskan kemarahan yang disebabkan pria ini.

Dia tahu aku tidak bersalah, tetapi dia masih dengan kejam membawa Chen Liyan datang menyerangku,ya tentu, dia adalah suami Chen Liyan, sebagai apa diriku?

Aku tertawa ironis, dalam hati terasa dingin, sepertinya dituangkan air es yang dingin.

Aku berkata: “Mo Ziqian, aku merasa aku tidak pernah mengenal sifatmu. Mungkin saja, kamu yang pernah kucintai hanyalah kepura-puraanmu.”

Mata Mo Ziqian yang jernih menatapku, dengan tenang mengatakan, “Tidak berpura-pura, diriku yang pernah bersamamu adalah aku yang sebenarnya.”

“Oh... Hahaha......”

Aku tiba-tiba tertawa, hingga air mataku berlinang dan tubuhku membungkuk di meja, “Mo Ziqian, apakah kamu tahu malu? Kalau aku bisa begitu tidak tahu malu sepertimu, aku sudah mati bunuh diri.”

“Apa yang kamu katakan benar, pada saat itu aku benar-benar ingin membunuh diri.”

Mo Ziqian mengatakannya dengan lembut.

Aku membalikkan kepala, menatap pada pria yang semakin tidak aku mengerti, Mo Ziqian menundukkan kepalanya,sepatu kulit hitam yang modis mengenakan di kakinya yang ramping dan indah.

“Jadi kenapa kamu belum mati?”

Aku bertanya dengan dingin, aku sama sekali tidak peduli mengapa dia berpikiran ingin mati membunuh diri, segala sesuatu tentang pria ini, tidak ada hubungannya denganku.

“Aku tidak tega padamu.”

Aku menarik napas dalam-dalam, mata yang jernih menatapku lagi.

Aku tidak dapat menahan lagi, aku mengambil kursi disampingku, berteriak marah pada Mo Ziqian: “Maukah kamu pergi? Kalau tidak pergi, jangan salahkan aku bersikap tidak sopan padamu!”

Pria ini, aku benar-benar tidak ingin melihatnya lagi, tidak ingin mendengar dia berkata apapun, pria ini telah melanggar semua batasan dalam hatiku. Aku tidak tahan lagi dengan omong kosongnya.

Mo Ziqian juga tampaknya mengerti bahwa jika dia tidak pergi, kursi di tanganku akan benar-benar aku lemparkan kepadanya tanpa ampun.

Mo Ziqian menggelengkan kepalanya, sepertinya tidak berdaya, Dia menggerakkan kakinya dan pergi meninggalkan rumahku.

Aku meletakkan kursi itu dengan seluruh tenaga di tubuhku, dan akupun jatuh terduduk di lantai.

Aku duduk sendiri selama satu jam, sampai malam tiba, kepalaku sakit, tapi aku masih memikirkan anak yang terkunci di dalam rumah, aku ingin melihat apakah dia adalah anakku, tetapi aku tidak memiliki keberanian, untuk mengetuk pintu rumah itu.

Jadi, aku memanfaatkan kegelapan yang menyembunyikan diriku untuk datang ke kompleks tua ini, aku sendirian naik ke lantai tiga, berdiri di depan pintu rumah itu, sekitar sepuluh menitan, barulah aku mengetuk pintu.

Aku tidak peduli apakah ada anakku didalam, aku harus mengambil keberanian untuk mencobanya.

Pintu terbuka, dan seorang wanita dengan wajah cemberut muncul di hadapanku, dia melihat aku yang berdiri di luar, langsung ingin menutup pintunya, tetapi di hentikan olehku. Aku sudah mengenali wanita ini adalah ibu angkat dari putraku.

“Tunggu sebentar!”

Wanita itu menatapku dengan penuh kewaspadaan, “Apa yang ingin kamu lakukan! Kita sudah berjanji untuk saling tidak mengenali sesama, apakah kamu menyesal?”

“Tidak, aku hanya ingin melihatnya.”

Tanganku memegang pintu itu dengan erat, untuk mewaspadai wanita itu menutup pintunya tiba-tiba.

“Kamu janganlah bermimpi!”

Wanita itu tiba-tiba ingin menutup pintu, tetapi aku mati-matian menahan pintunya, “Tidak, aku harus melihatnya. Aku mendengar dia menangis sendirian, kamu selalu menguncinya sendirian dirumah,kamu tidak boleh seperti ini!”

“Kamu jangan sembarang berkata, cepat pergi!”Wajah wanita itu tiba-tiba berubah , dan langsung ingin menutup pintunya.

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara “dong” dari dalam ruangan, kemudian terdengar tangisan keras, wanita segera menjadi panik dan membalikkan badannya, dan berteriak, “Qiang Qiang!”

Aku baru terlihat, dahi anakku terbentur di sudut meja, dan darahnya mengalir keluar.

Pada saat itu, tatapanku menjadi gelap, dan terasa pusing, aku tiba-tiba hampir pingsan, dan wanita itu dengan panik memeluk anak itu, “Qiang Qiang! Qiang Qiang!

“Cepat mengantarnya ke rumah sakit!” Aku berteriak seperti orang gila.

Wanita itu baru sadar, tetapi dia sepertinya menjadi lebih panik, memeluk anak, dan mengomel dimulutnya, “Uang, itu harus memerlukan banyak uang, pergi kerumah sakit harus menggunakan banyak uang.”

Aku merebut anak didalam pelukannya yang sudah tidak sadar diri, “Uang ini aku yang bayar!”

Aku menggendong putraku, bergegas keluar dari rumah wanita itu. Wanita itu terkejut melihat aku menggendong pergi putraku, dan dia mengambil tasnya berlari mengikutiku.

Aku menggendong putraku berlari di sepanjang jalan, dengan cepat aku berlari keluar dari komplek ini, aku menggendong putraku sambil melambaikan tangan pada mobil yang melewati, akhirnya ada taksi yang berhenti di depanku, dan aku segera memasuki taksi itu.

“Kamu tunggu sebentar, kamu jangan berpikir ingin membawanya pergi!”

Wanita itu berteriak dengan suaranya yang keras, aku menahan amarah dalam hatiku, menunggu dia memasuki taksi, baru membiarkan sopir taksi mulai berjalan.

Putraku masih dalam kondisi koma di pelukanku, darah yang segar memenuhi wajahnya semakin kurus dibanding ketika pertama kali pertemuan di dalam mall, hampir tidak kelihatan wajahnya.

Hatiku terasa tidak nyaman, tenggorokanku seolah-olah akan meledak, air mataku sepertinya ingin mengalir keluar.

Nak, anakku, akhirnya aku memelukmu didalam pelukanku, tetapi....tetapi mengapa kamu jadi begini?

“Hey, kamu jangan sembarang berpikir, setelah menyembuhkan lukanya, kamu harus mengembalikkannya kepadaku!” Wanita berkata.

Aku menahan keinginan untuk menangis, “Kamu jangan khawatir, aku hanya ingin membawanya untuk menyembuhkan lukanya, kalau lukanya sudah sembuh, aku tentu akan mengembalikannya padamu. Tetapi kamu harus ingat, kalau aku terdengar dia menangis sendirian di rumah lagi, dan tidak ada yang menjaganya, aku akan merebut kembali anakku!”

Wanita itu tertegun, suaranya semakin mengecil dan berkata dengan sedih, “Ayah Qiang Qiang sudah meninggal, terkena kanker dan banyak berhutang, aku harus bekerja untuk menghasilkan uang, hanya bisa membiarkannya sendirian dirumah.”

Aku tidak berkata apapun, tetapi dalam hatiku sudah mengambil keputusan, aku ingin merawat putraku, meskipun tanpa hak asuh.

Taksi berjalan di sepanjang jalan, dan segera tiba di Rumah Sakit Anak-Anak. Aku segera membayar uang taksi, menggendong Qiang Qiang turun dari taksi dan berlari menuju arah ruang gawat darurat. Wanita mengikuti di belakangku.

Aku berlari menggendong Qiang Qiang tiba di ruang gawat darurat, ada seseorang berjalan dari lawan arah, dia adalah Mo Ziqian, dalam pelukannya adalah Sisi, Tangan kecil sisi merangkul leher Mo Ziqian, wajah kecilnya menempel di wajah Mo Ziqian, sambil berkata: “Ayah, sakit.”

Wajah anak itu agak kekuningan, sepertinya disebabkan oleh muntaber. Mo Ziqian berjalan sambil mencium wajah Sisi, “ayo, tidak akan sakit lagi jika sudah sampai dirumah.”

Aku menggendong Qiang Qiang kebetulan saling bertatapan dengan Mo Ziqian dan anaknya.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu