Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 66 Gempa Bumi
Bab 66 Gempa Bumi
Kue sudah siap dihidang, aku membungkus sebagian untuk Jiayu, kemudian duduk di meja kayu dalam toko, melihat keramaian di luar jalan, aku berpikir dan mulai makan.
Toko milikku sendiri, dan aku sendiri makan kue yang kubuat sendiri, dengan perasaan hati yang tidak tenang, waktu berlalu dalam keadaan sunyi, aku memasukkan kue untuk Jiayu ke dalam kantong, mengunci pintu toko, dan seseorang mendekatiku.
“Apakah kamu disini tidak membuat kue lagi? Aku sudah datang beberapa kali dan tidak menemukan seorang pun.”
Aku membalikkan badan, melihat seorang pria muda dengan ekspresi cemas.
“Maaf, beberapa lama ini aku mendapat pekerjaan baru, aku hanya sesekali datang kesini.” Aku meminta maaf.
Pria dengan cemas berkata: “Karena kamu berada di sini sekarang, bisakah kamu membuatkan kue untukku? Ibuku besok akan memperingati ulang tahun ke enam puluh, aku ingin memberinya sebuah kue kuno.”
“Hah?”
Aku ingin pulang untuk belajar, tetapi melihat mata pria ini yang penuh harapan, membuatku tidak dapat menolak, “Aku besok harus pergi bekerja, kalau kamu mau, aku buatkan sekarang, kamu simpan satu malam dalam kulkas, bolehkah?”
Pria menjawab: “Yayaya, asal bisa membuatnya, ibuku pernah melihat kue yang kamu buat di pesta ulang tahun temannya, dia sangat suka, selalu berpikir ingin membeli satu juga di hari ulang tahunnya.”
“Baik, aku sekarang buatkan.”
“Aku sangat senang dan bersemangat memiliki seorang pelangan yang menyukai kue ku, aku membalikkan badan dan pergi masuk ke toko lagi.
Ketika aku membut kue, pria itu duduk di kursi, sambil meminum jus gratis dari toko, sambil melihat sekeliling dengan penuh minat.
Ketika aku selesai membuat kue, pria itu sangat senang, “Wow, benar-benar bagus, tidak heran ibuku menyukainya.”
Aku membungkus kue nya, dan memberikn diskon 50% untuk pria, dengan senang hati pria itu pergi membawa kuenya.
Aku melepaskan masker dan pakaian kerja, aku menghela nafas. Kesibukan beberapa lama ini benar-benar lelah.
Membawa kantong kue dan keluar dari toko, disaat mengunci pintu, kantong kue ku jatuh ke lantai, belum sempat aku membungkukkan badan untuk mengambilnya, langsung ada sepasang tangan yang memungutnya dan menyerahkannya padaku, “sudah begitu malam, kenapa kamu masih disini, bukannya kamu harus belajar?”
Suara keprihatinan, mata yang penuh keprihatinan, dan tangan ramping yang sedang menyerahkan kantong kue untukku, semuanya berasal dari Mo Ziqian.
Menatap pada mata yang tidak asing ini, aku tiba-tiba mengangkat tanganku, dan aku menamparnya dengan kuat, lalu tanpa berkata, aku berjalan dengan langkah besar dan pergi.
“Kamu.......”
Mo Ziqian dengan jelas tidak menebaknya, aku akan maju menamparnya, tangannya masih memegang kantong yang berisi kue, tetapi dengan kaget dan kaku tertegun disana.
Aku tanpa membalikkan kepala terus berjalan, melambaikan sebuah taksi, dan pergi meninggalkan tempat itu.
Tiba di apartemen, aku langsung masuk ke kamar mandi, membiarkan diriku menstabilkan suasana hati, dan konsen belajar, Jiayu mendorong masuk pintu, membawa secangkir kopi, “Mana kue untukku?”
Aku memberitahu dia melalui telepon, akan membawakan kue untuknya.
Aku cemberut, “Dimakan anjing.”
“Apa?”
Jiayu bingung.
Lalu dia marah: “anjing liar dari mana, kok merebut kue, bukankah anjing hanya makan sisa sampah?”
Aku merasa lucu melihat ekspresi Jiayu, tidak tertahan dan tertawa hahaha, “Jangan marah, besok aku buatkan lagi, dan bawa kembali untukmu.”
Jiayu berkata: “Ya, aku tunggu.”
Dia menyerahkan kopi padaku, dan kembali ke kamarnya, aku minum kopi dari Jiayu dan lanjut belajar.
Pada hari berikutnya, aku dan Mo Ziqian bertemu lagi.
Aku keluar menangani sesuatu, melewati Qianpin International, kedua perusahaan tidak terlalu jauh, berjarak lima ratus meter, dan unit yang akan aku datangi berada di sebelah Qianpin International.
Pada saat itu, pas di siang hari, teriknya matahari, aku menutupi kepalaku dengan tas tanganku. Aku berjalan dengan cepat sepanjang jalan. Ketika melewati Qianpin International, Mo Ziqian keluar dari dalam dan melihatku. Tatapannya yang mendalam seperti panah es menembak ke arahku.
Dia berkata: “Mo Wanwan, kamu diam disana!”
Nadanya yang rendah, penuh kemarahan.
Saya pikir itu adalah efek dari tamparan di wajah semalam.
Aku berhenti melangkah, menatapnya kembali. Tidak ada rasa takut di mataku. Mo Ziqian berjalan mendekatiku, tetapi tidak menunggu reaksiku, dia langsung menarik pergelangan tanganku masuk ke pintu keluar parkir di lantai terbawah.
Dia memelototiku dengan tidak sabar, “Katakan, mengapa semalam menamparku?”
Aku tersenyum dingin, “Kamu mengerti dalam hatimu sendiri. Mo Ziqian, kamu ingin menipu kepercayaanku dengan kata-katamu, kamu.... bahkan hatimu pun penuh kejahatan, baik dalam maupun luar, semuanya bersifat jahat!”
Aku tidak ingin melayani orang ini lagi, dan juga tidak ingin melihat wajah orang ini, aku mendorong Mo Ziqian, pergi tanpa memutarkan kepala.
Wajah Mo Ziqian berubah pucat, dan kakinya tertendang sesuatu.
Selesai menangani pekerjaanku, aku sengaja berjalan menghindari Qianpin International dan kembali ke Kaiwelz. Setelah pulang bekerja, aku pergi ke toko lagi, membuat kue, dan bersiap-siap membawanya kembali untuk Jiayu, tetapi ketika aku akan pergi, pintu kaca didorong masuk, sosok seseorang berjalan masuk.
Pada saat ini, aku sudah matikan lampu di toko, dan sekarang terlihat sosok hitam yang tinggi, aku terkejut, aku menyangka, itu adalah orang-orang yang ingin membunuh diriku, dan ingin mengantarku ke neraka.
Ketika aku melihat itu adalah Mo Ziqian, aku langsung menghela napas dingin.
Aku mengangkat tangan untuk menekan kontak lampu, ingin menghidupkan lampu, tetapi orang itu tiba-tiba mengangkat tangannya menekan tanganku, dan napasnya juga mendekatiku, “Aku hanya ingin tahu, apa maksud dari tamparan itu.”
“Kamu pernah berkata, kamu sudah melepaskan dendam, kamu tidak akan menamparku tanpa alasan, katakanlah, terjadi masalah apa.”
Matanya yang jernih berkilauan sinar, di dalam ruangan yang gelap.
Terdengar suara punggungku membanting ke dinding lukisan itu, aku berkata: “Mo Ziqian, dalam hidup ini aku paling benci dibohongi, dan kamu terus membohongiku berkali-kali, kamu mengarang cerita, kamu pantas mendapat balasan!”
“Apa yang aku bohong padamu!”
Mo Ziqian menahan pundakku, dia sangat marah, “Hari ini, kamu harus memberiku penjelasan, kalau tidak, jangan pergi!”
“Dalam hidup ini, kalau aku membohongimu, itu semua disebabkan ingin melindungimu. Kamu tidak memahaminya, malah menyalahkanku!”
Tatapan Mo Ziqian terlihat keberatan, dan terlihat sangat sedih.
Aku berkata: “Kamu dan Chen Liyan di atas ranjang, sebenarnya kamu yang melakukannya, Chen Liyan sama sekali tidak mengetahuinya, kamu masih berpura-pura tidak bersalah, kamu benar-benar tidak tahu malu!”
Dalam cahaya gelap, kening Mo Ziqian mengedip beberapa kali, di dahinya tiba-tiba muncul urat hijau, tangannya yang besar tiba-tiba mencubit daguku, “katakanlah, siapa yang mengatakan ini!”
Reaksinya saat ini membuat saya semakin yakin bahwa kata-kata Cheng Ziang benar.
Aku berkata dengan suara keras, "Jangan lakukan hal buruk kalau tidak ingin diketahui orang. Kamu sendiri melakukan hal buruk, apakah kamu melupakannya!”
Pada saat ini, aku terpana oleh kemarahan dan penghinaan. aku lupa bahwa Chen Liyan pernah mengirimkan pesan kepadaku bertahun-tahun yang lalu. Dia mengatakan bahwa dia dan Mo Ziqian bercinta sepanjang sore.
Chen Liyan bukan sama sekali tidak sadar, dia mengetahui segalanya, perkataan Cheng Ziang tidak bisa dipercayai sepenuhnya, tetapi sekarang aku sama sekali kehilangan akal, sehingga tidak memikirkan celah ini, dan mempercayai perkataan Cheng Ziang.
“Aku tidak melakukan hal buruk, suatu hari nanti kamu pasti akan mengetahui semua kebenaran!”
Mo Ziqian terlihat dengan jelas sangat marah, melepaskanku dan membalikkan badannya.
Aku berkata: “Mo Ziqian, kamu jangan berpura-pura lagi, Hal buruk itu benar atau tidak, sekarang kita juga sudah menjadi orang asing, aku tidak ingin melihatmu lagi, dan juga tidak ingin mendengar suaramu lagi, kamu.......”
Kata “pergi” belum sempat kukatakan, tiba-tiba ruangan itu bergoyang, lalu terdengar “bump”, lampu gantung terbanting ke lantai, dan rak kue bergetar. Aku mendengar suara sesuatu yang jatuh, “ping..ping..piang..piang.....”
Mo Ziqian langsung membalikkan badannya dan memeluk tubuhku ke dalam pelukannya. Tangannya melindungi kepalaku, “Ini gempa bumi.”
Terdengar kata “gempa bumi”, aku hampir saja kehilangan jiwa, sama sekali tidak menyadari, apa yang salah dengan gaya sekarang ini, Mo Ziqian melindungku dengan kedua lengannya, dan aku bergemetar di dalam pelukannya, mendengarkan suara barang-barang yang jatuh.
Beberapa puluh detik kemudian, semua suara berhenti, aku mengangkat kepalaku dari pelukan Mo Ziqian, lampu diluar banyak yang terpadam, Satu-satunya cahaya yang tersisa di ruangan itu menghilang. Dunia di luar berantakan, aku terdengar ada suara orang berlari dan teriakan.
“Kita pergi ke luar.”
Mo Ziqian menggandeng tanganku dan memegangnya dengan erat, dan aku tidak menolaknya, aku mengikutinya dengan cepat dan meninggalkan toko yang seakan-akan dindingnya akan jatuh.
Di jalan sudah terkumpul banyak orang, masih ada banyak orang yang berlari keluar dari komplek kecil.
Tokoku di lantai satu, dari lantai kedua keatas, semuanya adalah tempat tinggal, sekarang orang-orang yang tinggal diatas, semuanya berlari keluar, ada yang hanya mengenakan celana dalam.
Mo Ziqian memegang erat tanganku, seperti pasangan yang melarikan diri. Orang-orang berkumpul bersama, berbicara tentang gempa bumi yang baru saja terjadi, berita baru saja mengumumkan di Internet. Gempa magnitudo 5 skala Ritcher dan kedalaman 10 KM.
Sementara belum ada korban yang ditemukan.
Aku masih dalam kondisi terkejut, terus berpikir bagaimana kalau gempa ini lebih kuat lagi, apakah tadi akan mati tertimpa sesuatu.
Tanganku di pegang lebih erat, “Jangan takut, tidak apa-apa.”
Itu adalah suara Mo Ziqian, suaranya yang rendah dan lembut, dia masih menggandeng tanganku, seperti bertahun-tahun yang lalu.
Pada saat tadi, dia melindungiku dengan tubuhnya sendiri. Meskipun tidak terjadi bahaya fatal, tetapi dialah yang melindungiku di dalam pelukannya.
Ketika terjadi hal krisis dalam kehidupan, ujian kemanusiaan seseorang muncul. Kadang-kadang, terjadi gempa bumi, dan orang-orang telah aman melarikan diri, tetapi merusak hubungan perkawinan. Mengapa, karena ketika terjadi bencana, suami berlari keluar dan meninggalkan istrinya, dan istrinya sendirian menggendong anak kecil dengan sulit turun ke bawah.
Tetapi Mo Ziqian, dia melindungiku dengan tubuhnya sendiri, disaat ketika kami tidak tahu seberapa besar kerusakan yang akan ditimbulkan gempa.
Aku tersesat untuk sementara waktu. Pria ini, hati macam apa yang dia miliki?
Ponsel Mo Ziqian berdering, aku mendengarnya memanggil Ayah, lalu berkata bahwa dia baik-baik saja, lalu bertanya bagaimana dengan keluarganya.
Aku terdengar dia menghela nafas dengan lega, aku berpikir keluarganya aman.
Mo Ziqian terus menggandeng tanganku ketika dia mengangkat telepon, dan aku tidak tahu mengapa aku juga tidak melepaskannya, aku mendengar dia tiba-tiba memanggil, “Sisi?”
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Tough Bodyguard
Crystal SongThe Winner Of Your Heart
ShintaAwesome Guy
RobinUnplanned Marriage
MargeryCinta Di Balik Awan
KellyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)