Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
“Memang benar kamu memiliki hak untuk menjaganya, tetapi apakah kamu yakin kamu masih memiliki energi untuk merawat selain putrimu? Apakah kamu yakin bahwa Qiang-Qiang tidak akan terluka oleh putrimu?”
Mo Ziqian berkata dengan sangat serius, “Aku akan melindunginya. Kemarin itu karena tidak terduga.”
Dia menoleh ke arah si kecil di pelukannya: “Qiang-Qiang, maukah kamu kembali bersama papa?”
Qiang-Qiang mengangguk.
Mo Ziqian menggendong Qiang-Qiang dan berjalan menuju ke luar.
Aku memiliki api di hatiku, tetapi Qiang-Qiang telah digendong pergi oleh Mo Ziqian, jadi aku hanya bisa ikut kembali. Ketika aku mengambil koperku kembali dan meninggalkan ruang tunggu, Mo Ziqian menelepon dan berkata, “Kami berada di tempat parkir.”
Aku menarik koperku pergi ke tempat parkir.
Mobil Mo Ziqian berhenti di tempat yang terlihat jelas, aku mendekati mobil, dan terdengar tawaan Qiang-Qiang dari dalam.
Aku tidak tahu apa yang dilakukan Mo Ziqian, terlihat jelas Qiang-Qiang sangat bahagia. Aku berjalan mendekati dan terlihat bahwa Qiang-Qiang telah naik ke kaki Mo Ziqian dan keduanya sedang bermain permainan.
Supir datang mengambil koperku dan meletakkannya di bagasi belakang. Pasangan Ayah dan anak itu juga melihatku dan Qiang-Qiang memanggil mama.
Mo Ziqian memutarkan kepala ke arahku dan matanya bercahaya lembut, “Ayo, masuk mobil.”
Ketika berbicara, dia menggendong Qiang-Qiang ke pangkuannya dan memberiku tempat duduk, aku duduk di sebelahnya. Mobil melaju meninggalkan bandara dan menuju kota.
Kami datang lagi di apartemen Mo Ziqian yang sekomplek dengan Tuan kelima, dia membawa Qiang-Qiang ke dalam gedung, aku berdiri di luar mobil, tetapi tiba-tiba aku tidak ingin masuk.
Chen Liyan adalah sebuah bom waktu, tidak tentu kapan waktunya meledak, dan Sisi, itu adalah penghalang seumur hidup antara Mo Ziqian dan kami pasangan ibu dan anak.
“Ada apa?”
Mo Ziqian membalikkan badannya.
Aku berkata dengan lembut, “Lebih baik aku tidak usah naik, kamu merawat Qiang-Qiang dengan baik.”
Aku membalikkan badan akan masuk kedalam mobil, tetapi terdengar Mo Ziqian berkata: “Xiaoxiao, percayalah, aku akan menangani prosedur perceraian dengan Chen Liyan secepat mungkin.”
Aku tidak memutarkan kepala, tetapi tubuhku tertegun. Mo Ziqian ingin bercerai dengan Chen Liyan, aku merasa itu tidak mudah. Untuk hal ini, aku tidak terlalu mengharapkan. Aku tidak mengatakan apa pun, terus membungkukkan badan dan masuk ke dalam mobil.
Supir Mo Ziqian mengantarku kembali ke apartemen Wen Yiru. Aku duduk sendirian di ruang tamu pada siang hari yang cerah, diam-diam merasakan secangkir teh dan berperasaan berat.
Pada malam hari, Jiayu datang. Dia sangat terkejut mendengar aku tidak mengirim Qiang-Qiang ke Kanada, jadi setelah pulang kerja langsung datang mencariku.
“Xiaoxiao, apakah kamu masih berpikir tentang menikah kembali dengan Mo Ziqian? Aku pikir itu sama sekali tidak mungkin, bagaimana Chen Liyan bisa dengan mudah bercerai dengannya. Dan Sisi, dia juga bukan lampu yang hemat bahan bakar, meskipun Mo Ziqian bercerai dengan Chen Liyan, aku khawatir dia juga tidak akan merelakan hak asuh Sisi. Dan sampai saat itu, kamu harus menjadi ibu dari anak itu, kamu menjadi ibu dari anak Chen Liyan, apakah kamu tidak merasa itu menyebalkan? Apakah kamu merasa dia hidup rukun bersama Qiang-Qiang? Mungkin saja, Qiang-Qiang akan dibully olehnya setiap hari.”
Jiayu sangat kesal padaku karena aku membiarkan Mo Ziqian membawa Qiang-Qiang pergi, dia berpikir bahwa aku masih menantikan untuk menikah kembali dengan Mo Ziqian, tetapi kenyataan tidak seperti ini.
Aku tidak pernah memikirkan pernikahan kembali dengannya. Qiang-Qiang hanya tinggal sementara dengannya, aku tidak akan memberikan hak asuh Qiang-Qiang padanya.
Aku berkata: “Jiayu, aku tidak akan menikah kembali dengan Mo Ziqian. Chen Liyan dan putrinya bukan orang baik. Aku tidak akan melakukan sesuatu yang akan menyebabkan kebakaran pada diriku sendiri.”
Jiayu barulah merasa lega, “Baguslah kalau begitu, aku dan kakak Hui akan membantumu mencarikan pacar, pasti harus membantumu mendapatkan seorang pria yang baik.”
Aku tersenyum, “Aku tidak akan menikah lagi dalam hidup ini, mana ada pria yang tidak selingkuh diluar, aku sudah takut. Aku hanya ingin sendirian membawa Qiang-Qiang melewati hidup yang sederhana.”
Jiayu berkata: “Kamu sekali digigit ular, sepuluh tahun takut dengan tali, tidak boleh seperti itu, masalah pacar harus tetap mencari, tetapi kali ini aku dan kakak Hui akan memperhatikan teliti untukmu. Kakak Hui sangat pintar memilih orang, aku percaya dia pasti akan membantumu mencarikan seorang calon suami yang ideal.”
Aku tersenyum dan tidak membantah, calon suami ideal apa, aku sudah tidak ingin memikirkan hal itu dalam hidupku.
Jiayu telah pulang, dan aku juga melupakan masalah tentang dia dan Chen Hui membantuku mencarikan calon suami yang ideal. Qiang-Qiang tinggal selama dua hari berturut-turut di rumah Mo Ziqian, dan meneleponku setiap pagi dan sore, memberitahuku bahwa Mo Ziqian membawanya untuk memainkan sesuatu. Tampaknya dia sangat bahagia, dan dia tidak pernah membicarakan Sisi, seharusnya tidak bertemu dengan Sisi.
Tapi aku masih tetap khawatir, di saat ketika Mo Ziqian mengangkat telepon, aku memerintahnya: “Mo Ziqian, aku bisa dengan aman membiarkan Qiang-Qiang tetap bersamamu, tetapi kamu harus memastikan bahwa Qiang-Qiang tidak akan terluka oleh siapa pun, termasuk putrimu.”
Kalau Qiang-Qiang mendapat tamparan lagi dari Sisi, aku tidak bisa yakin untuk tidak membalas tamparan pada anak itu, bahkan dia hanya seorang anak kecil.
Seperti kata pepatah, ketika berusia tiga tahun dapat melihat sifat masa tua, Sisi terbiasa menjadi anak manja dan sombong, dan sangat iri dengan Qiang-Qiang, jika dia sudah besar nanti, aku bahkan tidak percaya dia akan menjadi orang yang baik.
Mo Ziqian terdiam sesaat, dan berkata: “Jangan khawatir, Sisi sedang bersama kakek-neneknya, tidak akan ke sini.”
Aku barulah merasa agak lega.
Dengan begini melewati tiga hari, Qiang-Qiang merindukanku, memintaku pergi ke rumah Mo Ziqian untuk mencarinya. Aku berjanji padanya bahwa aku akan ke sana malam ini, tetapi Jiayu menelepon dan mengatakan bahwa Chen Hui telah membantuku janjian dengan seseorang.
Masalah calon suami yang ideal, aku telah melupakannya, tetapi pasangan suami istri itu ingat. Chen Hui ingin memperkenalkan seorang teman pasukannya padaku, dia mengatakan bahwa orang itu sudah menjadi kepala tim dalam usia muda, karakter orang itu sangat baik, tetapi istrinya yang mandul bercerai dengannya, tinggi badannya sedang dan penampilannya biasa, tetapi penampilan orang bukanlah yang paling penting, yang penting adalah orang itu baik.
Chen Hui memberitahuku ini.
Tetapi sebenarnya, aku bukan lagi gadis yang gila-gilaan dengan pria tampan, aku sudah mengerti suatu kenyataan, penampilan pria, uang, hanyalah awan, hanya pria yang benar-benar baik dan mencintaimu, barulah layak menikah dengannya.
Hanya saja aku tidak ingin menikah sekarang, jadi aku tidak terburu-buru untuk mencari target. Aku menolak kebaikan Chen Hui. Chen Hui mengatakan baik, tetapi kedengarannya agak tidak rela, namun dia tetap menutup telepon.
Tetapi tidak lama kemudian, Jiayu meneleponku. Dia sangat marah dan berkata, “Xiaoxiao, mengapa kamu tidak pergi dan melihatnya? Kalau tidak melihatnya, bagaimana kamu tahu kamu tidak akan menyukainya, kamu harus memberi kesempatan untuk dirimu, kamu masih begitu muda, tidak boleh melewati hidupmu begitu saja.”
Mulut Jiayu tidak berhenti berkata, aku mendengarkannya hingga kulit kepalaku mati rasa, jadi akhirnya aku hanya dapat menyetujuinya, “Oke, aku akan ke sana nanti.”
Aku datang ke kafe yang dikatakan Jiayu, dan segera menemukan pria yang mereka perkenalkan padaku. Dia mengenakan seragam militer, berbentuk tubuh tinggi besar, ketika tersenyum terlihat canggung. Disaat aku berjalan mendekati, ada seorang pelayan secara tidak sengaja menaburkan secangkir kopi panas padanya. Pelayan kaget dan segera meminta maaf, tetapi dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa itu tidak masalah, dia menggunakan serbet yang diserahkan oleh pelayan lainnya menyeka cairan kopi di tubuhnya.
Ketika aku duduk, aku melihat tangannya merah karena tersiram kopi panas tadi.
Dan dia hanya tersenyum malu, “Ini sedikit kotor dan jelek, belum apa-apa sudah menjadi lelucon di depanmu.”
Aku juga tersenyum, dan hatiku sedikit tertarik oleh orang ini.
Meskipun aku tidak berpikir tentang mencari calon suami, tetapi dalam antusiasme Jiayu dan Chen Hui, aku membiarkan diriku mengobrol dengan pria ini untuk sementara waktu.
Mungkin berada di kamp militer sepanjang tahun, dan tidak pernah bergaul dengan wanita. Pria itu lebih pemalu daripada seorang gadis.
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiEternal Love
Regina WangWaiting For Love
SnowMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)