Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 82 Seperti Seorang Kakak
Aku menelpon Jiayu, suasana hati yang kesepian, setelah setengah jam kita sudah berada di sebuah restoran kecil.
Aku meminum bir, kepenatan di hati juga tidak kunjung lega, aku berkata: “Jiayu, mungkin aku sudah salah, aku tidak seharusnya bergantung terhadap Tuan Kelima, tapi kalau tidak seperti ini, aku bisa apa lagi?”
Benar, setiap pilihan semua juga berlari menuju akhir cerita yang terbaik, hanya hasilnya tidak lah sebaik yang diharapkan. Tapi kita sudah berusaha.
Aku sudah melewati tiga hari tanpa Qiang Qiang, setelah beberapa hari aku dan Qiang Qiang sehidup semati, ini adalah untuk pertama kalinya berpisah dengan anak itu, aku tidak tahu apakah Qiang Qiang merindukanku, Di tengah malam aku selalu menangis terbangun, yang pasti aku tidak sanggup menerima.
Setiap malam aku sepertinya selalu mendengar suara tangisan Qiang Qiang, sewaktu kerja, juga terus tidak tenang hati ini, terus bisa memikirkan apa yang sedang Qiang Qiang lakukkan?
Aku pergi ke TK mewah itu, guru memberitaku bahwa Qiang Qiang sudah beberapa hari tidak datang. Aku menelpon Mo Ziqian, di sana mengangkat telepon pun tidak. Aku pergi ke kantornya, resepsionis memberitahuku bahwa Mo Ziqian dinas keluar kota, semua kerjaan diselesaikan melalui telepon.
Aku cepat-cepat pergi ke kantor Gao Le, Gao Le kebetulan mau keluar, diberhentikan olehku di depan ruang kerja, aku berkata: “Gao Le, beritahu aku Mo Ziqian dan Qiang Qiang dimana, andai kamu tidak memberitahuku, kamu tidak boleh pergi ke mana-mana, jika kamu pergi, kamu boleh melangkah diatas mayatku.”
Aku mengeluarkan sebuah pisau buah berpura-pura membuat gerakan isyarat di pergelangan tangan sendiri.
Tapi Gao Le terkejut bukan kepalang, mukanya pun terkejut pucat, “Helo, helo, apa yang sedang kamu lakukan, kamu jangan melakukan hal bodoh, aku bawa kamu pergi.”
Dengan seperti ini, Gao Le membawaku pergi ke satu villa resort di daerah pinggiran. Di sekeliling villa, bisa terlihat jelas pergerakan orang berjalan sana sini, tidak seperti tempat tinggal itu, begitu penuh kewaspadaan, jelas-jelas penjaga tersebar di sekelilingnya.
Di keempat sisi tembok yang kokoh bisa terlihat ada banyak kamera di banyak tempat, Mo Ziqian pria itu melakukan penjagaan keamanan dengan sangat baik.
Gao Le turun dari mobil menekan bel pintu, seorang wanita paruh baya sepertinya adalah pengasuh ke sana membukakan pintu, menyapa sepatah tuan Gao, kemudian sangat waspada melihatku, “Nona ini siapa yah?”
Gao Le berkata: “Ini adalah ibu Qiang Qiang.”
Raut wajah pengasuh terkejut, seperti melihat monster.
Gao Le membawaku masuk ke dalam vila daerah pinggiran Mo Ziqian, aku mendengar suara tawa anak kecil menyebar dari bagian belakang rumah, kami berjalan ke sana, aku dari jauh melihat bayangan tubuh satu besar satu kecil, mereka sedang menendang bola di lapangan berumput itu.
Muka kecil Qiang Qiang dipenuhi air keringat, di tubuhnya mengenakan T-shirt berlengan pendek, di bawah adalah celana pendek berwarna biru, sepatu kasual berwarna putih, seperti seorang atlet sepak bola, bersiul sejenak, menyepak bola, Mo Ziqian sangat santai, bentuk badan yang langsung tinggi besar, mengangkat kaki menendang bola itu, dan berpura-pura tidak menendang masuk, membuat bola berlari keluar, Qiang Qiang seketika langsung dengan gembiranya menepuk-nepuk tangan kecilnya dan berteriak dan juga melompat.
“Qiang Qiang!”
Melihat anak laki-lakiku, rindu di hatiku yang tidak henti-hentinya beberapa hari ini akhirnya menemukan tempat berlabuh.
Qiang Qiang mendengar suaraku, menoleh melihat-lihat, kelihatan diriku, mulut kecil melengkung, langsung kemudian tertawa membuka lebar kaki kecilnya berlari ke arahku.
Aku memperhatikan bahwa beberapa hari tidak ketemu anak ini, tubuhnya sepertinya bertambah kuat, kulitnyapun menjadi hitam, terlihat jelas beberapa waktu ini, Mo Ziqian tidak jarang membawa anak ini berolahraga di depan.
“Tante.”
Saat Qiang Qiang berlari menghampiri ke sana, aku memeluk anak kecil itu. Melihat muka kecil yang putih kemerahan, bergantungan butiran-butiran keringat, menciumnya kanan kiri.
“Tante, kamu kenapa baru sekarang melihat Qiang Qiang, Qiang Qiang sangat rindu kamu.”
Lengan kecil Qiang Qiang merangkul leherku, wajah kecilnya menempel di wajahku, sangat dekat.
“Tante tidak tahu kamu dimana, hari ini baru mencarimu.”
Aku dengan erat memeluk Qiang Qiang, tubuh kecil itu menghibur hatiku yang kesepian, aku saat ini, ingin waktu berhenti di sini, biarkan aku dan anak ini tidak berpisah selama-lamanya.
Mo Ziqian berjalan menghampiri.
Kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantong, badan tinggi dan tampan berdiri di depanku, dahi di bawah rambut hitam, merembes selapis tipis butiran-butiran keringat.
“Qiang Qiang bersamaku hidup sangat baik, kami saling mengenal dan memahami satu sama lain, dia sekarang sudah tidak bisa dipisahkan dari diriku lagi.”
Mo Ziqian membuka mulut.
Aku: “Tapi apakah kamu bisa seperti ini mengurung anak ini di sini seumur hidup? Dia perlu sekolah, perlu teman, perlu kehidupan yang sama seperti anak perempuanmu, hidup dengan normal di bawah sinar matahari.”
Perkataanku membuat ekspresi mata Mo Ziqian menggelap beberapa saat, tapi seketika menjadi sangat pasti, “Aku sedang berusaha, Sisi adalah anak perempuanku, Qiang Qiang adalah anak laki-lakiku, mereka sama, aku tidak akan memperlakukan dengan tidak adil.”
“Tapi hatiku masih tidak tenang, kamu tidak mungkin selamanya tinggal di sini menemani Qiang Qiang.”
“Setidaknya aku ada kemampuan untuk melindunginya, dan kamu selain bergantung dengan orang lain, kamu tidak ada kemampuan apapun!”
Aku: ……..
“Sudah sudah, kenapa sekali bertemu langsung bertengkar.”
Mo Ziqian menjulurkan lengan kemudian menggendong Qiang Qiang, terlihat Qiang Qiang sudah sangat terbiasa bersama dengan pria itu, saat pria itu menggendong Qiang Qiang, Qiang Qiang pun menggerakkan tangan kecilnya, “Tante, kamu juga sini.”
Mo Ziqian memeluk Qiang Qiang masuk ke dalam rumah. Aku juga ikut masuk.
Saat ini angin musim semi mulai berhembus, kegelapan malam pun tiba, lampu di ruang depan menyala bersinar, Qiang Qiang turun dari pelukan Mo Ziqian, dan naik ke atas ke kuda kayu kecil, mengayun-ngayunkannya.
Aku dan Mo Ziqian, kami tak bicara walau berhadapan muka.
Handphone Mo Ziqian berdering, pria itu sambil berjalan pergi sambil menerima telepon, aku mendengar pria itu berkata: “Iya, papa dinas keluar kota, beberapa hari lagi pulang, baik-baik tinggal dengan nenek, nurut ya.”
“Beberapa hari lagi, dinasmu berakhir lalu apa? Siapa yang merawat Qiang Qiang?”
Telepon Mo Ziqian berakhir, aku mengerutkan dahi bertanya.
Mo Ziqian berkata: “Aku bisa mengaturnya dengan baik.”
“Kamu merasa seperti ini apa adil terhadap Qiang Qiang? Kamu tidak mungkin terus menerus dinas luar kota kan? Seperti beberapa tahun yang lalu, sebulan sering sekali pergi ke kota sebelah, sekarang kamu juga berencana sama seperti itu terhadap Qiang Qiang kah?”
Sindiranku membuat Mo Ziqian mengerutkan alis.
Dan kemudian, pertengkaran seperti ini membuatku merasa hambar, aku berjalan ke samping Qiang Qiang, menjongkokkan badan bertanya kepadanya, “Qiang Qiang, tante sudah mau pergi, kamu bisa pergi sama tante kah?”
Qiang Qiang langsung melangkahkan kaki turun dari kuda kayu kecilnya, “Qiang Qiang pergi dengan tante.” Di bawah sadar anak ini, masih paling dekat denganku.
Aku menarik tangan kecil Qiang Qiang, bersiap-siap membawanya anak itu pergi.
Mo Ziqian marah besar membuka mulut berkata, “Kamu berencana membawanya pergi kemana? Kamu yakin bisa menjamin keamanan dia? masih mau lanjut kembali ke sisi tuan muda yang playboy itu, membiarkan anak kecil melihat hal yang tidak seharusnya dilihat?”
Sesaat tubuhku kaku.
Benar, aku membawa Qiang Qiang ke sana?
Aku hanya bisa menjamin keamananku sendiri saja. Membungkukkan setengah badan, aku kemudian berjongkok, dua tangan menggenggam naik muka kecil Qiang Qiang, “Qiang Qiang, Tante memutuskan untuk tidak membawamu pergi, Tante tidak ada kemampuan melindungi keamanan kamu, kamu tinggal saja di tempat Paman disini, Tante beberapa hari lagi melihatmu oke?”
“tidak, tidak mau.”
Aku langsung menarik Qiang Qiang ke dalam pelukan, aku mengatakan mau membawanya pergi, tindakan yang tiba-tiba tidak membawa anak ini pun malah menyakitinya.
Aku sangat merasa bersalah dalam hati, juga sangat menyakiti hatinya. Dengan tangan mengusap air mata sambil berkata: “Tante tiba-tiba terpikir, Tante beberapa hari lagi mau ujian, mau mempergunakan waktu dengan baik untuk belajar, tunggu habis ujian, Tante langsung menjemputmu. Kamu tinggal di sini dulu bersama dengan Paman, mau ya?”
“Tante janji ya?”
Qiang Qiang menghirup sebentar hidungnya, dalam matanya masih ada air mata.
“Iya, benar.”
Qiang Qiang berkata: “Tante tidak boleh bohong, Qiang Qiang beberapa hari ini selalu merindukanmu, mengira tante tidak mau Qiang Qiang lagi.”
“Tidak akan.”
Aku kembali lagi menarik anak kecil masuk ke dalam pelukan, dalam hati seketika merasa sangat tidak nyaman.
Mo Ziqian berjalan ke sana, pria itu menjulurkan tangan menarik kembali Qiang Qiang, menggendongnya. Dengan mata yang dipenuhi kemarahan besar itu melihatku, “Kamu sudah membuat anak kecil menangis.”
“Qiang Qiang nurut, Tante beberapa hari kemudian masih bisa melihatmu, saat itu aku baru menjemputmu pulang kembali.”
Mo Ziqian mencium-cium dahi Qiang Qiang, bagaimanapun ayah dan anak, apapun tidak bisa menghalangi kasih sayang.
Qiang Qiang mengangguk-anggukkan kepala kecilnya, dalam matanya masih berisi butiran air mata kekecewaan.
Aku tidak berani lagi melihat sejenak anak itu, membelokkan badan buru-buru pergi.
Beberapa hari terus menerus belajar dengan gelisah, akhirnya menyambut ujian hukum, dan kemudian aku yang telah beberapa hari sudah tidak beristirahat dengan baik, duduk di tempat ujian, malahan kepalaku perlahan-lahan pusing, akhirnya memaksakan diri menyelesaikan semua soal, terakhir aku tidak bisa tahan, dengan lemasnya terbaring di atas meja.
Ketika aku terbangun, di depan mataku sepotongan putih bening, cairan di dalam infusan itu sedang menetes satu demi satu tetes masuk ke dalam pembuluh darah venaku. Aku membuka mata, melihat orang yang duduk di hadapan mata.
Chen Hui.
“Kamu?”
Aku ingin bangun untuk duduk, tapi kepala masih saja sangat pusing. Chen Hui bergegas memapahku, “Kamu anemia, ditambah gula darah rendah, jangan sembarangan bergerak.”
Aku juga dipapah perlahan berbaring.
Aku bertanya: “Kok bisa kamu? kamu kenapa bisa tahu aku pingsan, siapa yang mengantarkanku ke rumah sakit?”
Pandangan mata Chen Hui lembut, seperti sinar matahari yang hangat, alis mata yang tebal agak melipat, “Kamu saat ujian hukum, aku di luar, guru bilang ada orang pingsan di dalam, menyuruhku untuk menelpon 120, sekali lihat ternyata kamu.”
“Ow”
Aku menggunakan kepalan tangan menonjok kepalaku, “Terima kasih, kalau tidak betapa memalukannya, ujian saja masih bisa pingsan di tempat ujian, orang lain mau bagaimana melihatku.”
Keberadaan Chen Hui membuatku merasakan kehangatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya, seakan diri sendiri diperhatikan oleh seorang kakak, namun tidak terpikir mengapa pria itu bisa berada di luar tempat ujian.
Chen Hui pergi menuang segelas air, seperti nada seorang teman yang sangat akrab, “Kamu terlalu tidak peduli kesehatan sendiri, sudah anemia, gula darah rendah lagi, usia muda badan sudah dibuat seperti ini, nanti sudah tua bagaimana.”
Pria itu memberikan segelas air ke diriku, di dalamnya sudah ditambahi gula merah, dari jauh pun sudah tercium sangat manis.
Aku menerimanya meminum seteguk dan tersenyum kepada pria itu, dengan perasaan yang sangat kecewa terhadap kehidupan: “Terkadang hidup manusia ini seperti beban.”
Alis Chen Hui saat itu pun mengunci dengan erat, membentak dengan serius berkata: “Kamu kenapa bisa ada pemikiran seperti ini! kamu baru umur berapa, cuma pernah mengalami sedikit kekecawaan saja kan? Aku umur 10 tahun, ayah dan ibu sudah meninggal, kemudian orang terakhir terdekatku yaitu nenekku juga setengah tahun setelahnya juga wafat, dalam satu tahun, aku kehilangan tiga orang keluarga, tumbuh besar sendiri seperti rumput liar. Aku merasa aku lebih menderita banyak dari kamu, tapi aku bukannya masih hidup baik-baik saja sampai sekarang?”
Novel Terkait
Penyucian Pernikahan
Glen ValoraHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCutie Mom
AlexiaMata Superman
BrickMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiLove and Trouble
Mimi XuCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)