Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 203 Bodoh (2)

Tuan kelima batuk kering, melepaskan daguku, membalik badan berkata pada Qiang-Qiang: “Ehmm.... Itu enak, tetapi beracun.”

Qiang-Qiang: “Apakah Mama beracun?”

Dasar bocah ini, daguku keluar sebaris garis hitam.

Tuan kelima tertawa berkata: “Mamamu beracun, dan racunnya sangat parah, ayah angkat tersentuh langsung ketagihan.”

Qiang-Qiang mengambil langkah bergegas datang, mencium-cium di tubuhku bagai anjing kecil, kemudian mengerutkan kening berkata, “Tidak ada aroma apapun.”

Tuan kelima tertawa senang, mengulurkan tangan mengelus kepala Qiang-Qiang, “Kalau kamu dapat menciumnya baru aneh. Bocah bodoh, cepatlah pergi tidur.”

Qiang-Qiang sangat tidak puas, menaikkan mulut kecilnya kembali ke kamar tidur.

Aku melirik Tuan kelima, “Sembarang berkata di depan anak-anak.”

Tuan kelima mengangkat alis, “Aku mana ada sembarang berkata, kamu memang begitu.”

Membalik badan, dan memelukku, “Sudah memberiku kado, aku seharusnya mengembalikan sesuatu padamu baru adil.”

Dia mendekatkan mulutnya, menempel di bibirku, menghisap dengan kuat, menyipitkan matanya, menunjukkan ekspresi yang sangat menikmati, kemudian melepaskan.

Aku merasa lucu dan mendorongnya, “Sudah sudah, cepat kembali tidur, besok masih harus kerja!”

Tuan kelima memeluk lagi, menempelkan wajahnya padaku, manja bagai anak kecil: “Aku ingin tidur denganmu.”

Aku mengangkat tangan dan mencubit wajahnya, “Boleh, setelah kita menikah, aku akan tidur denganmu.”

Mata Tuan kelima tiba-tiba bersinar terang bagai permata, “Kamu berkata kamu ingin menikah denganku?”

Aku: .......

Wajahku perlahan-lahan memerah, perkataan yang tanpa sadar kukatakan tadi juga mengejutkan diriku sendiri.

“Salah ngomong.”

Aku berkata dengan sangat serius.

Wajah Tuan kelima yang penuh semangat dan gembira tiba-tiba runtuh, mulutnya mengomel dengan kesal: “Dasar wanita, tunggu suatu hari nanti aku akan memberimu pelajaran.”

Tuan kelima pergi dengan marah.

Aku menghela nafas lega, mencuci muka dan tidur.

Pagi-pagi, aku dibangunkan oleh panggilan telepon Mo Ziqian.

“Lin Xiao, nanti aku pergi menjemput Qiang-Qiang, hari ini jangan mengantarnya ke taman kanak-kanak.”

“Apa yang ingin kamu lakukan?”

Hatiku sedikit tidak senang.

Mo Ziqian tersenyum dingin, “Ternyata wanita yang sudah tidak mencintaimu adalah yang paling kejam, hatimu sudah tidak memilikiku, jadi sampai tidak ingat hari ini hari apa.”

Nada suara Mo Ziqian yang ironis selesai berkata langsung menutup telepon.

Hari apa hari ini?

Aku tertegun, dan mendadak teringat, hari ini adalah ulang tahun Mo Ziqian.

Apakah dia ingin menjemput Qiang-Qiang pergi ke pesta ulang tahunnya?

Aku membawa ponsel datang ke kamar Qiang-Qiang, Qiang-Qiang kebetulan baru saja membuka matanya yang masih ngantuk, aku bertanya: “Qiang-Qiang, hari ulang tahun Papamu, apakah kamu ingin pergi merayakan bersamanya?”

Bagaimanapun Mo Ziqian adalah ayah kandungnya, ini adalah kenyataan yang tidak dapat diubah, kalau Qiang-Qiang ingin pergi, aku akan mengantarnya ke sana, tetapi aku akan menemaninya sepanjang perjalanan.

Qiang-Qiang terdiam, dan menggelengkan kepalanya.

Qiang-Qiang tidak ingin pergi maka aku juga tidak lagi memikirkan masalah ini, setelah waktunya tiba, aku langsung nengantarnya ke taman kanak-kanak.

Namun di depan pintu taman kanak-kanak, aku bertemu dengan Mo Ziqian yang tergesa-gesa datang.

Dia mengenakan mantel hitam, membuat sosok tubuhnya terlihat semakin tinggi, berjalan menghampiri dengan cepat, “Qiang-Qiang?”

Qiang-Qiang memutar kepala melihat Mo Ziqian, sudut bibirnya terangkat, namun wajahnya memperlihatkann ekspresi yang tegas.

Mo Ziqian berkata: “hari ini adalah ulang tahun Paoa, Papa berharap kamu dapat datang berpartisipasi, maukah kamu pergi dengan Papa?*

Tangan Qiang-Qiang memegang erat padaku, menggigit bibirnya menggelengkan otaknya, “Papa selamat ulang tahun. Qiang-Qiang ingin sendirian merayakan untuk Papa, tetapi bukan bersama bibi Lin itu dan yang lainnya.”

Mo Ziqian mengangkat matanya, menatapku dengan tatapan ganas, “Apa yang kamu katakan pada Qiang-Qiang?”

Aku tersenyum dingin, “Mo Ziqian, mata anak-anak sangat murni, meskipun dia masih kecil, tidak berarti dia tidak tahu apa-apa, kamu memiliki putri dan juga memiliki calon istri baru, pesta ulang tahun juga bukan harus ada Qiang-Qiang, kamu jangan lagi datang memaksa pada Qiang-Qiang lagi, ok?”

Wajah Mo Ziqian bergerak, dia menahan kemarahan dengan kuat, “Apakah maksudmu aku sedang memaksa pada Qiang-Qiang?”

“Dia adalah putraku!”

Mo Ziqian mengeluarkan jeritan marah dari dalam tenggorokan.

“Papa!” Sisi tiba-tiba keluar dari mobil Mo Ziqian.

Dia berjalan ke depan kami, tangan kecilnya menggandeng Mo Ziqian, “Papa, adik sudah menganggap orang lain sebagai Papanya, tidak mengenalimu lagi, untuk apa kamu memanggilnya lagi? Dia tidak akan pergi bersama kita. Kamu dan Bibi Lin bisa melahirkan banyak adik laki-laki di masa depan, kita tidak harus menginginkan adik ini.”

Benar-benar seekor ular berbisa, perkataan yang dia katakan begitu beracun, sambil berkata sudut mulutnya sambil mengeluarkan senyuman dingin, semakin mirip dengan kalajengking beracun.

Qiang-Qiang berlinang air mata, namun dia menahan dengan menggigit erat bibirnya, berkata padaku: “ Mama, sudah hampir terlambat, mari kita masuk.”

Aku menggandeng tangan Qiang-Qiang, mengantar dia masuk ke dalam taman kanak-kanak. Si kecil tidak mengatakan apapun, namun aku terdengar suara hatinya sedang menangis.

Di depan kelas, aku mengangkat wajah si kecil, “Qiang-Qiang, yang kuat jangan dipengaruhi suasana hati oleh orang lain ok?”

Mata Qiang-Qiang berlinang air mata mengangguk padaku.

Kemudian tangan kecilnya menyeka air matanya, melambaikan tangan padaku, “Mama, bye-bye.”

Aku melihat sosok si kecil hilang di dalam kelas, hatiku menghela nafas dan berjalan keluar.

Pada sore hari, aku menjemput Qiang-Qiang, kami pasangan ibu dan anak baru saja tiba di lantai atas, ponselku langsung berdering, terdengar suara familiar dari dalam telepon: “Apakah ini adalah Nona Lin? Aku di lantai bawah rumahmu.”

Otakku dalam belasan detik kemudian, memasangkan suara ini dengan Lin Xueman.

“Aku datang untuk menjemput Qiang-Qiang, aku berharap kamu dapat memanggil Qiang-Qiang turun.” Lin Xueman berkata.

Aku dengan tidak berani percaya, “Nona Lin, aku merasa kamu mungkin salah, Qiang-Qiang adalah putraku, dia tidak memiliki hubungan denganmu, untuk apa kamu datang menjemputnya.”

Lin Xueman, “Nona Lin, kenapa kamu mengatakan seperti begini, hari ini adalah ulang tahun Mo Ziqian, apakah kamu lupa? Kamu dan dia bercerai, namun Qiang-Qiang adalah putranya, ayahnya ulang tahun, bolehkah putranya tidak pergi?”

“Ya sudahlah, aku akan naik sendiri.”

Lin Xueman memutuskan panggilan.

Aku mengerutkan alisku, hatiku sangat kesal, mengapa aku sudah bersembunyi ke tempat ini, masih saja diganggu orang-orang ini?

Dan Lin Xueman, bagaimana dia mengetahui alamat lengkapku.

Dengan cepat, Lin Xueman datang mengetuk pintu, “Nona Lin, aku berharap kamu dapat membuka pintu.”

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu