Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 138 Dinyatakan (1)
Tatapan Mo Ziqian berubah-ubah, pembuluh darah di wajahnya berdenyutan, tetapi dia tidak mengatakan apa pun, dan aku sudah membawa Qiang-Qiang pergi.
“Mama, mengapa kakak Sisi merebut LEGO ku, mengapa selalu memarahku anak haram?” Qiang-Qiang sangat tidak mengerti, alis kecilnya berkerut, dan terlihat sangat sedih.
“Mama, apakah aku bukan anak papa? Apakah Kakak Sisi bukan kakakku?”
Kata-kata Qiang-Qiang membuatku berhenti melangkah, aku membungkukkan tubuhku dan mengelus kepala putraku dengan penuh kasih sayang, “Qiang-Qiang, kamu adalah anak papa, tetapi tidak semua orang, layak menjadi kakakmu, kamu harus ingat kalau lainkali ada siapapun yang meneriaki kamu dengan kata-kata seperti itu, kamu harus langsung menamparnya, siapa pun yang merebut barang-barangmu, kamu harus merebutnya kembali. Kamu adalah kesayangan mama, bukan seseorang yang dilahirkan untuk dibully.”
Qiang-Qiang diam tidak berkata, aku menggandeng tangan Qiang-Qiang dan menaiki taksi pergi meninggalkan mall.
Mungkin akan ada orang yang berpikir bahwa aku memukuli Sisi itu adalah hal yang salah, bagaimanapun dia hanyalah anak kecil, tetapi aku berpikir anak itu patut dipukuli. Karena selalu tidak ada yang pernah mengajarinya, dia baru akan begitu sombong. Aku mendidik Qiang-Qiang harus memukuli kembali, aku juga tidak berpikir itu bersalah. Aku bukan orangtua bersifat Santa Maria, mendidik anakku untuk menahan ketika dibully. Hanya dengan melawan, orang lain akan takut padamu.
Aku membawa Qiang-Qiang pulang ke rumah, Qiang-Qiang pergi berlatih piano, aku menyiapkan makan malam di dapur. Mo Ziqian kembali, tetapi bukan sendirian, dia membawa Sisi ke sini.
Ketika Mo Ziqian memasuki pintu, wajahnya suram, dan tangannya menarik Sisi, memerintah dengan sangat serius: “Pergilah, minta maaf pada adikmu!”
Dan pada saat ini, Qiang-Qiang mendengar suara mobil, dia tahu Mo Ziqian sudah kembali dan berlari ke bawah. Dia melihat adegan di depannya ini dengan takut dan gelisah.
Sisi menangis dan menggelengkan kepalanya, “Tidak, Sisi tidak mau meminta maaf, Sisi tidak salah bicara, dia memang jelek, anak haram, ini yang dikatakan Nenek.....”
Urat hijau di wajah Mo Ziqian berdenyut, dan semakin dingin, jari-jarinya mengepal dan mengerat, tetap saja tidak sudi menampar pada wajah gadis ini yang tidak bias mengerti. Dia menarik Sisi, menyeretnya ke ruang gudang vila, kamu berada di sini,sampai kamu mau minta maaf dengannya, baru aku membiarkanmu keluar!”
Mo Ziqian membanting pintu dan mengunci, aku mendengar tangisan Sisi yang memilukan dari dalam ruangan. Dan juga suara bantingan di pintu, “Papa, buka pintunya! Papa.....”
Mo Ziqian membawa Sisi kembali, apakah karena ingin mendidiknya di depanku? Aku memandangnya dengan ragu, hanya terlihat Mo Ziqian mengeluarkan ponselnya dan menelepon, dia berkata dengan sangat marah: “Mama, Sisi sedang bersamaku, dia memarahi Qiang-Qiang jelek dan anak haram, dan tidak mau mengakui kesalahannya, aku menguncinya di gudang. Ya, aku ingin memberinya pelajaran dan membiarkannya agar mengerti. Ma, jika aku mendengar lagi kata anak haram keluar dari mulut siapapun diantara kalian, jangan salahkan aku tidak mengenali kalian lagi!”
Mo Ziqian selesai berkata, dia langsung menutup telepon, dan melemparkan ponselnya ke sofa. Mungkin tangisan Sisi membuatnya merasa canggung. Dia tidak tahan, jadi langsung naik ke atas.
Tangisan Sisi menjadi, “Papa, aku minta maaf.”
Mo Ziqian barulah membuka pintu gudang.
Aku melihat wajah Sisi yang dipenuhi air mata, dan tenggorokan menjadi serak karena menangis. Mo Ziqian menggandeng tangannya berjalan ke depan Qiang-Qiang, “Minta maaf pada adikmu.”
Sidi dengan suaranya yang serak, dan dadanya berdebar kencang, “Aku minta maaf padamu adik, aku bersalah. Aku tidak seharusnya memarahimu.”
Qiang-Qiang: “Tidak apa-apa, kamu jangan menangis lagi.”
Qiang Qiang menyerahkan saputangan pada Sisi, Sisi menerimanya dan menyeka air mata, “Papa, aku ingin pulang, aku ingin mama dan nenek.”
Mo Ziqian menggendong Sisi: “Papa antar kamu kembali.”
Pada saat ini, ekspresi Mo Ziqian telah mereda, dia menggendong Sisi dan pergi.
Meskipun hatiku merasa lega, tetapi ada kekhawatiran tersembunyi yang tak dapat dijelaskan, sehingga aku tidak tenang.
Mo Ziqian kembali di tengah malam, pada saat itu, Qiang Qiang sudah tertidur. Aku masih menyiapkan data untuk pengadilan besok, sendirian sibuk di dalam ruang studi.
Ketika Mo Ziqian kembali, dia langsung kembali ke kamar tidur sampai dia tertidur. Aku terlalu lama bekerja di depan komputer dan akhirnya aku tidak bisa menahan kantuk, lalu tertidur di meja komputer.
Tidak tahu berapa lama terlewati, penuh dengan rasa kantuk, aku terasa bagai digendong, aku membuka mataku yang bingung dan melihat wajah Mo Ziqian yang tampan. Dia menggendongku, dan alisnya sedikit berkerut, dia sangat khawatir, “Bagaimana kamu bisa tidur di ruang baca? Ingat, tidak peduli seberapa mengantuk, kamu tetap harus kembali ke kamar dan tidur.”
Dia membawaku ke kamar dan melepaskan pakaianku, barulah memelukku dan tidur.
Bangun di pagi hari, aku melihatnya berdiri di depan cermin sedang berpakaian.
Aku bertanya: “Semalam melakukan itu pada Sisi, kamu pasti sangat sakit hati, kan?
Tamparanku semalam, dan mengunci Sisi di gudang, tidak diragukan lagi itu membuatnya merasa sangat tertekan.
Mo Ziqian diam-diam menatap mataku, “Sisi benar bersalah, aku sibuk dengan pekerjaan selama bertahun-tahun, dia kurang disiplin. Dia pada dasarnya dibesarkan oleh ibuku, tidak dapat dihindari akan belajar sesuatu yang tidak pantas dipelajari.” “Tapi Wanwan, dia hanya anak kecil, berikan aku waktu, aku akan membuatnya lebih pengertian, oke?”
Hatiku terasa lega Mo Ziqian dapat dengan tenang berbicara padaku, bukan menyalahkanku telah menampar wajah putrinya.
Semalam karena berada dalam kemarahan barulah aku akan menampar gadis itu, sekarang dipikir-pikir dia hanya seorang anak kecil, dan aku adalah orang dewasa, aku juga bersalah.
"Ok."
Mo Ziqian mengangkat sudut bibirnya, dan wajahnya yang jernih menunjukkan senyuman yang lembut dan hangat, dia menghampiri dan mencium keningku, “Aku akan mengantar Qiang-Qiang ke taman kanak-kanak, kamu beristirahatlah.”
Mo Ziqian sudah pergi.
Aku berbaring di ranjang, mendengarkan suara pasangan ayah dan anak itu dari luar, “Papa, aku sudah selesai berpakaian.”
“Ya, apakah sudah sikat gigi?”
“Sudah, kamu lihat.”
“Baik, ayo berangkat.”
Mo Ziqian membawa Qiang-Qiang pergi, aku juga tiba waktunya bangun, mandi berpakaian dan turun ke lantai bawah, aku baru saja keluar dari pintu villa, langsung ada sesuatu yang terlempar ke wajahku.
“Wanita inilah yang menganiaya anak tirinya, ayo lempar!”
Telur, batu terlempar ke wajah, aku tak terduga, telah melempar ke tubuhku beberapa kali, sebiji telur melempar ke wajahku, aku berbalik dan bersembunyi ke dalam rumah, bagian belakang kepala dan punggung dilempari beberapa kali.
“Bunuh dia, penyihir busuk!”
Orang-orang itu berteriak dan menjerit, dan benda-benda di tangan mereka dilemparkan ke sini. Ponsel di tasku berdering, aku sama sekali tidak dapat menjawab dan bergegas ke dalam ruangan, barulah aku menjawab telepon. Suara Mo Ziqian yang cemas berkata, “Wanwan, tetap berada di dalam rumah, jangan keluar, aku akan segera kembali!”
Ternyata Mo Ziqian tahu ada sesuatu yang terjadi di sini, Mo Ziqian menutup telepon dan Jiayu juga tidak sabar meneleponku, “Xiaoxiao, apakah kamu memukuli putri Chen Liyan? Sekarang sudah tersebar di internet......”
Tiba-tiba nadi di keningku berdenyut, jari-jariku tergesa-gesa menyentuh layar ponsel, dan berita utama yang mencolok, dengan judul: “Ibu tiri yang kejam menganiayai putri mantan istri.” Itu adalah video di salah satu pusat perbelanjaan anak-anak. Dari dalam layar, aku mengangkat tanganku dan menampar ke wajah Sisi.
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaHanya Kamu Hidupku
RenataWahai Hati
JavAliusBaby, You are so cute
Callie WangDon't say goodbye
Dessy PutriNikah Tanpa Cinta
Laura WangAwesome Guy
RobinCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)