Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 138 Dinyatakan (1)

Tatapan Mo Ziqian berubah-ubah, pembuluh darah di wajahnya berdenyutan, tetapi dia tidak mengatakan apa pun, dan aku sudah membawa Qiang-Qiang pergi.

“Mama, mengapa kakak Sisi merebut LEGO ku, mengapa selalu memarahku anak haram?” Qiang-Qiang sangat tidak mengerti, alis kecilnya berkerut, dan terlihat sangat sedih.

“Mama, apakah aku bukan anak papa? Apakah Kakak Sisi bukan kakakku?”

Kata-kata Qiang-Qiang membuatku berhenti melangkah, aku membungkukkan tubuhku dan mengelus kepala putraku dengan penuh kasih sayang, “Qiang-Qiang, kamu adalah anak papa, tetapi tidak semua orang, layak menjadi kakakmu, kamu harus ingat kalau lainkali ada siapapun yang meneriaki kamu dengan kata-kata seperti itu, kamu harus langsung menamparnya, siapa pun yang merebut barang-barangmu, kamu harus merebutnya kembali. Kamu adalah kesayangan mama, bukan seseorang yang dilahirkan untuk dibully.”

Qiang-Qiang diam tidak berkata, aku menggandeng tangan Qiang-Qiang dan menaiki taksi pergi meninggalkan mall.

Mungkin akan ada orang yang berpikir bahwa aku memukuli Sisi itu adalah hal yang salah, bagaimanapun dia hanyalah anak kecil, tetapi aku berpikir anak itu patut dipukuli. Karena selalu tidak ada yang pernah mengajarinya, dia baru akan begitu sombong. Aku mendidik Qiang-Qiang harus memukuli kembali, aku juga tidak berpikir itu bersalah. Aku bukan orangtua bersifat Santa Maria, mendidik anakku untuk menahan ketika dibully. Hanya dengan melawan, orang lain akan takut padamu.

Aku membawa Qiang-Qiang pulang ke rumah, Qiang-Qiang pergi berlatih piano, aku menyiapkan makan malam di dapur. Mo Ziqian kembali, tetapi bukan sendirian, dia membawa Sisi ke sini.

Ketika Mo Ziqian memasuki pintu, wajahnya suram, dan tangannya menarik Sisi, memerintah dengan sangat serius: “Pergilah, minta maaf pada adikmu!”

Dan pada saat ini, Qiang-Qiang mendengar suara mobil, dia tahu Mo Ziqian sudah kembali dan berlari ke bawah. Dia melihat adegan di depannya ini dengan takut dan gelisah.

Sisi menangis dan menggelengkan kepalanya, “Tidak, Sisi tidak mau meminta maaf, Sisi tidak salah bicara, dia memang jelek, anak haram, ini yang dikatakan Nenek.....”

Urat hijau di wajah Mo Ziqian berdenyut, dan semakin dingin, jari-jarinya mengepal dan mengerat, tetap saja tidak sudi menampar pada wajah gadis ini yang tidak bias mengerti. Dia menarik Sisi, menyeretnya ke ruang gudang vila, kamu berada di sini,sampai kamu mau minta maaf dengannya, baru aku membiarkanmu keluar!”

Mo Ziqian membanting pintu dan mengunci, aku mendengar tangisan Sisi yang memilukan dari dalam ruangan. Dan juga suara bantingan di pintu, “Papa, buka pintunya! Papa.....”

Mo Ziqian membawa Sisi kembali, apakah karena ingin mendidiknya di depanku? Aku memandangnya dengan ragu, hanya terlihat Mo Ziqian mengeluarkan ponselnya dan menelepon, dia berkata dengan sangat marah: “Mama, Sisi sedang bersamaku, dia memarahi Qiang-Qiang jelek dan anak haram, dan tidak mau mengakui kesalahannya, aku menguncinya di gudang. Ya, aku ingin memberinya pelajaran dan membiarkannya agar mengerti. Ma, jika aku mendengar lagi kata anak haram keluar dari mulut siapapun diantara kalian, jangan salahkan aku tidak mengenali kalian lagi!”

Mo Ziqian selesai berkata, dia langsung menutup telepon, dan melemparkan ponselnya ke sofa. Mungkin tangisan Sisi membuatnya merasa canggung. Dia tidak tahan, jadi langsung naik ke atas.

Tangisan Sisi menjadi, “Papa, aku minta maaf.”

Mo Ziqian barulah membuka pintu gudang.

Aku melihat wajah Sisi yang dipenuhi air mata, dan tenggorokan menjadi serak karena menangis. Mo Ziqian menggandeng tangannya berjalan ke depan Qiang-Qiang, “Minta maaf pada adikmu.”

Sidi dengan suaranya yang serak, dan dadanya berdebar kencang, “Aku minta maaf padamu adik, aku bersalah. Aku tidak seharusnya memarahimu.”

Qiang-Qiang: “Tidak apa-apa, kamu jangan menangis lagi.”

Qiang Qiang menyerahkan saputangan pada Sisi, Sisi menerimanya dan menyeka air mata, “Papa, aku ingin pulang, aku ingin mama dan nenek.”

Mo Ziqian menggendong Sisi: “Papa antar kamu kembali.”

Pada saat ini, ekspresi Mo Ziqian telah mereda, dia menggendong Sisi dan pergi.

Meskipun hatiku merasa lega, tetapi ada kekhawatiran tersembunyi yang tak dapat dijelaskan, sehingga aku tidak tenang.

Mo Ziqian kembali di tengah malam, pada saat itu, Qiang Qiang sudah tertidur. Aku masih menyiapkan data untuk pengadilan besok, sendirian sibuk di dalam ruang studi.

Ketika Mo Ziqian kembali, dia langsung kembali ke kamar tidur sampai dia tertidur. Aku terlalu lama bekerja di depan komputer dan akhirnya aku tidak bisa menahan kantuk, lalu tertidur di meja komputer.

Tidak tahu berapa lama terlewati, penuh dengan rasa kantuk, aku terasa bagai digendong, aku membuka mataku yang bingung dan melihat wajah Mo Ziqian yang tampan. Dia menggendongku, dan alisnya sedikit berkerut, dia sangat khawatir, “Bagaimana kamu bisa tidur di ruang baca? Ingat, tidak peduli seberapa mengantuk, kamu tetap harus kembali ke kamar dan tidur.”

Dia membawaku ke kamar dan melepaskan pakaianku, barulah memelukku dan tidur.

Bangun di pagi hari, aku melihatnya berdiri di depan cermin sedang berpakaian.

Aku bertanya: “Semalam melakukan itu pada Sisi, kamu pasti sangat sakit hati, kan?

Tamparanku semalam, dan mengunci Sisi di gudang, tidak diragukan lagi itu membuatnya merasa sangat tertekan.

Mo Ziqian diam-diam menatap mataku, “Sisi benar bersalah, aku sibuk dengan pekerjaan selama bertahun-tahun, dia kurang disiplin. Dia pada dasarnya dibesarkan oleh ibuku, tidak dapat dihindari akan belajar sesuatu yang tidak pantas dipelajari.” “Tapi Wanwan, dia hanya anak kecil, berikan aku waktu, aku akan membuatnya lebih pengertian, oke?”

Hatiku terasa lega Mo Ziqian dapat dengan tenang berbicara padaku, bukan menyalahkanku telah menampar wajah putrinya.

Semalam karena berada dalam kemarahan barulah aku akan menampar gadis itu, sekarang dipikir-pikir dia hanya seorang anak kecil, dan aku adalah orang dewasa, aku juga bersalah.

"Ok."

Mo Ziqian mengangkat sudut bibirnya, dan wajahnya yang jernih menunjukkan senyuman yang lembut dan hangat, dia menghampiri dan mencium keningku, “Aku akan mengantar Qiang-Qiang ke taman kanak-kanak, kamu beristirahatlah.”

Mo Ziqian sudah pergi.

Aku berbaring di ranjang, mendengarkan suara pasangan ayah dan anak itu dari luar, “Papa, aku sudah selesai berpakaian.”

“Ya, apakah sudah sikat gigi?”

“Sudah, kamu lihat.”

“Baik, ayo berangkat.”

Mo Ziqian membawa Qiang-Qiang pergi, aku juga tiba waktunya bangun, mandi berpakaian dan turun ke lantai bawah, aku baru saja keluar dari pintu villa, langsung ada sesuatu yang terlempar ke wajahku.

“Wanita inilah yang menganiaya anak tirinya, ayo lempar!”

Telur, batu terlempar ke wajah, aku tak terduga, telah melempar ke tubuhku beberapa kali, sebiji telur melempar ke wajahku, aku berbalik dan bersembunyi ke dalam rumah, bagian belakang kepala dan punggung dilempari beberapa kali.

“Bunuh dia, penyihir busuk!”

Orang-orang itu berteriak dan menjerit, dan benda-benda di tangan mereka dilemparkan ke sini. Ponsel di tasku berdering, aku sama sekali tidak dapat menjawab dan bergegas ke dalam ruangan, barulah aku menjawab telepon. Suara Mo Ziqian yang cemas berkata, “Wanwan, tetap berada di dalam rumah, jangan keluar, aku akan segera kembali!”

Ternyata Mo Ziqian tahu ada sesuatu yang terjadi di sini, Mo Ziqian menutup telepon dan Jiayu juga tidak sabar meneleponku, “Xiaoxiao, apakah kamu memukuli putri Chen Liyan? Sekarang sudah tersebar di internet......”

Tiba-tiba nadi di keningku berdenyut, jari-jariku tergesa-gesa menyentuh layar ponsel, dan berita utama yang mencolok, dengan judul: “Ibu tiri yang kejam menganiayai putri mantan istri.” Itu adalah video di salah satu pusat perbelanjaan anak-anak. Dari dalam layar, aku mengangkat tanganku dan menampar ke wajah Sisi.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu