Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 112 Malu Dan Marah
Aku terkejut dan takut, terasa malu dan marah, tetapi perasaan senang yang diberikan orang itu pada tubuhku membuatku malu dan takut tetapi masih juga ingin melanjutkannya.
Mo Ziqian mengelus di bagian dadaku, tangannya yang satu lagi merangkul di pinggangku, menahan tubuhku yang menjadi tak berdaya, dia menarik nafas dalam-dalam tiba-tiba mendorongku.
Kemudian matanya yang mendalam tersenyum dingin padaku, “Memberimu sedikit pelajaran, sebelum menjebakku, lihat dulu pada kemampuan dirimu.”
Mo Ziqian selesai berkata, mengangkat sudut mulutnya dengan penuh ironis, dan melangkah pergi.
Detak jantungku berdebar kencang, tadi aku menikmati dalam kegairahan yang dia berikan, benar-benar sangat memalukan, aku sangat marah dan benci dengan diriku, air mata menetes keluar, dan aku menyeka dengan kesal.
Aku mengambil kembali kunci magnetku dari tong sampah, menundukkan kepala kembali ke bagian ruangan wanita, Min Min masih menungguku, “Kakak Xiaoxiao, sudah menemukan kunci magnet?”
“Sudah.”
Aku tidak berani memperlihatkan mataku yang merah pada Min Min.Aku berjalan ke depan lemari, kunci magnet menempel di lemari, pintu lemari langsung terbuka, aku mengeluarkan pakaianku dan menggantinya.
Ketika aku dan Min Min keluar dari tempat pemandian, sudah tidak terlihat bayangan Mo Ziqian, aku tidak memiliki mood untuk mentraktir Min Min makan malam, kami berdua naik taksi pulang ke apartemen masing-masing.
Jiayu duduk di sofa, memainkan buku kecil berwarna merah yang baru diambil hari ini, aku baru saja pulang, dia langsung memanggilku dengan senang hati, “Xiaoxiao, cepat datang melihat surat pernikahan kami.”
Aku mendekati dan melihatnya, diatas surat perjanjian, Jiayu dan Chen Hui keduanya tersenyum manis di dalam foto.
“Berencana kapan mengadakan acara pernikahannya?”
Aku bertanya.
Jiayu berpikir, “Ini harus menunggu Kakak Hui menanyakan pada ayah angkatnya, kami sedang menunggu kabar.”
Aku tiba-tiba bertanya: “Apakah dia tahu kalian mengambil surat pernikahan?” Perasaan orang tua itu tidak akan dengan mudah menyetujui pernikahan mereka.
Jiayu: “Seharusnya tahu. Tetapi kakak Hui pernah berkata, seharusnya tidak bermasalah, ayah angkatnya pernah berkata minta dirinya cepat menemukan yang cocok dan menikah. Dia seharusnya tidak akan menghalangi.”
Aku berharap seperti ini.
Kembali ke kamar, aku berbaring di ranjang, adegan Mo Ziqian menciumku di ruangan pria tempat pemandian muncul lagi di pikiranku, wajahku langsung memerah, tidak peduli betapa aku membencinya di hatiku, tubuhku tetap saja dengan sangat mudah mendekatinya.
Ini membuatku sangat sengsara.
Pada pagi hari, ponselku mulai bergetar, itu adalah videocall dari Qiang-Qiang.
Aku mengangkatnya, wajah Qiang-Qiang yang putih lembut muncul di layar ponsel.
“Mama pemalas, masih belum bangun.”
Qiang-Qiang mengejek dengan menggerakan jari di pipinya.
Aku tersenyum: “Apa Qiang-Qiang berbaring di ranjang?”
Qiang-Qiang: “Qiang-Qiang tidak akan malas seperti mama.” Dan dalam ingatan, orang itu juga tidak pernah berbaring malas di ranjang.
Aku tertawa, semua rasa kesal di hati menghilang, melihat senyuman putraku, mendengar suaranya, duniaku akan menjadi cuaca yang cerah.
“Mama, nenek berkata, tinggal empat puluh tiga hari lagi adalah tahun baru Cina, dan saat itu, ibu akan datang ke Kanada kan?”
“Benar, pada saat itu mama akan kesana.”
Qiang-Qiang: “Ma, semalam aku sudah makan daging kecap. Itu dibawa dari China. Apakah kamu yang membawanya untukku?”
Aku tertegun.
“Bagaimana membawanya?”
Qiang-Qiang: “Bandara yang menelepon kami untuk mengambilnya, katanya dibawa dari penerbangan China ke Kanada.”
Hatiku terasa kaget, siapakah itu?
Mo Ziqian? Tidak, dia tidak akan membawakan daging kecap untuk Qiang-Qiang, jadi siapakah itu?
“Mama, apakah kamu yang membawanya? Sangat enak, ketika Tahun baru mama kesini, buat lagi sekali untuk Qiang-Qiang, ok?”
“Baik.”
Aku menjawabnya.
Qiang-Qiang dengan enggan menutup telepon, aku dengan niat harus membiarkan Qiang-Qiang makan daging kecap yang enak, aku keluar membeli bahan, kembali kerumah langsung masuk ke dapur dan mencobanya.
Ketika perawat kecil meneleponku, aku masih sibuk di dalam dapur, ponsel berdering untuk waktu yang lama aku baru terdengar, dan segera keluar mengangkatnya.
Perawat kecil berbisik mengatakan: “Kakak Xiaoxiao, kapan kamu datang menjenguk Tuan kelima, hari ini dia akan meninggalkan rumah sakit, tetapi dia tidak ingin makan dan juga tidak bicara, aku merasa dia pasti merindukanmu.”
Aku: “Besok aku ke sana.”
Dua jam kemudian, daging kecapku selesai, meskipun kelihatannya ada kemajuan, tetapi rasanya tidak begitu enak, aku duduk menghela nafas di meja makan.
Jiayu dan Chen Hui kembali, Jiayu melihat daging Kecap yang di atas meja langsung kaget dan melambaikan tangannya berkata: “Xiaoxiao, akhir-akhir ini aku sakit maag, tidak dapat makan makanan yang berminyak.”
Dia sudah muak makan lauk ini, kalau melihatku memasak lauk ini, dia langsung terkejut.
Chen Hui tersenyum: “Kenapa? Bukankah lauk ini terlihat lezat?”
Dia mendekati, dan menjepit sepotong daging dan memasuki ke dalam mukutnya, “Tidak renyah dan sangat berminyak. Benar-benar tidak terlalu enak.”
Wajahku tiba-tiba memerah. Chen Hui mengatakan semua sisi buruk dari lauk ini.
Aku menghela nafas dan berkata: “Haiks, aku tidak dapat memasak lauk ini dengan lezat.
Chen Hui berkata: “Apa yang kamu lakukan? Kalau kamu ingin makan diluar saja.”
Aku dengan putus asa berkata, “Tahun baru aku ke Kanada ingin membuatnya untuk Qiang-Qiang, dia suka makan ini.”
Chen Hui, “Begitu saja, aku carikan seorang guru untuk mengajarmu.”
“Benarkah? Itu bagus sekali.”
Mataku langsung bersinar, seperti terlihat cahaya harapan.
Chen Hui tersenyum mulai menelepon, aku mendengar dia bertanya pada orang sana: “Apakah di tokomu memiliki koki yang pandai memasak daging kecap, adikku sangat ingin belajar lauk ini, membuat untuk putranya, tetapi dia selalu tidak dapat membuatnya dengan baik..... oh ada, itu bagus sekali, kapan-kapan ada waktu membiarkan koki itu mengajar adikku, ya nanti traktirmu makan.”
Chen Hui menutup telepon, “Selesai.”
Aku segera tersenyum, “Terima kasih kakak Chen.”
Jiayu tersenyum, “Jika Kakak Hui mengulurkan tangan, semuanya akan terselesaikan. Xiaoxiao, lain kali kalau kamu memiliki masalah apa yang tidak dapat diselesaikan jangan lupa mencarinya, dia pasti akan membantumu menyelesaikannya.”
Wajah Chen Hui yang ramah tersenyum lembut, “Mari kita membantu Xiaoxiao menghabiskan lauk ini dulu.”
……
Pagi-pagi, aku pergi ke toko bunga untuk membeli sebuket bunga. Ketika aku keluar, ada orang pembagi brosur yang memberiku selembar iklan real estat. Aku sekilas melihatnya. Ini adalah resort kerja sama antara Mo Ziqian dan Hu Yeming, ada deskripsi apartemen, serta keseluruhan struktur resor, pepohonan hijau dan bunga merah, bebatuan dan air jernih, terlihat sangat indah.
Aku menggulung kertas iklan itu dan masukkan ke tong sampah di pinggir jalan.
Setengah jam kemudian, aku sudah tiba di luar apartemen Tuan kelima, perawat kecil datang membuka pintu, ketika melihatku dia memanggilku Kakak Xiaoxiao dengan senang hati.
Aku: “Bagaimana dengan Tuan kelima?”
Perawat kecil: “Lumayan baik.”
“Siapa yang berada di luar!” Terdengar suara ganas dari dalam kamar, kemudian sosok seseorang yang menggunakan tongkat muncul di pintu kamar utama.
Tatapan Tuan kelima yang galak melihatku, membalikkan badannya dan masuk lagi ke dalam kamar.
Perawat kecil berbisik: “Kakak Xiaoxiao, kamu jangan melihat Tuan kelima sepertinya tidak senang, aku berani memastikan, sebenarnya dia sangat senang melihatmu.”
Aku berjalan menuju ka arah kamar Tuan kelima.
Pintunya tertutup, aku mengetuk pintu dengan pelan, terdengar suara Tuan kelima dari dalam, tetap saja terdengar galak, “Ada apa?”
“Datang melihatmu, bagaimana dengan kakimu sekarang?”
“Masih dapat digunakan!”
Sudut mulutku terangkat, aku mendorong pintu, aku melihat Tuan kelima duduk di tepi ranjang, wajahnya menghadap keluar, dia mengenakan baju kasual kotak abu-abu, seluruh tubuhnya agak kurusan, tetapi tatapannya sangat ganas, seperti sedang melihat musuh.
Aku menghela nafas, tiba-tiba tidak tahu harus mengatakan apa.
Aku melangkah mendekati ranjangnya, dan menaruh bunga-bunga ke dalam pot, kemudian menggerakan tangan merapikan kamarnya. Perawat kecil berkata dengan takut diluar pintu: “Kakak Xiaoxiao, nanti aku yang merapikan.”
Aku tahu, perawat kecil pasti tidak berani mendekati kamar Tuan kelima.
“Aku saja yang melakukannya.”
Aku membersihkan barang-barang yang ada di kepala ranjang Tuan kelima, yang masih bisa digunakan aku simpan, dan yang tidak beguna aku buang. Pakaian ganti yang harus laundry di masukkan ke dalam kantong, yang bisa di cuci dengan mesin aku masukkan kedalam mesin cuci di dalam toilet.
“Ini bukan urusanmu, ribet!” Tuan kelima berkata dengan nada rendah.
Aku tidak peduli dengan sindiran Tuan kelima, terus melakukan kerjaanku.
Dengan cepat sudah tiba di siang hari, perawat kecil berdiri dengan ragu di depan pintu, sepertinya ada yang ingin dia katakan, ketika aku keluar, dia bertanya padaku dengan nada rendah: “Kakak Xiaoxiao, aku tidak tahu apa yang ingin Tuan kelima makan di siang hari, aku tanya dia juga tidak menjawab, yang aku beli dia juga tidak ingin makan.”
Tak heran orang itu menjadi kurus akhir-akhir ini.
“Aku yang membuatnya, kamu tidak perlu peduli.”
Aku ke supermarket luar membeli bahan, dan membuat seporsi mie daging sapi untuk Tuan kelima. Ketika aku meletakkan mie di atas meja, wajah Tuan kelima masih sangat suram, Tuan muda ini, sepertinya masih membenciku. Hanya karena bekas ciuman di leherku.
Tuan kelima makan dan tidak berkata, aku melihat waktu sudah siang, aku ingin pulang, tetapi sebelum pergi, Tuan kelima langsung mengeluarkan suara, “Pergi kemana?”
“Pulang.”
Tuan kelima: “Siapa yang mengizinkanmu pergi.”
Aku: .........
Perawat kecil diam-diam menarik lenganku, menatapku dengan tatapan memohon padaku untuk tidak pergi, jadi aku hanya bisa kembali ke samping meja makan.
“Bagaimana rasanya, apakah ada kemajuan?”
Meskipun aku tahu makananku pasti akan direndahkan oleh Tuan kelima, aku tetap saja tersenyum bertanya.
Tuan kelima mendengus, “kelihatannya seumur hidup begini-begini saja.”
Aku mengangkat sudut bibirku, aku sudah terbiasa dengan sindiran Tuan muda, jadi sama sekali tidak akan masuk ke dalam hati. “Meskipun kurang enak, juga harus makan yang banyak, lihatlah pada dirimu, akhir-akhir ini menjadi begitu kurus, dilihat langsung tahu kekurangan gizi.”
Tuan kelima: “hehhh.... apa urusannya denganmu!”
Meskipun kata-katanya aneh, dan wajahnya juga tidak terlalu bagus, tetapi Tuan muda ini menghabiskan semangkok besar mie.
Bahkan sup terakhir yang tersisa pun diminum habis.
Aku terasa lega di hatiku. Tuan kelima menggunakan tongkat berdiri, berjalan menuju ke kamar tidur sambil bertanya: “Rumah yang aku berikan untukmu, mengapa kamu tidak pergi balik nama?”
Aku sudah melupakan hal ini, surat perjanjian itu selalu simpan di dalam laci di kamarku. Dan aku juga tidak boleh menerima hadiah dari Tuan kelima yang begitu berharga.
“Ehmmmm.... Itu benar-benar terlalu mahal.”
Tuan kelima memutarkan kepala: “Aku berikan padamu, kamu memangnya tidak suka barang mahal?” Sifat sombong khas Tuan kelima muncul lagi.
Aku menggerakkan sudut mulutku, perkataannya ini membuatku tidak tahu bagaimana menjawabnya.
“Apakah kamu merasa ini bagus? Rumah itu pakai namamu, tetapi pinjamkan aku untuk tinggal di dalam bagaimana?”
Aku benar-benar tidak ingin mengambil keuntungan yang begitu besar darinya.
Tuan kelima: “Terserah kamu!”
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeYour Ignorance
YayaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniThis Isn't Love
YuyuGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)