Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 210 Mimpi (2)

Aku membawanya ke tempat terakhir dimana ban mobilku lenyap dijarah orang. Kali ini aku tidak berani parkir lagi disana. Aku mengetuk jari pada kemudi dan melihat jalan didepanku yang berlubang. Aku mencoba memikirkan kembali jalan yang terakhir dibawa oleh Lan Ke menuju ke tempat "bekas kediaman" Yang Zilan.

Mungkin aku harus menelepon Lan Ke, minta dia kemari untuk memandu jalan.

Ketika memikirkan hal ini, aku menelepon Lan Ke.

"Pembawa sial, ada apa mencariku?"

Seperti biasa, Lan Ke selalu asal memberikan julukan kepadaku.

"Pangeran Lan, ada hal kecil yang perlu bantuanmu, apakah kamu punya waktu sekarang, bawa Land Rover-mu, antarkan kami, aku dan Ai Lisi ada di tempat yang waktu itu ban mobilku dicuri orang, sisa jalannya tidak bisa dilewati "

Lan Ke : "Kenapa kamu bisa ke tempat itu lagi? Aku sedang bekerja sekarang, aku tidak punya waktu untuk pergi, tetapi jika kamu bersedia mengeluarkan sedikit uang, aku bisa kesana sekarang juga."

Pria yang tidak bisa tanpa membicarakan uang, mata duitan.

"Yah, kemarilah, disampingku ada seorang wanita kaya, kamu tidak perlu takut bakal sia-sia kesini, pasti ada untungnya"

Lan Ke : "Kamu tunggu aku."

Aku dan Ai Lisi duduk di mobil menunggu Lan Ke datang.

Ai Lisi : "Apakah lelaki tampan itu benar-benar akan datang? Kalau aku tahu aku akan bawa Aisha dan membiarkan mereka berduaan, mungkin mereka bisa saling jatuh cinta."

Wanita ini, yang selalu merasa benar sendiri, berbicara sendiri, sejak kapan Lan Ke pernah bilang mau bersama Aisha!

Aku hanya diam dan tidak menanggapi dia.

Land Rover Lan Ke tiba dalam waktu 20 menit, aku dan Ai Lisi naik ke mobilnya dan terus melaju ke arah Utara.

Setelah Ai Lisi masuk ke mobil, matanya terus menatap Lan Ke, dari kiri ke kanan, dari atas kebawah, seperti calon ibu mertua sedang memilih pasangan untuk anaknya, semakin lihat semakin suka.

"Pria tampan, nanti pas pulang, kamu bisa kencan dengan putriku. Di dunia ini, hanya putriku yang pantas denganmu."

Wajah Lan Ke menjadi hitam, "Bibi, tolong jangan anggap aku sebagai lelucon, putrimu begitu baik, cari yang lebih layak untuknya, aku tidak bisa, aku bernasib layaknya seorang biksu." (maksudnya tidak menikah)

Karena dipanggil Bibi, wajahnya Ai Lisi langsung terlihat aneh. Apalagi ketika dia mendengar Lan Ke mengatakan bahwa dia bernasib seperti seorang biksu, dia bertanya dengan heran: "Apa yang dimaksud dengan bernasib seperti seorang biksu, kamu ingin menjadi biksu? Sayang sekali, padahal wajahmu bagus sekali? "

Aku tidak tahan lagi, hahaha tertawa, Ai Lisi mengatakan Lan Ke berwajah bagus.

Wajah Lan Ke yang tampan itu, semua panca inderanya langsung berubah bentuk ketika mendengar kata-kata Ai Lisi tadi.

Mobilnya tiba-tiba di-rem mendadak, berhenti. Dia memutar kepalanya dan menatap tajam kearah Ai Lisi. Dia berkata dengan serius: "Bibi, jika kamu tidak tahu apa yang dimaksud orang yang bernasib seperti seorang biksu? Aku akan menjelaskannya kepadamu. Artinya, aku Lan Ke. Jika menikahi seorang wanita yang tidak aku sukai, maka wanita itu akan mati tersambar petir, mengerti? "

Lan Ke membuat Ai Lisi tertegun dan terdiam di sana.

"phei..phei..phei, " Ai Lisi membuat gerakan membuang sial dari mulutnya karena mendengar sesuatu yang tidak enak didengar.

Lan Ke kemudian melanjutkan mengemudikan mobilnya.

Segera, mereka tiba di sebuah komplek perumahan dimana Lan Ke terakhir membawaku.

Ai Lisi tiba-tiba berkata: "Stop."

Lan Ke kemudian menghentikan mobilnya, dan Ai Lisi keluar dari mobil dan berjalan menyusuri jalan aspal yang rusak dan berlubang.

Sambil berjalan, sambil mencari sesuatu, pandangannya sesekali tertegun dan mulutnya sesekali keluar pertanyaan.

"Sepertinya tempat ini sama dengan mimpiku, "

Ai Lisi sambil berjalan sambil berbicara sendiri.

Aku mengikutinya dan mendengar kata-katanya, keraguanku sekali lagi terangkat, mengapa tempat ini bisa muncul dalam mimpi Ai Lisi?

Lan Ke berjalan mengikuti dari belakang dengan santai, dia masih kesal dengan Ai Lisi, jadi tidak mengikuti dari dekat, tetapi menjaga jarak tertentu.

Ai Lisi sambil melihat sambil berjalan dan berkata, "Tempat ini sangat familiar, sepertinya aku pernah kesini."

Aku memikirkannya, tiba-tiba, aku mengangkat tanganku dan menunjuk ke depan, "Coba lihat rumah itu, apakah terlihat lebih akrab?"

Ai Lisi melihat ke arah jariku, dan matanya terlihat terpaku.

Jariku menunjuk ke sebuah rumah dimana seorang pria berusia 80 tahun tinggal, dia adalah pemilik rumah yang dulu Yang Zilan pernah tinggali.

Yang Zilan tiba-tiba seperti kehilangan kesadaran. Dia menatap rumah itu lekat-lekat, memandangnya lama, tiba-tiba dia bergetar dan jatuh lemas ke samping.

"Hei!"

Ketika aku melihatnya, aku maju selangkah dan memegang tangannya dengan cepat, "Hei, apa yang terjadi padamu?"

Jika terjadi sesuatu dengan Ai Lisi, bagaimana menghadapi bos nanti, bos pasti akan memecatku, ini yang aku pikir saat itu.

Tubuh Ai Lisi menjadi lemas, seluruh berat tubuhnya ada di pundakku, meskipun sebenarnya dia tidak terlalu berat, ukurannya mungil, tapi aku tidak bisa menahannya! Melihatnya pingsan, aku hanya bisa berteriak: "Lan Ke, ayo sini bantu!"

Lan Ke berjalan tanpa ragu-ragu dan mengangkat tangannya untuk mencubit kening Ai Lisi. "Hei, bangun!"

"Bangun, bibi!"

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu