Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 183 Masuk Perangkap (1)

Selesai makan, aku mencuci piring di dapur, Tuan kelima diam-diam berjalan menghampiri, berdiri sejenak di sampingku, tiba-tiba dia menempelkan mulutnya di telingaku berkata dengan penuh nada memainkan: “Penampilanmu tadi benar-benar sangat imut, bagaikan seorang istri, ya benar, seorang istri sedang mengurus suaminya.”

Wajahku penuh dengan garis hitam, menaikkan mata keatas padanya: “Tuan muda, apakah kamu sedang mimpi!”

Kapan hubungan kami berdua menjadi begitu dekat, dan bercanda lelucon yang begitu mesra.

Melihat matanya yang bersinar terang, dan teringat perkataannya tadi, wajahku tiba-tiba menjadi api membara, “Siapa juga istrimu, pergi keluar!”

Aku mengangkat spatula akan memukulnya, Tuan kelima berteriak “pembunuh suami”, membalik badan dan melarikan diri.

Aku membersihkan dapur, kembali ke ruang tamu, Qiang-Qiang sedang menonton TV, tetapi TV dikecilkan suaranya, pas kebetulan aku akan berbicara, Qiang-Qiang menunjukkan isyarat tanda diam, jari kecilnya menunjuk ke arah sofa, barulah aku melihat Tuan kelima tertidur di sofa. Tuan muda ini tadi masih menggangguku, ini baru terlewat berapa lama sudah tertidur bagai kucing?

Aku takut dia kedinginan, pergi kamar mengambil selimut dan menyelimutinya, ketika mengangkat kepala terlihat wajahnya yang tertidur nyenyak, orang ini ketika tidur, ganas dan sombong di wajahnya berkurang, terlihat seperti pria besar yang lembut.

“Pergilah tidur.” Aku mengelus kepala Qiang-Qiang. Qiang-Qiang menggunakan remote mematikan TV, dan kembali ke kamar, aku memutar kepala melihat Tuan kelima, pernapasannya tenang, sedang tertidur nyenyak.

Tuan kelima tertidur sejam lebih, aku juga kembali ke kamar, semalam sepanjang malam di rumah sakit, sekarang benar-benar sangat lelah dan ngantuk, tubuhku tersentuh ranjang langsung tertidur.

Ketika bangun, aku terdengar Tuan kelima sedang menelepon di ruang tamu, dia sedang mengatur pekerjaan untuk bawahannya, suaranya sangat serius. Aku tidak pernah melihat penampilan dia sedang bekerja, jadi saat ini aku menahan nafas di dalam kamar dan diam-diam mendengar dia menelepon.

Sampai dia mengatakan, “Aku akan pergi sekarang.” Aku langsung segera memejamkan mata berpura-pura tidur.

Tidak lama kemudian, aku terdengar suara langkah kaki Tuan kelima yang pelan-pelan berjalan ke samping ranjangku, menatapku dan tiba-tiba menundukkan kepalanya mencium di dahiku dan berkata dengan nada suara yang sangat rendah, “Aku memiliki sesuatu yang harus dilakukan, kalau sudah bangun tidak perlu mencariku.”

Selesai berkata, bibirku dicium olehnya, tepat ketika aku dicium hingga meruntuhkan dinding jantung, hampir tidak dapat berpura-pura lagi, dia pergi.

Barulah aku membuka mata, hatiku terasa manis.

Pagi berikutnya aku menerima foto yang dikirimkan Tuan kelima, “Kamu lihat baguskah memberikan ini untuk mereka?”

Foto itu adalah satu set istana boneka Barbie, dan sangat jelas dia masih berada di mall mainan.

“Boleh, asalkan itu adalah kebaikanmu.” Meskipun putri kecil baru dilahirkan, memang terlalu awal memberikan ini padanya. Tetapi ini adalah kebaikan Tuan muda, sangat jarang dia ingin memberikan kado untuk putri kecil, aku tidak ingin terlalu memilih lagi.

Ketika aku dan Tuan kelima menenteng kado dan muncul di kamar pasien rumah sakit. Chen Hui dan Jiayu tertegun, apalagi Chen Hui. Dia sangat kaget, harus diketahui Tuan muda ini selalu tidak akrab dengannya. Namun hari ini malah menenteng kado dan datang melihat putrinya. Itu benar-benar bagaikan matahari keluar dari Barat.

“Ini untuk peri keluargamu.” Tuan kelima berkata.

Chen Hui menerima kado dan mengucapkan terima kasih!

Aku berjalan ke samping tempat tidur bayi, melihat putri kecil. Putri kecil sedang tidur, tetapi sudah lebih cantik dari semalam.

Bayi yang baru dilahirkan memang begini, penampilannya berubah-ubah. Jiayu sangat senang dan bertanya padaku apakah putri kecil menjadi lebih indah?

Aku berkata: “Ya tentu saja, gadis berubah-ubah, semakin berubah semakin indah “

“Aku keluar untuk merokok, kalian ngobrol dulu.” Tuan kelima benar-benar bosan, dia keluar dulu.

Aku memberitahu Jiayu, “Kamu beristirahatlah, aku datang lagi besok. Kalau memerlukan bantuanku silakan meneleponku.”

Jiayu mengangguk.

Aku langsung keluar dari kamar pasien.

Tuan kelima sedang berdiri di lorong, tidak ada kerjaan, kedua tangannya dimasukkn ke dalam saku, kakinya menendang lantai. Melihat aku keluar langsung berkata: “Sudah boleh pergi?”Aku tahu kesabaran Tuan muda ini sudah mencapai limit. Sebenarnya dia ingin datang untuk kali ini saja sudah sangat baik.

“Boleh.” Aku berkata.

Keluar dari rumah sakit, Tuan kelima dipanggil pergi oleh sebuah telepon, dan sebelum pergi, dia mengeluh bagai seorang anak kecil, “Masakan mie untukku malam ini, aku sudah mengikuti perintahmu.”

Aku berkata: “Ok, tidak masalah.”

Setelah Tuan Kelima pergi, aku pergi ke tempat les piano untuk menjemput Qiang-Qiang kembali ke rumah. Ketika tiba di sana baru kutahu, Qiang-Qiang sudah dijemput oleh Mo Ziqian.

Aku segera menelepon Mo Ziqian, memberitahunya aku ingin pergi menjemput Qiang-Qiang, Mo Ziqian malah berkata dengan nada suara penuh makna, “Lin Xiao, kamu sudah menuntut perceraian ke pengadilan, apakah kamu menyangka aku masih akan membiarkanmu menjemput Qiang-Qiang? Dia adalah satu-satunya putraku.”

Mo Ziqian langsung menutup teleponnya.

Perkataannya membuatku menimbulkan sebuah firasat buruk, Mo Ziqian, apa mungkin dia menmbawa Qiang-Qiang, tidak membiarkanku bertemu dengannya!”

Aku segera memanggil taksi dan bergegas ke apartemen Mo Ziqian, dia masih tinggal di rumah yang kami tinggali setelah menikah kembali. Tetapi tidak peduli bagaimanapun aku menekan bel pintu, tidak ada yang datang membuka pintu.

Aku panik dan menelepon Mo Ziqian, berdering lumayan lama, dia baru mengangkatnya.

“Mo Ziqian, kamu membawa Qiang-Qiang ke mana? Cepat kembalikan Qiang-Qiang padaku!”

Mo Ziqian: “Aku membawa Qiang-Qiang ke Hongkong, kalau kamu ingin menemui Qiang-Qiang, datanglah sendiri padanya!”

Mo Ziqian menutup telepon.

Aku sangat marah, Mo Ziqian menggunakan Qiang-Qiang mengancamku, kalau aku bersikap keras ingin bercerai, dia tidak membiarkanku menemui Qiang-Qiang.

“Mo Ziqian, kamu terlalu licik.”

Aku segera menelepon atasanku, memberitahunya aku harus meminta izin selama dua hari, putraku terjadi sesuatu, awalnya ada sebuah kasus yang memerlukanku untuk pergi ke pengadilan pada hari Senin, namun aku tidak dapat mempedulikan begitu banyak lagi, kalau kehilangan putraku, tidak ada artinya aku hidup, meskipun hanyalah kehilangan hak asuh.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu