Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 228 Garis Merah (1)

Melihat Mo Ziqian yang pergi begitu saja, aku merasa sungguh kesal, sekali lagi memarahi diriku buta karena pernah menikah dengan pria macam itu.

“Hei, tunggu.”

Ketika menjemput Qiang Qiang pulang dari TK, aku melihat Jiao Jiao.

Dia mengenakan mantel merah yang cantik, ia menatapku lurus, tatapannya tetap berani seperti biasanya, “Hei, kamu coba bantu aku untuk mengundang Lan Ke bisa? Hari ini aku ulang tahun, aku sempat memanggilnya, dia tidak datang, aku tahu dia mendengarkan apa yang kamu katakan, jika kamu membantuku, aku tidak akan mengganggumu.”

Ucapan anak kecil tapi terdengar seperti orang dewasa.

“Bagaimana tidak mengganggunya?”

Mendengar ucapan gadis ini aku merasa sangat lucu, meskipun terkadang ia sama menyebalkannya dengan ibunya, namun mau tidak mau harus diakui, ketika dia mengatakan Lan Ke, gayanya yang berkuasa terlihat begitu imut.

Jiao Jiao : “Aku bisa membantumu melakukan satu hal, kamu tahu siapa ayahku, meskipun dia ikut dengan kakakku, namun kakakku hanya punya uang tidak punya kekuasaan, apa yang tidak bisa ia bantu ayahku bisa membantumu.”

Jiao Jiao berkata dengan sangat serius, memiliki seorang ayah yang punya uang dan kuasa, bahkan bisa membuat seorang anak kecil bertingkah begitu percaya diri.

Aku tersenyum dan berkata : “Aku tidak memiliki hal yang perlu kamu bantu, jika ingin mengundang Lan Ke undanglah sendiri.”

Aku menarik tangan kecil Qiang Qiang hendak pergi, Jiao Jiao malah berlari menghadang kami, “Aku juga bisa memberikan uang padamu, bukankah kamu suka uang? Aku bisa memberikanmu uang yang sangat sangat banyak, semua uang angpaoku bisa kuberikan untukmu.”

Aku meliriknya dengan tatapan tidak masuk akal, “Berapa banyak uang yang bisa kamu berikan!”

Jiao Jiao berpikir sejenak, “banyak sih tidak, namun 200 juta sampai 400 juta rupiah aku ada.”

Aku ingin tertawa juga meliriknya dengan tatapan mencibir : “Nona, aku tidak berminat dengan uangmu, jika ingin mengundang Lan Ke, kamu carilah orang lain sesukamu, jangan menghalangi jalanku, kami mau pulang.”

Aku menggandeng Qiang Qiang ingin pergi, ia merentangkan kedua tangannya dan menghadang kami dengan wajah tegas, “Tahu kenapa tidak ada yang mau bermain dengan anakmu disini? Karena mereka semua mendapat peringatan dariku.”

Ucapan yang dikatakan Jiao Jiao membuatku terkejut, “Apa yang kamu katakan?”

Jiao Jiao : “Semuna anak disini mendengarkan perintahku, aku memerintahkan mereka semua untuk tidak main dengan anakmu, jadi anakmu pindah kesini sudah begitu lama, satu temanpun tidak punya.”

Aku melirik Qiang Qiang dengan wajah terkejut, Qiang Qiang hanya mengkerutkan bibirnya, matanya yang bulat sedikit berkaca-kaca.

“Benarkah? Qiang Qiang?”

Aku sulit mempercayai apa yang aku dengar dari mulut Jiao Jiao, benarkan Qiang Qiang tidak memiliki teman disini?

Qiang Qiang menggigit bibir, namun tetap mengangguk.

Hatiku seketika berdegup kencang, beraninya gadis ini melakukan hal sejahat ini.

Otakku berpikir, aku tidak boleh tunduk oleh ancamannya, lalu aku berkata : “Baiklah, aku setuju membantumu mengundang Lan Ke, tapi mulai dari sekarang kamu harus memberitahukan anak-anak lainnya satu per satu untuk tidak menghindari Qiang Qiang dan memperlakukannya sama dengan teman lainnya.”

“Deal, asalkan kamu membantuku mengundang Lan Ke, aku pasti akan melakukannya!”

Jiao Jiao menepuk dadanya berlagak seperti pria sejati yang berjanji.

Aku segera mengeluarkan ponsel, menelepon Lan Ke, “Malam ini aku mau mentraktirmu makan, sempat datang tidak?”

Lan Ke : “Apakah matahari terbit dari Barat? Sejak kapan manusia pelit sepertimu menjadi begitu royal. Ok, malam aku akan tiba tepat waktu.”