Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 58 Pandangan Cinta
Bab 58 Pandangan Cinta
Dan pada saat ini, ada seseorang yang mengenakan pakaian hitam mengangkat sebuah kotak kayu mendekatiku, di batas pagar melemparkannya kearahku, tiba-tiba depan mataku menjadi gelap, telingaku terdengar suara “tang...”, seluruh tubuhku ditutupi dalam kotak itu.
Depan mataku gelap gulita, meskipun tidak perlu khawatir akan menjadi makan malam untuk tiga ular itu, tetapi lingkungan di sekeliling masih membuatku merasa sangat tidak nyaman.
Aku terkurung didalam kotak kayu, ruangannya yang kecil bahkan tidak bisa membalikkan badanku, kalau kotak kayu ini dilemparkan agak miring dan membanting di kepalaku maka aku mungkin akan kehilangan nyawa.
Namun untuk sekarang , aku baik-baik saja.
Perutku bergemuruh, aku biasanya tidak tahan lapar, tapi udara di dalam kotak ini benar-benar pengap, dan cuacanya sangat panas, pakaian di tubuhku sudah basah kuyup, aku memiliki perasaan bahwa tidak perlu butuh waktu lama, aku akan mati kepanasan.
Waktu berlalu dengan cepat, aku tidak lagi merasakan ancaman dari ular piton, tetapi aku tersiksa kepanasan dalam ruangan kotak kayu ini yang pengap.
Aku lapar dan haus, dan merasa gerah, dalam hati aku berharap ada seseorang yang bisa datang untuk menyelamatkanku, meskipun itu adalah Mo Ziqian, aku belum ingin mati.
Disaat ketika aku akan mati kepanasan di dalam kotak itu, aku terdengar suara langkah kaki, kemudian kotak kayu yang menutupiku, dan merebut udara hampir membuatku mati kepanasan itu terbuka, aku melihat dua pria yang mengenakan pakaian hitam, mereka tidak berkata apapun, mereka menarik lenganku dan membawaku keluar.
Aku sudah sedikit tidak sadar, seluruh tubuhku berkeringat, sangat lemah, aku ditarik keatas oleh mereka, mereka menarikku bagai sedang menarik babi yang mati, berjalan dan membelok, akhirnya tidak tahu jalan kemana dan melemparkanku ke lantai, “kamu beruntung, ada yang menyelamatkanmu.”
Orang-orang itu melemparku ke lantai dan pergi, aku terbaring dilantai, meskipun ikatan ditanganku telah dilepaskan, tetapi seluruh tubuhku tidak bertenaga, dan aku merasakan kegelapan di mataku.
Setelah beberapa saat kemudian aku terdengar suara klakson mobil, lampu yang menyilaukan menyinari ruangan di depan mataku, aku mengangkat kepala dan melihat sebuah mobil berhenti didepan, pintu mobil terbuka, sosok seseorang yang tinggi besar turun dari mobil.
Dia berjalan mendekatiku, melihat diriku yang lemah dan kelelahan, dia menghela nafas dan tanpa berkata dia menggendongku, berjalan kearah mobil yang berhenti tidak jauh dariku.
Dia memasukkan aku ke dalam mobil, dan memberiku sebotol air, membukakan tutup botol, “Ayo minumlah.”
Aku menerima botol air, dengan susah payah mengambil botol itu ke mulutku, dan meminumnya. Cairan yang segar memasuki tenggorokanku, dan tubuhku sepertinya terasa lebih nyaman.
Mobil Tuan kelima melaju di bawah cahaya malam, dia tidak berkata apapun di sepanjang jalan, dan dia membawaku ke apartemennya.
“Dalam beberapa hari ini, kamu menginap disini dulu, aku benar-benar tidak tahu seberapa banyak aku berhutang padamu, sehingga harus menyelamatkanmu setiap saat.”
Tuan kelima melemparkan kunci kepadaku, lalu dia masuk ke dalam mobil dan pergi.
Aku berdiri bingung disana, melihat mobil Tuan kelima melaju pergi. Hu Yeming takut pada Tuan kelima, jadi dia membiarkanku tinggal di apartemennya, ini juga metode mempertahankan hidupku untuk sementara waktu.
Aku membalikkan badan dan naik ke lantai atas.
Memasuki apartemen Tuan kelima, aku menelepon Jiayu, sekarang jam sepuluh malam, dalam ponselku ada notif panggilan tak terjawab dari Jiayu, aku menelepon Jiayu dengan penuh perasaan bersalah.
“Jiayu, aku sekarang baik-baik saja, kamu jangan khawatir, tetapi aku mendapatkan sedikit masalah, harus menginap beberapa hari di tempat Tuan kelima, kamu harus merawat baik-baik dirimu sendiri.”
Jiayu panik dan berkata: “Masalah apa, apa yang terjadi pada dirimu?”
Aku berkata: “Aku telah menyinggung seseorang yang tidak seharusnya disinggung, Tuan kelima menyelamatkanku, aku sembunyi dulu disini untuk sementara waktu, aku baik-baik saja sekarang, mereka tidak berani menangkapku, kamu jangan khawatir.”
Setelah menutup telepon, aku melihat pada rumah yang luas ini, Tuan kelima pergi, tidak tahu kemana dirinya pergi, dan meninggalkan rumah ini untukku, aku menggelengkan kepalaku, aku sendiri merasa tidak berani percaya.
Setelah mandi, aku tidak memiliki pakaian bersih untuk ganti, hanya bisa mengenakan pakaian basah yang baru dicuci, menggunakan pengering rambut untuk mengeringkannya berulang kali. Untungnya, pakaian mudah kering di musim panas, setengah jam kemudian, pakaian di tubuhku sudah kering dan segar.
Namun aku sangat lapar, dan tadi hanya memakan kue di waktu makan siang, sampai sekarang, seluruh organ tubuhku sudah mulai protes dengan kuat.
Dengan penuh harapan, aku datang ke dapur Tuan kelima, aku berharap bisa menemukan sesuatu yang bisa dimakan, untungnya aku melihat ada beberapa butir telur di dalam kulkas, itu sisaan dari dua bulan lalu, ketika lengan Tuan kelima terluka, aku menaruhnya di sini ketika aku memasak untuknya.
Untungnya, telur diletakkan di dalam kulkas, jadi tidak busuk.
Aku memecahkan tiga butir telur membuat menjadi kue tart, seluruh organ tubuhku akhirnya tenang.
Aku tertidur di ruang tamu Tuan kelima, ketika bangun langit sudah terang, seluruh tubuhku terasa lelah, dan tidak berani ke toko, aku takut Hu Yeming akan pergi mencari masalah, jadi aku berbaring di tempat tidur, menggunakan ponsel mengobrol dengan Jiayu.
Jiayu terus bertanya padaku apa yang terjadi semalam, awalnya aku tidak ingin memberitahukannya, aku takut dia bisa lebih khawatir kalau mengetahuinya. Tetapi dia berulang kali bertanya, jika aku tidak memberitahunya akan membuat dirinya sembarang berpikir, jadi aku menceritakan masalah semalam kepada dia.
Jiayu sangat terkejut ketika mendengar Hu Yeming adalah kakaknya Chen Liyan, tetapi dia masih memiliki akal dan bertanya: “Hu Yeming bermarga Hu, mengapa adiknya bermarga Chen?”
Iya juga, mengapa adiknya bermarga Chen? Ini aku malah tidak berpikir.
Tetapi ini bukan seharusnya yang aku pedulikan, Hu Yeming benar-benar sangat mempedulikan Chen Liyan.
“Mungkin mereka adalah saudara sepupu.”
Aku berkata.
Jiayu berpikir dan berkata: “Tidak heran Mo Ziqian kembali bersama Chen Liyan, memiliki kakak seperti Hu Yeming, sulit untuk tidak kembali bersamanya.”
Apa mungkin Mo Ziqian kembali bersama Chen Liyan karena Hu Yeming?
Tidak, aku percaya bukan seperti itu, Mo Ziqian pasti masih mencintai Chen Liyan.
Bel pintu berdering, aku mengucapkan selamat tinggal pada Jiayu, dan pergi membuka pintu. Aku menyangka Tuan kelima kembali pulang, sekarang adalah hari yang baru, dia seharusnya pulang untuk berganti pakaian.
Tetapi bukan seperti yang aku pikir.
Ketika aku membuka pintu, aku melihat sosok seseorang yang tinggi besar berdiri diluar, dia memiliki wajah yang lebih kasar, dan ada garis-garis halus di sudut matanya, dia mengenakan pakaian yang kasual, dia adalah Chen Hui.
Aku menatap pada tamu yang tak diundang ini, tiba-tiba aku kaget dan bingung, akhirnya Chen Hui yang memecahkan kesunyian.
“Apakah Chen Bo ada di sini?”
Ketika Chen Hui melihatku, terlihat kejutan didalam matanya, tetapi dengan cepat diganti dengan tatapan polos.
“Chen Bo?”
Otakku berputar, disini tidak ada orang yang bernama Chen Bo!
“maksudnya Tuan kelima.”
Chen Hui mengerutkan keningnya, mungkin dalam hatinya berpikir, bagaimana ada wanita seperti aku, aku bahkan tidak mengetahui nama pria yang tinggal bersamaku.
Aku menginap di rumah Tuan kelima, jadi Chen Hui pasti menyangka kami sudah tinggal bersama untuk waktu yang lama.
“Ohh, Tuan kelima tidak ada disini.”
Wajahku memerah, karena terlambat menyadari dan sampai sekarang baru mengetahui nama Tuan kelima adalah Chen Bo.
“Baik, kalau dia kembali pulang, kamu memberitahunya aku datang mencarinya.”
Chen Hui membalikkan badan dan pergi.
Tetapi langkah-langkahnya agak lambat, sepertinya ada sesuatu yang ingin dia katakan.
Aku memanggilnya, “Chen Hui.”
Aku berpikir aku perlu meminta maaf padanya, meskipun aku dan Tuan kelima tidak terjadi apa-apa, dan aku juga bukan wanitanya, tetapi bagaimanapun, aku memang dibawa pergi oleh Tuan kelima darinya.
“Maaf.”
Aku tidak akan menjelaskan kepadanya, aku berpikir dia juga tidak ingin mendengar.
Benar saja, Chen Hui hanya menjawab dengan polos, “Tidak apa-apa.”
Dan pergi.
Setelah menutup pintu, aku berpikir, apakah seharusnya aku memberitahu Tuan kelima bahwa Chen Hui datang mencarinya, keduanya bermarga Chen, apakah mereka adalah adik beradik?
Terpikir ini, aku mulai menelepon nomor ponsel Tuan kelima, dari sana ponselnya berdering lumayan lama baru diangkat.
Tetapi seorang wanita yang mengangkat, dan menjawab dengan suara yang sangat marah.
“Hey, siapa kamu! Menelepon di pagi-pagi gini, benar-benar menyebalkan!”
Aku: .........
Aku tiba-tiba tertegun disana.
“Tidak ada apa-apa.”
Aku segera menutup telepon.
Sepertinya teleponku yang tidak terduga telah mengganggu mimpi Tuan kelima dan wanita itu, mungkin juga mereka sedang tengah bermesraan, tetapi dihentikan oleh teleponku tadi.
Ketika aku sedang menyesal dengan telepon tadi, ponselku berdering, ini adalah nomor Tuan kelima, dan aku mengangkat.
Suara Tuan kelima yang malas berkata, “Ada apa?”
“Oh, tadi Chen Hui datang mencarimu.”
Aku baru saja selesai berkata, Tuan kelima sudah menutup teleponnya.
Ketika aku mengerutkan kening menatap pada ponselku, ponselku berdering lagi, Tuan kelima juga yang menelepon.
“Jangan membuka pintu rumahku, apakah kamu mendengarnya!”
Aku tertegun disana.
Tuan kelima sekali lagi menutup telepon. Aku duduk di sofa dan merasa kesal.
Ada notif orderan di ponselku, aku menolaknya. Aku mengatakan bahwa tubuhku kurang sehat beberapa hari ini, aku meminta maaf.
Dengan begitu, aku menginap dua hari dua malam di apartemen Tuan kelima, Tuan kelima tidak pernah kembali, aku malah tidur nyenyak. Lagian, tidak ada tempat lain yang lebih aman daripada tidur di apartemen Tuan kelima. Dia memiliki ayah yang merupakan seorang petinggi pejabat.
Pada hari ketiga, aku berdiri di depan jendela, menatap pada bangunan bertingkat di seberang. Pada hari itu, aku mengantar kue ke rumah itu untuk Mo Ziqian.
Di jendela seberang muncul sosok seseorang, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tetapi bisa dilihat itu adalah seorang laki-laki, dia berdiri disana, berdiri di arah berlawanan denganku, dan dia juga menatap kearahku.
Aku sepertinya harus berterima kasih kepada Mo Ziqian, kalau bukan dia mengatakan, Tuan kelima telah melamarku, mungkin aku sudah diberi makan untuk ular phyton.
Mo Ziqian berdiri sebentar di depan jendela itu lalu pergi. Dan aku masih terjebak dalam renunganku, Meskipun Mo Ziqian mengingatkan Hu Yeming untuk tidak menyinggung Tuan kelima, tetapi dia juga menyelamatkanku, apa maksudnya?
Dan Tuan kelima, bagaimana dia tahu aku ditangkap Hu Yeming?
Aku menolak menjadi wanitanya hari itu, dia seharusnya tidak ingin melihatku, mana mungkin dia akan menyelamatkanku?
Apakah ada pihak ketiga dari semua ini?
Aku tidak bisa memahaminya.
Pada hari ketiga, ketika aku ingin meninggalkan apartemen Tuan kelima, Tuan kelima kembali pulang. Mendorong pintu rumah, wajahnya terlihat marah.
“Aku yang menyelamatkanmu, jangan berdiri disana saling melemparkan pandangan cinta dengan Mo Ziqian.”
Begitu dia masuk langsung mengatakan kata ini tanpa membawa perasaan.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranThe Great Guy
Vivi HuangUangku Ya Milikku
Raditya DikaPengantin Baruku
FebiDark Love
Angel VeronicaEverything i know about love
Shinta CharitySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)