Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 231 Berbahaya (2)

Mataku basah, "Jika itu benar, maka aku akan membawa kedua anakku pergi jauh, pergi ke tempat yang tidak ada orang yang mengenali kami lalu membesarkan kedua anakku, menghabiskan sisa hidupku disana."

Lan Ke memeluk pundakku, suaranya terdengar sedikit serak : "Aku tidak akan membiarkan kalian seperti itu, tidak peduli kapanpun, kamu masih ada kakak, anak-anak dan juga paman."

Lan Ke berbalik dan pergi dari sana.

Hatiku terasa berat, satu tanganku berpegangan kepada lemari dan aku berusaha bernafas dengan susah payah, aku mendongak dan melihat wajahku yang pucat dari dalam kaca, aku berkata kepada diriku sendiri, tidak peduli masa depan akan sesulit apapun, aku tetap harus berjalan maju.

Tok! Tok! Tok!

"Keluar!"

Di dalam mimpi, aku tiba-tiba mendengar suara pintu yang diketuk oleh seseorang, terdengar suara ribut-ribut di luar.

Aku merasa terkejut, yang pertama berada di benakku adalah, mungkinkah terjadi kebakaran, jadi aku segera memakai mantelku dan bangkit dari ranjang, sebelum aku sampai ke depan pintu, aku langsung mendengar suara Lan Ke yang terdengar curiga : "Apa yang kalian inginkan?"

"Kami mau tersangka pembunuhan untuk membayar nyawa yang sudah diambilnya." dari luar terdengar suara teriakan wanita Melayu itu.

Jantungku tiba-tiba saja melompat, lalu aku tanpa sadar langsung menghentikan langkahku, aku harus bagaimana jika orang-orang itu menerobos masuk, lalu aku mendengar suara "brak", pintu kamar sudah ditendang terbuka oleh seseorang, beberapa pria dan wanita yang terlihat galak menerobos masuk.

"Itu orangnya, ayo kita bawa dia ke hadapan peti mati Jenny, minta dia berkabung untuk Jenny!"

Orang-orang itu bergegas menghampiri dan mengerumuniku.

Lan Ke menerobos masuk ke dalam lalu masing-masing tangannya menarik kerah baju dua orang dari belakang, kemudian melempar mereka keluar, setelah itu dia memukul lagi dua orang dan langsung menarikku untuk berlari keluar.

Orang-orang itu segera mengejar kami lagi, Lan Ke menarikku dan segera berlari ke arah tangga, sepatuku hilang, perutku juga samar-samar terasa sakit, aku berkata : "Lan Ke, tidak bisa, aku sudah tidak bisa lari lagi."

Saat Lan Ke melihat wajahku yang kesakitan sambil menutupi perutku serta tidak mampu melangkah lagi, dia langsung panik dan tidak berani berlari lagi, dia menoleh dan melihat orang-orang yang mengejar kami itu, dia langsung memasang kuda-kuda, "Yang tidak takut mati silahkan maju! lihat saja bagaimana aku menghabisi kalian!"

Orang-orang itu saling melihat, saat pihak mereka mendapatkan dorongan dari tatapan mata satu sama lain, mereka langsung menyerang Lan Ke, punggungku menyandar ke dinding, aku khawatir terhadap janin yang di perutku dan juga kepada Lan Ke.

Suara sirine polisi meraung di luar, polisi sudah datang, beberapa polisi yang bersenjata lengkap datang menghampiri mereka, saat beberapa pria dan wanita itu melihat hal itu, mereka tidak berani berlama-lama lagi, mereka segera berbalik dan kabur.

Wajah dan tubuh Lan Ke sudah biru-biru, kedua matanya memacarkan tatapan yang seperti elang, dia mengangkat tangannya dan mengusap bekas darah di sudut bibirnya, kemudian menyumpah kearah orang-orang yang melarikan diri itu.

Saat Lan Ke memapahku kembali ke dalam kamar, kami melihat kekacauan di dalam kamar, barang-barang yang ada di dalam koperku dan juga koper Tuan Kelima semuanya di obrak-abrik, pakaian-pakaian dan juga barang kebutuhan sehari-hari disebar di semua tempat, layar ponselku juga rusak, kalung kerang Tuan Kelima yang belum selesai dikerjakan sudah diputuskan, kerang-kerang kecil yang indah itu ada yang hancur dan ada yang retak, semuanya terbang ke setiap tempat.

Aku menghela nafas berat, orang-orang ini bagaikan sekelompok perampok.

Lan Ke membantuku untuk memungut setiap barang yang ada di atas lantai, setelah itu dia memasukkannya ke dalam koper dan berkata : "Kita tidak bisa tinggal di tempat ini lagi, di sini tidak aman."

Lan Ke mengangkat kedua koper itu dan bertanya kepadaku : "Apakah kamu bisa jalan?"

Aku mengangguk.

Lan Ke berjalan ke depan, aku mengikutinya, kami bersama-sama meninggalkan hotel, saat berada di dalam taksi, Lan Ke menelepon temannya, "Kami mau pergi dan tinggal di tempatmu, benar, sekarang."

Teman Lan Ke juga merupakan seorang dokter, mereka berdua pernah sekolah bersama di Amerika, hal-hal yang harus diurus disini semuanya dibantu oleh dokter ini.

Kami tinggal di Villa lantai dua temannya ini, Lan Ke menelepon Chen Hui dan menceritakan kepadanya soal apa yang terjadi selama 2 hari ini, Chen Hui sangat terkejut, dia terus mengingatkan Lan Ke agar harus menjaga keselamatanku, dia bahkan mengingatkan Lan Ke untuk meminta pihak kepolisian melindungi keamanan kami lewat kedutaan besar, Lan Ke melakukannya.

Keributan yang terjadi saat dini hari itu, pihak kepolisian jelas-jelas lebih berat ke pihak sana, hal ini membuat kami menyadari betapa terasingnya dan tidak berdayanya kami di negara orang lain. hanya lewat tekanan dari kedutaan besarlah, baru kami dapat memiliki martabat kami kembali.

Pihak kepolisian segera menghubungi kami, mereka berkata kalau hal yang terjadi pada pagi hari itu adalah salah paham, mereka sudah mendatangi dan memperingati keluarga Jenny dan menjamin kalau mereka tidak akan datang lagi untuk mencari masalah dengan kami, sedangkan mengenai Jie Ge, mereka tidak mengungkitnya sama sekali.

"Inilah yang dinamakan dengan seorang pendatang tidak akan bisa melawan kekuatan penduduk lokal." setelah pihak kepolisian pergi, Lan Ke berkata dengan serius.

Teman Lan Ke bernama Jia Bang, dia juga tahu soal aku dan Lan Ke yang "diundang" oleh Jie Ge, dia berkata dengan khawatir : "Kalian sudah menyinggungnya, takutnya setelah ini kalian akan berada dalam masalah."

Lan Ke : "Apakah kamu tahu soal dia dan Jenny itu? Coba ceritakan kepada kami."

Jia Bang berpikir : "Aku tidak begitu jelas mengenai hal ini, wanita di dunia entertain, hanya sedikit yang bersih, bukan tidak mungkin jika dia memiliki hubungan dengan Jie Ge."

"Jika tidak seperti itu, bagaimana mungkin pria bernama Jie Ge itu berteriak ingin balas dendam untuknya."

Lan Ke mengerutkan keningnya seperti sedang memikirkan sesuatu, "Kalau begitu bagaimana mungkin tuan muda bisa berhubungan dengan wanita seperti itu? benar-benar mencari masalah sendiri."

Lalu dia kembali berkata kepadaku : "Kamu kembali ke kamar dan istirahat dulu saja, takutnya hal yang tadi sudah mengejutkan janin yang ada di perutmu, nanti aku akan meminta kepada Jia Bang untuk mencarikan dokter bersalin untuk datang memeriksamu."

Jia Bang : "Benar sekali, aku akan segera menelepon dokter."

Tidak lama kemudian, dokter bersalin yang dipanggil oleh Jia Bang sudah datang, dia memeriksaku secara terperinci, lalu memberitahuku kalau aku tidak perlu khawatir, janinku cukup stabil, namun aku tetap tidak boleh melakukan olahraga berat, sebaiknya bed rest selama beberapa hari.

Setelah dokter perempuan itu pergi, Lan Ke duduk di pinggir ranjangku, terlihat kekhawatiran yang mendalam dari tatapan matanya, "Kamu sudah mendengarnya bukan, beberapa hari ini kamu tidak boleh pergi kemanapun, istirahat dengan baik di atas ranjang, jika tidak aku akan membawamu pulang ke China."

Aku menggeleng : "Aku tidak akan pergi, setengah bulan lagi Tuan Kelima akan dibawa ke pengadilan, jadi aku harus memeriksa kebenarannya sebelum dia diadili."

Lan Ke merasa sedikit kesal, dia mengacak rambutnya dan pergi dengan marah, "Kenapa kamu tidak mau mendengarkanku? Jika kamu berada di sini kamu berada dalam bahaya, kamu juga sedang hamil, jangan karena dirinya, karena kebenaran yang mungkin ada atau mungkin tidak itu, membuat dirimu ikut terlibat, apakah tuan muda itu benar-benar layak untuk mendapat perlakuanmu yang seperti ini? Hah?"

Ini adalah yang pertama kalinya Lan Ke marah kepadaku, aku terdiam beberapa saat sambil mendengarkan omelannya di telingaku tanpa mengatakan apapun.

Setelah Lan Ke sudah puas marah, dia tentu saja akan berhenti sendiri, setelah itu dia berkata dengan kesal dan tidak berdaya : "Oke oke oke, lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan! siapa suruh aku adalah kakakmu, aku juga akan mengorbankan nyawaku untuk menemanimu!"

Aku beristirahat beberapa hari di tempat Jia Bang, setelah itu aku benar-benar sudah tidak dapat berdiam diri lagi, jika aku masih belum dapat menemukan kebenarannya, saat persidangan sudah dimulai maka semuanya akan terlambat.

Aku tahu kalau Lan Ke pasti tidak akan membiarkanku bertemu dengan Tuan Kelima, jadi aku berencana pergi sendiri secara diam-diam, namun sebelum aku sempat turun ke bawah, aku sudah dihalangi oleh Lan Ke di dekat tangga, wajahnya yang tampan terlihat muram, dia bertanya kepadaku : "Kamu mau pergi kemana?"

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu