Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 231 Berbahaya (2)
Mataku basah, "Jika itu benar, maka aku akan membawa kedua anakku pergi jauh, pergi ke tempat yang tidak ada orang yang mengenali kami lalu membesarkan kedua anakku, menghabiskan sisa hidupku disana."
Lan Ke memeluk pundakku, suaranya terdengar sedikit serak : "Aku tidak akan membiarkan kalian seperti itu, tidak peduli kapanpun, kamu masih ada kakak, anak-anak dan juga paman."
Lan Ke berbalik dan pergi dari sana.
Hatiku terasa berat, satu tanganku berpegangan kepada lemari dan aku berusaha bernafas dengan susah payah, aku mendongak dan melihat wajahku yang pucat dari dalam kaca, aku berkata kepada diriku sendiri, tidak peduli masa depan akan sesulit apapun, aku tetap harus berjalan maju.
Tok! Tok! Tok!
"Keluar!"
Di dalam mimpi, aku tiba-tiba mendengar suara pintu yang diketuk oleh seseorang, terdengar suara ribut-ribut di luar.
Aku merasa terkejut, yang pertama berada di benakku adalah, mungkinkah terjadi kebakaran, jadi aku segera memakai mantelku dan bangkit dari ranjang, sebelum aku sampai ke depan pintu, aku langsung mendengar suara Lan Ke yang terdengar curiga : "Apa yang kalian inginkan?"
"Kami mau tersangka pembunuhan untuk membayar nyawa yang sudah diambilnya." dari luar terdengar suara teriakan wanita Melayu itu.
Jantungku tiba-tiba saja melompat, lalu aku tanpa sadar langsung menghentikan langkahku, aku harus bagaimana jika orang-orang itu menerobos masuk, lalu aku mendengar suara "brak", pintu kamar sudah ditendang terbuka oleh seseorang, beberapa pria dan wanita yang terlihat galak menerobos masuk.
"Itu orangnya, ayo kita bawa dia ke hadapan peti mati Jenny, minta dia berkabung untuk Jenny!"
Orang-orang itu bergegas menghampiri dan mengerumuniku.
Lan Ke menerobos masuk ke dalam lalu masing-masing tangannya menarik kerah baju dua orang dari belakang, kemudian melempar mereka keluar, setelah itu dia memukul lagi dua orang dan langsung menarikku untuk berlari keluar.
Orang-orang itu segera mengejar kami lagi, Lan Ke menarikku dan segera berlari ke arah tangga, sepatuku hilang, perutku juga samar-samar terasa sakit, aku berkata : "Lan Ke, tidak bisa, aku sudah tidak bisa lari lagi."
Saat Lan Ke melihat wajahku yang kesakitan sambil menutupi perutku serta tidak mampu melangkah lagi, dia langsung panik dan tidak berani berlari lagi, dia menoleh dan melihat orang-orang yang mengejar kami itu, dia langsung memasang kuda-kuda, "Yang tidak takut mati silahkan maju! lihat saja bagaimana aku menghabisi kalian!"
Orang-orang itu saling melihat, saat pihak mereka mendapatkan dorongan dari tatapan mata satu sama lain, mereka langsung menyerang Lan Ke, punggungku menyandar ke dinding, aku khawatir terhadap janin yang di perutku dan juga kepada Lan Ke.
Suara sirine polisi meraung di luar, polisi sudah datang, beberapa polisi yang bersenjata lengkap datang menghampiri mereka, saat beberapa pria dan wanita itu melihat hal itu, mereka tidak berani berlama-lama lagi, mereka segera berbalik dan kabur.
Wajah dan tubuh Lan Ke sudah biru-biru, kedua matanya memacarkan tatapan yang seperti elang, dia mengangkat tangannya dan mengusap bekas darah di sudut bibirnya, kemudian menyumpah kearah orang-orang yang melarikan diri itu.
Saat Lan Ke memapahku kembali ke dalam kamar, kami melihat kekacauan di dalam kamar, barang-barang yang ada di dalam koperku dan juga koper Tuan Kelima semuanya di obrak-abrik, pakaian-pakaian dan juga barang kebutuhan sehari-hari disebar di semua tempat, layar ponselku juga rusak, kalung kerang Tuan Kelima yang belum selesai dikerjakan sudah diputuskan, kerang-kerang kecil yang indah itu ada yang hancur dan ada yang retak, semuanya terbang ke setiap tempat.
Aku menghela nafas berat, orang-orang ini bagaikan sekelompok perampok.
Lan Ke membantuku untuk memungut setiap barang yang ada di atas lantai, setelah itu dia memasukkannya ke dalam koper dan berkata : "Kita tidak bisa tinggal di tempat ini lagi, di sini tidak aman."
Lan Ke mengangkat kedua koper itu dan bertanya kepadaku : "Apakah kamu bisa jalan?"
Aku mengangguk.
Lan Ke berjalan ke depan, aku mengikutinya, kami bersama-sama meninggalkan hotel, saat berada di dalam taksi, Lan Ke menelepon temannya, "Kami mau pergi dan tinggal di tempatmu, benar, sekarang."
Teman Lan Ke juga merupakan seorang dokter, mereka berdua pernah sekolah bersama di Amerika, hal-hal yang harus diurus disini semuanya dibantu oleh dokter ini.
Kami tinggal di Villa lantai dua temannya ini, Lan Ke menelepon Chen Hui dan menceritakan kepadanya soal apa yang terjadi selama 2 hari ini, Chen Hui sangat terkejut, dia terus mengingatkan Lan Ke agar harus menjaga keselamatanku, dia bahkan mengingatkan Lan Ke untuk meminta pihak kepolisian melindungi keamanan kami lewat kedutaan besar, Lan Ke melakukannya.
Keributan yang terjadi saat dini hari itu, pihak kepolisian jelas-jelas lebih berat ke pihak sana, hal ini membuat kami menyadari betapa terasingnya dan tidak berdayanya kami di negara orang lain. hanya lewat tekanan dari kedutaan besarlah, baru kami dapat memiliki martabat kami kembali.
Pihak kepolisian segera menghubungi kami, mereka berkata kalau hal yang terjadi pada pagi hari itu adalah salah paham, mereka sudah mendatangi dan memperingati keluarga Jenny dan menjamin kalau mereka tidak akan datang lagi untuk mencari masalah dengan kami, sedangkan mengenai Jie Ge, mereka tidak mengungkitnya sama sekali.
"Inilah yang dinamakan dengan seorang pendatang tidak akan bisa melawan kekuatan penduduk lokal." setelah pihak kepolisian pergi, Lan Ke berkata dengan serius.
Teman Lan Ke bernama Jia Bang, dia juga tahu soal aku dan Lan Ke yang "diundang" oleh Jie Ge, dia berkata dengan khawatir : "Kalian sudah menyinggungnya, takutnya setelah ini kalian akan berada dalam masalah."
Lan Ke : "Apakah kamu tahu soal dia dan Jenny itu? Coba ceritakan kepada kami."
Jia Bang berpikir : "Aku tidak begitu jelas mengenai hal ini, wanita di dunia entertain, hanya sedikit yang bersih, bukan tidak mungkin jika dia memiliki hubungan dengan Jie Ge."
"Jika tidak seperti itu, bagaimana mungkin pria bernama Jie Ge itu berteriak ingin balas dendam untuknya."
Lan Ke mengerutkan keningnya seperti sedang memikirkan sesuatu, "Kalau begitu bagaimana mungkin tuan muda bisa berhubungan dengan wanita seperti itu? benar-benar mencari masalah sendiri."
Lalu dia kembali berkata kepadaku : "Kamu kembali ke kamar dan istirahat dulu saja, takutnya hal yang tadi sudah mengejutkan janin yang ada di perutmu, nanti aku akan meminta kepada Jia Bang untuk mencarikan dokter bersalin untuk datang memeriksamu."
Jia Bang : "Benar sekali, aku akan segera menelepon dokter."
Tidak lama kemudian, dokter bersalin yang dipanggil oleh Jia Bang sudah datang, dia memeriksaku secara terperinci, lalu memberitahuku kalau aku tidak perlu khawatir, janinku cukup stabil, namun aku tetap tidak boleh melakukan olahraga berat, sebaiknya bed rest selama beberapa hari.
Setelah dokter perempuan itu pergi, Lan Ke duduk di pinggir ranjangku, terlihat kekhawatiran yang mendalam dari tatapan matanya, "Kamu sudah mendengarnya bukan, beberapa hari ini kamu tidak boleh pergi kemanapun, istirahat dengan baik di atas ranjang, jika tidak aku akan membawamu pulang ke China."
Aku menggeleng : "Aku tidak akan pergi, setengah bulan lagi Tuan Kelima akan dibawa ke pengadilan, jadi aku harus memeriksa kebenarannya sebelum dia diadili."
Lan Ke merasa sedikit kesal, dia mengacak rambutnya dan pergi dengan marah, "Kenapa kamu tidak mau mendengarkanku? Jika kamu berada di sini kamu berada dalam bahaya, kamu juga sedang hamil, jangan karena dirinya, karena kebenaran yang mungkin ada atau mungkin tidak itu, membuat dirimu ikut terlibat, apakah tuan muda itu benar-benar layak untuk mendapat perlakuanmu yang seperti ini? Hah?"
Ini adalah yang pertama kalinya Lan Ke marah kepadaku, aku terdiam beberapa saat sambil mendengarkan omelannya di telingaku tanpa mengatakan apapun.
Setelah Lan Ke sudah puas marah, dia tentu saja akan berhenti sendiri, setelah itu dia berkata dengan kesal dan tidak berdaya : "Oke oke oke, lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan! siapa suruh aku adalah kakakmu, aku juga akan mengorbankan nyawaku untuk menemanimu!"
Aku beristirahat beberapa hari di tempat Jia Bang, setelah itu aku benar-benar sudah tidak dapat berdiam diri lagi, jika aku masih belum dapat menemukan kebenarannya, saat persidangan sudah dimulai maka semuanya akan terlambat.
Aku tahu kalau Lan Ke pasti tidak akan membiarkanku bertemu dengan Tuan Kelima, jadi aku berencana pergi sendiri secara diam-diam, namun sebelum aku sempat turun ke bawah, aku sudah dihalangi oleh Lan Ke di dekat tangga, wajahnya yang tampan terlihat muram, dia bertanya kepadaku : "Kamu mau pergi kemana?"
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaThe Gravity between Us
Vella PinkyCantik Terlihat Jelek
SherinLelaki Greget
Rudy GoldKisah Si Dewa Perang
Daron JayMarriage Journey
Hyon SongLoving The Pain
AmardaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)