Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 175 Mata-Mata (2)

Pergi jalan-jalan ke plaza terbesar di kota, sekaligus membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari, anak Jiayu segera lahir, aku juga bersiap-siap membantu anaknya memilih beberapa kebutuhan bayi.

Oh iya, yang dikandung Jiayu itu bayi perempuan, Chen Hui dan Jiayu mereka berdua sangat gembira.

Usai membeli barang, aku baru datang ke restoran berputar di lantai paling atas, bersiap-siap makan di sini, malah terlihat Xia Li, disampingnya masih ada seorang wanita muda yang cantik, dua orang bermake-up masuk, sambil berjalan sambil berkata sesuatu.

Sekali melihat aku, mata cantiknya sekejap menjadi melengkung, sepasang tangan memeluk dada, dengan perkataan yang tidak enak berkata: “Oh, ini bukannya nona Lin? kebetulan sekali, kita ketemu lagi.”

“Nona Lin yang mana?”

Wanita di samping bertanya.

Xia Li: “Itu yang sering sekali dengan Playboy masuk jadi berita utama itu, kamu sudah lupa?”

Wanita di samping melihat-lihat aku, “Oh, ternyata dia, pantas sekali berasa kenal mukanya.”

Xia Li: “Jangan lihat dia orang yang dicampakkan, malah sangat berambisi seperti sapi, aku bilang ke kamu ya, jika orang sama sekali tidak mempedulikanmu, sama seperti kita, dicampakkan orang, harusnya mundur dan tahu diri.”

Wanita di samping: “Hebat apa hebat ya, barang dicampakkan saja, kalau hebat, minta Tuan Kelima nikahi dia.”

Aku memandangi dua orang wanita yang tidak berdaya dan tak ada kerjaan, ingin sekali membuat mereka langsung menutup mulutnya yang bak pantat ayam itu, tapi masih belum sempat menunggu aku berbicara, dari belakang malah ada sebuah lengan yang menarik merangkulku, selanjutnya, sebuah aura yang serta merta dan juga akrab pun menempel kemari, badanku sudah masuk ke dalam satu pelukan yang kuat dan bertenaga.

Aku kedengaran dari belakang telingaku menyebar suara yang rendah berat dan juga enak didengar: “Siapa yang dicampakkan, dia itu adalah wanita yang aku, Tuan Kelima, terus-menerus dambakan, yang ingin aku nikahi itu dia, kalian berdua barulah barang yang dicampakkan, mengerti kan?”

Suara Tuan Kelima membuat akar telingaku gemetar, pundak gemetar, sekujur tubuh pun langsung tergetar, aku melihat dua orang wanita di hadapanku, dua muka siluman yang cantik itu, seketika berubah ekspresinya, mereka dengan sorotan mata yang tak bisa mempercayai menyorot ke arahku, apalagi Xia Li, pandangan mata itu penuh rasa kebencian, ingin sekali mengambil pisau menusukku.

“Urus dengan baik mulut kalian, bahaya itu bisa datang dari mulut.”

Tuan Kelima merangkul erat pundakku, dengan suara rendah dan juga lamban tampak sangat tidak senang, usai berkata, tidak peduli lagi kedua wanita itu bagaimana merespon, pergi sendiri merangkulku pergi.

Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan Tuan Kelima di sini, digandeng oleh pria itu, sepanjang jalan meninggalkan plaza, dengan cepat datang ke samping mobil pria itu, dia meletakkan masuk ke dalam mobil barang-barang yang dibeli, kemudian membantuku membuka pintu mobil.

“Kamu ke Feng Huang?”

Dia bertanya, ketika naik ke mobil.

“Iya.”

Aku duduk di samping tempat duduk supir.

Tuan Kelima sambil mengendari mobil sambil berkata: “Kesana untuk apa? Dengar-dengar Lan Ke anak itu juga pergi, kalian berdua janjian ?”

Info dia memang update sekali, orangnya di Perancis, sampai masalah aku ke Feng Huang bertemu dengan Lan Ke juga bisa tahu.

“Bukan.”

Aku jadi bingung, apa dia itu mengutus orang mengikutiku?

“Kamu kenapa bisa tahu aku pergi ke Feng Huang, dan juga Lan Ke?”

Tuan Kelima: “Aku melihatmu ketika di airport.”

Aku: “…….”

Melihat aku, masih berpura-pura tidak kelihatan saja, membuat aku mengira dia benar tidak melihat aku, orang ini kemampuan beraktingnya benar-benar hebat.

“Kalau begitu kenapa kamu tahu, aku benar pergi ke Feng Huang, bukannya ke tempat lain? Dan juga Lan ke, kamu kenapa bisa tahu?”

Tuan Kelima: “Aku ada mata-mata.”

Aku bengong, “Apa katamu?”

Tuan Kelima: “Tidak bilang apa-apa.”

Meski dia dengan mutlak menyangkal, aku masih saja ada kecurigaan terhadap perkataan pria itu, “Kamu seharusnya tidak menyuruh orang mengikutiku kan ya? Xia Li itu kamu yang atur untuk datang ?”

Kalau memang benar sepanjang jalan ini ada mata-mata pria itu, aku pikir pastilah Xia Li, hanya wanita itu yang paling pantas dicurigai.

Tuan Kelima tersenyum menggelengkan kepala, sepertinya aku sudah berkata terlalu banyak kata-kata kekanak-kanakan, “Memang dia cocok?”

“Kalau begitu siapa?”

Aku tidak mengerti.

Tuan Kelima satu tangan menggenggam stir, satu tangan mengangkat siku lengannya meletakkannya di dekat jendela, gerakan bermalas-malasan, tersenyum: “Pokoknya, kamu jangan melakukan suatu hal yang bersalah padaku, karena aku jamin aku orang pertama yang tahu.”

“Kamu…..”

Pendek kata aku benar-benar tidak bisa berkata-kata.

Dalam hati sangat lah membara, “Tuan Chen aku kasih tahu kamu, aku bukan siapa-siapamu, aku juga tidak mengiyakan mau jadi pacarmu, terlebih lagi istrimu, kamu mengutus orang mengikutiku itu illegal, itu tidak beralasan!”

Senyuman di muka Tuan Kelima semakin mengencang tak tertahankan, “Marah ya? aku hanya ingin senantiasa mengetahui jelas kondisimu saja, tidak ada maksud lainnya.”

“Kamu kurang ajar!”

Aku marah membara dengan suara besar menderu.

Alis mata Tuan Kelima terangkat, mobil semakin dikendarai semakin cepat kecepatannya, sama sekali tidak peduli deruan singaku.

Aku marah tak ada batas lagi, tapi orang itu sama sekali tidak mempedulikan kemarahanku, mobil dikendarai melaju dengan cepat, dengan cepat sekali sampai ke satu rumah makan makanan Barat.

Ketika mobil berhenti aku tidak bisa menahan diri menarik membuka pintu mobil, kepala menoleh pun tidak, langsung pergi.

“Halo, Lin Xiao?”

Tuan Kelima berteriak di dalam mobil.

Aku sama sekali tidak pedulikan dia, orang ini boleh dikatakan terlalu keji, dia bisa-bisanya mengutus orang mengikutiku, kalau begitu aku bukannya tidak ada lagi sedikitpun kehidupan pribadi?

Lagipula, dia atas dasar apa mengutus orang mengikutiku, mau memantau aku kah?

Amarahku bergendang-gendang, jalan tanpa menoleh sekalipun, Tuan Kelima melihat aku sama sekali tidak ingin menghentikan langkah kaki, pun turun dari mobil, dengan langkah besar dengan kecepatan bak hujan meteor mengejarku, dengan menggenggam pergelangan tanganku, “Sudah lah sudah lah, baik lah aku bersalah ok? Aku minta maaf kepadamu, aku jamin, di kemudian hari tidak akan mengutus orang mengikutimu.”

Aku dengan sekuat tenaga menghempaskan tangan pria itu, “Terlambat sudah!”

Mengganggu kehidupan pribadi, masih sangat bangga karena ini, aku benci sampai mati orang ini.

Tapi Tuan Kelima berapa kali menghentikanku, badan tingginya menghalangi di depanku, di mukanya yang tampan, membawa senyuman menjilat, “Aku bersalah, kamu mau pukul aku? Kamu tidak pukul aku pukul diriku sendiri.”

Tuan Kelima kembali merendahkan diri lagi.

Aku dengan kebencian melototi dia sejenak, “Pukul, pukul sekuat-kuatnya!”

Ujung mulut Tuan Kelima menarik dengan kencang, mungkin mengira aku bisa tidak tega, malah tidak terpikir, aku tidak hanya tega, masih menyuruhnya memukul sekuat-kuatnya.

Kali ini, pukul atau tidak pukul, pukul dengan ringan atau pukul dengan keras, itu seperti naik di atas harimau, sudah tidak bisa kembali lagi.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu