Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 69 Dia Adalah Putramu !
Bab 69 Dia Adalah Putramu !
Ibu angkat sibuk mencari dari mana suara itu berasal. Aku menghampiri ke samping ranjang putraku, tubuh dia kecil mungil. Begitu lahir, ibu kandungnya langsung menyerahkannya kepada orang lain. Tidak tahu dosa apa yang telah dilakukannya sehingga sekarang dia menghadapi penderitaan ini.
Putraku, Ibu minta maaf padamu.
Aku menunduk dan mencium wajahnya yang pucat pasi, air mataku menetes begitu saja.
Ibu angkat kembali dengan cepat, dia terlihat senang dan juga kaget. "Darah Tuan Mo sama dengan darah Qiang Qiang. Qiang Qiang bisa diselamatkan, dokter akan segera memberikan transfusi darah pada Qiang Qiang."
Tanganku menyeka tetesan air mata dan menjawab iya.
"Tapi, dia bertanya siapa yang memberitahu padanya "golongan darah ini.
Ibu angkat melihat ke arahku dengan hati-hati.
"Apa tanggapanmu?"
Aku memiringkan kepala.
Ibu angkat berkata: “Aku mengatakan bahwa ada seorang sanak keluarga yang memberitahuku, tapi Tuan Mo harus melihat sanak keluargaku itu. Jika tidak dia tidak akan memberikan transfusi darah pada Qiang Qiang."
Aku:...
"Aku sudah tahu, kamu tidak perlu ikut campur lagi."
Aku tahu, statusku tidak boleh bocor. Dan sekarang hanya ada satu orang yang dapat membantuku. Aku menghubungi Gao Le.
"Gao Le, kamu harus membantuku."
"Membantu apa?"
Gao Le acuh tak acuh.
Aku berkata: "Darah Mo Ziqian adalah golongan darah panda. Kamu beritahu kamu kenal ibu itu, anak ibu terluka berat dan memerlukan transfusi darah. Sekarang hanya Mo Ziqian yang dapat membantunya."
Gao Le tertegun: "Hei, Ibu siapa, anak siapa, mengapa aku harus berbuat demikian! Aku tidak tahu Ibu yang mana yang kamu maksud. Aku tidak peduli, jangan cari aku untuk masalah ini."
Gao Le bicara dan akan menutup teleponnya.
Aku panik dan memanggil: "Gao Le!"
"Kenapa?"
Nada bicara Gao Le meninggi, nada bicaranya menjadi malas dan seakan tidak tulus.
Aku berkata: "Ini permohonanku padamu, aku kenal ibu itu, dia sangat kasihan."
Anak itu lebih kasihan lagi, tapi aku tidak boleh mengatakannya.
Gao Le berkata: "Kenapa kamu tidak bicara langsung padanya, apa ada setan di hatimu?" Dia diam sebentar dan berkata: "Yasudah, anggap saja aku berhutang padamu. Oke, nanti dia akan menelepon dan bertanya padaku, dan aku akan mengatakan wanita itu adalah sanak keluargaku, ok?"
"En, en."
Aku mengangguk sambil meneteskan air mata.
Ibu angkat itu bicara pada Mo Ziqian sesuai dengan arahanku. Mo Ziqian menelepon Gao Le untuk mencari bukti kebenaran. Ibu angkat berkata padaku setelah kembali: "Yang bermarga Gao itu, mengakuiku sebagai sanak keluarganya."
Akhirnya aku dapat lega.
Aku mengingatkan Ibu angkat: "Jika Tuan Mo itu datang untuk melihat anak, jangan beritahu padanya dimana aku."
Ibu angkat mengangguk dengan penuh kebingungan.
Aku keluar dari ruangan pasien dan langsung mendorong pintu darurat yang terletak di sebelahnya. Aku berdiri seorang diri di sana, aku memeluk lututku dan duduk merenung di tangga darurat.
Gao Le segera meneleponku: "Aku sudah melakukan sesuai arahanmu, aku telah membantumu dan bagaimana kamu membalasku?"
Aku: ......
"Kamu mau aku membalasmu dengan apa?"
"Traktir aku makan. Makan-makan besar."
Gao Le berkata seperti seorang bocah.
Aku merasa lucu, Tuan muda ini sudah pernah makan semua makanan enak, tapi dia malah meminta traktiran dariku.
"Baik. Tidak masalah, aku akan mentraktirmu beberapa hari lagi."
Anak itu berhasil lolos dari maut setelah diberikan transfusi darah. Hatiku ikut senang. Hari ini, aku berada di kamar pasien dan menjaga putraku bersama dengan Ibu angkat.
Jiayu meminta izin dari perusahaan karena tahu aku ada di rumah sakit, dia datang kemari dengan tergesa-gesa.
Melihat yang terbaring di ranjang, kepalanya terbalut perban. Melihat anak yang polos itu, Jiayu ikut menangis.
"Mobil itu yang telah menabrak Qiang Qiang!"
Ibu angkat yang berdiri di pinggir jendela tiba-tiba berkata dengan suara yang sedih dan melengking.
Aku tertegun dan berjalan perlahan ke pinggir jendela. Aku melihat sebuah mobil hitam yang sedang keluar dari rumah sakit.
"Mobil itu sama dengan mobil yang menabrak Qiang Qiang, nomor plat mobil belakangnya juga sama yaitu 555!"
Ibu angkat berkata dengan kencang.
Nafasku tersedak. Itu adalah mobil Mo Ziqian. Apakah Mo Ziqian adalah pelakunya?
Kamu yang menabrak anak kami dan menginginkan kematiannya?
Tubuhku menjadi dingin dan bergetar.
Jiayu memapahku: "Xiao xiao, kamu harus tenang, masalah ini harus kita selidiki baik-baik."
Jiayu seakan memapah dan merangkulku sampai ke pinggir kursi dan membantuku duduk. Dia sangat khawatir melihat wajahku yang pucat. "Jiayu, kita lapor polisi dulu agar polisi yang mencarinya."
Jiayu memanggil polisi dengan cepat, dan dia melaporkan mobil yang dicurigai telah menabrak Xu Qiangqiang. Dia memberikan nomor plat mobil Mo Ziqian kepada polisi.
Selanjutnya, kita tinggal menunggu berita.
Hatiku dingin seakan tertutup es, dan rasa dingin semacam itu hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang jatuh ke gletser pada bulan desember di musim dingin.
Mo Ziqian, apakah kamu sangat ingin membunuhnya?
Dia adalah putramu!"
Xiao xiao, dengarkan aku, jika benar Mo Ziqian yang melakukannya, bagaimana mungkin dia masih mengendarai mobil itu ke mana-mana? Jadi, masih banyak keraguan, kamu harus tenang."
Ibu angkat Xu takut aku bergegas mencari Mo Ziqian untuk mencari perhitungan dengannya, dan Jiayu terus memberikan analisis."
Bagaimana mungkin bukan dia yang melakukannya? Kamu lupa apa yang telah dia katakan. Anak ini adalah kutukan baginya. Dari awal, dia sudah memintaku untuk membunuh anak itu. Melihat anak itu lahir dan bertumbuh besar, dia pasti sudah tidak sabar menunggu kematian anak ini.
Aku kehilangan akal, kekejaman Mo Ziqian memenuhi pikiranku.
Jiayu terlihat panik, dia takut aku bertindak impulsif dan melakukan sesuatu hal yang tidak bisa diperkirakan. Dia berlutut di depanku, dengan sabar dan lembut memberikanku analisis. "Xiao xiao, ibu angkat hanya melihat nomor plat mobil yang belakang. Dia tidak melihat seluruh nomor plat mobil. Mobil sejenis dengan nomor plat yang serupa sangat banyak. Dan juga, mungkin mobil itu hanya menggunakan plat nomor Mo Ziqian. Pokoknya, kamu harus tenang dan sabar menunggu hasil dari pemerikasaan polisi. "
Jiayu tidak ingin kejadian beberapa tahun yang lalu itu terjadi kembali. Dia tidak ingin melihatku melakukan kejahatan karena bertindak implusif. Dia tidak ingin melihatku di penjara lagi. Aku bisa mengerti bahwa Jiayu sedang membantu Mo Ziqian lagi, tetapi otakku semakin kosong dan tidak tertahankan lagi.
Aku menghempaskan tangan lembutnya, "Jiayu, sebenarnya kamu sedang membantu siapa? Mo Ziqian telah memberimu keuntungan ya? Kamu begitu membelanya!"
Jiayu tertegun mendengar perkataanku. Matanya yang besar penuh dengan keraguan, dan kemudian dia menjadi sedih. "Xiao xiao, aku tidak sedang membelanya, aku hanya ..."
"Aku tahu, kamu melakukan kebaikan ini untukku, maaf ..."
Aku menangis, tanganku menutupi wajahku, otakku yang panas telah menyakiti sahabatku. Dan orang yang dulu sangat kucintai mencoba membunuh anakku.
"Xiao xiao ..."
Jiayu membawaku masuk ke dalam pelukannya.
Satu jam kemudian, polisi mendatangi kamar pasien, "Siapa yang menjadi saksi mata."
Ibu angkat berdiri: "Aku."
Polisi itu menunjuk ke seseorang yang berdiri di depan pintu: "Apakah kamu kenal pria ini?"
Ibu angkat melihat ke luar dan dia segera berteriak, "Dia adalah Tuan Mo, dia yang menyelamatkan anakku."
Ibu angkat hanya ingat pada mobilnya, tetapi dia tidak melihat siapa yang mengemudikannya. Jadi ketika dia melihat Mo Ziqian, yang pertama kali terpikir olehnya adalah dia yang menjadi donor darah untuk menyelamatkan Qiang Qiang.
Polisi berkata, "Dia adalah Tuan Mo yang kalian laporkan sebagai pemilik mobil itu, selain melihat ketiga angka itu, apakah kalian masih punya bukti lain?"
Ibu angkat tertegun, penyelamat putranya adalah pemilik mobil itu. Ini tidak terpikirkan sama sekali olehnya, dia tiba-tiba membuka mulutnya karena kaget.
Polisi berkata lagi: "Sepanjang hari kemarin, Tuan Mo berada di rumah sakit karena putrinya satu-satunya terluka karena gempa bumi. Dia sekarang dirawat di rumah sakit ini. Mobilnya dikemudikan malam sebelumnya. Dan baru saja keluar beberapa jam yang lalu. Pemantauan ini dapat dibuktikan oleh rumah sakit, sehingga kecurigaan kita terhadap Tuan Mo dapat kita dihilangkan."
“Tidak, dia tidak bisa dihilangkan."
Aku berjalan keluar dari ruangan.
Pada saat ini, Mo Ziqian baru melihatku, alisnya perlahan berkerut dan mengawasiku.
Aku menatap langsung ke arah Mo Ziqian, matanya sangat jernih tapi tatapannya penuh dengan keanehan. Aku kemudian menatap ke pak polisi, "Pak Polisi, aku menaruh banyak kecurigaan pada Tuan Mo, walau pun bukan dia yang langsung melakukannya, walau pun mobilnya terus terparkir di rumah sakit, bukan berarti dia tidak dapat menggunakan tangan orang lain untuk menyakiti anakku. Dia telah mengatakan sejak awal bahwa anak ini membawa kemalangan. Dia meminta saya untuk membunuh anak di perutku pada waktu itu! "
Kata-kataku membuat semua orang tertegun, dan ibu angkat itu menutup mulutnya karena kaget. Polisi menatapku dan melihat Mo Ziqian, dia tidak tahu siapa yang harus dipercaya. Dan wajah bersih Mo Ziqian, dipenuhi dengan kabut, seperti langit yang suram sebelum badai, urat di dahinya berdenyut, giginya mengepal, dan dia berkata dengan emosi, "Apa yang kamu katakan!"
Tatapan mataku dingin. "Aku harusnya memberitahumu sejak awal, aku tidak melakukan aborsi, aku melahirkannya dan memberikannya pada seseorang. Anak itu terbaring di ICU sekarang, transfusi darah baru saja dilakukan dan di tubuhnya mengalir darah darimu. Mo Ziqian, dia adalah putramu! "
Mo Ziqian menatapku dengan tertegun, matanya sinis dan mengerikan, seperti binatang buas yang diganggu. Tiba-tiba dia memeluk kepalanya dengan kedua tangan, dan bergetar beberapa kali seperti orang gila, lalu mendengus" "Kamu omong kosong! "Lalu dia berjalan ke arahku.
Dia menarik kerahku dengan satu tangan dan matanya penuh dengan kedinginan, "Kamu bilang, kamu melahirkan anakku!"
Tiba-tiba dia melepaskanku, dan berjalan perlahan ke samping tempat tidur, membungkuk untuk melihat anak yang masih tak sadarkan diri itu. Dia menggelengkan kepalanya lagi, "Tidak, bagaimana mungkin! Mo Wanwan!"
Tiba-tiba dia menunjuk ke arahku, "Kamu bohong padaku, kan? Tunggu saja!"
Mo Ziqian pergi dari sisiku dengan dingin dan tergesa-gesa, kedinginannya dapat membuat ruangan ini membeku.
“Xiao xiao!"
Jiayu memanggilku, aku melihat matanya yang penuh dengan kecemasan. Aku tiba-tiba tersadar, apa yang baru saja aku katakan?
Tubuhku bergoyang dan kegelapan menyerangku, dan aku terjatuh ke lantai.
Ketika aku bangun, aku sudah berbaring di bangku panjang di koridor, berdiri di sampingku Jiayu yang cemas, ibu angkat yang khawatir, dan juga Gao Le.
Gao Le berputar-putar di kamar pasien.
Ketika mendengar Jiayu berbicara padaku, Gao Le melihat ke arahku dan melangkah mendekat. Dia sangat kesal. "Jadi ini adalah alasan mengapa kamu memintaku untuk berbohong. Kamu... Hei! Kak Ziqian tidak akan percaya padaku lagi."
Gao Le emosi dan menghentakkan kakinya, "Aku seharusnya bertanya dengan jelas, jika anak itu tidak ada hubungannya denganmu, mengapa kamu begitu cemas ingin menyelamatkannya? Aku salah karena hatiku terlalu baik."
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderMy Tough Bodyguard
Crystal SongDon't say goodbye
Dessy PutriMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMenantu Hebat
Alwi GoIstri Pengkhianat
SubardiStep by Step
LeksCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)