Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
“Tidak ada yang lebih menguntungkan dari hal ini.” Tuan kelima berkata.
Aku mengangkat bibir : “Kalau sampai kamu steril namun aku tetap hamil bagaimana?”
Tuan kelima melotot : “Kamu berani!”
Aku mengkerut, tidak berani sembarang bicara lagi.
Hari demi hari berlalu begitu saja, dalam sekejap mata setengah tahun berlalu begitu cepat, Tian Tian sudah bisa berjalan merembet di sofa, wajahnya bulat, bola matanya hitam dan bulat, selain warna mata, selebihnya terlihat semakin mirip Tuan kelima.
Jiao Jiao tetap tinggal bersama kami, selama ini dia merupakan anak yang ceria dan angkuh, namun sekarang dia lebih banyak diam, biasanya lebih suka mengurung diri didalam kamar, menyibukkan diri membaca buku, nilainya sangat bagus, aku pernah menghadiri pertemuan orang tua murid di sekolahnya, guru mengatakan kalau perkembangannya sekarang begitu pesat, setelah masalah yang ia alami, anak ini menjadi lebih dewasa.
Setiap hari setelah Tuan kelima pulang kerja, hal yang paling menyenangkan baginya merupakan bermain dengan Tian Tian, ketika Tian Tian memanggilnya papa, senyum diwajahnya hampir membuat bibirnya lebar sampai ketelinga.
Dulul dia paling suka minum-minum dengan klien, sekarang semua acara seperti itu dia usahakan untuk tidak ikut lagi, setiap hari dirumah menemani anaknya bermain, hal sekecil apapun bisa membuatnya begitu bahagia.
Setiap hari sebelum Qiang Qiang berangkat sekolah, ia akan datang untuk memeluk dan mencium adiknya terlebih dahulu, lalu berkata pada Tian Tian : “Tunggu kakak pulang ya!”
Dan setiap kali Tian Tian pasti akan melambaikan tangan kearahnya, ia masih belum lancar mengatakan ‘Dadah’ setiap kali selalu berkata ‘tata.’
Pulang dari sekolah, hal pertama yang Qiang Qiang lakukan adalah menggendong Tian Tian dulu, Tian Tian bertubuh gemuk, lengannya yang gemuk dan putih terlihat jauh lebih besar daripada tangan kakaknya, setiap kali Qiang Qiang mau menggendong, Tian Tian akan langsung berlari kearahnya, dan setiap kali Qiang Qiang menangkapnya pasti akan jatuh terjengkang, kedua kakak beradik terjatuh diatas karpet yang lembut, terlihat seperti dua ekor anak anjing yang sedang bergulat.
Aisha bolak balik Vancouver dan dalam negeri, ketika ayahnya merindukannya akan memanggilnya pulang, dan hanya beberapa saat ia akan kembali lagi, membuat Bos Wu berkata dengan kesal, “Sia-sia membesarkan anak gadis ini.”
Mo Ziqian dan Lin Xueman tetap saja menjadi pasangan suami istri yang mesra di hadapan semua orang, namun berita tentang kehamilan Lin Xueman tidak pernah terdengar lagi, menurutku, mungkin seumur hidup dia sudah tidak mungkin hamil lagi!
tuan besar tetap tidak menunjukkan gejala akan sadar, namun ruang perawatannya sudah berpindah dari ruang ICU menjadi ruang rawat biasa, dokter bilang, kondisinya secara fisik sangat bagus, untuk sadar merupakan hal yang cepat atau lambat terjadi.
Xu Jingya dan pria paruh baya itu pergi ke kota sebelah, Tuan kelima sudah meminta orang untuk membekukan semua rekening Xu Jingya, tentu saja, semua uang ini merupakan uang Tuan besar yang diambil olehnya.
Dengar-dengar kehidupan Xu Jingya sungguh buruk, pria itu memang hanya mengincar uangnya saja, sekarang ia sudah tidak punya apa-apa, lalu sudah terbiasa hidup mewah, selama hidupnya ia tidak pernah bekerja, ditambah tidak mempunyai pemasukan, membuat pria itu memarahinya setiap hari, ketika mabuk juga bisa memukulnya.
Menurutku, mungkin ini ‘pertunjukkan bagus’ yang Tuan kelima maksud!
Jika memenjarakannya hanya untuk beberapa tahun saja, namun siksaan yang begitu panjang dan tiada akhir merupakan hukuman yang pailing baik untuknya.
Lan Yue punya pacar baru, pria ini bekerja di luar kota, perkembangan hubungan mereka cukup cepat, pernikahan mereka sudah ditentukan di 3 bulan yang akan datang, Lan Ke tetap sama seperti biasa memanfaatkan ketampanannya untuk menggaet wanita kaya, namun wanita yang dia manfaatkan tidak ada satupun yang membencinya.
Dengar-dengar ia sempat menjalin hubungan dengan beberapa wanita, namun tidak sampai satu bulan sudah putus, ada juga yang baru bersama selama dua minggu sudah bye-bye.
Hari ini Lan Ke datang menengok Tian Tian, aku bertanya wanita seperti apa yang ia sukai, siapa tahu aku bisa membantunya mencari yang sesuai kriterianya.
Lan Ke : “Tidak tinggi tidak pendek, tidak gemuk juga tidak kurus, tahu jalan pulang, bisa menghitung uang, bisa melahirkan anak untukku.”
Aku memasang wajah sebal : “Wajahnya?”
Lan Ke : “Asalkan wajahnya tidak seperti Hulk atau siluman harusnya ok.”
Aisha tertawa sambil berkata : “Kak, mending kamu bawakan gadis hutan untuknya, dijamin tidak akan berwajah seperti hulk apalagi seperti siluman.”
Lan Ke memelototi Aisha, lalu berkata dengan datar, “Nona, hidung begitu pesek bukannya pergi operasi sana, jika wajahku seperti kamu, aku pasti akan malu untuk keluar.”
Mulut Lan Ke yang beracun aku tahu persis, Aisha sungguh cantik, wajahnya yang terlihat seperti boneka, hanya hidungnya yang kurang mancung, namun tetap terlihat cantik.
Terlihat jelas Lan Ke sedang kesal pada Aisha, Aisha juga tidak terima dikatakan seperti itu, ia langsung berdiri sambil menunjuk Lan Ke dan berkata : “Kamu…. Kamu lelaki tua yang ‘letoy’, seumur hidupmu tidak akan mendapatkan istri!”
Ucapan Aisha membuat aku terperangah, ucapan gadis ini apa tidak terlalu sadis, mana boleh menyumpahi orang ‘letoy’.
“Kak, kamu jangan dengar Aisha sembarangan bicara.” Aku segera menenangkannya, aku takut ia benar-benar marah pada Aisha.
Lan Ke memelototi Aisha, sinar matanya bagai pisau yang tajam, lalu ia melontarkan ucapan yang dingin dan cukup mematikan, “Bagaimana kamu bisa tahu aku ‘letoy’? apakah kamu pernah mencobanya?”
Aisha tercengang juga kaget, ia mengambil sebuah bantal di sofa lalu melemparnya ke arah Lan Ke, “Pria tidak tahu malu!”
Aisha berlari keatas dengan wajah memerah.
Lan Ke mengangkat alis, ia meletakkan bantal yang dilemparkan kearahnya diatas sofa, berkata pada Tian Tian yang sedang asik menyedot botol susu dipangkuanku, “Tian Tian, bibimu itu gila, kelak jangan menirunya ya!”
Lan Ke pergi, telingaku juga jadi lebih tenang, aku membawa Tian Tian ketaman untuk berjemur sebentar, lalu aku melihat mobil Tuan kelima yang masuk ke pekarangan.
Tian Tian mendengar suara mobil langsung menengok kearah suara mobil, ketika melihat orang yang turun dari atas mobil, tubuh kecil dalam gendonganku langsung bangkit dan menjulurkan tangan kecilnya sambil berkata : “Papa, gendong.”
Senyum diwajah Tuan kelima begitu berkilau, ia melangkah dengan besar dan menggendong Tian Tian, “Aiyo, kesayangan papa, papa sungguh merindukanmu!”
Tuan kelima mengangkatnya tinggi-tinggi lalu mencium pipinya yang bulat dan berdaging, membuat Tian Tian tertawa terkekeh sampai botolnya pun terjatuh.
Aku memungut botol susu untuk dicuci, Tuan kelima sudah membawa Tian Tian naik ayunan, ia menggoyangkan talinya perlahan sambil menggodanya.
Meskipun aku yang biasa menjaganya, namun kelihatan kalau Tian Tian lebih suka bersama dengan Tuan kelima, karena Tuan kelima sangat pandai bermain dengan anak-anak, ketika Tian Tian bersama dengannya, suara terkekehnya terdengar begitu jelas, senyum diwajahnya mengembang bak bunga matahari.
Nyonya Li yang tinggal disebelah juga menggendong cucunya datang, “Tuan kelima sudah pulang, pantas saja Tian Tian tertawa sebahagia itu!”
Tuan kelima menyapa Nyonya Li dengan sopan.
Nyonya Li menggendong cucunya yang putih dan gemuk, memperhatikan Tian Tian kami dengan seksama : “Em, wajah anak gadis memang pintar berubah ya, Tian Tian sekarang terlihat lebih cantik daripada waktu baru lahir.”
“Iya benar, wajah anak-anak setiap hari berubah-rubah.” Meskipun aku tidak begitu suka ucapan yang dikatakan Nyonya Li ini, namun aku tetap saja tersenyum. Dalam hati aku berkata, Tian Tian kami sejak lahir memang sudah cantik ya.
Namun siapa yang menyangka mulut Nyonya Li masih saja bicara tiada henti :”Kalian itu ya, harusnya kalian cepat-cepat melahirkan satu adik laki-laki untuknya, jika didalam keluarga hanya memiliki seorang anak perempuan, maka cepat atau lambat harta kalian akan menjadi milik orang lain, tetap harus melahirkan seorang putra untuk mewarisi harta kalian. Seperti keluarga Li kami, kelak semua akan menjadi milik cucuku, begini baru bisa mempertahankan harta leluhur. Kalau tidak memiliki putra, hanya akan menguntungkan orang luar.”
Tuan kelima berkata dengan dingin : “Kenapa kalau anak perempuan? Anak perempuan tetap bisa mewarisi harta keluarga, negara Inggris dipimpin oleh Ratu, tidak pernah ada yang mengatakan kalau Ratu Elizabeth merupakan keturunan yang hanya merugikan orang tuanya, malah kalian para orang tua yang harus berhati-hati, jangan memanjakan cucu sampai rusak, kalau tidak kelak harta kalian tidak akan cukup untuk dihabiskan.”
Wajah Nyonya Li yang selalu terlihat begitu ramah, seketika berubah menjadi begitu menakjubkan : “Kamu…. Kamu……”
Awalnya hanya ingin keluar untuk memamerkan cucu laki-lakinya, sekarang malah dibuat kesal oleh ucapan Tuan kelima sampai pergi.
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiUnplanned Marriage
MargeryGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaCutie Mom
AlexiaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiKamu Baik Banget
Jeselin VelaniCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)