Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 137 Konflik (1)
Aku melemparkan gelas alkohol padanya lagi, “Pergi matilah kamu!”
Sudah mengenal begitu lama, ini adalah pertama kalinya aku kehilangan mengendalikan emosiku, seperti kucing terinjak ekornya oleh seseorang.
Tuan kelima mengerutkan kening dan berjalan menghampiriku, kedua tangannya meletakkan di atas meja, sosok tinggi yang sedikit mencondongkan tubuh ke depan, wajahnya yang tampan itu perlahan-lahan menempel mendekatiku, “Apakah karena aku mengatakan titik lemahmu, jadi kamu begitu marah?”
Aku tertegun, dan Tuan kelima tertawa keras dan pergi.
Aku membenamkan diri dalam mabuk, meninggalkan bar ketika masih memiliki sedikit kesadaran, dan menemukan hotel untuk diriku sendiri.
Meninggalkan lingkungan bar yang kacau, aku baru mendengar suara telepon berdering, aku tahu bahwa itu adalah panggilan dari Mo Ziqian, dan aku malas untuk mengangkatnya.
Malam ini, aku tidur di hotel, aku tidak tahu berapa lama terlewati, aku terbangun oleh suara ponsel berdering. Mengambil ponselku, aku melihat diatas, ada lima puluh lebih panggilan tidak terjawab, serta beberapa pesan teks dan WeChat.
Ada yang dari Mo Ziqian, dan ada juga Jiayu dan Chen Hui.
Aku membuka sebuah pesan dan melihat Mo Ziqian berkata: “Wanwan, aku tahu kamu sedang marah padaku, tetapi jangan meremehkan keselamatanmu sendiri, katakan padaku dimana dirimu berada, aku akan pergi menjemputmu.”
Ini adalah pesan yang dikirim pada malam jam dua belas ketika dia meneleponku sebanyak belasan panggilan dan belum kuangkat.
Aku melemparkan ponsel dan malas untuk melayaninya.
Dalam kejadian semalam, membuatku menyadari bahwa posisi Chen Liyan di hati Mo Ziqian bukan hanya karena dia adalah ibunya Sisi.
Karena masih harus masuk kerja, aku bangun dan mandi.
Ketika aku tiba di perusahaan, mobil Mo Ziqian juga tiba.
Ketika dia melihatku, dia langsung turun dari mobil dan berjalan ke arahku. Dia menarik tanganku, “Wanwan, ke mana kamu pergi sepanjang malam? Kamu membuatku khawatir, tahukah kamu? Kalau pagi ini, aku masih belum melihatmu, aku hampir pergi lapor polisi!”
Aku tertegun melihatnya, sepasang mata yang jernih memerah, sangat jelas belum tidur semalaman. Kecemasan dan kekhawatiran itu bukan kepura-puraan, tetapi tidak menyentuh hatiku, hanya terasa pedih di hati.
Aku berdiri diam dan tidak berkata, membiarkan Mo Ziqian memelukku ke dalam pelukannya. Dia memelukku dengan erat, seolah-olah takut aku akan pergi lagi. “Wanwan, aku telah mengabaikan perasaanmu, maafkan aku, oke?”
Aku mendorongnya dengan lembut, “Aku harus pergi kerja, nanti saja kita bicarakan lagi.”
Aku membalikkan badan dan masuk ke pintu gerbang Kaiwelz.
Mo Ziqian berdiri di luar, dengan alisnya berkerut, melihat sosok kepergianku menghilang, dan aku, siapa yang tahu kalau aku juga menyakiti hatiku sendiri?
Pada siang hari, aku duduk sendirian di Kafe yang dekat dengan perusahaan. Aku sendirian duduk diam minum secangkir kopi. Hatiku masih bingung dan berantakan, sangat banyak yang telah aku pikirkan, aku menikah lagi dengan Mo Ziqian, apakah ini adalah suatu kesalahan?
Tepat ketika pikiranku dalam kondisi bingung tak berdaya, ada sosok seseorang yang langsing datang, dia mengenakan rok Chanel yang ketat, tas tangan yang berharga, dan terlihat begitu mempesona, datang duduk pada kursi di hadapanku tanpa diundang.
Ternyata itu Chen Liyan.
Aku mengangkat kelopak mataku melihat padanya, matanya yang menarik tidak lagi memiliki kebingungan ketika kembali sadar dari efek obat semalam. Sudut mulutnya terangkat dan sedikit bangga, sama sekali tidak terlihat sedikitpun kesedihan dan malu.
“Meskipun semalam terjadi sesuatu yang tak terduga, tetapi itu juga membuatku mengetahui pikiran Ziqian dengan jelas, siapa yang dia cintai, apakah kamu juga sudah mengetahuinya?”
Chen Liyan menyalakan sebatang rokok wanita, mengisap dengan lembut, mengangkat kakinya yang panjang, bersandar di sandaran kursi, seluruh tubuhnya terlihat santai dan menatap padaku.
Aku juga melengkungkan mataku, tersenyum penuh makna, “Penampilan Nona Chen semalam benar-benar membuatku menyadari apa yang dimaksud dengan nafsu keinginan yang kuat.”
Selesai berkata, aku tersenyum ironis, mengambil tas tanganku dan pergi.
Wajah Chen Liyan berubah biru hijau, dan menendang kursi dengan kuat.
Meskipun aku menang dalam perkataan, membuat Chen Liyan merasa malu, tetapi aku tidak memiliki kesenangan sedikit pun. Siapa yang dicintai Mo Ziqian, haruskah dibicarakan lagi?
Pada sore hari, Mo Ziqian datang untuk menjemputku pulang kerja. Mobil hitamnya berhenti di tangga perusahaan, aku sama sekali tidak ingin naik. Kejadian semalam menjadi sebuah ikatan dalam hatiku, aku tidak ingin berhubungan berlebihan dengannya sebelum melepaskan ikatan ini.
Ketika aku hendak pergi, pintu belakang mobil Mo Ziqian mendorong terbuka dan Qiang-Qiang berteriak, “Mama.”
Barulah aku terlihat Qiang-Qiang, si kecil duduk di barisan belakang mobil Mo Ziqian. Ketika dia melihatku, dia melepaskan sabuk pengaman dan meluncur turun dari kursi. Dia berlari ke arahku, “Mama, kamu tidak pulang semalaman, Qiang-Qiang dan Papa sangat khawatir.”
Mo Ziqian takut aku tidak akan pulang bersamanya, dia membawa Qiang-Qiang ke sini.
Di detik aku melihat Qiang-Qiang, hatiku langsung menyerah, “Mama tidak baik, membuat Qiang-Qiang khawatir.”
Qiang-Qiang mengangkat kepalanya berkata: “Mama, orang yang paling mengkhawatirkanmu adalah Papa, Papa tidak tidur sepanjang malam, dan tidak berhenti meneleponmu, tetapi kamu tidak mengangkatnya.”
Pada saat ini, Mo Ziqian berjalan mendekati, sosok tubuhnya yang tinggi berdiri di depanku, wajah tampannya membawa senyuman yang indah, “Qiang-Qiang telah mengatakan semua yang ingin aku katakan, Wanwan, ayo pulanglah bersama kami. Aku dan Qiang-Qiang tidak bisa hidup tanpamu.”
“Mama, ayo!”
Qiang-Qiang menarik tanganku. Apa lagi yang bisa aku katakan? Hatiku telah menjadi lembut ketika melihat Qiang-Qiang.
Aku masuk ke dalam mobil Mo Ziqian dan mengikutinya kembali ke rumah.
Makan malam, Mo Ziqian yang memasaknya sendiri, aku tidak tahu, kapan dia terlatih menjadi begitu pandai memasak, enam lauk dan satu sup, semuanya sangat lezat.
Melihatnya seperti pelayan di restoran, meletakkan hidangan dari sebuah nampan, aku menahan diri untuk tidak tertawa, Qiang-Qiang berkata: “Mama, sepertinya semua ini adalah makanan yang disukai mama.”
Aku juga tahu itu, dan memang begitu, tetapi aku tetap tidak mengatakan apapun.
Setelah makan, aku menulis laporan di dalam kamar, dan pasangan ayah dan anak itu tiba-tiba masuk.
“Mama.”
Suara Qiang-Qiang membuatku melihat ke belakang, aku melihat tubuh bagian atas Mo Ziqian telanjang, dan membawa rotan di tubuhnya yang tidak tahu dapat dari mana, tangannya terikat di belakang, ditarik masuk oleh Qiang-Qiang dengan kepala menunduk dan wajah kesal.
Sudut mulutku terangkat, apa yang dilakukan orang ini?
“Mama, Papa datang meminta maaf denganmu.” Qiang-Qiang menyipitkan matanya yang bersinar seperti bulan sabit.
Mo Ziqian berpura-pura membuat ekspresi yang sangat bersalah, membungkukkan tubuh dan menundukkan kepalanya berkata: “Maafkan aku istriku sayang, aku tahu diriku bersalah, kalau melakukan kesalahan lagi nanti, silakan istriku memukuli dengan menggunakan rotan ini.”
Kata-kata Mo Ziqian membuatku tertawa.
Apa lagi yang bisa aku katakan? Dia sudah melakukan sampai seperti ini, kalau aku menyalahkannya lagi, itu sama sekali tidak ada artinya.
Aku sengaja mendengus, “Hey bocah, sedang meniru Lian Po, pergi mengaca dulu untuk melihat siapa dirimu.”
Mo Ziqian berkata: “Yayaya, aku telah menghina Lian Po.”
Aku tidak tahan lagi, aku tertawa terbahak-bahak.
Sambil meminta Qiang-Qiang melepaskan rotan di tubuh Mo Ziqian, aku sambil tak berhenti tertawa.
*******(Lian Po adalah jenderal perang yang berkuasa tahun 327-243 sebelum Masehi)******
Pada malam hari, Mo Ziqian selalu mendekatiku, seperti kucing yang rakus, tetapi aku sengaja tidak memberinya. Setelah beberapa kali, dia berhenti meminta. Dia hanya memelukku dan berkata, “Wanwan, aku senang kamu sudah kembali, kalau kamu benar-benar menghilang, aku tidak tahu harus bagaimana untuk hidup, aku pasti akan mencari sebuah mobil dan membiarkannya menabrak mati diriku.”
Pada saat ini, Mo Ziqian, seperti anak kecil, sangat menginginkan suhu tubuhku, memelukku, kepalanya bersandar di leherku, penuh kepuasan dan menyayangi.
Aku berpikir bagus juga kalau waktu bisa terlewati seperti ini.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Enchanting Guy
Bryan WuMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniAir Mata Cinta
Bella CiaoWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMr. Ceo's Woman
Rebecca WangCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)