Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 159 Serba Salah (2)
Bai Shan agak tidak tahu mukanya harus diletakkan dimana, alisnya jadi mengerut, kebetulan sekali, Mo Ziqian turun dari atas.
Qiang Qiang merosot turun dari sofa, berjalan ke samping Mo Ziqian, mengangkat kepala kecilnya: “Papa, aku tidak mau mama baru.”
Mo Ziqian mengelus-elus kepala Qiang Qiang, sekali mengangkat mata pun kelihatan aku yang berada di depan pintu, “Wanwan?”
Aku berjalan ke sana, tidak berkata apapun, menarik tangan kecil Qiang Qiang: “Ikut mama pulang.”
Qiang Qiang menurut mengikutiku yang menggandengnya, kami ibu dan anak berjalan keluar, namun terdengar Mo Ziqian berkata: “Wanwan, kita duduk baik-baik bicara.”
Kepalaku menoleh saja tidak: “Kita tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Kamu ingat, luangkan satu waktu kita pergi urus perceraian.”
Mo Ziqian melangkahkan besar kemari, menarik tanganku dari belakang: “Wanwan, aku juga hari ini baru tahu bahwa kamu membawa Qiang Qiang pindah dari sini. Kalau aku ada, pasti tidak akan membiarkanmu pindah. Aku membawa Sisi pulang, juga tidak bermaksud untuk membuatmu pergi.”
“Sudah cukup!” Aku tidak ingin mendengarkan lagi perkataan Mo Ziqian, orang ini begitu banyak kepura-puraannya, di satu sisi membawa Sisi pulang dan meletakkan putrinya di sampingku membuatku muak, sambil berkata tidak mau membuatku pergi, juga sudah dari awal sudah mencari dan mempersiapkan cadangan untuk dirinya sendiri.
Aku menoleh dengan cepat, dengan muka yang dipenuhi amarah memelototi pria itu: “Jangan panggil aku Wanwan lagi!”
Wajah Mo Ziqian seketika menjadi mengeras dan kaku, matanya yang tampan itu mengeluarkan pandangan mata yang menyakitkan dan sedih yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ujung bibirnya juga tertarik-tarik bergerak.
Aku pun membawa Qiang Qiang dan siap-siap pergi tanpa menoleh sedikit pun dengan pandangan mata pria itu yang sedang rumit dan kesusahan itu. Namun terdengar sepatah kata yang bersuara sangat garang: “Berhenti!”
Itu malah adalah suara Wen Yiru.
“Kamu sama sekali tidak bisa melakukan dengan baik kewajiban sebagai seorang ibu, tidak bisa membawa Qiang Qiang pergi.” Wen Yiru berjalan kemari, beraura dingin bak salju es, paras yang tak pernah aku temukan sebelumnya.
Wanita itu menarik tangan kecil Qiang Qiang: “Qiang Qiang, tinggal di tempat nenek sini, dia tidak bisa merawatmu dengan baik.”
Qiang Qiang mengangkat kepala, menggunakan pandangan mata yang kesulitan dan tak bersalah memandang ke arah Wen Yiru: “Nenek, Qiang Qiang hanya ingin bersama dengan mama.”
Qiang Qiang menarik keluar tangan kecilnya dari tangan Wen Yiru, tangan satunya lagi mencengkram erat tanganku, “Mama, kita pergi.”
“Baik.” Aku membawa Qiang Qiang dengan sendirinya pergi.
Ketika kembali ke rumah, mobil Mo Ziqian juga mengejar kemari, dia memanggilku, “Wanwan, bukan, Lin Xiao.” Dia menyadari bahwa sudah salah memanggil lalu langsung menggantinya, melangkah besar kemari, menarik tanganku, “Kamu dengarkan aku, Bai Shan itu dia yang cari, aku tidak kenal wanita itu.”
Aku tidak berbicara, Bai Shan itu siapa juga tidak ada hubungannya denganku.
Mo Ziqian: “Kamu seperti ini seorang diri membawa Qiang Qiang di luar, memang tidak baik, kamu kerja sibuk seperti itu, tidak akan bisa merawatnya dengan baik, menurutlah, pulang tinggal bersamaku lagi.”
“Tidak.” Aku menepikan tangan Mo Ziqian, “Aku sudah membawanya pindah keluar, tidak akan mau kembali lagi. Kamu jangan menyia-nyiakan mulut dan lidahmu lagi, pergi pulang temani putri kesayanganmu dan nona Bai sana.”
Aku menarik Qiang Qiang pergi dengan sendirinya masuk ke rumah.
“Mama, Papa benar ya mau menikah dengan tante Bai itu?” Setelah masuk ke dalam rumah, Qiang Qiang bertanya padaku, aku hanya bisa menggelengkan kepala: “Mama juga tidak tahu.”
Terlihat Qiang Qiang sangat kecewa, setelah mandi, seorang diri dengan penat berbaring di atas ranjang.
Aku bekerja di depan komputer sampai larut malam, ibu pemilik rumah datang mengetuk pintu: “Nona Lin?”
Aku takut Qiang Qiang bisa terganggu, berjalan sampai ke pintu dan membukanya, tangan ibu pemilik rumah menunjuk ke luar jendela, “Pria itu kamu kenal ya? Dia sudah berdiri di luar sana lama sekali, kalau kamu tidak kenal dia, aku mau lapor polisi.”
Aku melihat sejenak ke luar jendela, di bawah langit malam yang bertaburan bintang, Mo Ziqian berdiri merokok di samping mobil. Kelihatannya pikirannya sangat berat.
Aku membelokkan kepala berkata ke ibu pemilik rumah: “Tidak perlu pedulikan dia.”
Aku mengira bahwa kalau dia sudah lelah tentu saja bisa pergi, tapi yang tak kusangka dia menunggu di luar semalaman.
Pagi hari, saat membuka jendela, aku kelihatan pria itu diam-diam bermandikan sinar matahari pagi di mobil berplat Kanada itu. Jendela di posisi pengemudi itu terbuka, Mo Ziqian bersandar di tempat duduk mobil, satu sepatu kulitnya menjulur ke luar mobil, sepertinya ketiduran.
“Mama, itu papa tertidur di dalam mobil.” Ketika keluar dari rumah, Qiang Qiang dengan sekilas kelihatan Mo Ziqian.
Mo Ziqian juga seakan sepertinya terpanggil bangun, dengan cepat membuka mata, sekali melihat aku dan Qiang Qiang kemudian pun berdiri, berjalan menghampiri kami.
“Aku antar Qiang Qiang ke sekolah, kamu pergi kerja.” Gerakannya dengan leluasa menggandeng tangan kecil Qiang Qiang, dalam sepasang matanya masih terbesit kelelahan.
Qiang Qiang menoleh melihatku, dan melihat lagi Mo Ziqian, bingung sejenak baru berkata: “Papa, kamu tolong bilang ke nenek, bisa tidak jangan membuat mama serba salah? Mama sudah sangat susah.”
Mo Ziqian melirikku sejenak, saat itu di dalam mata tampan itu terbesit keluar seuntai rasa mengasihani: “Baik lah, papa berjanji padamu, sekarang pergi ke sekolah sama papa ya?”
“Ok.” Qiang Qiang menganggukkan kepala.
Mo Ziqian membuka pintu mobil bagian belakang, mau memanggil Qiang Qiang masuk ke dalam, aku memanggil: “Sebentar!”
Mo Ziqian menoleh: “Aku tidak akan menyembunyikan Qiang Qiang, tenang lah!”
Perkataan pria itu membuat leherku tersumbat, saat itu aku sepertinya kelihatan kembali kehangatan dan kelembutan dari Mo Ziqian, aku agak sulit membuka mulut: “Jangan mengatakan apapun dengan ibumu, aku bisa menyelesaikan urusanku sendiri.”
Mo Ziqian dengan beku mendalam melihatku, lama sekali baru mengeluarkan satu kata: “Baiklah.”
Mo Ziqian membawa Qiang Qiang pergi, hatiku menjadi sedih tidak jelas. Seumur hidup ini, aku dan Mo Ziqian sudah ditakdirkan hidup di jalan berbeda dan menjadi orang asing!
Dengan suasana hati yang gelap aku datang ke Kaiwelz, baru saja meletakkan tas, belum sempat menyalakan komputer, kemudian kelihatan atasan berjalan kemari, seorang pria Inggris menggunakan bahasa Inggris yang lancar berkata padaku: “Lin, segera siap-siap sebentar, pergi dinas ke Ottawa.”
Perkataan atasan ini membuatku terkejut tercengang, “Atasan, ini sangat tiba-tiba sekali, aku sama sekali tidak ada persiapan.”
Atasan: “Masalah tiba-tiba terjadi, yang awalnya bertugas atas projek ini, Weina, sedang sakit, bos menunjukmu untuk pergi.”
Bos menunjuk, ternyata Wen Yiru yang menunjukku.
“Baik lah.” Aku tidak bisa berbicara apa-apa lagi, mulai bersiap-siap untuk kerja dinas luar kota.
Tapi beberapa hari ini bagaimana dengan Qiang Qiang? Sambil membereskan barang aku sambil berpikir keras. Aku tidak ingin menyerahkannya ke Mo Ziqian.
Ketika di dalam otakku terbesat bayangan Tuan Kelima, aku bimbang sejenak, menelponnya. Mendengarkan suaraku pihak sana merasa sangat luar biasa di luar dugaan: “Kenapa, rindu aku?”
Aku: “Aku mau meminta kamu bantu aku merawat Qiang Qiang beberapa hari, paling lama satu minggu aku sudah kembali, oh ya, aku mau dinas ke Ottawa.”
Tuan Kelima: “Ottawa? Begitu jauh! Apakah nenek tua itu mempersulit kamu. Dengar perkataanku, segeralah lepas dari dia, print satu tiket pulang, aku yang akan menghidupimu.”
Tuan Kelima mencerocos, namun aku sudah tidak ada waktu berbicara dengannya lagi, “Baiklah, aku sudah mau pergi, Bye bye..”
Aku pun dengan begitu tak ada persiapan pergi ke Ottawa.
Malam hari di hotel, aku mandi dengan sekujur badan yang lelah, baru saja siap-siap naik ke ranjang beristirahat, malah menerima telpon dari Tuan Kelima: “Qiang Qiang, bukannya mau berbicara dengan mamamu kan? Ayo bilang.”
Suara Qiang Qiang yang imut menyebar kemari: “Mama, kamu sudah selesai kerja belum? Aku di tempat ayah angkat, dia bisa merawatku, juga mengantar dan menjemputku pergi ke sekolah, kamu jangan khawatir denganku.”
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongBlooming at that time
White RoseGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraBaby, You are so cute
Callie WangLove Is A War Zone
Qing QingLove And War
JaneThe Revival of the King
ShintaMy Lady Boss
GeorgeCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)