Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 159 Serba Salah (2)

Bai Shan agak tidak tahu mukanya harus diletakkan dimana, alisnya jadi mengerut, kebetulan sekali, Mo Ziqian turun dari atas.

Qiang Qiang merosot turun dari sofa, berjalan ke samping Mo Ziqian, mengangkat kepala kecilnya: “Papa, aku tidak mau mama baru.”

Mo Ziqian mengelus-elus kepala Qiang Qiang, sekali mengangkat mata pun kelihatan aku yang berada di depan pintu, “Wanwan?”

Aku berjalan ke sana, tidak berkata apapun, menarik tangan kecil Qiang Qiang: “Ikut mama pulang.”

Qiang Qiang menurut mengikutiku yang menggandengnya, kami ibu dan anak berjalan keluar, namun terdengar Mo Ziqian berkata: “Wanwan, kita duduk baik-baik bicara.”

Kepalaku menoleh saja tidak: “Kita tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Kamu ingat, luangkan satu waktu kita pergi urus perceraian.”

Mo Ziqian melangkahkan besar kemari, menarik tanganku dari belakang: “Wanwan, aku juga hari ini baru tahu bahwa kamu membawa Qiang Qiang pindah dari sini. Kalau aku ada, pasti tidak akan membiarkanmu pindah. Aku membawa Sisi pulang, juga tidak bermaksud untuk membuatmu pergi.”

“Sudah cukup!” Aku tidak ingin mendengarkan lagi perkataan Mo Ziqian, orang ini begitu banyak kepura-puraannya, di satu sisi membawa Sisi pulang dan meletakkan putrinya di sampingku membuatku muak, sambil berkata tidak mau membuatku pergi, juga sudah dari awal sudah mencari dan mempersiapkan cadangan untuk dirinya sendiri.

Aku menoleh dengan cepat, dengan muka yang dipenuhi amarah memelototi pria itu: “Jangan panggil aku Wanwan lagi!”

Wajah Mo Ziqian seketika menjadi mengeras dan kaku, matanya yang tampan itu mengeluarkan pandangan mata yang menyakitkan dan sedih yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ujung bibirnya juga tertarik-tarik bergerak.

Aku pun membawa Qiang Qiang dan siap-siap pergi tanpa menoleh sedikit pun dengan pandangan mata pria itu yang sedang rumit dan kesusahan itu. Namun terdengar sepatah kata yang bersuara sangat garang: “Berhenti!”

Itu malah adalah suara Wen Yiru.

“Kamu sama sekali tidak bisa melakukan dengan baik kewajiban sebagai seorang ibu, tidak bisa membawa Qiang Qiang pergi.” Wen Yiru berjalan kemari, beraura dingin bak salju es, paras yang tak pernah aku temukan sebelumnya.

Wanita itu menarik tangan kecil Qiang Qiang: “Qiang Qiang, tinggal di tempat nenek sini, dia tidak bisa merawatmu dengan baik.”

Qiang Qiang mengangkat kepala, menggunakan pandangan mata yang kesulitan dan tak bersalah memandang ke arah Wen Yiru: “Nenek, Qiang Qiang hanya ingin bersama dengan mama.”

Qiang Qiang menarik keluar tangan kecilnya dari tangan Wen Yiru, tangan satunya lagi mencengkram erat tanganku, “Mama, kita pergi.”

“Baik.” Aku membawa Qiang Qiang dengan sendirinya pergi.

Ketika kembali ke rumah, mobil Mo Ziqian juga mengejar kemari, dia memanggilku, “Wanwan, bukan, Lin Xiao.” Dia menyadari bahwa sudah salah memanggil lalu langsung menggantinya, melangkah besar kemari, menarik tanganku, “Kamu dengarkan aku, Bai Shan itu dia yang cari, aku tidak kenal wanita itu.”

Aku tidak berbicara, Bai Shan itu siapa juga tidak ada hubungannya denganku.

Mo Ziqian: “Kamu seperti ini seorang diri membawa Qiang Qiang di luar, memang tidak baik, kamu kerja sibuk seperti itu, tidak akan bisa merawatnya dengan baik, menurutlah, pulang tinggal bersamaku lagi.”

“Tidak.” Aku menepikan tangan Mo Ziqian, “Aku sudah membawanya pindah keluar, tidak akan mau kembali lagi. Kamu jangan menyia-nyiakan mulut dan lidahmu lagi, pergi pulang temani putri kesayanganmu dan nona Bai sana.”

Aku menarik Qiang Qiang pergi dengan sendirinya masuk ke rumah.

“Mama, Papa benar ya mau menikah dengan tante Bai itu?” Setelah masuk ke dalam rumah, Qiang Qiang bertanya padaku, aku hanya bisa menggelengkan kepala: “Mama juga tidak tahu.”

Terlihat Qiang Qiang sangat kecewa, setelah mandi, seorang diri dengan penat berbaring di atas ranjang.

Aku bekerja di depan komputer sampai larut malam, ibu pemilik rumah datang mengetuk pintu: “Nona Lin?”

Aku takut Qiang Qiang bisa terganggu, berjalan sampai ke pintu dan membukanya, tangan ibu pemilik rumah menunjuk ke luar jendela, “Pria itu kamu kenal ya? Dia sudah berdiri di luar sana lama sekali, kalau kamu tidak kenal dia, aku mau lapor polisi.”

Aku melihat sejenak ke luar jendela, di bawah langit malam yang bertaburan bintang, Mo Ziqian berdiri merokok di samping mobil. Kelihatannya pikirannya sangat berat.

Aku membelokkan kepala berkata ke ibu pemilik rumah: “Tidak perlu pedulikan dia.”

Aku mengira bahwa kalau dia sudah lelah tentu saja bisa pergi, tapi yang tak kusangka dia menunggu di luar semalaman.

Pagi hari, saat membuka jendela, aku kelihatan pria itu diam-diam bermandikan sinar matahari pagi di mobil berplat Kanada itu. Jendela di posisi pengemudi itu terbuka, Mo Ziqian bersandar di tempat duduk mobil, satu sepatu kulitnya menjulur ke luar mobil, sepertinya ketiduran.

“Mama, itu papa tertidur di dalam mobil.” Ketika keluar dari rumah, Qiang Qiang dengan sekilas kelihatan Mo Ziqian.

Mo Ziqian juga seakan sepertinya terpanggil bangun, dengan cepat membuka mata, sekali melihat aku dan Qiang Qiang kemudian pun berdiri, berjalan menghampiri kami.

“Aku antar Qiang Qiang ke sekolah, kamu pergi kerja.” Gerakannya dengan leluasa menggandeng tangan kecil Qiang Qiang, dalam sepasang matanya masih terbesit kelelahan.

Qiang Qiang menoleh melihatku, dan melihat lagi Mo Ziqian, bingung sejenak baru berkata: “Papa, kamu tolong bilang ke nenek, bisa tidak jangan membuat mama serba salah? Mama sudah sangat susah.”

Mo Ziqian melirikku sejenak, saat itu di dalam mata tampan itu terbesit keluar seuntai rasa mengasihani: “Baik lah, papa berjanji padamu, sekarang pergi ke sekolah sama papa ya?”

“Ok.” Qiang Qiang menganggukkan kepala.

Mo Ziqian membuka pintu mobil bagian belakang, mau memanggil Qiang Qiang masuk ke dalam, aku memanggil: “Sebentar!”

Mo Ziqian menoleh: “Aku tidak akan menyembunyikan Qiang Qiang, tenang lah!”

Perkataan pria itu membuat leherku tersumbat, saat itu aku sepertinya kelihatan kembali kehangatan dan kelembutan dari Mo Ziqian, aku agak sulit membuka mulut: “Jangan mengatakan apapun dengan ibumu, aku bisa menyelesaikan urusanku sendiri.”

Mo Ziqian dengan beku mendalam melihatku, lama sekali baru mengeluarkan satu kata: “Baiklah.”

Mo Ziqian membawa Qiang Qiang pergi, hatiku menjadi sedih tidak jelas. Seumur hidup ini, aku dan Mo Ziqian sudah ditakdirkan hidup di jalan berbeda dan menjadi orang asing!

Dengan suasana hati yang gelap aku datang ke Kaiwelz, baru saja meletakkan tas, belum sempat menyalakan komputer, kemudian kelihatan atasan berjalan kemari, seorang pria Inggris menggunakan bahasa Inggris yang lancar berkata padaku: “Lin, segera siap-siap sebentar, pergi dinas ke Ottawa.”

Perkataan atasan ini membuatku terkejut tercengang, “Atasan, ini sangat tiba-tiba sekali, aku sama sekali tidak ada persiapan.”

Atasan: “Masalah tiba-tiba terjadi, yang awalnya bertugas atas projek ini, Weina, sedang sakit, bos menunjukmu untuk pergi.”

Bos menunjuk, ternyata Wen Yiru yang menunjukku.

“Baik lah.” Aku tidak bisa berbicara apa-apa lagi, mulai bersiap-siap untuk kerja dinas luar kota.

Tapi beberapa hari ini bagaimana dengan Qiang Qiang? Sambil membereskan barang aku sambil berpikir keras. Aku tidak ingin menyerahkannya ke Mo Ziqian.

Ketika di dalam otakku terbesat bayangan Tuan Kelima, aku bimbang sejenak, menelponnya. Mendengarkan suaraku pihak sana merasa sangat luar biasa di luar dugaan: “Kenapa, rindu aku?”

Aku: “Aku mau meminta kamu bantu aku merawat Qiang Qiang beberapa hari, paling lama satu minggu aku sudah kembali, oh ya, aku mau dinas ke Ottawa.”

Tuan Kelima: “Ottawa? Begitu jauh! Apakah nenek tua itu mempersulit kamu. Dengar perkataanku, segeralah lepas dari dia, print satu tiket pulang, aku yang akan menghidupimu.”

Tuan Kelima mencerocos, namun aku sudah tidak ada waktu berbicara dengannya lagi, “Baiklah, aku sudah mau pergi, Bye bye..”

Aku pun dengan begitu tak ada persiapan pergi ke Ottawa.

Malam hari di hotel, aku mandi dengan sekujur badan yang lelah, baru saja siap-siap naik ke ranjang beristirahat, malah menerima telpon dari Tuan Kelima: “Qiang Qiang, bukannya mau berbicara dengan mamamu kan? Ayo bilang.”

Suara Qiang Qiang yang imut menyebar kemari: “Mama, kamu sudah selesai kerja belum? Aku di tempat ayah angkat, dia bisa merawatku, juga mengantar dan menjemputku pergi ke sekolah, kamu jangan khawatir denganku.”

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu