Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 238 Munafik (2)
Tuan Kelima memberikan Qiang Qiang angpao, "Nah, ini angpao keberuntungan dari papa."
Qiang Qiang: "Terima kasih, Papa."
Tuan Kelima memegang kepala Qiang Qiang dengan penuh kasih sayang, "Sama-sama."
Telepon berdering, Tuan Kelima pergi mengangkat telepon, mukanya yang tersenyum seketika menghilang ketika mendengar suara di telepon, suaranya tiba-tiba berubah, "Aku tidak akan pergi, kalau mau pergi, kalian pergi sendiri."
Aku dan Qiang Qiang memandang Tuan Kelima, "Ada apa?"
Aku sedikit khawatir, Tuan Kelima terlihat sangat marah, aku tidak tahu siapa yang meneleponnya.
Tuan Kelima duduk dan mengerutkan alisnya, "Chen Hui, dia ingin kita besok pagi pergi ke sana untuk memberi salam Tahun Baru, aku tidak akan pergi."
Aku diam, kemudian berkata lagi: "Ayo kita pergi, bagaimanapun dia adalah ayahmu, besok adalah Hari Pertama Tahun Baru, kamu sebagai seorang putra, memang seharusnya pergi memberi ucapan Tahun Baru."
Wajah Tuan Kelima sangat buruk, "Tapi aku tidak mau pergi, kapan dia pernah memperlakukanku sebagai putranya?"
Selesai dia mengatakannya, dia bangkit dan meninggalkan meja makan.
Hari Tahun Baru
Di pagi hari, Chen Hui menelepon ke aku. "Xiao Xiao, kamu datang dengan Tuan Kelima ya, aku tidak bisa membujuknya, tetapi kamu bisa. Sekarang adalah tahun baru, dia sebagai seorang putra seharusnya pulang ke rumah untuk melihat orang tua. Lagi pula, kesehatan pak tua tidak terlalu baik baru-baru ini, dia semakin perlu pulang untuk melihatnya. "
"Baik."
Menutup telepon, aku berpikir bagaimana cara membujuk Tuan Kelima untuk pulang melihat ayahnya.
Tuan Kelima mengurungkan dirinya di ruang belajar, dan tidak keluar untuk waktu yang lama. Aku dengan pelan mendorong pintu ruang belajar dan melihat dia berdiri di depan jendela dan suasana hatinya tidak baik.
"Kamu tidak perlu membujukku, aku tidak akan pergi."
Tuan Kelima sepertinya tahu apa yang ingin aku katakan, dia berbalik badan dan berkata dengan suaranya yang rendah dan serius.
Kemudian jalan keluar.
Aku diam sejenak, kemudian mengikutinya, "Mari kita kembali dan melihatnya. Chen Hui berkata bahwa kesehatan pak tua tidak baik belakangan ini. Bagaimanapun, umurnya sudah tua, kita tidak perlu perhitungan dengannya."
Tuan Kelima: "Aku boleh tidak perhitungan dengannya, tetapi ketika aku pergi ke rumahnya, aku akan memikirkan ibuku yang kasihan, Dia hidup manis dengan wanita lain, tetapi membuat ibuku menjadi janda hidup, ketika ibuku sakit parah, dia tidak pernah pergi melihatnya. "
Suara Tuan Kelima tersedak, dan aku juga sangat sedih.
Aku berjalan ke dia dan memeluknya, "Aku bisa mengerti. Jika kamu tidak ingin pergi, maka kita tidak akan pergi, oke?"
Emosi Tuan Kelima tiba-tiba tidak bisa dikendalikan, dia berada di pelukanku dan tiba-tiba menangis. Air matanya mengalir. Pria itu tidak gampang untuk meneteskan air mata, kecuali memang merupakan hal yang sangat menyedihkan. Aku belum pernah melihat Tuan Kelima yang seperti ini. Pada saat ini, dia seperti anak kecil yang sedih, dan aku hanya bisa memeluknya erat dan menggunakan pelukanku untuk membujuknya.
Sepanjang pagi hari ini, suasana hati Tuan Kelima sangat sedih. Pada sore hari, dia keluar sebentar, meskipun dia tidak memberitahuku ke mana dia pergi, tetapi bau asap dupa dari badannya, aku tahu bahwa dia pergi ke kuburan ibunya. .
Aku tidak bertanya apa-apa, aku menyiapkan pakaian bersih, dia pergi ke kamar mandi, dan aku menunggunya di luar.
Setelah dia selesai mandi, dia tampaknya sedikit lebih semangat dari sebelumnya, dan suasana hatinya juga tidak sesedih sebelumnya.
"Ada pertunjukan di malam hari, apakah kamu mau pergi melihatnya?"
Dia bertanya sambil mengancing kancing pakaian.
"Pertunjukan apa?"
Aku tidak tertarik dengan pertunjukan apa pun, aku hanya ingin tinggal di rumah, tetapi dia tampaknya telah mengubah suasana hatinya, aku sangat senang dan ingin menemaninya.
"Opera, tarian dan drama. Yang mana yang ingin kamu lihat?"
Mata Tuan Kelima memancarkan kembali kehangatan seperti dulu.
Aku berpikir-pikir, aku tidak tertarik pada opera dan tidak pintar menghargai tarian. "Drama!"
Tuan Kelima mengangguk.
Setelah makan malam, Tuan Kelima bersama aku dan Qiang Qiang pergi ke Gedung Teater.
Sebuah drama lama, dimainkan oleh aktor baru, sehingga memiliki perasaan yang berbeda.
Aku melihatnya dengan senang, Qiang Qiang tidak mengerti, sehingga tertidur di samping, Tuan Kelima sangat fokus, tetapi matanya menunjukkan kesedihan.
Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan saat ini.
Aku dengan lembut memegang tangannya dan dia menoleh, aku melihat sesuatu yang jelas berkedip di matanya, ternyata dia sedang menangis.
"Ini adalah favorit ibuku."
Jantungku tiba-tiba sakit, dan aku hanya bisa memegang tangannya dengan erat.
"Ziqian, bukankah itu Qiang Qiang?"
Tiba-tiba suara yang terdengar itu memecahkan suasana sedih ini.
Aku menoleh dan melihat ada dua sosok yang duduk di tempat bersebelahan dari kami di barisan yang sama, yaitu Mo Ziqian dan Lin Xueman, drama telah dimulai selama setengah jam, dan mereka baru saja tiba, dan kebetulan, mereka duduk di barisan yang sama bersama kami.
Mo Ziqian melirik ke sisi ini, matanya sangat berat dan dia tidak mengatakan apa-apa.
Lin Xueman menatap ke kami lagi dan berkata pada dirinya sendiri: "Qiang Qiang ada di sini juga bagus, nanti sambil membawa Qiang Qiang pulang, ayah sangat merindukan QIang Qiang, jangan biarkan orang tua terlalu sedih."
Ekspresi wajah Mo Ziqian tampak dingin, "Aku tidak bisa memutuskan ini."
Lin Xueman mengerutkan kening dan tampaknya sangat marah.
Pertunjukan telah berakhir, Tuan Kelima pergi membawa mobil. Lin Xueman berjalan mendekat dan memanggil kami di depan pintu teater: "Tunggu sebentar!"
Kemudian dia berkata dengan penuh kebenaran: "Lin Xiao, jangan terlalu egois, Qiang Qiang adalah anakmu, tetapi dia juga merupakan keturunan keluarga Mo, kamu tidak boleh membiarkan ayah dan kakeknya tidak bisa melihatnya pada tahun baru! "
Apa yang paling aku kagumi Lin Xueman adalah munafik untuk memikirkan untuk orang lain.
Aku merasa lucu dan berkata: "Apakah kamu tahu apa yang paling aku kagumi darimu? Kamulah yang memikirkan segalanya untuk orang lain, sangat munafik, Lin Xueman, orang yang aku, Lin Xiao, paling kagumi di dunia ini adalah kamu."
"Kamu ..."
Lin Xueman terdiam oleh kata-kataku, dan aku telah berbalik, membawa Qiang Qiang pergi.
Tuan Kelima membawa mobil datang, aku dan Qiang Qiang naik ke mobil, dan Tuan Kelima bertanya: "Kedua orang itu mencari masalah lagi?"
"Tidak." Aku duduk di belakang.
Tuan Kelima tidak mengatakan apa-apa, mobil terus melaju dan bergabung dengan mobil-mobil di jalan.
Dini keesokan hari, Tuan Kelima akhirnya pergi melihat pak tua. Dia memang seperti ini, mulutnya keras, tetapi hatinya lembut. Pak tua adalah orang yang memberinya kehidupan, Chen Hui mengatakan bahwa kesehatan pak tua tidak terlalu baik belakangan ini, bagaimanapun dia tetap khawatir padanya. Sebelum dia pergi, aku bertanya kepadanya apakah aku perlu pergi bersamanya.
Dia berkata: Istirahatlah di rumah, kamu pergi hanya akan mencari kemarahan untuk diri sendiri.
Apa yang dia katakan sama seperti yang aku pikirkan, aku bertanya ini hanya karena aku adalah menantu pak tua. Jika aku pergi, wajah semua orang akan terlihat baik, tetapi jika aku benar-benar pergi, aku takut bahwa hatiku akan tidak nyaman, karena pasangan suami dan istri itu tidak tahu akan mengucapkan kata-kata apa yang tidak enak didengar.
Setelah bertemu dengan mereka berkali-kali, dan aku telah memiliki pemahaman yang mendalam.
Tuan Kelima pulang pada siang hari, setelah pulang, dia sendirian duduk diam di ruang tamu dalam waktu yang lama. Aku tahu pasti pak tua mengatakan sesuatu lagi.
Aku benar-benar sakit hati melihatnya begitu.
"Apakah kamu baik-baik saja?"
Aku bertanya dengan khawatir.
Tuan Kelima menghela nafas, "Aku benar-benar mencari masalah untuk diri sendiri, mengapa aku harus pergi ke sana? Aku punya istri dan anak di sini, apakah tidak baik untuk menjalani hari-hariku sendiri?"
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyAwesome Guy
RobinUangku Ya Milikku
Raditya DikaHusband Deeply Love
NaomiMy Lady Boss
GeorgeYama's Wife
ClarkUnplanned Marriage
MargeryThe Richest man
AfradenCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)