Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
Aku tak tertahan menatap ke arah Mo Ziqian, benar-benar terlihat wajahnya yang tampan berubah.
Hatiku tiba-tiba terasa dingin, Chen Liyan dalam hati pria ini, adalah yang terpenting. Aku memejamkan mataku dalam-dalam dan membukanya, menghadap Tuan Kelima dan berkata: “Apakah kamu datang menjemputku? Aku tidak nyaman tinggal di sini, aku ingin kembali.”
Mata Tuan Kelima yang indah memandang ke arahku, menatapku selama beberapa detik, lalu mendekatiku. Dia maju dan menggendongku, melangkah keluar dari kamar pasien bagai tiada orang di sekitar.
Keluar dari gedung rumah sakit, Chen Hui mengejar keluar, “Ke mana kamu membawanya?”
Tuan Kelima: “Pulang ke rumah.”
Selesai berkata, dia menggendongku dan berjalan menuju ke mobilnya di tempat parkir.
Aku digendong masuk ke mobil oleh Tuan Kelima, duduk di bagian depan samping pengemudi, dan Tuan Kelima membantuku mengenakan sabuk pengaman, barulah berjalan ke temat duduknya mulai mengendarai mobil.
“Antar aku kembali ke apartemen Bibi Wen.” Mobil mulai bergerak. Aku bersandar di belakang kursi dan berkata dengan suasana hati yang kosong.
Tatapan Tuan Kelima yang ganas melirik ke arahku, “Memakaiku sebagai alasan, setelah menggunakan langsung buang?”
Aku langsung terdiam, tertegun menatapnya.
Tuan Kelima tidak lagi berbicara, mobil tiba-tiba menaikkan kecepatan, melaju di jalan yang ramai.
Tuan Kelima mengantarku kembali ke apartemen Bibi Wen, dan ketika mobil berhenti, pandangannya yang dingin sekali lagi melirik kearahku: “Sudah melihatkan, Dimata Mo Ziqian kamu bukan siapa-siapa, Chen Liyan barulah yang paling penting. Kalau kamu ingin bodoh terus mencintainya, aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa, sekarang kamu sudah boleh pergi!”
Ujung hatiku seperti ditusuk dengan pisau oleh seseorang, tiba-tiba merasa sangat tidak nyaman. Tanpa mengatakan apapun aku menarik pintu dan pergi.
Malam yang sunyi, aku insomnia, mengingat banyak waktu di masa lalu, aku menyangka diriku adalah satu-satunya di mata Mo Ziqian, tetapi ternyata bukan, orang yang selalu dia pedulikan hanyalah Chen Liyan. Ketika aku bangun, langit sudah terang, Qiang-Qiang menelepon video call, aku menolak mengangkatnya, kemudian aku mengirim pesan dan memberitahunya bahwa sekarang sedang sibuk, dan tidak dapat melakukan video call, jadi Qiang-Qiang tidak menelepon datang lagi.
Bibi Wang mengetuk pintu: “Nona Lin, Tuan Mo datang.”
Ketidaknyamanan di hatiku memenuhi dadaku lagi: “Bilang aku tidak ada di sini.”
Bibi Wang membalik badan akan pergi, Mo Ziqian sudah naik, “Wanwan?”
Tendengar suaranya yang lembut, hatiku kaget. Aku membalikkan badan dan berwajah dingin: “Tuan Mo, ada urusan apa?”
Meskipun aku sudah tidak memiliki harapan apapun terhadap masa depan kami, tetapi tidak tahu mengapa, reaksinya semalam ketika mengetahui apa yang dilakukan Tuan Kelima, membuat hatiku ada perasaan yang tak terungkapkan.
Mo Ziqian masuk dan tatapannya yang mendalam, “Aku tahu apa yang kamu pikirkan, kamu pasti berpikir, dalam hatiku, kamu tidak dapat dibandingkan dengan Chen Liyan, tetapi apakah kamu percaya? Aku sangat jijik padanya, dia sudah lama sebagai sampah di hatiku.
Video dia dan Cheng Ziang yang kamu rekam dihapus olehku karena ia adalah ibu Sisi, kalau reputasi Chen Liyan hancur, maka kehidupan Sisi akan terpengaruh, sebagai ayahnya, aku memiliki tanggung jawab untuk melindungi putriku dari bahaya. Waktu itu, Chen Liyan diberi obat, dan aku menyalahkanmu juga karena alasan ini. Tetapi kemarin tidak.
Aku hanya terkejut Tuan Kelima akan meletakkan narkoba di apartemen Chen Liyan, dia bisa melakukan semua ini, ada hal apa lagi yang tidak bisa dia lakukan.”
“cukup.” Aku tidak ingin mendengarkan Mo Ziqian, Tuan Kelima melakukan ini untukku. Dia tidak ragu untuk melanggar hukum karena aku, itu juga membuatku melihat dengan jelas siapa yang paling peduli padaku.
“Masalah kita berdua sampai di sini, kamu masih sebagai ayahnya Qiang-Qiang, tetapi tidak lagi sebagai suamiku, mari kita mencari waktu untuk melakukan prosedur perceraian!”
Sampai sekarang, aku benar-benar kecewa dengan hubungan pernikahan bersama Mo Ziqian.
Mo Ziqian berkata dengan menyakitkan, “Wanwan, jangan begitu ceroboh.”
“Pergilah kamu!” Aku menutup wajahku dengan sakit hati.
Mo Ziqian: “Ok, cepat atau lambat suatu hari nanti kamu pasti akan benar-benar mengerti hatiku.”
Mo Ziqian telah pergi, aku kehilangan kekuatan dan duduk lumpuh di ranjang.
Perawatan tulang belakang masih berlangsung, tetapi Tuan Kelima tidak datang menjemputku lagi, aku pergi ke sana sendirian. Dalam beberapa hari itu, Tuan Kelima tidak pernah muncul. Lan Ke sangat terkejut melihat kepalaku yang terlilit kain kasa. Dia pasti tidak akan melepaskan kesempatan untuk menyindirku.
Dia memiringkan kepala dan memeluk dadanya, berpenampilan licik: “Hei, bagaimana bisa terluka? Apakah karena kedua priamu cemburu dan bertarung lalu melukaimu?”
“Pergi!” Aku berteriak.
Lan Ke: “Kalau aku pergi, siapa yang akan menyembuhkanmu, aku Lan Ke adalah ahli penyembuh tulang belakang yang hebat. Lagipula, Ini adalah rumahku, yang seharusnya pergi juga adalah kamu.”
Dia berkata, sambil melipat lengan kemejanya ke atas dan berjalan ke belakang dan mulai memijatku.
Meskipun mulut orang ini kejam, tetapi ahli medisnya sangat hebat.
Leherku pulih dengan cepat, pada perawatan terakhir, Lan Ke mendekat ke wajahku dan mengerutkan kening melihatku: “Aku melihatmu, benar-benar merasa akrab, seolah-olah pernah melihatmu sebelumnya. Hei, mungkinkah kamu adalah kelahiran kembali bibiku itu!”
Bruhhh. Aku hampir menyembur keluar seteguk air, dan air tersisa separuh dalam gelasku dituangkan ke wajah Lan Ke yang tampan, “Kamulah kelahiran kembali bibimu, gila!”
Lan Ke mengulurkan tangannya dan mendorong wajahku, dia memarahiku dengan nada tidak senang “Kasar sekali”.
Aku memelototinya dengan kejam, mengambil tas tangan dan pergi.
“Hei, lebih berhati-hati di masa depan, kalau tidak tahu lelah bisa merusak lehermu lagi, dokter dewa pun tidak bisa menyembuhkanmu!” Suara Lan Ke terdengar dari belakang, aku mengabaikannya, langsung menutup pintu dan pergi.
Namun, kata-katanya benar. Aku tidak boleh lagi bekerja keterlaluan di masa depan, melukai tubuhku, yang menderita adalah diri sendiri, dan tidak ada lagi yang akan mengeluarkan empat miliar untuk menyembuhkan leherku.
Setelah jahitan luka di kepala dilepaskan, aku kembali ke Kanada. Sebelum berangkat, aku memotong rambut dan mengkeritingkan. Qiang-Qiang dan Wen Yiru sama sekali tidak kelihatan kalau aku pernah terluka.
Tiga hari kemudian, lampu vila di seberang menyala lagi, dan aku tahu itu adalah Tuan Kelima. Kali ini tidak menunggu dia menggunakan teleskop untuk mengintipku, aku sendiri pergi mencarinya.
Pada waktu itu, matahari mulai terbenam. Aku berdiri di luar pintunya dan mengetuk. Tuan Kelima membuka pintu rumah dan melirikku dengan tatapan samar. Lalu berkata dengan dingin, “Aku lapar, ingin makan mie.”
Dia sepertinya baru turun dari pesawat, bagasi masih diletakkan di aula lantai satu. koper masih belum dibuka, wajahnya yang tampan masih terlihat lelah, naik ke atas sambil melepaskan pakaiannya.
Aku menemukan dapur Tuan Kelima dan menemukan bahwa itu sama dengan dapur apartemen di China, selain peralatan dapur, tidak ada makanan lainnya.
Dan supermarket di sini sangat jauh, harus mengemudi ke luar sepuluh mil. Tidak mudah untuk membeli bahan-bahan makanan, aku hanya bisa kembali ke apartemen Wen Yiru dan meminta beberapa dengan ibu pengasuh, kemudian kembali dan membantu Tuan Kelima menyiapkan makan malam.
Makan malam sudah disiapkan, aku meletakkannya di atas meja, Tuan Kelima telah mandi, mengenakan satu set pakaian kasual yang bermotif kotak-kotak, rambutnya sedikit basah, seluruh tubuhnya terlihat semakin tampan.
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroAdore You
ElinaSuami Misterius
LauraInnocent Kid
FellaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangHis Second Chance
Derick HoAir Mata Cinta
Bella CiaoCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)