Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 245 Keracunan Makanan (1)

“Wanita murahan yang begitu picik seperti dia sudah seharusnya dilempar ke India!” ketika didalam mobil Aisha mengomel sambil menggertakkan gigi.

Aku juga tidak menyangka Lin Xueman bisa sejahat itu, aku selalu merasa dia hanya berusaha membuat Mo Ziqian percaya padanya sehingga bersikap begitu picik, begitu mulia, namun dibalik sikapnya yang terlihat bermulia, ada seorang wanita berhati jahat yang siap menghabisi siapapun yang menghalangi rencananya.

“Kak, kata Lin Xueman dia tidak menyangka kalau kepala sekolah menghubungi Mo Ziqian itu maksudnya apa, kelihatannya Lin Xueman sama sekali tidak tahu kejadian hari itu, Mo Ziqian bisa datang ke sekolah, jangan-jangan dia terus memperhatikan kalian? Apakah dia masih memikirkan kalian?”

“Sembarangan bicara!”

Aku melempar satu kata untuk menutup mulut Aisha.

Namun sebenarnya aku juga bingung, sekolah itu merupakan TK yang dipilih langsung oleh Tuan kelima untuk Qiang Qiang, kami sama sekali tidak memberitahu Mo Ziqian dimana Qiang Qiang bersekolah, namun kelihatannya dia sudah tahu sejak awal dimana Qiang Qiang berada.

Ketika pulang kerumah, aku menceritakan kejadian hari ini pada Tuan kelima, ia mengkerutkan alis sambil berkata : “Lin Xueman, rasa cintanya kini sudah menjadi benci.”

“Apa maksudmu?”

Tuan kelima :”Mo Ziqian menggantikanmu menerima peluru itu, lalu ia selalu berkata kalau ia tidak ingin Qiang Qiang kehilangan mama, namun dimata Lin Xueman tidak seperti itu. Dia pasti mengira kalau Mo Ziqian belum move on dari kamu, sehingga cintanya berubah menjadi kebencian, lalu mencari orang tua murid lain mengusir Qiang Qiang pergi, kemudian membuat nama baikmu dan Qiang Qiang hancur.”

“Kamu berpikir terlalu jauh, Mo Ziqian tidak pernah mencintaiku.”

Aku tidak setuju dengan apa yang dipikirkan Tuan kelima.

Tuan kelima hanya tersenyum, senyumannya begitu mempesona, ia mengangkat tangannya lalu menepuk bahuku.

“Tidak perduli apapun yang terjadi, dua tamparanmu itu sangat tepat, jika aku sebagai kamu, aku akan menamparnya sampai giginya rontok.”

Bibirku menganngkat, Tuan kelima yang begitu sadis aku juga pernah melihatnya, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana dia memukul seorang wanita di bar sampai tersungkur di tanah.

Keesokan harinya, aku menemani Tuan kelima menengok ayahnya yang koma dirumah sakit.

Terdengar suara pertengkaran dari dalam ruang rawat, dan itu terdengar seperti suara Xu Jingya dan Chen Hui.

Xu Jingya : “Diobati bolak balik seperti ini masih juga belum sadar, lebih baik cabut saja semua alat tuan besar agar dia bisa lebih cepat istirahat dengan tenang.”

Chen Hui : “Tidak bisa seperti itu, bagaimana jika sesaat lagi ayah kembali sadar secara tiba-tiba? Selama masih ada harapan, meskipun itu sangat kecil, kita tidak boleh menyerah.”

Xu Jingya : “Tapi ini sudah lebih dari sebulan, tuan besar sama sekali tidak ada tanda akan sadar, jika terus seperti ini hanya akan menyusahkan semua orang.”

Mendengar suara gaduh dari dalam, aku terkejut, tuan besar baru koma selama sebulan Xu Jingya sudah tidak sabar? Semasa hidup Tuan besar memanjakannya bagai permata.

Demi dia, meninggalkan anak dan istri, semua hal jahat dilakoni. Siapa yang menyangka, bahkan sebuah kesempatan untuk terus hidup saja tidak bisa ia berikan.

Tuan kelima tidak bisa menahan diri dan langsung mendorong pintu masuk, ia berkata dengan nada sangat sinis : “Si pak tua baru koma satu bulan saja kamu sudah mau dia mati?”

Lalu ia berkata pada ayahnya yang tidak sadarkan diri dengan nada mengasihani : “Sekarang kamu bisa lihat sendiri kan? Ini adalah wanita yang membuatmu meninggalkan anak dan istri, sekarang dia bahkan tidak ingin memberikan kesempatan padamu untuk terus hidup, ia sedang berusaha mencari cara untuk mengakhiri hidupmu!”

Wajah Xu Jingya langsung berubah canggung, “Kamu jangan berkata seperti itu, aku bukannya ingin Tuan besar mati, aku hanya tidak ingin melihatnya terus menderita seperti ini.”

Setelah mengatakannya, ia berbalik lalu menggandeng tangan Tuan besar : “Tuan, bagaimana mungkin aku menginginkan kamu mati? Aku hanya…. Aku hanya tidak tega melihatmu disiksa oleh peralatan yang dingin ini, bagaimana mungkin aku tidak meginginkanmu bangun? Huhuhuhuhu……..”

Xu Jingya malah menangis.

Tuan kelima ingin mengatakan sesuatu, namun ditarik oleh Chen Hui, Chen Hui memberi isyarat padaku dan juga Tuan kelima untuk keluar, Tuan kelima tidak rela namun ia tetap keluar.

Chen Hui juga ikut keluar, dia berkata dengan lirih : “Bagaimanapun sudah menjadi suami istri begitu lama, dia tidak akan melakukan apapun, ucapannya tadi hanya sekedar ucapan saja, jangan kamu anggap serius.”

“Sekarang dia mengurus Jiao Jiao seorang diri, sebenarnya cukup kasihan juga.”

Tuan kelima mendengus, ia tidak setuju dengan apa yang dikatakan Chen Hui.

Chen Hui : “Malam ini biar aku yang berjaga disini, kalian berdua pulanglah, Xiaoxiao sedang hamil, kamu harus lebih banyak menemaninya.”

Sejak ayahnya masuk rumah sakit, Chen Hui juga cukup sering menjaga dirumah sakit, meskipun hanya anak angkat, namun ia tidak kalah dengan anak kandungnya yang menjaga tuan tua dengan begitu tulus.

Sejak keluar dari pintu rumah sakit, ekspresi wajah Tuan kelima terlihat begitu buruk, dia menyetir sambil berkata : “Entah bagaimana perasaan si pak tua itu jika dia mendengar ucapan wanita itu, semoga otaknya masih sadar sehingga bisa melihat siapa wanita itu sebenarnya.”

Xu Jingya ingin menghentikan pengobatan Tuan besar cukup membuatku terkejut, aku pikir dia akan mengobati Tuan besar hingga detik terakhir, siapa yang menyangka baru sebulan ia sudah tidak sabar.

Dalam sekejap mata setengah bulan berlalu, sudah waktunya untuk pemeriksaan kehamilan lagi, aku dan tuan kelima mengajak Qiang Qiang ke rumah sakit, aku sudah berjanji pada Qiang Qiang untuk mengajaknya melihat adik bayi yang berada di dalam perutku, anak ini sangat bersemangat menanti datangnya hari ini.

Di rumah sakit yang paling bagus di kota ini, kami bertemu dengan Mo Ziqian, dia berdiri didepan pintu ruang USG B, menundukkan kepala sambil terdiam, entah sedang memikirkan apa.

Qiang Qiang memanggil papa, Mo Ziqian menengok kemari, diwajahnya sama sekali tidak ada ekspresi senang ataupun bahagia, hanya menjawab dengan nada yang begitu datar, dan ini membuat Qiang Qiang begitu kecewa.

Ketika itu pintu ruang USG B terbuka, Lin Xueman berjalan keluar dari dalam, dia terlihat begitu khawatir, ia melirik kearahku dan juga Tuan kelima, ketika ia melihat Qiang Qiang, senyum indah juga ramah langsung mengembang di wajahnya, lalu berjalan menghampiri Qiang Qiang, “Qiang Qiang, nanti Tante dan papa mau pergi makan, kamu ikut kami ya? Kami sangat merindukanmu.”

Qiang Qiang menggeleng, dia menatap Lin Xueman dengan dingin, namun Lin Xueman tidak tersinggung, senyum diwajahnya juga tidak berkurang, ia mengangkat tangan, lalu mencubit pipi Qiang Qiang seperti sangat menyayanginya, “ayo, ikut dengan kami saja?”

Qiang Qiang tetap menggeleng.

Lin Xueman menghela nafas dengan kecewa, berdiri tegak lalu berkata : “Baiklah kalau begitu, kapanpun kamu merindukan papa kamu bisa menelfon Tante, tante akan datang menjemputmu.”

Setelah mengatakannya, ia tersenyum pada Qiang Qiang lalu menggandeng tangan Mo Ziqian : “Ziqian, Qiang Qiang tidak mau pergi, kita saja yang pergi, jika kelaparan putramu akan sembarangan menendang.”

Lin Xueman berkata sambil meletakkan tangannya diperut, ia ingin membuat orang memperhatikan dan tahu kalau bayi dalam perutnya itu anak laki-laki.

Mo Ziqian mengangguk lalu keduanya pergi.

Aku menatap Lin Xueman yang sedang asik berakting didepan kami, jelas-jelas kedoknya sudah terbongkar namun ia masih saja bertingkah seolah tidak terjadi apapun.

“Kelihatannya gelar pemeran terbaik didunia sudah direbut oleh Lin Xueman.” Aku hanya bisa mneghela nafas.

Tuan kelima : “Tidak mudah juga menjadi dia, setiap hari hidup dengan memakai topeng seperti itu, jelas-jelas sangat membenci, namun masih harus memasang senyuman dan berpura-pura suka, aku yang melihat saja merasa begitu lelah.”

Kami membuka ruang USG B sambil berbicara.

Orang yang bertugas diruang USG ini merupakan teman Tuan kelima, temannya itu menjelaskan apa yang muncul dilayar dengan begitu sabar : “Lihat, ini wajahnya yang kecil, nah ini tangan kecilnya sedang menggapai sesuatu, , hm, ini merupakan seorang gadis kecil berlengan jenjang yang sangat cantik loh.”

Tuan kelima terlihat begitu senang, “Maksudmu ini bayi perempuan?”

Dokter : “Em, seorang bayi perempuan.”

Qiang Qiang langsung berseru, “Aku akan punya adik perempuan? Asik sekali.”

Ternyata seorang bayi perempuan, aku akan punya anak perempuan, seorang anak laki-laki dan anak perempuan, kebetulan, aku merasa sangat senang, namun aku takut Tuan kelima akan kecewa, namun ketika aku melihat senyuman diwajahnya, aku langsung merasa lega.

Benar, dia pernah bilang, anak laki-laki ataupun anak perempuan semuanya suka.

Begitu keluar dari rumah sakit, kedua ayah dan anak itu kegirangan sekali, Qiang Qiang duduk disampingku sambil mengoceh tidak berhenti, “Aku akan punya adik perempuan, aku mau membelikannya boneka, lalu membelikan gaun yang lucu untuknya, aku juga akan bercerita untuknya.”

Tiba-tiba ia menoleh, mata besarnya berkedip, “Mama, aku tidak bisa mengikat rambut, nanti kamu ikatkan rambut yang cantik untuknya ya?”

“Ok!”

Aku menjawab dengan senang.

Tuan kelima juga berseru, “Seorang putra juga seorang putri, lengkap sudah keluargaku.”

Sepanjang jalan senyum tidak pernah putus dari wajahnya, begitu masuk rumah, ia menarikku kedalam kamar dengan wajah tidak sabar, setelah ia menutup pintu kamar, ia langsung menyibak bajuku, perutku yang buncit menonjol keluar, ia berlutut dihadapanku sambil menempelkan wajahnya ke perutku, “Kesayangan papa, papa sudah tidak sabar ingin menggendongmu.”

Tuan Kelima berkata sambil menggesekkan wajahnya keperutku, lalu tiba-tiba aku mendengar suara aduh.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu