Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 245 Keracunan Makanan (1)
“Wanita murahan yang begitu picik seperti dia sudah seharusnya dilempar ke India!” ketika didalam mobil Aisha mengomel sambil menggertakkan gigi.
Aku juga tidak menyangka Lin Xueman bisa sejahat itu, aku selalu merasa dia hanya berusaha membuat Mo Ziqian percaya padanya sehingga bersikap begitu picik, begitu mulia, namun dibalik sikapnya yang terlihat bermulia, ada seorang wanita berhati jahat yang siap menghabisi siapapun yang menghalangi rencananya.
“Kak, kata Lin Xueman dia tidak menyangka kalau kepala sekolah menghubungi Mo Ziqian itu maksudnya apa, kelihatannya Lin Xueman sama sekali tidak tahu kejadian hari itu, Mo Ziqian bisa datang ke sekolah, jangan-jangan dia terus memperhatikan kalian? Apakah dia masih memikirkan kalian?”
“Sembarangan bicara!”
Aku melempar satu kata untuk menutup mulut Aisha.
Namun sebenarnya aku juga bingung, sekolah itu merupakan TK yang dipilih langsung oleh Tuan kelima untuk Qiang Qiang, kami sama sekali tidak memberitahu Mo Ziqian dimana Qiang Qiang bersekolah, namun kelihatannya dia sudah tahu sejak awal dimana Qiang Qiang berada.
Ketika pulang kerumah, aku menceritakan kejadian hari ini pada Tuan kelima, ia mengkerutkan alis sambil berkata : “Lin Xueman, rasa cintanya kini sudah menjadi benci.”
“Apa maksudmu?”
Tuan kelima :”Mo Ziqian menggantikanmu menerima peluru itu, lalu ia selalu berkata kalau ia tidak ingin Qiang Qiang kehilangan mama, namun dimata Lin Xueman tidak seperti itu. Dia pasti mengira kalau Mo Ziqian belum move on dari kamu, sehingga cintanya berubah menjadi kebencian, lalu mencari orang tua murid lain mengusir Qiang Qiang pergi, kemudian membuat nama baikmu dan Qiang Qiang hancur.”
“Kamu berpikir terlalu jauh, Mo Ziqian tidak pernah mencintaiku.”
Aku tidak setuju dengan apa yang dipikirkan Tuan kelima.
Tuan kelima hanya tersenyum, senyumannya begitu mempesona, ia mengangkat tangannya lalu menepuk bahuku.
“Tidak perduli apapun yang terjadi, dua tamparanmu itu sangat tepat, jika aku sebagai kamu, aku akan menamparnya sampai giginya rontok.”
Bibirku menganngkat, Tuan kelima yang begitu sadis aku juga pernah melihatnya, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana dia memukul seorang wanita di bar sampai tersungkur di tanah.
Keesokan harinya, aku menemani Tuan kelima menengok ayahnya yang koma dirumah sakit.
Terdengar suara pertengkaran dari dalam ruang rawat, dan itu terdengar seperti suara Xu Jingya dan Chen Hui.
Xu Jingya : “Diobati bolak balik seperti ini masih juga belum sadar, lebih baik cabut saja semua alat tuan besar agar dia bisa lebih cepat istirahat dengan tenang.”
Chen Hui : “Tidak bisa seperti itu, bagaimana jika sesaat lagi ayah kembali sadar secara tiba-tiba? Selama masih ada harapan, meskipun itu sangat kecil, kita tidak boleh menyerah.”
Xu Jingya : “Tapi ini sudah lebih dari sebulan, tuan besar sama sekali tidak ada tanda akan sadar, jika terus seperti ini hanya akan menyusahkan semua orang.”
Mendengar suara gaduh dari dalam, aku terkejut, tuan besar baru koma selama sebulan Xu Jingya sudah tidak sabar? Semasa hidup Tuan besar memanjakannya bagai permata.
Demi dia, meninggalkan anak dan istri, semua hal jahat dilakoni. Siapa yang menyangka, bahkan sebuah kesempatan untuk terus hidup saja tidak bisa ia berikan.
Tuan kelima tidak bisa menahan diri dan langsung mendorong pintu masuk, ia berkata dengan nada sangat sinis : “Si pak tua baru koma satu bulan saja kamu sudah mau dia mati?”
Lalu ia berkata pada ayahnya yang tidak sadarkan diri dengan nada mengasihani : “Sekarang kamu bisa lihat sendiri kan? Ini adalah wanita yang membuatmu meninggalkan anak dan istri, sekarang dia bahkan tidak ingin memberikan kesempatan padamu untuk terus hidup, ia sedang berusaha mencari cara untuk mengakhiri hidupmu!”
Wajah Xu Jingya langsung berubah canggung, “Kamu jangan berkata seperti itu, aku bukannya ingin Tuan besar mati, aku hanya tidak ingin melihatnya terus menderita seperti ini.”
Setelah mengatakannya, ia berbalik lalu menggandeng tangan Tuan besar : “Tuan, bagaimana mungkin aku menginginkan kamu mati? Aku hanya…. Aku hanya tidak tega melihatmu disiksa oleh peralatan yang dingin ini, bagaimana mungkin aku tidak meginginkanmu bangun? Huhuhuhuhu……..”
Xu Jingya malah menangis.
Tuan kelima ingin mengatakan sesuatu, namun ditarik oleh Chen Hui, Chen Hui memberi isyarat padaku dan juga Tuan kelima untuk keluar, Tuan kelima tidak rela namun ia tetap keluar.
Chen Hui juga ikut keluar, dia berkata dengan lirih : “Bagaimanapun sudah menjadi suami istri begitu lama, dia tidak akan melakukan apapun, ucapannya tadi hanya sekedar ucapan saja, jangan kamu anggap serius.”
“Sekarang dia mengurus Jiao Jiao seorang diri, sebenarnya cukup kasihan juga.”
Tuan kelima mendengus, ia tidak setuju dengan apa yang dikatakan Chen Hui.
Chen Hui : “Malam ini biar aku yang berjaga disini, kalian berdua pulanglah, Xiaoxiao sedang hamil, kamu harus lebih banyak menemaninya.”
Sejak ayahnya masuk rumah sakit, Chen Hui juga cukup sering menjaga dirumah sakit, meskipun hanya anak angkat, namun ia tidak kalah dengan anak kandungnya yang menjaga tuan tua dengan begitu tulus.
Sejak keluar dari pintu rumah sakit, ekspresi wajah Tuan kelima terlihat begitu buruk, dia menyetir sambil berkata : “Entah bagaimana perasaan si pak tua itu jika dia mendengar ucapan wanita itu, semoga otaknya masih sadar sehingga bisa melihat siapa wanita itu sebenarnya.”
Xu Jingya ingin menghentikan pengobatan Tuan besar cukup membuatku terkejut, aku pikir dia akan mengobati Tuan besar hingga detik terakhir, siapa yang menyangka baru sebulan ia sudah tidak sabar.
Dalam sekejap mata setengah bulan berlalu, sudah waktunya untuk pemeriksaan kehamilan lagi, aku dan tuan kelima mengajak Qiang Qiang ke rumah sakit, aku sudah berjanji pada Qiang Qiang untuk mengajaknya melihat adik bayi yang berada di dalam perutku, anak ini sangat bersemangat menanti datangnya hari ini.
Di rumah sakit yang paling bagus di kota ini, kami bertemu dengan Mo Ziqian, dia berdiri didepan pintu ruang USG B, menundukkan kepala sambil terdiam, entah sedang memikirkan apa.
Qiang Qiang memanggil papa, Mo Ziqian menengok kemari, diwajahnya sama sekali tidak ada ekspresi senang ataupun bahagia, hanya menjawab dengan nada yang begitu datar, dan ini membuat Qiang Qiang begitu kecewa.
Ketika itu pintu ruang USG B terbuka, Lin Xueman berjalan keluar dari dalam, dia terlihat begitu khawatir, ia melirik kearahku dan juga Tuan kelima, ketika ia melihat Qiang Qiang, senyum indah juga ramah langsung mengembang di wajahnya, lalu berjalan menghampiri Qiang Qiang, “Qiang Qiang, nanti Tante dan papa mau pergi makan, kamu ikut kami ya? Kami sangat merindukanmu.”
Qiang Qiang menggeleng, dia menatap Lin Xueman dengan dingin, namun Lin Xueman tidak tersinggung, senyum diwajahnya juga tidak berkurang, ia mengangkat tangan, lalu mencubit pipi Qiang Qiang seperti sangat menyayanginya, “ayo, ikut dengan kami saja?”
Qiang Qiang tetap menggeleng.
Lin Xueman menghela nafas dengan kecewa, berdiri tegak lalu berkata : “Baiklah kalau begitu, kapanpun kamu merindukan papa kamu bisa menelfon Tante, tante akan datang menjemputmu.”
Setelah mengatakannya, ia tersenyum pada Qiang Qiang lalu menggandeng tangan Mo Ziqian : “Ziqian, Qiang Qiang tidak mau pergi, kita saja yang pergi, jika kelaparan putramu akan sembarangan menendang.”
Lin Xueman berkata sambil meletakkan tangannya diperut, ia ingin membuat orang memperhatikan dan tahu kalau bayi dalam perutnya itu anak laki-laki.
Mo Ziqian mengangguk lalu keduanya pergi.
Aku menatap Lin Xueman yang sedang asik berakting didepan kami, jelas-jelas kedoknya sudah terbongkar namun ia masih saja bertingkah seolah tidak terjadi apapun.
“Kelihatannya gelar pemeran terbaik didunia sudah direbut oleh Lin Xueman.” Aku hanya bisa mneghela nafas.
Tuan kelima : “Tidak mudah juga menjadi dia, setiap hari hidup dengan memakai topeng seperti itu, jelas-jelas sangat membenci, namun masih harus memasang senyuman dan berpura-pura suka, aku yang melihat saja merasa begitu lelah.”
Kami membuka ruang USG B sambil berbicara.
Orang yang bertugas diruang USG ini merupakan teman Tuan kelima, temannya itu menjelaskan apa yang muncul dilayar dengan begitu sabar : “Lihat, ini wajahnya yang kecil, nah ini tangan kecilnya sedang menggapai sesuatu, , hm, ini merupakan seorang gadis kecil berlengan jenjang yang sangat cantik loh.”
Tuan kelima terlihat begitu senang, “Maksudmu ini bayi perempuan?”
Dokter : “Em, seorang bayi perempuan.”
Qiang Qiang langsung berseru, “Aku akan punya adik perempuan? Asik sekali.”
Ternyata seorang bayi perempuan, aku akan punya anak perempuan, seorang anak laki-laki dan anak perempuan, kebetulan, aku merasa sangat senang, namun aku takut Tuan kelima akan kecewa, namun ketika aku melihat senyuman diwajahnya, aku langsung merasa lega.
Benar, dia pernah bilang, anak laki-laki ataupun anak perempuan semuanya suka.
Begitu keluar dari rumah sakit, kedua ayah dan anak itu kegirangan sekali, Qiang Qiang duduk disampingku sambil mengoceh tidak berhenti, “Aku akan punya adik perempuan, aku mau membelikannya boneka, lalu membelikan gaun yang lucu untuknya, aku juga akan bercerita untuknya.”
Tiba-tiba ia menoleh, mata besarnya berkedip, “Mama, aku tidak bisa mengikat rambut, nanti kamu ikatkan rambut yang cantik untuknya ya?”
“Ok!”
Aku menjawab dengan senang.
Tuan kelima juga berseru, “Seorang putra juga seorang putri, lengkap sudah keluargaku.”
Sepanjang jalan senyum tidak pernah putus dari wajahnya, begitu masuk rumah, ia menarikku kedalam kamar dengan wajah tidak sabar, setelah ia menutup pintu kamar, ia langsung menyibak bajuku, perutku yang buncit menonjol keluar, ia berlutut dihadapanku sambil menempelkan wajahnya ke perutku, “Kesayangan papa, papa sudah tidak sabar ingin menggendongmu.”
Tuan Kelima berkata sambil menggesekkan wajahnya keperutku, lalu tiba-tiba aku mendengar suara aduh.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Goddes
Riski saputroLoving Handsome
Glen ValoraSuami Misterius
LauraAdieu
Shi QiInventing A Millionaire
EdisonCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)