Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
Gao Le kembali satu jam kemudian, pada saat itu, Gao Xing sedang duduk di meja menjadi cacing rakus, menghabiskan semua cream di atas kue. Gao Le berteriak, “Masih makan, ayo pergi!”
Aku melihat ke belakangnya, tidak ada Fei Fei, langsung bertanya: “Mana pacarmu?”
Gao Le: “Sudah pergi.”
Nada suaranya tidak terlalu bagus, seperti telah memakan peledak.
Gao Xing dengan tidak peduli melirik kakaknya, dan mendengus, “Sudah kusuruh kamu untuk mengungkapkan cinta kepada kakak Xiaoxiao kan? Kamu tidak ingin mendengar, sekarang ditaksir oleh Fei Fei, sangat kesal kan? Hiks, ini dinamakan tidak ingin mendengar kata-kata adik, rugi doank.....”
Gao Xing sambil berkata, lidah kecilnya sambil menghabiskan cream di kue, tetapi tidak terduga katanya belum selesai dikatakan, lengannya langsung ditarik oleh Kakaknya, “Omong kosong, apakah kamu ingin dipukul?”
Gao Xing kaget dan tertegun, wajahnya menjadi pucat, namun Gao Le langsung menariknya, “Ayo, pulang!”
Gao Xing ditarik pergi oleh Gao Le, aku segera membungkus kue dan menyerahkan ke tangan Gao Xing, Gao Xing menenteng kantong kue, dan ditarik keluar oleh kakaknya.
Aku membungkus sisa kue, siap-siap mengantar sebagian untuk Jiayu dan sebagian membawa kembali untuk Tuan kelima. Dan sebagian lagi untuk dua pengawal.
Pintu kaca di dorong terbuka, ada sepasang ibu dan anak berjalan masuk.
“Mama, kue toko ini sangat indah, bagaimana kalau kita juga buat satu?”
“Tidak baik, makanan ini terlalu manis, tidak baik bagi kesehatan.”
“Jangan, aku mau.”
Suara begitu familiar, aku memutar kepala dan melihat, itu adalah Xu Jingya membawa Jiao Jiao berjalan masuk.
“kamu?”
Xu Jingya sangat kaget melihatku.
Jiao Jiao juga terkejut, “Mama, kenapa dia!”
“Bagaimana aku tahu.”
Xu Jingya menjawab dengan penuh kebencian, menggandeng tangan Jiao Jiao, dan memutar kepala ingin pergi, tetapi Jiao Jiao tidak ingin menggerakan langkahnya, “Mama, aku ingin kue toko ini!”
Xu Jingya sedikit marah, tetapi putrinya dimanjakann sejak kecil, dia sangat marah namun tidak tega menyalahkannya, hanya berkata padaku: “Buatkan sebuah kue untuk Jiao Jiao!”
Sudut mulutku terangkat, namun mataku tidak tersenyum: “Maaf, aku akan segera pergi menjemput anak, kue kalian boleh cari ke toko lain.”
Sekarang aku membuat kue hanya di saat ketika tidak ada kerjaan, dan memuaskan nafsu makan orang dekat, tidak semua orang aku akan membuat untuknya, apalagi pasangan ibu dan anak di depan mata ini.
Wajah Xu Jingya mulai menjadi buruk, “Aku bayar uang dua kali lipat.”
“Maaf, kamu memiliki uang, tapi aku tidak memiliki waktu.”
Aku melepaskan topi putih, sarung tangan, celemek, melihatku benar-benar akan pergi, Jiao Jiao sangat marah dan kesal, dan merasa dirugikan, “Mama, bayar dia sepuluh kali lipat, dia paling suka uang! Kamu beri dia uang yang banyak, dia pasti akan buat!”
“Anak kecil, bagaimana kamu tahu aku menyukai uang?”
Aku menyipitkan mataku, merasa lucu dan melihat Jiao Jiao.
Jiao Jiao marah dan mendengus, “Kamu mengikuti Kakak, bukankah karena tertarik dengan uangnya?”
Aku mengangguk, “Oh begini, kalau begitu gampang, kamu suka model kue apa, aku membuatnya untukmu, tetapi satunya seharga 10 juta loh, gadis kecil?”
Aku mengedipkan mataku pada Jiao Jiao, dengan penuh provokasi.
Jiao Jiao mencibirkan bibirnya, dan benar saja tidak tahan dengan provokasiku, dan tanpa peduli berkata padaku: “10 juta ya udah 10 juta, 100 juta aku-pun mau! Hiks, memangnya aku tidak sanggup membayarnya!”
Aku diam-diam tertawa dalam hati, gadis kecil, kamu silakan sombong!
Xu Jingya sangat marah dan menarik Jiao Jiao, “Apa yang kamu katakan, kue buruk itu bagaimana mungkin seharga 100 juta, jangan masuk ke perangkapnya, ayo kembali bersama Mama!”
“Jangan, aku mau!”
Kenyataan membuktikan, anak kecil tidak boleh terlalu dimanjakan, Jiao Jiao di depan mata ini terlalu dimanjakan oleh Ibunya dan Ayahnya yang mendapatkan putri di masa tua, langsung duduk menutup matanya menangis di lantai.
Xu Jingya benar-benar tidak ada cara, dengan marah mengeluarkan sebuah kartu bank: “Bayar pakai kartu!”
Aku mengangkat sudut mulutku, menerima kartunya, dan mengosok kartu banknya di mesin pembayaran, 100 juta langsung masuk ke rekeningku.
Ketika Xu Jingya melihat struk resi yang kuserahkan padanya, dia terkejut dan membuka lebar matanya, “Hey, kamu pencuri ya!”
Aku tersenyum padanya, “Nyonya, itu dikatakan putrimu, 100 juta dia juga mau.”
Xu Jingya ingin menendang putrinya, namun bagaimanapun dia marah, dia juga tidak tega menendang anaknya.
“Ingin model apa?”
Aku tersenyum bertanya pada Jiao Jiao.
Di mata Jiao Jiao, mungkin 100 juta dan 10 juta sama sekali tidak memiliki perbedaan, kalau tidak pasti karena dibesarkan dalam kumpulan uang, sama sekali tidak menganggap uang penting, dia sama sekali tidak ada ekspresi bahwa Ibunya telah dirampok, malah bersinar kedua matanya, “Aku ingin gambar Kakak Lan Ke.”
“Bukankah kamu dapat membuat banyak jenis kue? Kamu buatkan satu Kakak Lan Ke untukku!”
Aku tertawa.
Kata-kata Jiao Jiao hampir saja membuatku tak berhenti tertawa, anak ini sudah tergila-gila pada Lan Ke.
“Gadis kecil, buat satu kakak Lan Ke paling tidak harus 200 juta loh, kamu pikir, mana mungkin kakak Lan Ke hanya berharga 100 juta? Dia adalah sesuatu yang sangat berharga!”
Jiao Jiao mendengar dan terus mengangguk, “Itu tentu saja, Kakak Lan Ke sangat berharga. Kamu buat saja, aku akan membayarmu 200 juta.”
Aku diam-diam tertawa dalam hati, gadis kecil, kamu begitu membuang uang ayahmu, benar-benar bagus ya?
Namun aku menahan di wajahku, meskipun tahu diriku terlalu tidak jujur, namun merasa kalau tidak memeras pasangan ibu dan anak ini, Tuhan pun sulit menerima.
“Jiao Jiao!”
Xu Jingya sudah meledak bulunya bagi singa, berteriak dan marah pada putrinya, “Apakah kamu gila? 200 juta membeli satu kue ini?”
Jiao Jiao mengangkat kepala, sama sekali tidak takut, berkata dengan sangat serius: “Apa yang dia katakan benar, kakak Lan Ke sangat berharga, tentu harus dibuat dengan banyak uang.”
Xu Jingya tersumbat kekesalan di hatinya, hampir saja putus napas, tidak dapat berkata pada Jiao Jiao, langsung memarahiku: “Kamu wanita ini, sudah gila memikirkan uang, malah membohongi anak kecil dengan uang, aku.... aku akan mencari perlindungan konsumen, benar-benar keterlaluan, aku akan menuntutmu!”
Xu Jingya ingin mengeluarkan ponsel dan menelepon, tangan Jiao Jiao menarik lengan Mamanya, “Mama. Jangan menuntutnya, aku mau kakak Lan Ke!”
Jiao Jiao menangis lagi, menggoyangkan tubuhnya, sangat sedih dan kesal.
Siapa yang mengatakan anak ini bukan dilahirkan untuk mengambil nyawa Xu Jingya?
Xu Jingya benar-benar tidak ada cara untuk menangani Jiao Jiao, sangat marah dan kesal, namun terhadap anak ini, dia sama sekali tidak dapat mengatakan apapun, hanya dapat menghentakkan kakinya, “Ok Ok, ingin membayar berapa sesuka hatimu!”
Xu Jingya mengeluarkan kartu bank lagi, dan melemparkan di depan mataku.
Aku mengangkat sudut mulutku dan menahan tawa, kemudian menggosok 100 juta lagi.
Lalu menjepit kartu bank itu dengan jari tangan dan menyerahkannya kepada Xu Jingya.
Dan mulai membuat kue.
Dua jam kemudian, aku membuat sebuah kue dengan gambar Lan Ke, ketika aku membuat kue, Jiao Jiao selalu berdiri menunggu di samping dengan penasaran dan cemas.
Setelah melihat bentuk wajah Lan Ke terukir keluar, langsung menjadi senang, dan setelah fitur wajah Lan Ke terukir keluar, Jiao Jiao sangat senang dan bertepuk tangan, bersorak dan meloncat, “Wah, benar-benar Kakak Lan Ke.”
Di luar pintu, Xu Jingya sudah hampir mati, dia sangat marah hingga hidungnya hampir miring.
Jiao Jiao membawa kue bagai sedang membawa sesuatu yang berharga, sangat berhati-hati, Xu Jingya sangat marah dan berwajah suram, tetapi tidak ada cara menanggapi putrinya, hanya dapat pergi dengan kesal.
Ketika pintu kaca ditutup, aku mengirim sebuah pesan pada Lan Ke, dan melampirkan sebuah tangkapan layar dari catatan pendapatan 200 juta rupiah padanya, “Tadi telah menjualmu, ayo tebak dengan harga berapa aku jual?”
Lan Ke: “Apa maksudmu?”
Aku: “Jiao Jiao menginginkan sebuah kue dengan tampilan wajahmu, dan membayarku 200 juta.”
Lan Ke: %¥# Dasar rentenir.
Aku tersenyum: “Gadis kecil benar-benar menyukaimu, sepuluh tahun kemudian, dia belum menikah, kamu juga belum menikah, kamu segera menerimanya?”
Lan Ke: “Terima kepalamu!”
Kemudian menambahkan sebuah sticker membunuh orang.
Aku tertawa terbahak-bahak, menyimpan ponsel, dan menyerahkan kue kepada dua pengawal di luar pintu, berterimakasih pada mereka telah menemaniku sepanjang sore, kemudian mengantar kue kepada Jiayu, setelah itu kembali ke apartemen, Tuan kelima sedang membawa Qiang-Qiang kembali, mereka berdua pergi berendam air panas.
Aku mengeluarkan kue, menyuruh Tuan kelima merasakan, Tuan kelima mengambil sepotong melihatnya dan menjilatnya, lalu mengerutkan kening, “Begitu manis, mengapa orang-orang itu dapat memakannya?”
Aku senang: “Kadang-kadang orang memang suka rasa ini.”
Aku menunjukkan catatan penerimaan uang dalam ponsel pada Tuan muda, Tuan kelima tertegun membaca jumlah nominal itu, “Siapa yang kasih?”
“Kamu tebak, aku yakin kamu tidak dapat menebaknya.”
Aku tersenyum, bahkan diriku pun merasa diri sendiri seperti seorang pencuri.
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMenantu Hebat
Alwi GoPernikahan Kontrak
JennyYama's Wife
ClarkSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)