Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 164 Pengkhianatan (2)

Pada malam hari, Tuan kelima meneleponku, “Lin Xiao, Apa yang kamu lakukan, mengapa kamu membiarkannya meneleponku!”

Tuan kelima berkata dengan nada suara yang sangat kesal.

Aku juga kesal: “Hei, kalau kamu suka menggoda lebah dan kupu-kupu, tolong bersihkan pantatmu, jangan membiarkan mereka tidak menemukanmu, langsung datang menggangguku!”

Tuan kelima: “......”

Untuk waktu yang lama, dengan sangat kesal dan berkata: “Siapa yang menyinggungnya, apakah kamu tidak melihat bahwa dia yang mati-matian mengejarku! Gadis kecil gila ini, gila-gilaan menginginkan pria!”

Tuan kelima setelah memarahi kalimat ini langsung menutup telepon.

Sangat cepat seminggu telah berlalu, di tempat Tuan kelima, pintunya selalu tertutup. Pada malam hari, lampu juga tidak menyala. Sepertinya benar-benar kembali ke dalam negeri.

Qiang-Qiang merasa sedikit bosan: “Mama, aku kangen dengan ayah angkat, mengapa dia tidak kembali lagi?”

Aku: “Mungkin pekerjaan disana sibuk, karier ayah angkat semuanya di dalam negeri.”

Siapa tahu bahwa pria itu menghilang selama seminggu karena bekerja, atau kembali ke dalam negeri itu untuk menggoda wanita, jumlah wanitanya itu tidak sedikit.

Qiang-Qiang: “Bisakah aku menelepon ayah angkat?”

Aku: “Bisa, tetapi tidak boleh mengatakan aku yang menelepon, aku tidak memintamu untuk menelepon.”

Qiang-Qiang membuka lebar mulutnya tertawa, “Mama menyukai ayah angkat, masih saja malu-malu.”

“Kamu bocah kecil!” Aku mengangkat majalah di tanganku ingin memukulnya, Qiang-Qiang merebut ponselku melarikan diri, bocah kecil ini semakin licik.

Benar-benar lingkungan mempengaruhi sifat seseorang, semakin banyak bergaul dengan Tuan kelima, sifat Qiang-Qiang pun berubah.

Tidak lama kemudian, terdengar suara Qiang-Qiang yang nyaring dari kamar tidur: “Ayah angkat!”

Aku tak tertahan membuka lebar telinga dan mendengarnya, terdengar suara Qiang-Qiang: “Ayah angkat, apakah kamu kembali ke dalam negeri? Kapan kamu kembali? Qiang-Qiang merindukanmu, Mama? Mama tentu juga merindukanmu. Dia hanya malu untuk meneleponmu.”

“Bocah kecil ini!” Sepertinya aku bisa mendengar tawaan Tuan kelima yang ceria dan menyenangkan dari dalam telepon, melewati ribuan mil. Aku benar-benar ingin mengambil si bocah kecil dan memukuli pantatnya.

“Mama, Ayah angkat memintamu mengangkat telepon.” Qiang-Qiang berlari dengan dengan membawa ponsel.

Alisku berkerut, “Aku tidak mau mengangkatnya.”

Orang itu pasti akan menertawakanku berkata tidak sesuai isi hati.

Tetapi Qiang-Qiang telah membuka loudspeaker, “Ayah angkat, Mama malu, wajahnya menjadi merah.”

Tuan kelima: “Benarkah, kamu segera buka video call biarkan ayah angkat melihat seperti apa Mamamu sekarang.”

Qiang-Qiang: “Oke.”

Bocah kecil akan segera membuka video, dan ponselnya langsung direbut olehku.

“Keberanianmu bertambah, lihat apakah aku akan memukul pantatmu!”

Aku mengangkat tanganku dan akan memukulnya, tubuh Qiang-Qiang yang kecil bersembunyi dengan cepat, dan terkikik turun kebawah.

Anak ini menjadi semakin tidak mirip dirinya sendiri, aku benar-benar takut membesarkannya menjadi seperti Tuan kelima.

“Jadi, aku akan pergi ke Vancouver besok.” Ketika terdengar suara Tuan kelima yang penuh kesenangan, aku baru menyadari bahwa panggilan belum ditutup, jadi aku segera menutup telepon.

Sekejap mata, langit sudah gelap. Aku menemani Qiang-Qiang menyelesaikan pekerjaan rumah hari ini. Kami berdua ibu dan putra berbaring, Qiang-Qiang tertidur dengan cepat, aku menyusun hal-hal persidangan besok dalam pikiranku, dan perlahan-lahan tertidur.

Tidak tahu berapa lama terlewati, aku terbangun oleh deringan nada dering ponsel yang panik, karena saat itu tengah malam, kebetulan sangat mengantuk, aku terbangun dan terasa pusing, detak jantung juga meningkat, aku menjawab dengan penuh kebingungan, “Halo?”

“Nona Lin? Jantung Nona kami merasa tidak nyaman dan pingsan.....”

Dalam telepon, suara bibi Li yang cemas membuatku tiba-tiba bangun: “Segera memanggil ambulans.” Aku berkata sambil berpakaian dengan cepat.

Si kecil di sebelah yang masih ngantuk di juga ikut bangun: “Mama, apa yang terjadi?”

Qiang-Qiang menggosok matanya, bunyi deringan tadi juga membangunkannya. Aku tidak ingin meninggalkan Qiang-Qiang sendirian di rumah, itu tidak terlalu aman, jadi aku katakan padanya: “Cepat, pakai baju, nenek Wen sedang sakit.”

Qiang-Qiang mendengarnya langsung bangun, kami berdua pasangan ibu dan anak dan anak bergegas ke rumah sakit dengan cepat.

Wen Yiru diantar masuk ke pertolongan pertama, pengasuh bibi Li khawatir dan takut berkata: “Nona Lin, aku benar-benar segan, memintamu datang di tengah malam gini, Nona tidak memiliki saudara di sini, orang-orang di rumah itu tidak dapat diharapkan, jadi hanya dapat menghubungimu.”

Aku: “Tidak masalah, bagaimana mungkin bibi Wen tiba-tiba jatuh sakit?”

Setahuku, Bibi Wen adalah orang yang sangat menjaga kesehatan, dia tidak pernah emosi yang berlebihan. Terakhir kali dia jatuh sakit di China, kalau bukan diprovokasi, dia seharusnya tidak akan begitu.

Bibi Li menghela nafas: “Semua karena Nona Sisi, dia selalu berpura-pura pintar di depan Nona, tetapi dia mengeluarkan foto koleksi Nona, dan merobeknya, lalu ditangkap basah oleh Nona, Nona sangat-sangat marah dan menamparnya, tidak mengizinkannya makan malam, dan menguncinya di dalam kamar.”

“Siapa sangka, anak itu bahkan menelepon neneknya yang di dalam negeri dan memberi tahu neneknya bahwa seorang wanita tua masih kangen dengan kakeknya dan menyimpan foto kakeknya, lalu dia merobek, dan wanita tua itu memukulinya lalu menguncinya di dalam kamar dan tidak memberinya makan.”

"Neneknya itu menelepon, dan memarahi Nona, memarahinya tidak tahu malu, seekor rubah, sudah tua masih saja merindukan suami orang, wanita murahan yang tidak laku, pokoknya sangat tidak enak didengar, jadi Nona sangat marah dan serangan jantungnya kambuh.”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu