Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 165 Wajah Memerah (2)

Namun, hatiku menjadi berantakan karena kata-katanya. Meskipun aku tidak ingin menghadapinya, aku harus mengakui bahwa posisi yang diduduki pria ini semakin dekat dengan hatiku.

Tuan kelima belum pergi, aku selalu membersihkan lantai bawah, terlihat sangat tenang, tetapi sebenarnya hatiku terganggu oleh genangan air. Ketika sedang mengepel lantai, pikiranku selalu kacau.

Ruang tamu yang tidak terlalu besar, aku mengepel selama hampir satu jam.

Ketika sedang mengepel, aku merasa udaranya sedikit berbeda, secara tidak sadar aku memutarkan kepala, terlihat Tuan kelima berdiri di tangga, sedang melengkungkan sudut mata dan bibirnya, menatapku dengan senyuman yang bermakna tak jelas.

Wajahku langsung terasa panas: “Masih belum pergi, aku sudah ngantuk.”

Tuan kelima berjalan mendekatiku, napasnya yang dingin, perlahan mendekat, aku mendengar suaranya yang rendah dan penuh rasa memainkan: “Wajahmu sangat merah!”

Aku malu dan segan, memelototinya, tetapi orang itu tertawa dan pergi.

Hari berikutnya adalah hari libur. Di pagi hari, Mo Ziqian menelepon dan mengatakan bahwa dia akan datang untuk menjemput Qiang-Qiang, dia sangat merindukannya.

Aku menyetujuinya, dia adalah ayah Qiang-Qiang, ini adalah fakta yang tidak dapat diubah. Pada jam delapan, mobil Mo Ziqian berhenti di luar pintu, aku membukakan pintu untuknya. Matanya yang indah menatapku dengan tatapan mendalam, lalu dia tersenyum, dan terlihat lembut: “Sepertinya kamu jatuh cinta lagi.”

Adakah? Kata-katanya membuatku tanpa sadar menyentuh wajahku, apakah aku sedang jatuh cinta? Kenapa aku tidak tahu.

Dan Mo Ziqian telah memasuki rumah, dia memanggil Qiang-Qiang, Qiang-Qiang langsung berlari ke bawah, ketika melihat Mo Ziqian, Qiang-Qiang tertegun, kemudian berlari menuju pelukan Mo Ziqian, “Papa!”

Mo Ziqian mengangkatnya tinggi-tinggi melewati atas kepalanya, lalu memeluknya, dan mencium wajahnya yang lembut, berkata, “Hari ini Papa menemanimu bermain, ok?”

“Ok.” Qiang-Qiang menjawab.

Mo Ziqian membawa Qiang-Qiang pergi, ponselku mendapat panggilan telepon, itu adalah Aisha, wanita ini pasti mencari Tuan kelima.

Benar saja, ketika telepon terhubung, Aisha langsung bertanya: “Kamu bantu lihat apakah kakak Kelima sudah kembali.”

Aki melihat ke arah Tuan kelima, aku melihat sosoknya melewati depan jendela, tetapi aku berkata pada Aisha: “Tidak tahu, aku tidak melihat orangnya.”

Pada saat itu, tidak tahu mengapa aku berbohong.

Aisha sedikit kecewa: “Ya sudah, kalau dia sudah kembali, kamu menelepon dan memberitahuku.”

Tutup telepon, aku melihat lagi ke arah Tuan kelima dan kali ini benar-benar secara tidak sadar, sepertinya ada sesuatu yang mempengaruhiku di sana.

Aku melihat jendela Tuan kelima terbuka, dan wajah cerah pria itu terungkap dengan jelas.

Dia tersenyum tampan dan tak terkalahkan padaku, lalu mengambil ponsel, dan kemudian dering telepon berdering di kamar tidurku.

Aku tahu itu ditelepon oleh Tuan kelima.

Aku berjalan ke tempat tidur, mengambil ponsel, dan ragu-ragu untuk menjawabnya, terdengar suara Tuan kelima yang merdu dan hangat di telingaku: “Merindukanku?”

Hatiku kaget, tetapi aku menolak untuk mengakuinya, “Rindu kepalamu, Aisha meneleponku untuk bertanya apakah kamu sudah kembali.”

“Bagaimana kamu menjawabnya?” wajah senyuman Tuan kelima semakin penuh rasa memainkan.

“Aku.....” Pada saat itu, aku tidak dapat berkata.

“Haha....” Suara tawaan Tuan kelima yang cerah terdengar dari dalam telepon: “Kamu tidak memberitahunya, kan?”

Tiba-tiba aku merasa malu, bocah ini menebaknya dengan benar.

Tuan kelima berhenti tertawa: “Lin Xiao, apakah kamu masih berani menyangkalnya bahwa kamu menyukaiku?”

“Aku....” Aku tiba-tiba terdiam, wajahku terasa panas, aku malu dan marah berkata: “Siapa yang menyukaimu, jangan terlalu menyombongkan diri!” Aku langsung menutup telepon.

Pada sore hari, Mo Ziqian meneleponku dan mengatakan dia akan mengantar Qiang-Qiang kembali besok, hari ini, membiarkan Qiang-Qiang tidur dengannya selama satu malam, aku ragu-ragu sejenak, Mo Ziqian sepertinya merasakan kekhawatiranku, sebelum menutup telepon dia berkata: “Aku tidak akan membiarkan Sisi menyakitinya, kamu bisa tenang.”

Setelah menutup telepon, aku tanpa sadar mengalihkan pandangan ke arah Tuan kelima, dia sepertinya memiliki tamu di sana, ada beberapa mobil berhenti di luar pintu. Pada malam hari, Tuan kelima mengikuti orang-orang itu keluar, sepertinya pergi makan malam.

Aku sendirian, tanpa ditemani Qiang-Qiang, merasakan kesepian yang belum pernah terjadi sebelumnya, jadi tidur lebih awal.

Di pagi hari, aku menerima panggilan telepon dari Tuan kelima, pada saat itu, aku masih berbaring di tempat tidur dan belum bangun.

Tuan kelima: “Datang ke jendela.”

“Kenapa?” Aku bangun, mengenakan pakaianku, sambil pergi ke jendela, dan menarik tirai. Aku melihat sosok di depan jendela yang di seberang, dia terlihat sangat bersemangat: “Bagaimana kamu tidur begitu awal semalam? Aku ingin pergi melihatmu, tetapi lampu di kamarmu sudah dimatikan jadi aku tidak pergi mengganggumu.”

“Oh.” Aku menundukkan mata dan menjawab dengan biasa.

Tuan kelima: “Perusahaanku terjadi sesuatu, aku harus segera kembali, ingat jangan terlalu merindukanku, aku akan segera kembali.”

Aku mencibir dan berkata: “Kamu berkata seolah-olah aku akan merindukanmu.”

Tuan kelima tertawa, “Tidakkah? Bagaimana aku sepertinya terdengar rasa kehilangan. Ok lah, aku harus pergi, sampai jumpa dalam beberapa hari lagi.”

Tuan kelima menutup telepon.

Hatiku tiba-tiba terasa kosong.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu