Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 196 Tidur Bersama (2)

Untungnya, Tuan Kelima tertidur sangat cepat. Aku mencoba mendorong tangannya, gerakanku sudah cukup ringan, tetapi masih saja terasa olehnya, dia mendorong pergi tanganku dan sambil menutup matanya, berkata dengan suara berat: "Jangan bergerak!"

Aku terpaksa tetap berada dalam pelukannya, dan melewati malam itu dalam keadaan seperti itu.

Tuan kelima kelihatannya tidur sangat nyenyak. Dia tidak terbangun lagi malam itu, tapi aku merasa tidak nyaman. Mataku tidak bisa tertutup, tidak bisa marah, tidak berani bergerak bahkan toilet juga tidak berani pergi. Aku terpaksa melewati malam itu dengan kondisi yang sangat tidak nyaman itu.

Akhirnya fajar menyingsing, Tuan Kelima masih memelukku dengan erat, seluruh kepalanya berada di pundakku, rambut hitamnya menutupi sebagian wajahku, terasa gatal, nafas yang dihembuskannya, juga membuat telingaku gatal dan panas.

Aku pikir jika aku terus berbaring dengan keadaan seperti ini, emosiku pasti akan meledak.

Aku mencoba mendorongnya dengan hati-hati, dan kali ini bisa terdorong terbuka, kepalanya diam-diam bergerak menjauh dari sisiku, berbalik dan terus tidur.

Namun, ketika aku selesai dan membuka pintu kamar mandi, aku menjerit keras, dan lelaki itu sudah berdiri di pintu kamar mandi. Mendengar teriakanku, dia tersenyum, "Aku hanya mau ke toilet. Kamu kenapa teriak seperti itu? Nanti aku dikira sudah melakukan apa terhadapmu."

Setelah itu, Tuan Kelima tanpa perduli dengan wajahku yang masih terkejut, menggeser bahuku dan melangkah masuk ke kamar mandi.

Aku mendengar suara ikat pinggang yang terdengar dari belakang, dan aku dengan cepat berlari keluar dari kamar mandi.

"Ma, apakah mama digigit tikus?"

Qiang Qiang, dengan mata mengantuk, tubuh nyaris telanjang, hanya mengenakan celana dalam kecil, berjalan masuk dengan sandal kecilnya.

Anak itu terbangun oleh teriakanku.

Di hadapan putraku yang sedang menunggu jawabanku, aku tiba-tiba menarik nafas lega dan meraih tangannya dan membawanya pergi dari kamar tidurku, "Pergilah, gosok gigimu, dan cuci muka."

Tidak bisa membiarkannya melihat Tuan Kelima berada di kamarku.

Tapi Qiang Qiang tiba-tiba berteriak, "Ma, aku melihat Ayah angkat, dia ada di kamarmu."

Aku: ….....

Mata anak ini kenapa begitu tajam!

Tuan Kelima sambil mengenakan celana panjangnya keluar dari kamarku, "Ya, Ayah angkat pinjam toiletnya. Toilet di tempat ayah angkat rusak."

Tuan Kelima berbohong dengan wajah tenang dan tidak gugup.

Qiang Qiang mengangkat alis kecilnya, "Oh, kupikir mamaku membiarkanmu tinggal dan tidur disini. Ternyata kamu belum berhasil mengambil hati mamaku."

Tuan Kelima memandangiku, kami berdua tertawa pada saat yang sama, anak itu tampaknya terlalu pintar.

Tuan Kelima melangkah kearah Qiang Qiang, " Qiang Qiang, jika ayah angkat menikahi mamamu, apakah kamu akan keberatan?"

Qiang Qiang menggelengkan kepalanya, "Selama ayah angkat baik pada mamaku, aku tidak akan keberatan."

Tuan Kelima tersenyum, merentangkan jari-jarinya, dan mengelus wajah kecil Qiang Qiang, "anak pintar."

"Ayah angkat akan pulang untuk ganti pakaian dan mandi, dan mengantarmu ke TK sebentar lagi."

Tuan Kelima telah pergi.

Hari yang sibuk telah dimulai lagi.

Pada saat aku sedang bekerja, Aisha datang, dan dengan wajah dingin tanpa menyapa, mengangkat tangannya dan mengetuk meja kerjaku, "Hei, mamaku ingin menemuimu."

Aku memandangnya, kesadaran pertama memberi tahu aku bahwa mama dan anak ini pasti merencanakan sesuatu, tentu saja bukan hal yang baik.

“Aku sedang bekerja, mamamu tentu tidak ingin aku menunda ayahmu untuk menghasilkan uang!” Aku menolak untuk bertemu mamanya.

Aisha mendengus, "Bicaramu seperti orang penting saja."

"Yang penting aku sudah menyampaikan pesan, kamu mau pergi apa tidak terserah, aku toh tidak ingin melihatmu juga."

Aisha pergi dengan wajah acuh tak acuh.

Aku tidak tahu Nyonya Wu yang tidak masuk akal itu mencariku untuk apa, tidak peduli seberapa besar aku tidak ingin melihatnya, aku harus pergi untuk menemuinya karena dia adalah istri bos!

Aku menelepon Aisha, "Di mana mamamu?"

Aisha: "Yuewei Hotel."

Itu adalah hotel bintang lima paling terkenal di kota ini. Aku minta ijin dengan atasan dan pergi menemui Ai Lisi.

Bos dan istrinya memesan kamar presiden suite di hotel ini, Ai Lisi dan Aisha, mama dan anak ini tinggal di sini selama berada di China.

Ketika aku melihat Ai Lisi, dia sedang berbaring di tempat tidur, memegang kepalanya dengan tangannya, penuh kekhawatiran, dan ketika aku masuk, dia baru duduk, tetapi memberi isyarat kepada aku, "Kemarilah."

Aku lalu berjalan mendekatinya.

Ai Lisi memberi isyarat kepadaku untuk membalikkan punggungku. Dia melihat ke telingaku dan berpikir dengan serius, "Tahi lalat Ini sangat aneh."

"Kasihan sekali, kamu tidak punya berita apapun tentang ayah dan mamamu? Mereka tidak meninggalkan apa pun untukmu?"

Ai Lisi menggunakan julukan yang sangat aneh untukku.

Tetapi ketika melihat dia sedang tidak enak badan, tetapi masih juga perhatian dengan keadaanku, aku menahan diri.

"Tidak."

Gelang perak itu tidak termasuk, karena itu bukan milikku.

Ai Lisi menyipitkan alisnya dan menunjukkan wajah cantik yang iba. "Ini benar-benar kejam."

"Mengapa anak yang begitu baik malah dibuang? Apa mereka tidak tahu bahwa banyak orang yang sangat menginginkan anak seumur hidup mereka, tapi tidak bisa!"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu