Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 249 Canggung
“Bagaimana mungkin aku tahu.”
Aku juga tidak mengerti, Aisha yang kukenal tidak pernah suka dengan piano, ketika Qiang-Qiang berlatih piano, dia sering bilang bising.
Tidak peduli bagaimanapun aku dan Tuan muda betapa bingung, bagaimana menebaknya, Aisha belajar dengan lumayan bagus, dan sangat serius, tidak peduli hujan atau badai, dia tidak pernah menunda.
Dalam sekilas mata tiba di masa liburan musim dingin, setelah Jiao Jiao libur, dia membawa PR dan pergi ke rumah sakit, menulis PR di sana setiap hari, selesai menulis, langsung berbicara dengan Ayahnya, anak ini tidak sekejam Xu Jingya, dia pantas disayang ayahnya.
Pada siang hari malam Tahun Baru, Jiao Jiao pergi ke rumah sakit. Tuan muda dan aku berencana pergi pada malam hari, tetapi Jiao Jiao menelepon datang pada jam tiga sore, “Kakak... Papa..... Papa....”
Jiao Jiao terlalu senang, hingga tidak dapat mengatakan apapun.
“Ada apa dengannya!” Tuan muda kaget dengan penampilan Jiao Jiao, dia menyangka Tuan tua sudah sekarat, ketika hatinya hampir terangkat keluar dari tenggorokan, Jiao Jiao berkata: “Ayah telah bangun.”
Ponsel Tuan muda jatuh ke lantai. Dia langsung tertegun diam di sana.
Aku sangat khawatir, “Ada apa? Apakah situasi Tuan tua menjadi buruk?”
Tuan muda: “Bukan, dia telah bangun.”
Pada saat itu, aku melihat mata Tuan muda yang seperti batu amber bersinar terang.
Aku dan Tuan muda menggendong Tian Tian, membawa Qiang-Qiang, segera pergi ke rumah sakit, dan memberitahu Chen Hui dan Jiayu di pertengahan jalan. Ketika tiba di rumah sakit, dokter sedang melakukan pemeriksaan keseluruhan pada Tuan tua.
Dan hasil pemeriksaannya, Tuan tua sangat baik.
Selain agak lemah karena baru bangun, otak agak kurang sadar, tetapi dokter mengatakan tidak lama kemudian, dia akan pulih seperti orang normal.
Kabar ini benar-benar sangat menyenangkan.
Meskipun Tuan tua tidak pernah suka dengan Tuan muda, tetapi Tuan muda adalah seseorang yang sangat berperasaan, Tuan tua bangun, hati Tuan muda sangat senang, tetapi ketika melihat Tuan tua, dia menyembunyikan perasaan senang dan penuh harapan menjadi perasaan biasa.
Dokter telah keluar, ketika kamar pasien tersisa kami sekeluarga, pandangan Tuan tua jatuh pada si kecil di dalam pelukanku.
Kemudian tertegun disana.
Bola mata Tian Tian yang hitam dan bersinar, mulutnya menggigit jarinya yang putih dan lembut, dan menatap Tuan tua dengan penasaran, kemudian tiba-tiba memanggil dengan manis: “Kakek.”
Mata Tuan tua yang jernih bersinar cahaya aneh, dia menahan tubuhnya dengan tenaga di pergelangan tangan, “Dia..... apa yang dia panggil tadi?”
Aku dan Tuan muda tidak pernah memberitahu Tuan tua bahwa kami memiliki anak, tidak tahu apakah sekarang Tuan tua mengenali Tian Tian sebagai cucunya.
“Kakek.”
Tian Tian sekali lagi memanggil, dan menggulurkan tangannya yang gendut dan putih kepada kakeknya, minta digendong.
“Papa, ini adalah anak kakak, namanya Tian Tian.”
Jiao Jiao mengangkat bahu Tuan tua dan berkata.
Tuan tua menatap Tuan tua, dan sekali lagi meletakkan pandanganya di wajah Tian Tian, dan Tian Tian masih menggulurkan tangannya pada Tuan tua, si kecil sangat sebal, mengapa dirinya sudah memperlihatkan begitu jelas, Tuan tua masih tidak ingin menggendongnya.
Tuan tua sepertinya agak malu, dia batuk dan berkata: “Aku merasa sedikit lelah, kalian keluar semua, ku ingin tidur sebentar.”
“Ayolah.”
Wajah Tuan tua agak suram, menggendong Tian Tian, membalik badan dan pergi.
Aku juga ikut pergi, Chen Hui dan Jiayu juga keluar, Jiao Jiao tidak pergi, dia tinggal di dalam menemani Tuan tua.
Tubuh Tuan tua pulih dengan cepat, seminggu kemudian pergi meninggalkan rumah sakit, tetap kembali tinggal di gedung bata merah di kawasan militer.
Pada hari Tuan tua pergi meninggalkan rumah sakit, Chen Hui yang mengantarnya kembali kerumah, aku menyuruh Tuan muda pergi melihat, tetapi dia malah canggung, dan tidak peduli apapun yang kukatakan dia tetap tidak ingin pergi.
Beberapa hari kemudian, dia menyetujuinya, kami pergi bersama ke gedung bata merah Tuan tua.
Tuan tua terlihat lumayan semangat, menyuruh pengawas mendorong kursi roda, berjalan-jalan di area militer dan kembali, melihat aku dan Tuan kelima, ekspresinya terlihat dingin dan serius.
Tuan tua menarikku dan akan pergi, tetapi si kecil yang di pelukanku tiba-tiba memanggil: “Kakek.”
Si kecil membungkukkan badannya di bahuku, ketika Tuan muda menarikku memutar kepala akan pergi, dia mengedipkan matanya yang hitam berkilau pada Tuan tua, dan tidak berhenti menatapnya.
Jiao Jiao turun dari lantai atas, melihat kami langsung memanggil: “Kakak, kakak ipar.”
Dia berjalan ke sini, menggulurkan kedua tangannya ada Tian Tian: “Tian Tian, biarkan tante menggendongmu.”
Tian Tian dan Jiao Jiao sangat akrab, Jiao Jiao memanggilnya, dia langsung mendekati tubuhnya sendiri padanya.
Jiao Jiao menggendong Tian Tian yang gendut datang ke depan Tuan tua, “Papa, apakah kamu tidak ingin menggendongnya? Namanya Tian Tian, dia adalah cucumu!”
Tuan tua berwajah dingin: “Aku tidak buta.”
Jiao Jiao meletakkan Tian Tian di kaki Tuan tua: “Papa, aku tidak sanggup menggendongnya.”
Tiba-tiba menambah sesuatu yang lembut di kaki, seluruh tubuh Tuan tua mendadak tertegun, sepasang pandangan harimau menatap lurus si kecil yang di kakinya.
Tian Tian mengedipkan matanya yang hitam berkilau pada Tuan tua, tangannya yang gemuk menyentuh kursi roda dengan penasaran, tubuh kecilnya tiba-tiba meluncur turun, dan hampir jatuh ke lantai, di saat ketika hatiku akan terangkat keluar dari tenggorokan dan Tuan muda akan bergegas ke sana, Tuan tua tiba-tiba mengulurkan kedua tangannya yang selalu diam berada di kedua samping kakinya, menarik si kecil yang hampir jatuh dari pangkuannya dan meletakkannya kembali ke pahanya.
Tian Tian tidak merasa takut, malah tertawa terbahak-bahak, menggulurkan tangan kecilnya menepuk wajah Tuan tua, sambil menepuk sambil tertawa terbahak-bahak, seperti menemukan mainan yang seru. Kedua tangan Tuan tua memegang di bagian ketiak Tian Tian, wajahnya yang berbentuk persegi panjang, mengerutkan kening dan sebenarnya berekspresi sangat membenci tetapi tidak menyuruh untuk menggendong Tian Tian pergi.
Pada saat ini, beberapa pria muda yang berpakaian seragam militer masuk dari luar, aku pernah bertemu dengan beberapa orang ini di pesta kelahiran putri kecil kemarin, mereka adalah teman Chen Hui, tentara keturunan kedua, dan juga sangat akrab dengan Tuan tua.
Orang-orang itu datang untuk menjenguk Tuan tua, jadi Tuan tua menyerahkan Tian Tian kepada Jiao Jiao: “Bawa pergi.”
Jiao Jiao menggulurkan tangan menggendong Tian Tian, tetapi Tian Tian tidak ingin pergi, kakinya sembarang menendang, membuka lebar mulutnya dan menangis.
Tuan tua tertegun, dan secara alami menghentikan gerakannya menyerahkan anak, meletakkan kembali Tian Tian ke kakinya, kemudian sepasang mata harimau memelototi bocah kecil di kakinya, Tian Tian sudah berhenti menangis, dia melengkungkan sudut mulutnya dan tersenyum padanya.
Aku dan Tuan muda saling bertatapan, dan merasa tidak berani percaya, Tuan tua sepertinya sangat menyukai Tian Tian.
Logo jabatan di bahu Tuan tua menjadi mainan si kecil, tangan kecilnya menarik-narik pada logo itu, dan mulai merangkak, kakinya yang kecil berdiri di kaki Tuan tua, dan merasakan logo jabatan di bahu itu dengan mulutnya.
Wajah Tuan tua menjadi tegang, bocah kecil ini tidak hanya menggigit logo di bahunya, dan juga meninggalkan setumpuk ludah di atas bajunya.
Semuanya tertawa melihat ini, Tuan tua berwajah hitam, memelototinya dengan pandangan ganasnya, tetapi tak berdaya si bocah kecil sama sekali tidak takut padanya, setelah bermain dan merasa lelah, dia memasukkan kepala kecilnya ke dalam pelukan Tuan tua, tangannya menarik logo tanda jabatan dan tidur.
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoSee You Next Time
Cherry BlossomBlooming at that time
White RoseGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraLove In Sunset
ElinaCinta Yang Berpaling
NajokurataGet Back To You
LexySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)