Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 102 Itu Dia
Aku menemani Qiang Qiang makan daging kecapnya lalu sisanya dibungkus untuk dibawa pulang, setelah itu kami meninggalkan restoran chinese food itu. Malamnya, Qiang Qiang meminta Wen Yiru untuk mencicipi daging kecap yang dia bawa pulang, Wen Yiru tersenyum dan berkata : "Wah, di tempat ini ternyata ada masakan seperti ini? Benar-benar tidak kusangka, nenek akan mencobanya enak atau tidak?"
Wen Yiru mengambil satu potong daging dan menggigitnya, lalu dia mencicipinya dengan perlahan, akhirnya dia tersenyum dan berkata : "Emmmm, lumayan, rasanya sangat enak."
Qiang Qiang terus menatap wajah Wen Yiru, setelah dia melihat Wen Yiru tersenyum dan berkata kalau makanannya enak, pria kecil itu baru tersenyum dengan gembira, "Aku sudah bilang bukan kalau ini sangat enak."
Wen Yiru berkata : "Restoran mana yang membuatnya? Beritahu nenek, lain kali nenek juga mau pergi kesana untuk mencobanya."
Qiang Qiang berkata dengan serius : "Restoran yang bernama Fu Tiao Qiang yang membuatnya, di sana ada seorang paman yang mengenakan kostum ayam jago, paman itu sangat baik......"
Qiang Qiang memberitahu Wen Yiru segala hal yang terjadi hari itu, tentang paman ayam jago yang bersalaman dengannya, juga membawanya terbang di punggungnya, Wen Yiru mengerutkan alisnya, "Ternyata masih ada orang yang seperti itu?"
Aku mengira kalau Wen Yiru khawatir kalau ada orang yang sengaja memakai alasan membuat daging kecap untuk mendekati Qiang Qiang, lalu mencari kesempatan untuk menyakitinya, jadi aku tertawa dan berkata : "Sekarang ada banyak pedagang yang mengadakan beberapa kegiatan yang cukup spesial untuk menarik pelanggan, pelayan yang mengenakan kostum ayam jago itu mungkin saja sengaja dipakaikan kostum seperti itu untuk menarik perhatian anak kecil. Karena biar bagaimanapun juga, restoran chinese food di China Town sangat banyak, bukan hal yang mudah untuk menghasilkan uang, dengan menarik perhatian anak kecil, itu juga merupakan salah satu trik untuk menarik pelanggan."
Wen Yiru hanya berkata iya lalu bertanya kepada Qiang Qiang dia hari ini pergi kemana saja denganku, Qiang Qiang menyebutkannya satu persatu.
Sebelum pergi, aku membawa Qiang Qiang ke restoran chinese food itu lagi, karena sebentar lagi aku mau kembali ke China, jadi aku ingin membawa anak ini untuk makan daging kecap sekali lagi.
Tetapi saat kami berkata kepada pelayan kalau kami mau memesan seporsi daging kecap, pelayan itu malah menggelengkan kepalanya, "Tidak, di sini tidak pernah membuat masakan seperti ini."
Saat itu aku langsung tertegun, mana mungkin, beberapa hari yang lalu aku pernah makan di sini dengan Qiang Qiang.
Aku berkata : "Panggil bos kalian kemari!"
Aku mengira kalau pelayannya bahkan tidak ingat dengan jelas masakan apa saja yang dijual di restoran ini.
Pelayan itu memanggil bosnya keluar dengan sangat terpaksa, dia berjalan sambil bergumam, "Dibilang tidak ada ya tidak ada, biarpun memanggil bos keluar juga tetap saja tidak ada."
Tidak lama kemudian, seorang pria pendek dan gemuk yang berumur 50an datang kemari dengan diantar oleh pelayan itu.
"Nona, apa ada yang bisa saya bantu?" Bos itu tersenyum dengan sangat ramah.
Aku berkata : "Beberapa hari yang lalu aku pernah makan daging kecap di restoran ini, kenapa sekarang jadi tidak ada? Apakah benar sudah tidak ada?"
Bos tersenyum dan berkata : "Nona, memang benar tidak ada masakan seperti itu di restoran kami, tidak hanya restoran kami saja, seluruh restoran chinese food di sekitar sini juga tidak ada."
"Bagaimana mungkin!" aku merasa sangat terkejut, apakah aku sedang bermimpi?
Bos tersenyum dan berkata : "Tetapi restoran kami memang pernah membuatnya sekali, tetapi bukan koki restoran kami yang membuatnya, orang itu langsung pergi setelah membuatnya."
Aku benar-benar terkejut, "Bagaimana bisa?"
Perkataan bos membuatku yakin kalau aku tidak sedang bermimpi, tetapi siapa yang datang kemari hanya untuk membuat daging kecap?
"Kenapa dia pergi?" wajahku terlihat sangat cemas.
Bos berkata : "Orang itu memang bukan karyawan restoran ini, hari itu tidak tahu kenapa, dia berkata kalau harus membuat daging kecap di sini, bahkan untuk itu dia membayarku sebesar 5000 dolar kanada, lalu aku melihatnya membawa sepiring daging kecap itu untuk adik kecil ini, dia juga menggendong adik kecil ini dan mengajaknya bermain sebentar, aku mengira kalau dia sepertinya adalah ayah anak itu, dia ingin memberi anaknya sebuah kejutan jadi dia kesini untuk memasak daging kecap."
Ternyata seperti itu, aku terdiam di sana, saat bos itu mau pergi, aku segera memanggilnya, "Tunggu sebentar!"
Bos berbalik kembali, "Nona, apakah anda masih perlu sesuatu?"
Aku berkata : "Bagaimana wajah tuan itu? Apakah anda masih ingat?"
Bos tersenyum dan berkata : "Tentu saja masih ingat, tuan itu tidak terlihat seperti orang biasa, sangat menonjol, jika ada di keramaian, meskipun melihat sekilas saja, dapat terlihat kalau dia sangat tampan...."
Dalam pikiranku, sosok orang itu secara perlahan-lahan menyatu dengan sosok seseorang, Mo Ziqian, apakah itu kamu?
"Mama, siapa paman itu?"
Tangan kecil Qiang Qiang menarik-narikku.
Aku menundukkan kepalaku, melihat mata putraku yang polos dan tidak bersalah mengandung pertanyaan.
Aku menggelengkan kepalaku, "Mama juga tidak tahu, tetapi pasti adalah seorang paman yang sangat baik."
Aku menggandeng tangan putraku dan membawanya keluar dari restoran, pria kecil itu merasa sedikit menyesal karena tidak bisa makan daging kecap, tetapi untung saja dia tidak terlalu mempedulikannya.
Yang lebih dia pedulikan adalah kepergianku esok hari.
"Mama, kapan mama akan kembali lagi kemari?"
Pria kecil itu mendongak dan bertanya kepadaku.
Tidak akan terlalu lama, paling lambat saat tahun baru China."
Aku mengelus wajah kecilnya dengan sayang, Qiang Qiang mengatakan "oh", tatapan matanya terlihat sedikit kecewa, "Qiang Qiang akan menunggu mama datang kemari."
Dia berkata sambil melangkah ke mobil, anak yang masih begitu kecil, tetapi sudah tahu bagaimana caranya menutupi perasaannya sendiri, aku menghela napas pelan dan berjalan ke sana, lalu menggandeng tangannya.
Saat aku meninggalkan Kanada, Qiang Qiang masih tidur, aku tidak membangunkannya, aku takut melihat tatapan berharap dan sedih anak itu.
Aku takut melihat putraku menangis, jadi aku hanya bisa diam-diam meninggalkan villa Wen Yiru. Tetapi kemudian Wen Yiru memberitahuku kalau hari itu sebenarnya Qiang Qiang sudah bangun dari tadi, hanya saja dia tidak membuka matanya, dia sepertinya mendengar apa yang kami katakan, saat Wen Yiru masuk ke dalam, dia melihat pria kecil itu menutupi wajahnya dengan bantal, pundak kecilnya bergetar, jelas sekali dia sedang menangis.
Perkataan Wen Yiru membuat hatiku sakit, air mataku turun dengan deras.
Di dalam penerbangan pulang, aku terus menutup mataku, aku mengantuk tetapi tidak bisa tidur, aku memikirkan Qiang Qiang, memikirkan betapa kuat dan dewasanya dia, aku semakin merasa kalau aku tidak pantas menjadi ibunya.
Aku merasa semakin sedih.
Beberapa jam kemudian, ada orang yang menepuk pundakku.
Aku membuka mataku dan melihat di depanku ada seorang gadis muda yang berumur 27 atau 28 tahun, dia sangat cantik, dia mengenakan atasan sweater berkerah bulat yang berwarna coklat muda, untuk bawahannya dia mengenakan celana cropped putih ramping, dia terlihat modis dan cerdas.
Aku tertegun, tetapi orang itu sudah berkata dahulu, "Wanwan? Ini benar kamu? Aku mengira aku salah mengenali orang."
Aku berdiri dengan canggung, "Ternyata kakak senior Jian, kebetulan sekali."
Jian Ping langsung duduk di kursi kosong yang ada di sampingku, "Kamu pergi jalan-jalan ke Kanada? Ziqian di mana? Dia tidak pergi denganmu?"
Aku tersenyum canggung, "Kami sudah bercerai."
Mata Jian Ping yang cantik terlihat sangat terkejut, "Cerai? Kapan cerainya? Bagaimana mungkin, aku masih ingat kalau kalian berdua sangat mesra, kemana-mana selalu berdua, apakah kalian sedang bertengkar?"
Cara bicara Jian Ping masih sama seperti yang dulu, sangat terus terang, dia juga terlihat seperti seorang wanita karir yang cerdas. Dia seumuran dengan Mo Ziqian dan adalah teman kampus Mo Ziqian, juga merupakan kakak kelasku, tahun ini seharusnya dia berumur 30 tahun.
"Benar, kami sudah bercerai 3 tahun yang lalu."
Aku berkata dengan datar.
Jian Ping saat ini benar-benar terkejut.
Dia terdiam cukup lama, tidak mampu mengatakan apapun, akhirnya dia berhasil mengatakan, "Bagaimana bisa."
Dapat terlihat kalau Jian Ping masih tidak dapat percaya kalau aku dan Mo Ziqian sudah bercerai, karena 4 tahun yang lalu, saat dia kembali ke China untuk mengunjungi kerabatnya, Mo Ziqian masih membawaku untuk makan malam bersamanya, aku dan Mo Ziqian pada saat itu, masih merupakan pasangan yang sangat mesra.
"Kak Jian, aku sudah mengubah namaku, sekarang namaku adalah Lin Xiao, mulai sekarang panggil aku Xiao Xiao saja."
Sudut bibir Jian Ping yang tiba-tiba kaku menunjukkan kecanggungannya saat ini, "Baiklah."
Setelah itu, Jian Ping terus mengerutkan alisnya, bagaikan masih tidak dapat mengerti kenapa kami bisa bercerai, tetapi dia adalah wanita yang cerdas, karena aku berkata kalau aku sudah bercerai, maka dia sudah tidak mengungkit soal Mo Ziqian lagi, dia hanya duduk di sampingku, dia sebentar-sebentar mengerutkan alisnya, jika tidak menghela napasnya, sangat jelas kalau dia masih merasa heran.
Setelah turun dari pesawat, kami pergi bersama untuk mengambil bagasi, Jian Ping pergi dengan memakai mobil dari hotelnya, sebelum pergi, dia memberitahuku kalau beberapa hari lagi dia akan mengajak semua orang untuk makan bersama, aku menyetujuinya, tetapi aku tidak berencana untuk pergi, "semua orang" yang dia maksudkan, pasti juga termasuk Mo Ziqian.
Dua hari kemudian, aku menerima telepon dari Jian Ping, saat di pesawat, kami pernah saling bertukar wechat dan nomor telepon.
Jian Ping berkata kalau malam ini dia akan mentraktir kami di restoran Bin Shui, yang ikut hanya beberapa teman kampus saja.
Aku tidak ingin pergi, tetapi Jian Ping mengirimkan wechat lagi kepadaku, memberitahuku kalau aku harus datang.
Jadi aku dengan simple merapikan penampilanku sebentar, aku memakai gaun panjang berbahan katun yang mencapai pergelangan kakiku untuk pergi ke restoran Bin Shui.
Tetapi yang membuatku kaget adalah, di dalam ruangan ternyata hanya ada Jian Ping saja, dia sedang menundukkan kepalanya dan mengupas apel. Aku mengira yang lainnya belum datang, jadi aku tidak berpikir terlalu banyak, Jian Ping melambaikan tangannya dan memintaku duduk di sampingnya lalu menggunakan tusuk gigi untuk menusuk satu potong apel yang sudah dikupas lalu memberikannya kepadaku.
Aku mengucapkan terima kasih lalu menggigitnya. Apelnya sangat manis.
Jian Ping sambil memakan apelnya, sambil mendorong menunya ke depanku, "Kamu lihat, kamu ingin makan apa."
Aku berkata dengan sungkan : "Lebih baik tunggu yang lain datang dulu baru pesan saja."
Jian Ping berkata, "Kamu pesan saja, hari ini hanya beberapa orang saja yang datang."
Aku agak sedikit kaget lalu melihat Jian Ping, dia terlihat masih mengupas apelnya dengan tenang.
Aku sembarangan memesan satu makanan, Jian Ping berkata terlalu sedikit, lalu menyuruhku untuk memesan lagi.
Lalu aku memesan 2 makanan lagi.
Saat ini, pintu ruangan tiba-tiba terbuka, seseorang masuk ke dalam.
Aku mengira yang datang adalah teman Jian Ping, saat aku mendongak untuk melihatnya, aku malah tanpa diduga melihat orang itu ternyata adalah Mo Ziqian.
Dia berpakaian dengan gaya inggris, terlihat modis dan luar biasa, tetapi juga terlihat muram.
"Kamu sudah datang, ayo duduk."
Jian Ping tidak terlihat sangat ramah.
Aku melihat Jian Ping dengan curiga, sangat jelas kalau perjamuan hari ini tidak sesederhana pertemuan dengan kawan-kawan lama.
Mo Ziqian duduk di seberangku, jari tangannya yang panjang memutar meja yang ada di depannya, saat buku menu sudah ada di depannya, dia mengambilnya dengan santai, lalu memanggil pelayan untuk menambahkan dua masakan lagi.
Lalu dia melipat kedua tangannya di depan meja, tatapannya yang muram melihat ke arah Jian Ping, "Katakan saja, ada apa?"
Jian Ping sudah selesai mengupas apelnya, dia menaruh pisau dan apel yang sudah dikupas di atas piring, lalu dia meminta pelayan untuk menuangkan anggur untuk mereka.
Setelah anggur selesai dituangkan, dia juga meminta kami untuk meminum satu gelas dulu.
Makanan sudah ditaruh di atas meja, tetapi Jian Ping masih memegang gelas anggur dan mengerutkan alisnya sambil berbicara sendiri, tetapi juga seperti sengaja berkata seperti itu untuk didengar oleh seseorang :
"Aku bertemu Wanwan di pesawat, oh bukan, Xiao Xiao. Aku baru tahu kalau kalian sudah bercerai."
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiKamu Baik Banget
Jeselin VelaniPenyucian Pernikahan
Glen ValoraThe Great Guy
Vivi HuangBlooming at that time
White RoseThe Gravity between Us
Vella PinkyHis Second Chance
Derick HoDoctor Stranger
Kevin WongCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)