Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)

Ketua Komandan berjalan sampai ke hadapan kami, melihatku dengan mata yang ganas, kemudian pandangannya tertuju ke wajah Qiang Qiang, tubuh kecil Qiang Qiang telihat jelas agak meringkuk, tapi ia masih menyapa dengan sangat sopan: “halo kakek.”

Wajah Ketua Komandan aga suram:“siapa kakekmu, jangan sembarangan panggil!”

Qiang Qiang:……

Anak itu mengangkat kepalanya, berbicara padaku melalui pandangan matanya, kakek ini tidak sopan, kita harus bagaimana?

Pada saat itu, Ketua Komandan kembali marah, bicara padaku: “idiot itu menghabiskan berapa banyak uang untukmu, aku tidak peduli, itu uangnya sendiri, tapi kamu dan putramu di sini, datang mempermalukanku, idiot itu boleh saja tidak tahu malu, aku tetap saja tahu malu, kamu..”

Tangan Ketua Komandan menunjuk ke arahku,“bawa anak kamu, segera pergi dari sini, ini bukan tempat yang kalian harusnya tinggali!”

Aku:“Ketua Komandan, kami tinggal di sini, kalau ada menyusahkanmu dalam hal apapun, aku sangat minta maaf, tapi aku tidak akan pergi dari sini, di sini adalah kediaman yang disiapkan Tuan kelima untuk kami ibu dan anak, hanya pada saat ia menyuruh kami pergi, kami baru akan pergi.”

Ketua Komandan sangat marah, dengan emosi berkata: “kamu……benar-benar tidak tahu kamu itu janda bekas yang membawa beban, idiot itu suka apa sih dari kamu!”

Ketua Komandan ini, bicara idiot ini idiot itu, membuat suasana hati orang yang mendengar lumayan kesal, tuan Kelima itu putra kandungnya, malah memaki sampai seperti ini.

Aku sangat marah soal itu, sampai-sampai melebihi amarahku saat ia bilang aku janda bekas, memaki Qiang Qiang sebagai beban, aku tidak bisa mendengar orang lain, bahkan Ketua Komandan ini memaki Tuan kelima。

Tidak ada cara lain, hatiku sudah 'dibeli' oleh tuan muda itu.

“Ketua Komandan, idiot itu juga putra kandungmu, Anda terus-terusan bilang idiot itu, apa di dalam hati Anda tidak normal?”

“wa……wanita ini,”Ketua Komandan semakin marah “tanpa disangka kamu berani menasehati aku? Kamu pikir kamu tahu segalanya ya!”

Ketua Komandan sangat marah namun tak sampai seperti ia memukul Tuan kelima, seperti itu, ia mengambil dan mengetukkan tongkat di tubuhku, dan terpaksa pergi dengan emosi.

Baru saja Ketua Komandan pergi, telepon genggamku langsung berdering, tanpa disangka Mo Ziqian yang menelepon, aku menerimanya.

“kamu sekarang ada dimana, aku mau bertemu Qiang Qiang.”

“di area militer, Qiang Qiang sebentar lagi mau masuk TK, kamu bertemu di lain hari saja.”

Aku langsung mematikan teleponnya, tidak ingin berbicara terlalu banyak dengannya.

Malah tidak menyangka, baru saja aku mematikan telepon, langsung melihat tidak jauh dari sini ada bayangan hitam, bayangan tersebut berjalan ke arah kami.

Itu adalah Mo Ziqian.

Ternyata, dia sudah sampai.

Mo Ziqian datang ke hadapan kami, tatapan matanya agak dingin, “Lin Xiao, kamu memperbolehkan aku bertemu, tapi kamu bawa Qiang Qiang pindah ke rumah orang, apa kamu tidak punya otak.”

“kamu……”

Aku tak bisa berkata-kata mendengar kalimatnya itu, cukup lama tidak bicara apapun, melihat Mo Ziqian memeluk Qiang Qiang,mau membawanya pergi, aku maju selangkah, menghadang di depannya, “hey, kamu tidak boleh membawa Qiang Qiang pergi!”

Mo Ziqian:“aku mau ajak dia main, nanti akan aku antar pulang.”

“tidak,kalau mau main di sini saja!”

Aku tahu trik-trik Mo Ziqian, takut ia menipuku lagi, tidak rela membiarkannya pergi.

Ujung bibir Mo Ziqian terangkat sedikit, dengan penuh meledek melihat ke arahku,“kamu pikir kalau aku benar-benar mau menyembunyikannya, kamu bisa menemukannya?”

Seketika itu juga aku terdiam,Qiang Qiang pada saat itu malah bicara dalam pelukan Mo Ziqian:“papa, kita main di sini saja, di area militer ada banyak sekali benda yang tidak bisa dilihat di luar, Qiang Qiang ajak jalan-jalan saja, menarik kok.”

Anak ini jelas sekali takut aku kesulitan, karena itu bicara seperti itu pada Mo Ziqian.

Mo Ziqian berkata dengan penuh kasih sayang:“baiklah, papa akan turuti Qiang Qiang”

Selesai bicara, ia memberiku pandangan yang terlihat sangat tertarik,menurunkan Qiang Qiang, menggenggam tangan kecilnya dan berkata: “ayo pergi, bawa papa lihat-lihat, di sini ada benda menarik apa.”

Seorang dewasa dan seorang anak, bergandengan tangan dan perlahan berjalan menjauh dari pandanganku, aku malah jadi bingung,Qiang Qiang umurnya masih sekecil itu, malah pemikirannya sudah terlalu cepat dewasa, membuatku tambah menyayanginya.

Dalam waktu 30 menit, Qiang Qiang kemudian pulang bersama Mo Ziqian.

Ia berjalan ke sisiku, tangan kecilnya melambai ke arah Mo Ziqian,“sampai jumpa pa”

Mo Ziqian juga melambaikan tangannya,“sampai jumpa Qiang Qiang.”

Aku membawa Qiang Qiang pergi ke TK.

Setelah mengantar Qiang Qiang,saat aku keluar dari TK, aku malah melihat Mo Ziqian masih berdiri di sana, bola matanya yang sedingin salju, menatapku dengan sangat dingin.

Kalau mau pulang ambil kendaraan, pasti harus lewat di sampingnya, saat aku lewat di sampingnya, Mo Ziqian berkata:“kamu melahirkan putra yang baik, ia takut kamu khawatir, tidak bersedia pergi ke luar denganku, juga takut kamu menunggu terlalu lama, masuk kantor jadi tertunda, hanya bersamaku sebentar itu saja, langsung ribut mau pulang. Lin Xiao, kamu melahirkan putra yang baik.”

Suara Mo Ziqian berubah, ia tidak bicara apapun lagi, mengambil langkah, berjalan ke arah mobil hitam yang diparkir tak jauh dari situ.

Qiang Qiang takut membuat aku terlambat kerja, jadi meskipun sangat ingin bersama dengan papanya, malah tetap memilih pulang lebih cepat, aku menghela nafas kecil,Qiang Qiangku, mama bersalah padamu.

Sampai ke firma hukum, aku melihat Aisha lagi, berjalan di koridor, dengan suara rendah memperingatkanku, “Lin Xiao, kamu jangan berpikir untuk mengkhianati kakak Kelima ya, kalau sampai kamu mengkhianatinya, bersama dengan ular berkacamata itu, aku orang pertama yang tak akan membiarkanmu.”

Aisha tanpa disangka memanggil Lan Ke ular berkacamata, benar-benar tidak tahu kalau Lan Ke tahu, akan menunjukkan ekspresi seperti apa.

Sedangkan aku, sudah terganggu lebih dari kesabaranku oleh perempuan yang suka cari masalah tanpa alasan ini.

“nona besar, sudah selesai bicaranya? Kalau sudah, permisi, aku mau bekerja.”

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu