Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 79 Gelang
Bab 79 Gelang
Aku tahu bahwa Wen Yiru karena telah melihat berita tentang aku dan Tuan Kelima, merasa sakit hati. Dia ingin membawa Qiang-Qiang ke Kanada, tetapi sekarang aku mencarikan ayah angkat untuk Qiang-Qiang, kalau Wen Yiru benar-benar adalah ibu kandung Mo Ziqian, maka dia sebagai nenek, pasti sangat kecewa.
Ketika aku pulang kerja, Wen Yiru memanggilku ke kantornya, “Lin Xiao, aku ingin tahu apa yang kamu pikirkan.”
Wen Yiru duduk di sofa, wajahnya yang terlihat ramah dan penuh khawatir, tetapi juga memancarkan keseriusan sebagai orang tua.
Aku hanya mencarikan suatu sandaran yang kuat untuk Qiang-Qiang, Chen Liyan dan Hu Yeming selalu berpikir untuk membunuh Qiang-Qiang, aku benar-benar takut, ibu angkat Qiang-Qiang sudah kehilangan nyawa untuk Qiang-Qiang, aku tidak ingin terjadi masalah apapun lagi. Tuan Kelima adalah pohon besar yang melindungi Qiang-Qiang, hanya dibawah perlindungannya, kami pasangan ibu dan anak bisa selamat.”
Wen Yiru terdiam sesaat, wajah yang penuh pikiran tiba-tiba menggelengkan kepala dengan pelan, “aku semakin tidak mengerti dengan orang-orang muda seperti kalian. Ok, ini jalan yang kamu pilih sendiri, jadi kamu harus baik-baik menjalaninya.”
Wen Yiru melambaikan tangannya, aku tahu dia menyuruhku pergi, jadi aku membalikkan badanku dan pergi. Pergi menjemput Qiang-Qiang di taman kanak-kanak, kami pasangan ibu dan anak pertama kali, terang-terangan berjalan di bawah cahaya, tidak perlu khawatir akan dilukai orang. Aku menggandeng tangan anak kecil ini, anak kecil ini mengangkat pipinya yang sudah mulai berdaging, anak kecil ini memanggil tante dengan ramah. Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun ini, aku merasa waktu begitu indah.
“O, di sana ada seorang kakek.”
Qiang-Qiang tiba-tiba berkata.
Aku mengangkat kepala dan melihat bahwa tidak jauh dari depan, berdiri seorang lelaki paruh baya, bertubuh tinggi dan tegap, itu adalah Mo Cheng, saat ini, dia sedang berwajah ramah menatap Qiang-Qiang.
Aku menggandeng tangan Qiang-Qiang mendekatinya, “bagaimana anda datang?”
Aku selalu bersikap hormat pada Mo Cheng.
Mo Cheng tersenyum malu, “Xiaoxiao, boleh aku menggendong anak ini?”
Professor yang paling dikagumi di unversitas A, para siswa menyembahnya seperti dewa, tetapi pada saat ini, nada suara dan ekspresinya begitu rendah hati.
“Qiang-Qiang, panggil kakek.”
Aku menundukkan kepalaku tersenyum dan berkata dengan lembut kepada Qiang-Qiang.
Qiang-Qiang melihatku, lalu memanggil dengan keras, “kakek.”
Sudut mata dan mulut Mo Cheng terangkat menimbulkan garis lembut, dia tersenyum menggulurkan tangannya pada bocah kecil, “Biarkan kakek menggendongmu ya?”
Qiang-Qiang tidak mengenal Mo Cheng, tetapi dia tetap berjalan mendekatinya.
Mo Cheng menggendong Qiang-Qiang yang bertubuh kecil. Anak ini masih sangat kurus, Ketika Mo Cheng menggendongnya, dia menggerutkan alisnya, berkata dengan nada rendah, “Anak ini, tulangnya bisa disentuh tangan. Benar-benar telah menderita.”
Mo Cheng menggendong mencium Qiang-Qiang, penuh kasih sayang, sama sekali tidak ingin melepaskannya.
Tetapi Qiang-Qiang menggulurkan tangannya padaku untuk memeluknya, jadi Mo Cheng hanya bisa menyerahkannya padaku. Ketika aku menggendong kembali Qiang-Qiang, Mo Cheng mengeluarkan dompet, dan dari dalam mengeluarkan sebuah kartu, “Xiaoxiao, dalam kartu ini ada sedikit uang, itu adalah sisa gaji yang kutabung. Aku berharap bisa dijadikan biaya pendidikan Qiang-Qiang, kamu jangan khawatir, ini bukan uang Ziqian, ini hanyalah sedikit niat baik dari seorang kakek untuk cucunya.”
Tatapan Mo Cheng sangat tulus, aku tidak tega menolaknya.
Aku diam-diam menerima kartu itu, Mo Cheng berkata: “Kata sandinya enam kali nol, kamu ubahlah kata sandi yang baru.”
“Iya, aku tahu.”
Aku tersenyum pada Mo Cheng.
Mo Cheng melambaikan tangannya pada Qiang-Qiang, “Qiang-Qiang, kakek sudah mau pergi.”
“Kakek, selamat tinggal.”
Qiang-Qiang juga melambaikan tangan kecilnya.
Tinn--Tinnn....
Seseorang membunyikan klakson.
Aku memutarkan kepala dan melihat, ada sebuah mobil yang kukenal, dari dalamnya terlihat seseorang yang tampan, Tuan Kelima melambaikan tangannya kepada kami, “hai, anak angkat.”
Tuan muda ini.
Aku tidak tahu seharusnya tertawa atau menangis melihat dia seperti itu, aku menggandeng tangan Qiang-Qiang mendekatinya. Qiang-Qiang memanggil dengan suara yang keras, “ayah angkat.”
Tuan Kelima menyipitkan matanya yang indah, “bagus, anak ini pintar belajar. Ayo, masuk mobil, ayah angkat membawa kamu pergi makan besar.”
Ketika aku menggendong Qiang-Qiang masuk ke dalam mobil, Qiang-Qiang membungkuk di bahuku dan bertanya, “Tante, apa itu makan besar?”
Aku: “Makan besar adalah kita bias makan banyak makanan enak.”
Qiang-Qiang langsung menjadi semangat, menepuk tangannya berkata: “Qiang-Qiang ingin makan makanan enak.”
Tuan Kelima melirik ke belakang, “kamu bocah kecil ini, benar harus makan yang banyak, kurus tinggal tulang, kalau tidak mengemukkan kamu, aku tidak perlu menjadi ayah angkatmu lagi.”
Ketika Tuan Kelima berkata, dia mulai mengendarai mobil perlahan, dengan cepat kami tiba di sebuah restoran Seafood. Selesai memilih tempat duduk, kami membawa Qiang-Qiang duduk dan Tuan Kelima mengambil menu untuk Qiang-Qiang, “Nak, apa yang ingin kamu makan, silakan pesan, tidak perlu menghemat uang ayahmu!”
Suara pembicaraan Tuan Kelima sangat keras, seperti takut bahwa orang lain tidak mengetahui hubungan antara anak dan dia. Qiang-Qiang secara alami tidak tahu hidangan mana yang lezat. Dia mengikuti Qin Sumin, yang telah hidup dalam kemiskinan, mana mungkin dia pernah makan makanan yang begitu mewah.
Tangan Qiang-Qiang yang kecil menunjuk di menu yang memiliki gambar-gambar bunga yang terlihat sangat segar, dan barang-barang di dalam yang terlihat indah.
Tentu saja, makanan-makanan itu, tiap jenis memiliki harga yang mengejutkan.
Ketika Qiang-Qiang sedang menunjuk pada menu, pelayan datang membawa dua piring lauk, dalam menu tertulis: lobster Australia dan teripang Arktik.
“Ini diberikan oleh seorang pria bermarga Hu pada Anda, katanya ini adalah hadiah kecil.”
Pelayan meletakkan lauk, dengan sopan mundur ke samping.
Tuan Kelima menjepit sepotong teripang diletakkan di piring depan mata Qiang-Qiang, “sampaikan terimakasih padanya, katakana, aku Tuan Kelima menerima hadiahnya”
“Baik.”
Lalu pelayan itu pergi.
Aku melihat Tuan Kelima dengan tatapan yang ragu. Hu, yang dikatakan pelayan adalah Hu Yeming?
Aku melihat sekeliling dan melihat bahwa itu tidak jauh dari belakang. Ada sebuah meja di antara deretan meja. Dan yang sedang duduk itu adalah Hu Yeming.
Sekarang dia menatap ke arah sini dengan menyipitkan matanya seperti sedang memikirkan sesuatu, seluruh tubuhku langsung bergetar.
Tuan Kelima selesai menjepitkan makanan untuk Qiang-Qiang, dan tersenyum berkata: “bocah kecil, coba ini.”
Tuan Kelima mengangkat kepalanya dan melihat keraguanku, lalu tersenyum dan berkata, “Kenapa? kamu tidak berani makan? Ini diberikan oleh pria yang bermarga Hu, Hu Yeming, mengerti?”
Aku menatap pada mata Tuan Kelima yang tersenyum licik, tiba-tiba mengerti, ini adalah perbuatan Hu Yeming mencoba untuk mengekspresikan niat baik pada Tuan Kelima, meskipun lauknya memang mahal, tetapi perasaan itu tidak ternilai harganya.
Meskipun perasaannya itu belum pasti perasaan baik, tetapi ini adalah permulaan yang bagus, ini tandanya, dia sudah mengetahui bahwa Tuan Kelima adalah ayah angkat Qiang-Qiang, dan aku adalah wanita Tuan Kelima, dan ini berarti dia tidak akan membuat sesuatu yang bisa membahayakan aku dan Qiang-Qiang.
Dia tidak berani.
Aku tersenyum, mengangkat gelas menghadap Tuan Kelima dan berkata: “Ini untuk berterimakasih padamu.”
Tuan Kelima tersenyum, tetapi dengan senang berkata: “Setelah minum gelas ini, kamu akan mabuk duluan sebelum makan seafood.
Aku secara otomatis mengarahkan mataku ke botol itu, dan terlihat empat puluh enam persen tertulis di sana, aku tiba-tiba kaget.
Pelayan meletakkan makanan satu per satu di atas meja Qiang-Qiang, Ketika pelayan membawakan sepiring gurita yang sudah dimasak, Qiang-Qiang mulai tidak tenang, dia menggunakan sumpit untuk memutar gurita yang sudah matang, ketika memastikan itu tidak akan bergerak lagi, Qiang-Qiang tiba-tiba membuka mulutnya dan menangis.
Aku tidak mengerti dan langsung terkejut, “Qiang-Qiang, ada apa denganmu?”
Tuan Kelima juga kaget, “hey nak, dimana kamu kenapa?”
Qiang-Qiang sambil menangis sambil berkata: “mereka tidak bisa bergerak, mereka sudah mati.”
Aku tiba-tiba merasa lega, wajahku penuh garis hitam dan berkata: “Qiang-Qiang, ini adalah restoran, restoran ini membuat makanan ini menjadi matang untuk dimakan kita!”
Qiang-Qiang sepertinya tidak terlalu mengerti, matanya yang hitam dipenuhi air mata jernih, berkata: “Kalau begitu kita jangan datang ke sini lagi, aku tidak mau memakan hewan kecil ini.”
“ehh....baik.”
Tuan Kelima merasa tidak dapat berkata, “bocah ini, benar-benar punya kepribadiannya sendiri.”
Pada saat ini, beberapa orang masuk dari luar, yang paling depan adalah Chen Hui, dia melihat kami, dan melirikku dengan tatapan yang penuh makna, dan kemudian memasuki ruang VIP.
Aku selesai membujuk Qiang-Qiang, memberitahunya tidak akan ke sini untuk makan makanan laut lagi, dia baru menghentikan air matanya, Tuan Kelima merasa marah dan lucu, mengulurkan tangan dan mencubit hidung kecilnya, “Kamu, mirip siapa kamu?”
“Tante pergi ke kamar mandi, kamu diam disini.” Aku memberitahu Qiang-Qiang, dan pergi ke kamar mandi.
Selesai melakukan panggilan alam dan ketika sedang mencuci tangan, aku tiba-tiba menyadari bahwa gelang perak di pergelangan tanganku hilang. Gelang ini katanya ditemukan oleh orang panti asuhan di dalam selimut yang membungkus padaku saat aku diletakkan di panti asuhan dulu. Meskipun barang itu tidak terlalu berharga tetapi sangat mungkin berhubungan dengan identitasku. Gelang ini aku jarang memakainya, tetapi tidak kupikir hari ini baru saja mengenakannya, langsung hilang.
Aku segera keluar dari toilet, dengan panik mencari gelang itu.
Aku melihat seseorang berdiri di bawah dekorasi bambu di koridor. Pria itu tinggi dan bahunya lebar. Itu adalah Chen Hui. Dia menundukkan kepalanya dan mengamati barang di tangannya dengan serius.
Aku melihat barang yang dipegang ditangannya, itu adalah gelang.
“Tuan Chen.” Aku mendekatinya.
Dan dalam waktu bersamaan aku melihat ke gelang ditangannya, gelang itu terukir seekor phoenix, tampilannya sudah tua dan bahkan murahan, tetapi itu adalah gelang milikku.
“Bisa kembalikan padaku? Itu baru saja aku jatuhkan.”
Aku mengulurkan tanganku pada Chen Hui.
Chen Hui menggerutkan alisnya, “Ini milikmu?”
“Iya, benar atau kamu boleh memeriksa di CCTV.”
Tatapan Chen Hui tiba-tiba menjadi rumit, dan saat ini, seseorang memanggilnya. Chen Hui memberiku gelang itu, “Mari kita makan bersama beberapa hari lagi.”
Selesai berkata, dia bergegas pergi.
Aku memakai kembali gelang itu di pergelangan tanganku, ketika aku kembali ke meja, Tuan Kelima telah meminta pelayan mengambil beberapa gurita hidup dan menaruhnya di botol kaca dan memberinya pada Qiang-Qiang.
Tangan kecil Qiang-Qiang memegang botol, seperti sedang memegang barang yang berharga, dan mulutnya berkata, “Jangan takut, aku tidak akan membiarkan orang memakanmu, aku akan melindungimu.”
Kepolosan serta kekanak-kanakannya membuat Tuan Kelima tertawa terbahak-bahak.
Ketika pergi dari restoran, tangan kecil Qiang-Qiang selalu memeluk botol itu, dengan hati-hati melindungi guritanya.
Tuan Kelima masih membawa kami ke apartemennya, tetapi dia tidak naik, dia melihat dia tidak keluar dari mobil, dan tiba-tiba ada mulut kecil yang berkata, “Paman takut membersihkan pistol keluar api ya.”
Tuan Kelima tiba-tiba tertawa.
Wajah tertawanya yang lebih jelek dari menangis, menunjuk padaku, “Putra yang kamu lahirkan, benar-benar orang pintar.”
Aku hanya bisa melihat garis hitam di wajahku, dan dengan malu berdiri di sana.
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieCinta Di Balik Awan
KellyVillain's Giving Up
Axe AshciellyIstri kontrakku
RasudinHanya Kamu Hidupku
RenataEternal Love
Regina WangDemanding Husband
MarshallHis Soft Side
RiseCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)