Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 96 Langit Malam
Karena tidak memiliki kerjaan lain juga, aku mengikuti badut itu keluar dari aula dan pergi ke kebun belakang.
Bintang berkedip di langit dan suasana di sana sangat baik. Angin berhembus dengan lembut. Sayangnya orang yang berada di sisiku bukanlah orang yang aku cintai. Orang yang aku cintai sudah mencintai orang lain dan pada detik ini, orang ini sedang memeluk wanita lain.
Badut itu melangkahi tangga batu itu, aku memegang tongkat mengikuti di belakangnya. Tidak hati-hati, aku hampir terjatuh. Badut itu tiba tiba berputar balik badannya dan memegang aku dengan kedua lengannya.
Hanya saja penutup wajah dan tongkatku jatuh dari wajah dan tanganku.
Aku menghembuskan sebuah nafas yang lega, kalau aku jatuh lagi tadi, proses penyembuhan lukaku akan menjadi lebih lambat lagi.
"Apakah kamu baik baik saja?"
Suara yang berkata di sisi telingaku sangat enak di dengar, seperti suara seorang penyanyi pria yang aku sangat suka mendengar lagunya.
"Iya, Terima kasih"
Aku merapikan rambutku yang berantakan dan melepaskan diriku dari pelukan orang itu.
Aku mencari penutup wajahku yang tidak tahu jatuh kemana, badut itu hanya terus memandang wajahku.
Aku melihat sebuah barang berwarna perak yang terlihat seperti penutup wajahku di bawah tangga. Aku meloncat dengan satu kaki dan ingin mengambil barang tersebut, badut itu mendahului aku dan mengambil penutup wajahku.
"Sayangnya sudah rusak" Pria itu berkata
"Tidak apa apa. Itu hanya sebuah penutup wajah"
Memakai barang itu sangat tidak nyaman. Lagipun selain ‘jika waktu bisa kembali’ dan Elisa tidak ada yang mengenal aku juga. Aku tidak takut menunjukkan wajah asliku.
Badut itu menggantung penutup wajah yang sudah putus menjadi dua di atas batang pohon, "Tubuhmu sepertinya mempunyai banyak luka, mengapa bisa begitu?"
Badut itu bertanya.
"Aku dikejar anjing dan jatuh melukai diriku. Jangan dibahas"
Aku sembarang mencari sebuah alasan.
Aku bertanya, "Apakah kamu sendiri? Mengapa kamu tidak membawa pacarmu?"
Aku sambil berkata dan sambil duduk di kursi batu yang berada di dekatku. Badut itu meletakkan tongkatku yang jatuh tadi di tepi kursi batu. Aku mengucapkan terima kasih.
Badut itu duduk di depanku. Di bawah langit yang gelap, matanya yang terang sangat mencari perhatian.
"Aku dan dia ada sedikit salah paham. Sampai sekarang dia tidak mau memaafkan aku. Aku juga tidak paham dan hanya bisa menerima keadaan”
Nada suaranya berisi sedikit kecewa.
"Oh?"
Aku kaget, "Mengapa tidak paham?"
Pada saat itu, ada pelayan yang membawa jus untuk aku dan anggur merah untuk badut.
Pria itu menghela sebuah nafas, "Aku memiliki alasan yang tidak bisa diucapkan"
Nada suaranya berisi sakit hati. Setelah itu, dia menghabiskan anggur merahnya,
Aku melihat kepada pria asing yang berada di depanku. Aku sama sekali tidak mengenal pria ini tetapi tidak tahu mengapa, aku merasakan perasaan yang tidak asing dari orang ini. Seolah olah kita mengenal satu sama lain.
Aku ingin bertanya namanya siapa. Tetapi pandanganku menjadi buram dan mataku terasa berat. Aku tidak bisa menahan dan langsung tertidur di atas meja.
"Wanwan, Wanwanku. Wanitaku adalah kamu. Aku harus bagaimana menjelaskan alasan itu kepadamu?"
Suara itu sangat kecil dan ringan, tetapi terisi kerinduan yang sangat dalam.
"Lin Xiao? Lin Xiao"
Ada seseorang yang menepuk bahuku dengan lembut. Aku membuka mataku dan melihat ‘jika waktu bisa kembali’ berada di depanku dengan wajah perhatian.
"Ada seorang tuan berkata melihat seorang nona bertongkat tertidur di sini. Aku berpikir itu pasti kamu. Aku takut kamu kedinginan dan langsung datang mencari kamu"
‘jika waktu bisa kembali’ berkata.
Nona bertongkat? Apakah badut itu baru saja memberikan aku nama panggilan? Aku melihat ke sekitar dan bayangan badut itu sudah tidak dapat dilihat.
Tetapi mengapa aku bisa tiba-tiba tertidur? Apakah aku benar benar sudah tua?
Aku meminta maaf dan mengikuti ‘jika waktu bisa kembali’ kembali ke aula.
Waktu sudah larut dan aku sudah harus pulang. Aku menyapa Elisa dan pulang ikut mobil ‘jika waktu bisa kembali’.
"Hati hati di jalan"
‘jika waktu bisa kembali’ mengantar aku sampai di depan apartemen Wen Yiru. Aku melambaikan tangan kepadanya dan ‘jika waktu bisa kembali’ memberikan aku sebuah senyuman sebelum pergi.
Aku membuka pintu dan sebuah tubuh kecil menabrak ke pelukanku, "Mama, kamu sudah pulang. Qiang Qiang sudah kangen kamu"
Aku mengelus rambut anak kecil itu, "Mama juga sudah kangen kamu"
Qiang Qiang mengangkat kepalanya dan melihat aku dengan matanya yang murni seperti berlian, "Mama, aku sudah bisa memainkan setengah lagu. Apakah kamu mau mendengarnya?"
Qiang Qiang menarik tanganku dan membawa aku ke ruang piano.
Anak kecil itu memanjat ke atas kursi dan sepasang tangan kecilnya mulai memainkan piano. Pada saat aku sedang menikmati nada instrumen yang mempesona itu, Qiang Qiang tiba tiba berhenti.
Qiang Qiang turun dari kursi dengan wajah yang dibasahi air mata dan menundukkan kepalanya, "Mama, Qiang Qiang cuman bisa main sampai sini. Qiang Qiang ingin memainkan satu lagu penuh dan memberikan itu sebagai hadiah kepada nenek. Tetapi Qiang Qiang sangat bodoh.........."
Qiang Qiang menangis dengan sedih.
Aku berjongkok dan mengelus kepala anak kecil itu dengan lembut, "Qiang Qiang, kamu baru belajar piano tidak sampai sebulan. Tetapi kamu sudah bisa memainkan lagu yang luar biasa itu. Meskipun kamu hanya bisa memainkan setengah lagu, itu sudah sangat luar biasa. Jangan menyerah, asal kamu mau bekerja keras dan latihan setiap hari, kamu pasti bisa main piano dengan bagus nanti!"
Qiang Qiang terus menundukkan kepalanya. Bisa dilihat dia benar benar sangat sedih. Aku memegang tangannya dan membawa dia ke sofa kemudian memberikan dia sebuah pelukan.
"Ketika mama masih seumuran dengan kamu, mama bahkan tidak mengenal notasi nada. Pada saat mama berumur 5 tahun, ada seorang kakak yang memegang buku notasi nada. Mama menunjuk ke notasi nada dan berkata itu adalah kecebong kecil. Apakah kamu tidak merasa lucu?"
Qiang Qiang akhirnya tertawa, "Mama sangat bodoh"
"Iya, mama sangat bodoh waktu kecil. Tetapi Qiang Qiang sangat pintar. Nanti, Apakah Qiang Qiang mau menjadi guru piano mama dan mengajar mama mengenal notasi nada?"
Qiang Qiang mengangguk, "Boleh. Qiang Qiang pasti akan mengajar mama sampai bisa agar mama bisa memainkan alat musik yang paling enak di dengar!"
Aku memegang wajah anak kecil itu dan mencium dahinya.
Setelah dua hari, Wen Yiru kembali dari Kanada. Setelah pulang, aku langsung mendengar suaranya yang lembut. Dia sedang memainkan piano untuk Qiang Qiang.
Qiang Qiang sangat serius mendengarkannya dan mengangguk. Wen Yiru berkata, "Lihat, mama sudah pulang"
Qiang Qiang turun dari kursi piano dan lari ke arahku.
Wen Yiru menyerahkan sebuah kotak cantik kepadaku, "Ini untukmu"
"Terima kasih direktur Wen"
Di dalam kotak berisi sebuah selendang yang cantik.
Wen Yiru berkata, "Kalau di rumah panggil aku tante saja. Bukankah itu aneh kalau Qiang Qiang memanggil aku nenek dan kamu memanggil aku direktur Wen?"
Aku tertawa dengan malu dan memanggil tante.
Wen Yiru duduk di atas sofa, "Aku baru mau memberi tahu kamu, aku ingin membawa Qiang Qiang pergi Kanada. Pusat karierku berada di sana, aku akan jarang berkunjung ke sini nanti. Aku ingin membawa Qiang Qiang di sisiku. Bolehkah kamu berpikir lagi? Kalau kamu tidak tega, kamu bisa ikut pergi juga. Sampai sana kamu bisa tetap bekerja di Kaiwelz"
Aku berpikir beberapa saat. Membawa Qiang Qiang pergi Kanada benar-benar adalah keputusan yang baik. Qiang Qiang berada di sisi Wen Yiru akan jauh lebih baik dari berada di sisiku. Meskipun aku adalah Mama Qiang Qiang, tetapi aku tidak bisa memberikan Qiang Qiang kehidupan yang aman dan malah sering membuat dia dilanda bahaya.
Jika Qiang Qiang mengikuti Wen Yiru, keamanannya terjamin dan dia juga bisa mendapatkan pendidikan yang bagus. Dari etika Wen Yiru yang sangat bagus ini aku tahu dia adalah orang yang paling cocok untuk mendidik Qiang Qiang.
"Aku setuju"
Wen Yiru tersenyum, "Bagus. Besok aku akan menyuruh orang untuk mengurus surat imigrasi. Apakah kamu juga mau sekalian ikut pindah?"
Aku menggelengkan kepalaku, "Aku akan berada di sini dulu. Suatu hari aku akan ikut pindah juga"
Wen Yiru mengangguk, "Boleh"
Wen Yiru menyuruh orang untuk mengurus semua dokumen yang diperlukan untuk imigrasi. Aku fokus menyediakan barang-barang untuk Qiang Qiang. Di tengah-tengah waktu itu, di internet terdapat berita Mo Ziqian membawa istri dan putrinya pergi lMamaran di Hawai.
Foto keluarga mereka bertiga beredar di internet.
Mo Ziqian dan Chen Liyan, mereka tampan dan cantik. Kedua orang ini sangat populer di internet. Banyak orang yang meninggalkan komentar tentang iri terhadap keluarga ini di bawah foto mereka.
"Mama?"
Pada saat aku sedang berkhayal sambil memegang ponselku, Qiang Qiang menarik tanganku, "Mama, Nenek sedang melihat foto paman Mo. Paman Mo mengendong seorang kakak yang cantik di fotonya. Apakah kakak itu adalah kakak Sisi?"
Meskipun aku tidak ingin Qiang Qiang memanggil Sisi kakak, tetapi aku tidak ingin membuat anak kecil ikut campur masalah kami orang dewasa. Aku tidak ingin membuat jiwa kecil anak ini mempunyai kebencian.
Alis Qiang Qiang mengerut, "Di samping paman Mo ada seorang tante yang cantik. Apakah dia adalah Mama kakak Sisi?"
"Iya"
Aku mengelus kepala anakku.
"Aku sudah mengerti. Sebenarnya aku bukan anak paman Mo. Paman Mo memiliki istri dan anak sendiri. Aku hanya anak Mama, iya kan?"
"Iya"
Aku menghela sebuah nafas dan memeluk anak kecil ini yang menginginkan kasih sayang dari ayahnya.
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlStep by Step
LeksSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaSi Menantu Buta
DeddyCutie Mom
AlexiaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)