Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 136 Cadangan (2)

Tapi aku malah diam-diam memperhatikan gerak-gerik mereka. Sama seperti dugaan, dua orang itu menaruh obat itu ke dalam gelas wine Chen Liyan, kemudian bergegas pergi.

Aku seakan seperti tidak ada kerjaan memegangi gelas wine, mencicipi, dengan cepat bau parfum datang tercium, di sampingku sudah lebih satu orang.

Orang itu mengenakan gaun pesta malam yang langsing berhiaskan berlian menyeret lantai, seluruh badan beraksesoris tampak fashionable, itu adalah Chen Liyan.

Ujung mulut merah wanita itu tersenyum dengan hangat tak jelas, di tangannya mengenggam gelas yang diberi obat itu, membuka mulut dengan tanpa rasa puas diri kepadaku, “Kamu tebak, kalau terjadi sesuatu denganmu, masihkah Ziqian mau denganmu?”

Ketika Chen Liyan berbicara, mata yang beribu macam perasaan itu tanpa bekas menyoroti anggur merah di dalam gelasku, dia sepertinya mengira, dalam gelasku sudah dimasukkan obat, namun tidak tahu, gelas dia lah yang ada obatnya.

Aku tersenyum merapatkan bibir, “Aku tidak tahu jika Ziqian bisa saja tidak menginginkan aku, tapi aku tahu, dia sejak awal sudah tidak menginginkanmu.”

Usai aku bicara, mengangkat alisku tersenyum ke Chen Liyan, tidak melihat lagi, wajahnya kaku dan memucat, langsung saja berjalan pergi ke lingkaran dansa sana, saat ini, priaku sudah tidak di lingkaran dansa lagi, dia dikelilingi oleh beberapa direktur dan pelanggan, berbincang seru.

Aku membelokkan badan pergi, namun bahuku ditabrak oleh seseorang, gelas wine di tangan miring, wine tertumpah setengah, aku tiba-tiba mengangkat kepala, kemudian berpapasan mata dengan sepasang bola mata kecoklatan yang cantik.

Dia dengan sangat tertarik memandangku, bibirnya yang tipis mengeluarkan semacam aroma peppermint ke aku, “Ada kemajuan, tontonan bagus yang ingin kamu lihat, sebentar lagi akan dimulai. Aku juga sangat menantikan, respon Mo Ziqian selanjutnya.”

Tuan Kelima tersenyum mengangkat bibir kepadaku, tersenyum memprovokasi, kemudian menggandeng pasangan wanitanya, pergi dengan sombongnya.

Hatiku terasa berat, Tuan Kelima, di luar dugaan dia tahu kah apa yang aku lakukan ke Chen Liyan?

Dan saat ini, aku tanpa sadar menoleh, melihat Chen Liyan yang tiba-tiba meletakkan gelas wine, dengan wajah merahnya menempelkan badannya ke seorang direktur laki-laki yang tidak jauh darinya.

Aku tahu, obat itu sudah bereaksi.

Sepasang lengan Chen Liyan mengait ke leher pria itu, mulut merahnya yang lembut dan cantik tidak sabaran lagi bergerak mendekati wajah pria itu, pria itu tersentak terkejut, tapi dengan cepat malah tersenyum-senyum sepasang lengan mengait di pinggang Chen Liyan, seharusnya merasa keberuntungan gratis, kemudian merangkul Chen Liyan dua orang pun saling merangkul dan sedikit berpelukan lalu pergi.

Aku mengangkat kaki mengikuti, tontonan bagus sudah dimulai.

Mereka sambil berjalan, sambil tidak sabarannya berciuman, meski pria itu masih sadar, masih bisa mengendalikan diri, namun kesadaran diri Chen Liyan sudah dikontrol oleh obat perangsang, wanita itu hanya berpikir untuk membuat diri sendiri nyaman, sambil berciuman dengan pria, sambil tak buru-buru tak sabaran melepaskan bajunya sendiri, dengan cepat, berdua itu masuk ke kamar sebelah.

Tidak sempat lagi peduli untuk mengunci pintu dari dalam, bisa dilihat ketidaksabaran dua orang itu, aku rasa dua orang ini seharusnya sedang bercinta, kemudian memberhentikan pelayan yang lewat, “Pergi kasih tahu orang di dalam aula bahwa Chen Liyan hilang.”

Pelayan itu tidak jelas kejadiannya, sekali mendengar ada orang hilang, lalu buru-buru lari dengan cepat ke aula, tidak berapa lama, dalam aula pun menjadi kacau.

Aku melihat mata jernih Mo Ziqian dengan khawatir mencari sesuatu, ketika melihat aku yang berada di depan pintu kamar, seakan seperti melepaskan beban berat saja, menjadi lega, berjalan ke arahku.

“Wanwan, kamu tidak apa-apa kan?”

Orang yang pertama terpikir olehnya adalah aku, aku sungguh sangat senang, lalu kemudian belum aku sempat menikmati perasaan senang ini, hal yang terjadi selanjutnya, pun membuatku tidak sempat untuk merespon.

Dari dalam kamar tersebar suara desahan, membuat alis mata Mo Ziqian mengerut, dia pun mendorong membuka pintu kamar itu, di atas ranjang besar dalam kamar, sedang ada adegan live pornografi. Chen Liyan ditekan oleh pria di bawah, kemeja di badan terkoyak menjadi sepotong-sepotong,pria sudah melepasnya dari tadi, hanya tersisa seutas pakaian, menindih di atas tubuh Chen Liyan yang putih bak salju dan memikat itu, bisa-bisanya Chen Liyan dengan ekspresi wajah yang sangat menikmati, tak henti-hentinya berteriak dengan kuat.

Mo Ziqian terkejut diam dan badannya terpatung, dan dua orang di atas ranjang itu, masih tak sadar diri terus berolah raga, sama sekali tidak memperhatikan di dalam kamar sudah bertambah orang.

Mo Ziqian tiba-tiba memuntahkan kata keluar.

Suara ini baru lah membuat pria itu menjadi terpatung, sekali pria itu melihat Mo Ziqian, seakan seperti burung yang takut akan panah, lompat turun dari badan Chen Liyan, dengan panik kacau balau mengenakan pakaian ke tubuhnya sendiri, “Tuan Mo, ini jangan salahkan aku, wanita itu…. dia sendiri yang mau merayuku.”

Pria tiba-tiba mundur dari badan Chen Liyan, Chen Liyan kemudian tidak membiarkannya pergi bangun dan menarik pria itu, “Jangan pergi, lagi….”

Melihat ekspresi wajah Chen Liyan yang bernafsu, seakan seperti tidak ada orang saja, Mo Ziqian pun sudah menebak Chen Liyan sudah termakan obat, dia mengambil air mineral yang disediakan untuk tamu kamar, membuka tutupnya lalu menyemprotnya tepat di wajah Chen Liyan, seterusnya sebotol lagi, Chen Liyan yang dibangkitkan dengan air dingin, kesadaran dirinya sepertinya sudah agak sadar, wanita itu dengan kosong melihat kami, dengan cepat pun menjadi syok.

Dan Mo Ziqian malah dengan segera memegang pergelangan tanganku, menarikku berjalan pergi keluar.

Nafas pria itu dingin menusuk tulang, sekujur tubuh tegang, ketika menarikku melewati awalan anak tangga, tiba-tiba membalikkan badan, dengan sepasang mata yang membesar dengan serius melihatku, “Beritahu aku, ini tidak ada hubungannya dengan kamu!”

Aku dengan tenang berkata: “Obatnya aku yang suruh orang tambahkan, tapi dia juga yang duluan mau memberiku obat.”

Otot wajah Mo Ziqian berkedut, dengan sangat tak terduga melihatku, “Kamu kenapa bisa melakukan hal seperti ini, dia bagaimana pun juga adalah ibu Sisi!”

Aku seakan tidak percaya memandangi pria itu, “Mo Ziqian, kamu sedang menyalahkanku? Apa kamu tahu, kalau obat itu tidak ketahuan terlebih dahulu, membalas orang itu dengan cara yang sama dengan cara dia untuk melawanku, sekarang yang terbaring di bawah badan pria itu adalah aku!”

Paras wajah Mo Ziqian yang suram dan tegang akhirnya agak sedikit melonggar, “Aku tidak seharusnya menyalahkanmu, tapi Wanwan...”

Mo Ziqian menggenggam pundakku, “Wanita itu adalah ibu Sisi, dia mengalami hal seperti ini, kalau sampai menyebar Sisi mau bagaimana menghadapinya, Qiang Qiang adalah putraku, Sisi juga adalah anakku!”

Perkataan Mo Ziqian yang berat dan menyakitkan membuat hatiku muncul rasa dingin, aku berusaha keras melepaskan tangan pria itu, dengan suasana hati yang suram berkata: “Mungkin yang seharusnya terbaring di bawah badan pria itu adalah aku, Mo Ziqian mungkin kamu tidak terlalu keberatan.”

Aku tidak lagi mempedulikan Mo Ziqian, dengan suasana hati yang kecewa membelokkan diri pergi.

Setengah jam kemudian, aku sudah berada di dalam sebuah bar, di samping telinga adalah suara teriakan yang histeris, musik yang bersensasi menggetarkan selaput telinga, aku tanpa disadari sudah meminum habis dua gelas wine.

Ada orang yang menghampiri dari depan.

Pria itu tidak berkata apapun, malah memiringkan kepala dengan sangat terpikat memandangiku.

Aku menyemburkan gelas wine ketiga ke wajah orang itu, “Maaf sekali, sudah membuatmu melihat lelucon.”

Tuan Kelima tertawa Haha, suara tawanya jelas sekali semakin mengeluarkan perasaan jahat di antara musik bersensasi dan suara teriakan, “Lin Xiao, sudah tahu kan di hati Mo Ziqian siapa orang yang paling ia pedulikan? Selagi ada Chen Liyan, kamu, Lin Xiao, untuk menambah jumlah saja, hanya lah cadangan.”

Tuan Kelima berdiri pergi, Aku malah melemparkan botol wine ke arahnya, sama sekali tidak peduli penampilanku, meraung, “Bangsat kamu!”

Pinggang belakang Tuan Kelima terpukul oleh botol sebentar, bajunya dengan cepat menjadi basah sepotong besar, pria itu mengunci alis membalikkan badan melihatku, “Cari gara-gara?”

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu