Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 136 Cadangan (2)
Tapi aku malah diam-diam memperhatikan gerak-gerik mereka. Sama seperti dugaan, dua orang itu menaruh obat itu ke dalam gelas wine Chen Liyan, kemudian bergegas pergi.
Aku seakan seperti tidak ada kerjaan memegangi gelas wine, mencicipi, dengan cepat bau parfum datang tercium, di sampingku sudah lebih satu orang.
Orang itu mengenakan gaun pesta malam yang langsing berhiaskan berlian menyeret lantai, seluruh badan beraksesoris tampak fashionable, itu adalah Chen Liyan.
Ujung mulut merah wanita itu tersenyum dengan hangat tak jelas, di tangannya mengenggam gelas yang diberi obat itu, membuka mulut dengan tanpa rasa puas diri kepadaku, “Kamu tebak, kalau terjadi sesuatu denganmu, masihkah Ziqian mau denganmu?”
Ketika Chen Liyan berbicara, mata yang beribu macam perasaan itu tanpa bekas menyoroti anggur merah di dalam gelasku, dia sepertinya mengira, dalam gelasku sudah dimasukkan obat, namun tidak tahu, gelas dia lah yang ada obatnya.
Aku tersenyum merapatkan bibir, “Aku tidak tahu jika Ziqian bisa saja tidak menginginkan aku, tapi aku tahu, dia sejak awal sudah tidak menginginkanmu.”
Usai aku bicara, mengangkat alisku tersenyum ke Chen Liyan, tidak melihat lagi, wajahnya kaku dan memucat, langsung saja berjalan pergi ke lingkaran dansa sana, saat ini, priaku sudah tidak di lingkaran dansa lagi, dia dikelilingi oleh beberapa direktur dan pelanggan, berbincang seru.
Aku membelokkan badan pergi, namun bahuku ditabrak oleh seseorang, gelas wine di tangan miring, wine tertumpah setengah, aku tiba-tiba mengangkat kepala, kemudian berpapasan mata dengan sepasang bola mata kecoklatan yang cantik.
Dia dengan sangat tertarik memandangku, bibirnya yang tipis mengeluarkan semacam aroma peppermint ke aku, “Ada kemajuan, tontonan bagus yang ingin kamu lihat, sebentar lagi akan dimulai. Aku juga sangat menantikan, respon Mo Ziqian selanjutnya.”
Tuan Kelima tersenyum mengangkat bibir kepadaku, tersenyum memprovokasi, kemudian menggandeng pasangan wanitanya, pergi dengan sombongnya.
Hatiku terasa berat, Tuan Kelima, di luar dugaan dia tahu kah apa yang aku lakukan ke Chen Liyan?
Dan saat ini, aku tanpa sadar menoleh, melihat Chen Liyan yang tiba-tiba meletakkan gelas wine, dengan wajah merahnya menempelkan badannya ke seorang direktur laki-laki yang tidak jauh darinya.
Aku tahu, obat itu sudah bereaksi.
Sepasang lengan Chen Liyan mengait ke leher pria itu, mulut merahnya yang lembut dan cantik tidak sabaran lagi bergerak mendekati wajah pria itu, pria itu tersentak terkejut, tapi dengan cepat malah tersenyum-senyum sepasang lengan mengait di pinggang Chen Liyan, seharusnya merasa keberuntungan gratis, kemudian merangkul Chen Liyan dua orang pun saling merangkul dan sedikit berpelukan lalu pergi.
Aku mengangkat kaki mengikuti, tontonan bagus sudah dimulai.
Mereka sambil berjalan, sambil tidak sabarannya berciuman, meski pria itu masih sadar, masih bisa mengendalikan diri, namun kesadaran diri Chen Liyan sudah dikontrol oleh obat perangsang, wanita itu hanya berpikir untuk membuat diri sendiri nyaman, sambil berciuman dengan pria, sambil tak buru-buru tak sabaran melepaskan bajunya sendiri, dengan cepat, berdua itu masuk ke kamar sebelah.
Tidak sempat lagi peduli untuk mengunci pintu dari dalam, bisa dilihat ketidaksabaran dua orang itu, aku rasa dua orang ini seharusnya sedang bercinta, kemudian memberhentikan pelayan yang lewat, “Pergi kasih tahu orang di dalam aula bahwa Chen Liyan hilang.”
Pelayan itu tidak jelas kejadiannya, sekali mendengar ada orang hilang, lalu buru-buru lari dengan cepat ke aula, tidak berapa lama, dalam aula pun menjadi kacau.
Aku melihat mata jernih Mo Ziqian dengan khawatir mencari sesuatu, ketika melihat aku yang berada di depan pintu kamar, seakan seperti melepaskan beban berat saja, menjadi lega, berjalan ke arahku.
“Wanwan, kamu tidak apa-apa kan?”
Orang yang pertama terpikir olehnya adalah aku, aku sungguh sangat senang, lalu kemudian belum aku sempat menikmati perasaan senang ini, hal yang terjadi selanjutnya, pun membuatku tidak sempat untuk merespon.
Dari dalam kamar tersebar suara desahan, membuat alis mata Mo Ziqian mengerut, dia pun mendorong membuka pintu kamar itu, di atas ranjang besar dalam kamar, sedang ada adegan live pornografi. Chen Liyan ditekan oleh pria di bawah, kemeja di badan terkoyak menjadi sepotong-sepotong,pria sudah melepasnya dari tadi, hanya tersisa seutas pakaian, menindih di atas tubuh Chen Liyan yang putih bak salju dan memikat itu, bisa-bisanya Chen Liyan dengan ekspresi wajah yang sangat menikmati, tak henti-hentinya berteriak dengan kuat.
Mo Ziqian terkejut diam dan badannya terpatung, dan dua orang di atas ranjang itu, masih tak sadar diri terus berolah raga, sama sekali tidak memperhatikan di dalam kamar sudah bertambah orang.
Mo Ziqian tiba-tiba memuntahkan kata keluar.
Suara ini baru lah membuat pria itu menjadi terpatung, sekali pria itu melihat Mo Ziqian, seakan seperti burung yang takut akan panah, lompat turun dari badan Chen Liyan, dengan panik kacau balau mengenakan pakaian ke tubuhnya sendiri, “Tuan Mo, ini jangan salahkan aku, wanita itu…. dia sendiri yang mau merayuku.”
Pria tiba-tiba mundur dari badan Chen Liyan, Chen Liyan kemudian tidak membiarkannya pergi bangun dan menarik pria itu, “Jangan pergi, lagi….”
Melihat ekspresi wajah Chen Liyan yang bernafsu, seakan seperti tidak ada orang saja, Mo Ziqian pun sudah menebak Chen Liyan sudah termakan obat, dia mengambil air mineral yang disediakan untuk tamu kamar, membuka tutupnya lalu menyemprotnya tepat di wajah Chen Liyan, seterusnya sebotol lagi, Chen Liyan yang dibangkitkan dengan air dingin, kesadaran dirinya sepertinya sudah agak sadar, wanita itu dengan kosong melihat kami, dengan cepat pun menjadi syok.
Dan Mo Ziqian malah dengan segera memegang pergelangan tanganku, menarikku berjalan pergi keluar.
Nafas pria itu dingin menusuk tulang, sekujur tubuh tegang, ketika menarikku melewati awalan anak tangga, tiba-tiba membalikkan badan, dengan sepasang mata yang membesar dengan serius melihatku, “Beritahu aku, ini tidak ada hubungannya dengan kamu!”
Aku dengan tenang berkata: “Obatnya aku yang suruh orang tambahkan, tapi dia juga yang duluan mau memberiku obat.”
Otot wajah Mo Ziqian berkedut, dengan sangat tak terduga melihatku, “Kamu kenapa bisa melakukan hal seperti ini, dia bagaimana pun juga adalah ibu Sisi!”
Aku seakan tidak percaya memandangi pria itu, “Mo Ziqian, kamu sedang menyalahkanku? Apa kamu tahu, kalau obat itu tidak ketahuan terlebih dahulu, membalas orang itu dengan cara yang sama dengan cara dia untuk melawanku, sekarang yang terbaring di bawah badan pria itu adalah aku!”
Paras wajah Mo Ziqian yang suram dan tegang akhirnya agak sedikit melonggar, “Aku tidak seharusnya menyalahkanmu, tapi Wanwan...”
Mo Ziqian menggenggam pundakku, “Wanita itu adalah ibu Sisi, dia mengalami hal seperti ini, kalau sampai menyebar Sisi mau bagaimana menghadapinya, Qiang Qiang adalah putraku, Sisi juga adalah anakku!”
Perkataan Mo Ziqian yang berat dan menyakitkan membuat hatiku muncul rasa dingin, aku berusaha keras melepaskan tangan pria itu, dengan suasana hati yang suram berkata: “Mungkin yang seharusnya terbaring di bawah badan pria itu adalah aku, Mo Ziqian mungkin kamu tidak terlalu keberatan.”
Aku tidak lagi mempedulikan Mo Ziqian, dengan suasana hati yang kecewa membelokkan diri pergi.
Setengah jam kemudian, aku sudah berada di dalam sebuah bar, di samping telinga adalah suara teriakan yang histeris, musik yang bersensasi menggetarkan selaput telinga, aku tanpa disadari sudah meminum habis dua gelas wine.
Ada orang yang menghampiri dari depan.
Pria itu tidak berkata apapun, malah memiringkan kepala dengan sangat terpikat memandangiku.
Aku menyemburkan gelas wine ketiga ke wajah orang itu, “Maaf sekali, sudah membuatmu melihat lelucon.”
Tuan Kelima tertawa Haha, suara tawanya jelas sekali semakin mengeluarkan perasaan jahat di antara musik bersensasi dan suara teriakan, “Lin Xiao, sudah tahu kan di hati Mo Ziqian siapa orang yang paling ia pedulikan? Selagi ada Chen Liyan, kamu, Lin Xiao, untuk menambah jumlah saja, hanya lah cadangan.”
Tuan Kelima berdiri pergi, Aku malah melemparkan botol wine ke arahnya, sama sekali tidak peduli penampilanku, meraung, “Bangsat kamu!”
Pinggang belakang Tuan Kelima terpukul oleh botol sebentar, bajunya dengan cepat menjadi basah sepotong besar, pria itu mengunci alis membalikkan badan melihatku, “Cari gara-gara?”
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseSee You Next Time
Cherry BlossomMy Greget Husband
Dio ZhengAku bukan menantu sampah
Stiw boyLoving The Pain
AmardaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleCinta Yang Berpaling
NajokurataThe Winner Of Your Heart
ShintaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)