Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 193 Muntah Darah (1)

“Hey hey, siapa yang berhati jahat, Xiaoxiao pasangan ibu dan anak, siapa yang menyinggung kalian, putrimu melarang orang lain untuk bermain dengan anaknya, dan menghina orang anak haram dan wanita bekas, apakah ini adalah perilaku seorang anak belasan tahun?”

Tuan kelima sangat marah.

Kakek: “Hehm, bukankah dia memang wanita bekas? Wanita yang sudah pernah bercerai, bukan wanita bekas memangnya apa?”

Tuan kelima tidak tertahan, matanya bagai api membara, “Iya, dia adalah wanita bekas, lalu bagaimana dengan yang disampingmu itu? Apa bedanya dengan wanita bekas, bukannya kamu juga meninggalkan istri dan anakmu untuknya, dan melindunginya di dalam telapak tanganmu!”

“Kamu.....Kamu bajingan!”

Kakek sangat marah, “Di mana tongkat? Bawa sini tongkatnya!”

Kakek ingin memukul Tuan kelima lagi.

Di sebelahnya, Xu Jingya mengangkat sudut bibirnya, dan diam-diam berdiri melihat semua ini bersama putrinya.

Aku tidak tahu identitas Xu Jingya, juga tidak tahu apakah dia seorang wanita bekas, namun aku tahu, perkataan Tuan kelima ini telah menyentuh kepribadian Kakek, Kakek akan menghajar putranya.

Hatiku berantakan, sudah tidak mungkin ingin menarik Tuan kelima pergi, Jiao Jiao tidak tahu dari mana mendapatkan sebuah tongkat dan membawanya kesini, “Ayah, ini!”

Benar-benar seperti Sisi, Jiao Jiao ini juga bukan seseorang yang baik.

Tepat ketika situasi berantakan ini, Chen Hui dan Jiayu bergegas datang, Chen Hui berwajah panik, Jiayu berwajah pucat.

“Ayah, jangan!”

Chen Hui bergegas datang sambil berteriak.

Pada saat ini, para tamu berkumpul mendekati, situasinya sangat susah untuk diselesaikan.

Chen Hui bergegas datang, langsung menangkap tongkat di tangan Kakek, “Ayah, kamu tenangkan diri dulu!”

“Tenangkan anjing, bajingan ini ingin membuatku marah hingga mati!” Kakek sangat marah.

Chen Hui tahu tidak dapat menghentikannya, berkata dengan panik: “Ayah, begitu banyak orang sedang melihat, kamu adalah seorang mantan Kepala pejabat, jangan membiarkan orang melihat lelucon!”

Kakek barulah melepaskan tongkat di tangannya dan berteriak marah, “Dasar sialan, jangan membiarkanku melihatmu lagi, segera pergi!”

Aku menarik tangan Tuan kelima, “Ayo, kita pergi.”

Tidak boleh berada di tempat ini lagi.

Tuan kelima mendengus, pada saat itu tatapan sangat dingin. Dia menggendong Qiang-Qiang dengan satu tangan dan melangkah menuju keluar.

Di sepanjang jalan, Jiayu meneleponku, “Xiaoxiao, Apakah kalian baik-baik saja? Emosi orang tua itu benar-benar sangat buruk, dan Jiao Jiao, benar-benar Sisi kedua, dan juga Xu Jingya, benar-benar buruk sekali.......”

Meskipun aku masih sedang mengkhawatirkan Tuan kelima, namun suasana hatiku telah tenang, “Ibu yang bersifat apa akan memiliki putri bersifat itu juga, Jiao Jiao seharusnya dipengaruhi oleh ibunya.”

Xu Jingya dirumah seharusnya telah banyak mengatakan hal buruk tentang Tuan kelima dan kami pasangan ibu dan anak.

Jiayu: “Benar-benar membuat orang marah, kalau tahu begitu, bagaimanapun aku tidak akan membiarkan mereka datang, sekeluarga tidak memiliki pikiran baik!”

Aku: “Jangan marah, aku dan Tuan kelima sudah terbiasa, ini benar-benar bukan apa-apa.”

Kalau Jiayu melihat Kakek mengambil tongkat dan langsung memukul ke tubuh Tuan kelima, itu bukan lagi terkejut tetapi sangat menakutkan.

Jiayu: “Ok lah, kalian kembali dan beristirahat, jangan karena masalah hari ini mempengaruhi suasana hati.”

Aku: “Ya.”

Menutup telepon, kami sudah tiba di apartemen area militer, Tuan kelima turun dari mobil, wajahnya masih sangat buruk, ketika menutup pintu mobil, juga menggunakan tenaga yang sangat kuat.