Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
Wajah Mo Ziqian sangat tidak senang. Aku mencoba untuk mencari kehangatan di tatapannya yang berat dan aku jelas melihat otot di wajah Mo Ziqian sedang bergetar. Bisa dilihat dia sedang berusaha untuk mengkontrol ekspresi wajahnya.
Apakah dia benar benar adalah anak Wen Yiru dan dia sendiri memang sudah tahu?
Otakku tiba tiba merasakan sesuatu dan aku merasa pusing. Aku menyentuh kepalaku dan segera menyandar ke tiang di sisi tempat tidur. Pada saat ini, Qiang Qiang sudah berhenti menangis. Dia melihat aku dengan matanya yang berair, "Tante, awas jatuh"
Sumin sibuk menanyaiku, "Kamu kenapa? sakit?"
Kata kata mereka membuat pandangan Mo Ziqian melihat ke sini. Tatapan beratnya masih ada, tetapi dia mengerutkan alisnya dan melihat ke aku, "Aku akan membawa anak ini. Kalian cukup menerima saja dan jangan buat masalah"
Setelah itu, dia berputar balik badannya dan berjalan keluar. Chen Liyan mengangkat sudut mulutnya dan mengikuti di belakang Mo Ziqian dengan wajah tidak senang. Wu Juan memasang wajah senyuman berisi penghinaan. Kelakuannya membuat aku semakin percaya bahwa Mo Ziqian bukan anak Wu Juan.
Meskipun Mo Ziqian sangat jahat, tetapi dia tidak akan memasang wajah seperti itu. Ibu seperti Wu Juan tidak akan bisa melahirkan anak generasi gemilang seperti Mo Ziqian.
Ketika mereka pergi, suasana kamar kembali ke kondisi sunyi.
Wajahku merasakan pegangan yang hangat, Qiang Qiang memegang wajahku sambil mengerutkan alisnya, "Tante, jangan nangis. Mereka semua adalah orang jahat"
Aku memberikan Qiang Qiang sebuah senyuman, tetapi hatiku merasa pahit, "Tante jangan nangis. Mereka semua orang jahat. Tuhan akan menghukumnya"
Setelah Qiang Qiang tertidur, Sumin berkata : "Kamu terlihat sangat lelah. Kamu tidur di tempat tidur saja malam ini. Aku akan mengawasi Qiang Qiang"
Aku tidak menolak. Karena aku tahu kalau aku tidak tidur malam ini, bisa jadi besok aku tidak sadar diri. Aku berbaring di tempat tidur dan melihat ke langit langit dinding yang putih. Wen Yiru, Mo Ziqian, Wu Juan dan Chen Liyan.
Penampilan mereka melintasi di pikiranku.
Tidak tahu setelah berapa lama, aku tertidur.
Setelah satu malam, aku merasa agak baikan. Qiang Qiang juga sudah bangun, Sumin sedang menyuapi dia makan. Aku mendengar Qiang Qiang berbicara dengan suara kecil, "Shhh, jangan menganggu tante sampai dia bangun"
Qiang Qiang benar benar adalah anak yang baik.
Hatiku merasa hangat. Aku menoleh dan melihat ke anak ini dengan perasaan yang kacau, Qiang Qiang sedang menundukkan kepalanya dan makan telur yang disuapkan Sumin.
Anak kecil ini memiliki hati yang dewasa dan baik. Kalau aku bukan orang yang melahirkannya, anak ini sekarang pasti memilliki keluarga yang sangat yang bahagia, mempunyai kakek dan nenek yang sangat menyanyanginya. Anak ini akan memiliki kehidupan yang seperti pangeran jika ibunya bukan aku. Karena aku, dia malah duduk di sini pakai baju butut dan makan makanan biasa. Bahkan sampai ditabrak mobi dengan sengaja.
Tidak ada kasih sayang kakek nenek, pelukan ayah kandung saja dia tidak bisa merasakan. Ibu kandungnya juga tidak berani mengakui dia.
"Oh, Tante sudah bangun" Qiang Qiang menoleh ke aku. Sumin melihat aku, "Sarapan sudah dibeli, kamu makan dulu. Nanti kamu harus pergi kerja lagi"
Setelah satu malam, Sumin sepertinya sudah berubah. Sepertinya dia sudah tidak begitu membenci aku. Aku tersenyum dan bangun dari tempat tidur. Setelah menyikat gigi, aku makan sarapan yang di beli Sumin.
"Qiang Qiang, kamu mau?" Aku mengigit kue dan menanyai Qiang Qiang. Sudut mulut Qiang Qiang tertarik dengan cantik, "Mau"
Aku menyerahkan bagian kue yang belum digigit kepada Qiang Qiang. Qiang Qiang makan kue itu dan tersenyum kepadaku. Senyuman itu membuat hatiku meleleh.
Ketika aku belum pergi bekerja, Jiayu datang dengan buru buru dan membawa sekantong barang yang berisi mainan dan baju untuk Qiang Qiang. Qiang Qiang berkata dengan dingin, "Terima kasih tante"
Jiayu mencubit wajah Qiang Qiang, "Kamu harus memanggil aku ibu"
Alis Qiang Qiang terangkat, "mama, apakah satu orang boleh memiliki banyak mama?"
Jiayu dan aku tertawa, Sumin juga ikut tertawa, "bukan. Mama yang dimaksud dari tante Jiayu adalah mama kedua setelah ibu kandung kamu"
Qiang Qiang melihat aku dengan mata cantiknya, "Kalau begitu aku mau tante menjadi mamaku"
Jiayu bersuara dengan kaget, "Benar benar takdir! Dia tentu saja mau menjadi mamamu"
Aku merasa sangat berterima kasih kepada Tuhan, anakku menerima aku dengan mudah. Sumin tidak berkata apa apa, tetapi dalam hatinya pasti merasa tidak senang, Jadi, seberapa senang pun aku, aku tidak membiarkan Qiang Qiang memanggil aku mama. Setelah beberapa menit, aku dan Jiayu meninggalkan rumah sakit dan pergi ke tempat kerja masing masing.
Aku tidak berjumpa dengan Wen Yiru seharian. Aku berpikir apakah dia merasa sakit hati dengan kata kata Mo Ziqian. Aku merasa khawatir kepadanya tetapi aku tidak berani pergi ke kantornya menganggu dia. Pada saat aku keluar untuk mengurus masalah kerja, aku melewati kantor Wu Zhihai. Di pintu kantornya tertulis sebuah kata besar yang terbaca 'Disewakan', nomor kontak yang berada di atas adalah nomor ponsel Wu Zhihai.
Langkah kakiku terhenti, mengapa Wu Zhihai mau menyewakan kantornya? Apakah bisnis dia tidak laris? Iya juga, tidak ada bantuan Jiayu, siapa yang mau membantu dia lagi?
Ada seorang pria muda yang berjalan keluar dari gang samping kantor, dia berdiri di luar dan merokok. Melihat aku berdiri di depan kantor Wu Zhihai, dia bertanya dengan wajah penasaran, "Apakah kamu mau dekorasi rumah? Kantor ini sudah tutup. Bos yang bermarga Wu itu berselingkuh dengan karyawan kantornya. Pacarnya marah dan mengambil kembali rumah dan mobilnya. Akhirnya, pacarnya memutuskan dia dan memaksa dia untuk mengakhiri kontrak dengannya"
Pria itu sambil merokok dan berkata, "Ini kantor nya saja sudah mau disewakan"
Benar benar karma
Aku menggelengkan kepalaku. Wu Zhihai benar benar tidak pandai melihat orang. Dia sendiri memilih untuk membuang pacar yang baik.
Aku tidak memberi tahu masalah Wu Zhihai menyewakan kantornya ke Jiayu. Aku tidak mau Jiayu berhubungan lagi dengan pria itu.
Aku buru buru pulang ke Kaiwelz dan memasuki ruangan Wen Yiru, ingin menjelaskan kepadanya tentang masalah kerja. Wajah Wen Yiru terlihat kesedihan yang jelas
"Boss"
"Kenapa?"
Suara Wen Yiru sangat tenang dan tidak ada semangat
"Silahkan baca dokumen ini" Aku meletekkan dokumen di meja Wen Yiru dan dia meliriknya "Taruh di sini saja dulu"
"Baik"
Aku berputar balik badanku, aku merasa khawatir dengan kondisi Wen Yiru. DIa kelihatan sangat tidak nyaman, "Apakah anda baik baik saja.....?"
Wen Yiru menggelengkan kepalanya, "Hatiku sedikit kacau. Tidak ada masalah besar, kamu pergi sibuk kerja saja"
"Baik"
Aku ingin berkata sesuatu. Tetapi akhirnya, aku hanya diam dan meninggalkan ruangan Wen yiru. Setelah 10 menit, Wen Yiru meninggalkan kantor bersama sekretarisnya. Beberapa hari selanjutnya, aku tidak berjumpa dengannya lagi. Katanya dia pulang ke Kanada. Mungkin dia ingin mencari satu tempat nyaman untuk menyembuhkan rasa sakit hatinya.
Setelah pulang kerja, aku baru mau pergi ke rumah sakit dan aku melihat mobil Mo Ziqian di depan kantor. Aku mengerutkan alisku dan melihat ke dia menurunkan jendelanya, "Kita bicara sebentar tentang masalah anak"
"Tidak ada yang perlu dibicarakan" Aku berjalan meninggalkannya. Mo Ziqian berkata, "Demi keamanan anak, aku berharap kamu bisa menyetujui agar aku yang mengasuhnya. Mereka tidak akan berani melukai anak itu di sisiku"
Aku memutar balik badanku, "Ibumu berkata bahwa anak itu adalah anak haram. Kamu yakin mau mengasuh anak ini? Kamu tidak takut ibumu dan istrimu melempar anak itu ke gunung untuk makanan serigala?"
Tatapan Mo Ziqian terisi dengan kekejaman. Tangannya yang memegang setir menjadi lebih erat. "Aku akan melindungi dia dengan baik"
"Kamu masih tidak mengerti maksudku? Ibumu memanggil dia anak haram, kamu malah mau mengasuh anak haram itu. Kamu yakin kamu tidak akan membuat ibumu merasa kecewa?"
Kata kataku sengaja membawa nada menghina. Mo Ziqian berkata, "Dia bukan anak haram. Dia sangat mirip dengan aku waktu kecil"
"Jadi? kamu mengira ibumu tidak sadar bahwa dia mirip dengamu? ibumu hanya tidak mau anak ini masuk ke keluargamu. Mo Ziqian, jika kamu ingin mengasuh anak ini, kamu harus mengatur ibumu dulu!"
Aku berjalan meninggalkan Mo Ziqian. Aku tidak melihat ekspresi Mo Ziqian tetapi aku mendengar suara dia menghela nafas yang berat. Saat itu, bus umum sudah sampai dan aku pun naik ke dalam bus.
Kondisi pemulihan Qiang Qiang sangat cepat. Wajah kurusnya juga terlihat agak terisi. Ketika aku sampai di rumah sakit, Qiang Qiang langsung mengulurkan tangannya agar aku memeluk dia.
"Apakah dokter ada bilang sesuatu hari ini?" Aku menggendong Qiang Qiang dan mencium wajahnya.
"Dokter berkata Qiang Qiang sudah boleh pulang ke rumah. Tetapi dia harus makan obat tepat waktu dan memperhatikan beberapa hal "
Sepertinya Sumin tetap ingin Qiang Qiang lebih awal pulang ke rumah
"Aku menyetujui kamu membawa anak ini dan pergi. Tetapi, kamu mau kemana? kamu juga tahu siapa itu Mo Ziqian. Dia pasti bisa tahu kemana kalian pergi dan dia juga tidak akan memaafkan orang yang menabrak Qiang Qiang" Aku memberi tahu Sumin kerisauanku dan juga ingin membuat Sumin membatalkan keinginan dia untuk membawa Qiang Qiang pergi
"Kalau begitu harus bagaimana?"
"Aku akan pikir baik baik dulu" Aku mengerutkan alisku, beberapa hari ini aku juga sedang risau tentang hal ini. Harus dimana baru Qiang Qiang bisa aman?
Novel Terkait
See You Next Time
Cherry BlossomMarriage Journey
Hyon SongBack To You
CC LennyMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangPengantin Baruku
FebiBeautiful Love
Stefen LeeCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)