Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - bab 191 Tipuan (2)

Tuan Kelima melihatku, terlihat ada sinar, di dalam matanya yang cantik, pada akhirnya, “benar-benar ya kamu, tapi aku suka.”

Ia mengangkat tanganku, menarik ke dekat bibirnya, menciumnya, “Kepala Militer tidak paham apapun, tapi masih saja pura-pura paham dan suka seni, suka koleksi benda dan lukisan antik, tapi tidak tahu cara membedakan yang asli dan yang palsu, beberapa tahun ini, sudah membuang banyak uang. Hari ini anggap saja ia terkecoh, bertahun-tahun pintar dan bijak, malah ditipu orang suruhan.”

“Tapi masih untunglah, uangnya tidak jatuh ke tangan orang lain.”

Tuan Kelima mengangkat tangannya, mengusap wajahku dengan halus, tiba-tiba ia tertawa lagi, “aku kenapa tidak sadar ya, sebenarnya kamu lumayan punya potensi di bidang ini kan.”

Aku langsung malu, “sebenarnya aku juga tak bisa menahan amarahku, Kepala Militer itu terlalu menyebalkan, memperlakukan putranya sendiri dengan begitu kasar, bukannya mengingatkannya langsung.”

Tuan Kelima:“Kepala Militer tidak diajari dengan baik, tidak berpendidikan, kalau kamu benar mengingatkannya, kemungkinan besar ia tidak akan percaya, bahkan akan mengira kamu sengaja menipunya supaya tidak beli.”

Aku pusing.

“Sudahlah, masak, aku lapar.”

Tuan Kelima meregangkan pinggangnya, kemudian menegakkan tubuhnya.

Aku pergi ke dapur menyiapkan makan siang, dari luar terdengar suara Tuan Kelima, ia sedang menelepon, “benar, kamu suruh yang namanya Li untuk pergi ke tempat Kepala Militer sana, yang namanya Li itu, bukannya dia disebut sebagai pakar barang antik? Kepala Militer pasti akan membiarkannya melihat lukisan yang baru ia beli, yang namanya Li itu pasti sekali lihat bisa tahu kalau lukisannya palsu, pada saatnya nanti pasti akan bilang pada Kepala Militer, Kepala Militer pasti akan marah besar……”

Alisku naik terkejut, Tuan Kelima ini mau membuat marah ayahnya sendiri? Menyuruh pakar barang antik mencari Kepala Militer, kemudian beritahu Kepala Militer kalau lukisannya palsu, ini dia sebagai putranya malah siap-siap melihat pertunjukkan Kepala Militer yang marah, tidak begitu tulus juga ya!

Beberapa jam kemudian, aku yang sedang menulis draft di ruang belajar, mendengar suara dari ruang tamu, suara tertawa Tuan Kelima yang kencang, suara itu jelas sangat senang, “apa? Marah sampai memecahkan meja kecil? Bagus, bagus sekali, dia kenapa lagi? Beritahu aku semuanya……”

Wajahku langsung menggelap, Tuan Kelima ini sebagai anak, lebih dari tidak tulus!

Benar-benar tidak tahu Kepala Militer itu kalau tahu putranya mengerjainya seperti ini, akan menunjukkan ekspresi seperti apa, mungkin ambil tongkat dan membunuhnya.

Hari ini berlalu dengan sangat cepat, keesokan harinya, aku mau ajak Qiang Qiang bertemu Jiayu dan putri kecil, dalam waktu dekat, putri kecil akan genap sebulan.

Lengan Tuan Kelima sudah jelas berkurang bengkaknya, tapi saat melakukan segala sesuatu tetap saja menghabiskan tenaga, tuan muda itu juga tidak akan melepaskan kesempatan untuk menyuruhku melayaninya, makan pagi siang malam beberapa hari ini, mandi dan sikat gigi semuanya aku yang bantu ia lakukan.

“Aku mau pergi lihat keponakan perempuanmu, kamu mau ikut?”

Pagi hari, aku mengetuk pintunya.

Dengan mata yang masih baru bangun Tuan Kelima melihatku, mendengar kalau aku mau pergi melihat anaknya Jiayu, wajahnya segera muram, “tidak.”

Aku sengaja iseng padanya: “kamu kan pamannya, keponakanmu sebentar lagi sudah genap sebulan, tidak baikkan kalau kamu tidak pergi mengunjunginya?”

Dengan raut wajah kesal Tuan Kelima berkata, “siapa yang pamannya! Kalau mau pergi ya kamu pergi sendiri saja!”

Sambil bicara pintunya ditutup dengan kencang.

Kalau tidak mau pergi ya sudah, aku sendiri bawa Qiang Qiang ke kediaman Jiayu dan Chen Hui.

Chen Hui sedang bekerja, Jiayu dan suster sedang mengurus putri kecil, 10 harian tidak bertemu, putri keci tumbuh gemuk dan putih, kelihatannya ASI Jiayu hebat juga.

Jiayu:“Xiaoxiao, beberapa saham yang kamu sarankan waktu itu, semuanya naik pesat, bahkan 3 kali lipat lebih! Kali ini benar-benar untung besar.”

Aku: “kalau begitu baguslah, tapi ingat kalau sudah untung langsung di ambil saja.”

Jiayu mengangguk, menggenggam tanganku sambil tertawa dan berkata: “kalau tidak, kamu coba bantu aku tanya-tanya lagi, saham mana yang akan naik?”

Aku sambil memegang mainan drum kecil dan mengajak main putri kecil, sambil jawab:“baik.”

Pada saat itu, telepon Jiayu berdering, suster mengoper telepon genggam Jiayu, Jiayu menerima telepon.

Di sampingnya, sambil main dengan putri kecil, sambil mendengar.

Jiayu:“kalau ia tidak mau datang biarkan saja, lagipula kita juga tidak berharap ia datang.”

Jiayu menutup telepon, mengernyitkan alisnya dan bilang: “kata kak Hui, untuk acara satu bulanan putri kecil, ia pergi mengundang Kakek, tapi Kakek bukan hanya tidak bersedia datang, bahkan sampai mengusirnya, bilang tidak kenal. Coba kamu dengar, apa-apaan ini, aku dan kak Hui sudah menikah segini lamanya, sudah melahirkan anak juga, ia masih tidak bersedia menerima pernikahan kami berdua.”

Aku: “Kepala Militer itu orangnya keras, kamu bukan menantu yang ia inginkan, tentu saja ia tidak bersedia menerima, tapi kalau ia bertemu putri kecil, bisa jadi suka kan?”

Mata Jiayu bersinar, “kalau tidak, aku suruh kak Hui gendong putri kecil dan mengundangnya? benar, begitu saja.”

Jiayu masih berharap penuh bisa diterima ayah angkat Chen Hui ini.

Beberapa hari kemudian, Chen Hui ternyata benar-benar menggendong putri kecil pergi ke tempat Kepala Militer, Chen Hui tidak membicarakan soal Kepala Militer ikut acara satu bulanannya, hanya menggendong putri kecil, suruh dia panggil Kakek.

Putri kecil masih sangat kecil, tentu saja tidak bisa memanggil Kakek, tapi bola matanya yang hitam pekat malah menatap Kepala Militer, Kepala Militer yang awalnya marah, dihadapkan dengannya yang seperti boneka kecil, tidak mungkin bisa mengeluarkan amarahnya.

“Tak usah bicara apapun lagi, aku tak akan pergi. Memalukan.”

Wajah dan tubuh Kepala Militer serasa tidak bebas karena dilihat boneka kecil itu, ia membalikkan badan dan pergi dengan kesal.

Pada saat itu, kebetulan sekali putri kecil menangis, Chen Hui kemudian menggunakan nada putri kecil bicara dengan sakit hati: “gimana ya, Kakek tidak bersedia pergi? Putri kecil tidak ada Kakek,Kakek anykat juga Kakek kandung, sekarang Kakek angkatpun tak bersedia ikut acara satu bulananmu, putri kecil sangat sedih ya? sayang jangan nangis ya……”

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu